DOSEN PENGAMPU
KELOMPOK 2
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Dinamika Hubungan Masyarakat dan
Negara dalam Perspektif Sosiologi Politik” tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan
dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen
pengajar, juga untuk lebih memperluas wawasan pengetahuan mahasiswa.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa memiliki kekurangan pada makalah ini sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun
dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan untuk ikut serta dapat menyempurnakan makalah ini.
Harapan penulis dalam pembuatan makalah ini yaitu agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
2.1 Konsep kekuasaan dan dominasi dalam sosiologi politik mempengaruhi hubungan antara
masyarakat dan negara
................................................................................................................................................... 3
2.3 Proses pembentukan kebijakan publik dipengaruhi oleh interaksi antara masyarakat dan
negara dalam prespektif sosiologi politik
................................................................................................................................................... 6
BAB III..................................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana tanggung jawab negara terhadap masyarakat?
3. Bagaimana proses pembentukan kebijakan publik dipengaruhi oleh interaksi antara
masyarakat dan negara dalam perspektif sosiologi politik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari “Dinamika Hubungan Masyarakat dan Negara
dalam Perspektif Sosiologi Politik” yaitu:
1. Untuk mengetahui Bagaimana konsep kekuasaan dan dominasi dalam sosiologi
politik mempengaruhi hubungan antara masyarakat dan negara
2. Untuk mengetahui Bagaimana tanggung jawab negara terhadap masyarakat
3. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembentukan kebijakan publik dipengaruhi
oleh interaksi antara masyarakat dan negara dalam perspektif sosiologi politik
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dimana:
Untuk memberikan edukasi tentang Dinamika Hubungan Masyarakat dan Negara dalam
Perspektif Sosiologi Politik bagi pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep kekuasaan dan dominasi dalam sosiologi politik mempengaruhi hubungan
antara masyarakat dan negara
Kekuasaan dan dominasi dalam sosiologi politik memiliki peran yang sangat penting
dalam mempengaruhi hubungan antara masyarakat dan negara. Dalam konteks ini,
kekuasaan merujuk pada kemampuan individu atau kelompok untuk mempengaruhi atau
mengendalikan tindakan, perilaku, dan keputusan orang lain. Sementara dominasi
mengacu pada situasi di mana satu kelompok atau individu secara dominan mengendalikan
sumber daya, institusi, dan proses politik. Dalam banyak kasus, negara merupakan entitas
yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu masyarakat.
Negara memiliki legitimasi dan otoritas untuk membuat keputusan yang mengikat dan
menerapkan aturan yang mengatur kehidupan masyarakat. Kekuasaan negara ini bisa
bersifat koersif, yaitu menggunakan kekuatan fisik atau ancaman kekerasan untuk
mempertahankan kewenangan mereka. Namun, kekuasaan negara juga bisa bersifat
persuasif, menggunakan pengaruh budaya, norma sosial, atau kekuatan ekonomi untuk
mempengaruhi tindakan masyarakat. Dalam konteks kekuasaan dan dominasi, hubungan
antara masyarakat dan negara dapat mencerminkan berbagai dinamika.
Pada satu sisi, dominasi negara dapat menghasilkan hubungan yang otoriter atau
represif, di mana negara menggunakan kekuasaannya untuk membatasi kebebasan
individu, menekan oposisi politik, atau memperkuat ketidaksetaraan sosial. Dalam situasi
seperti ini, masyarakat mungkin merasa terkekang dan memiliki sedikit ruang untuk
berpartisipasi dalam proses politik. Ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan, ketegangan,
atau bahkan konflik antara masyarakat dan negara. Di sisi lain, kekuasaan dan dominasi
juga dapat mempengaruhi hubungan antara masyarakat dan negara melalui mekanisme
inklusi atau partisipasi. Negara yang mampu memberikan ruang bagi partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik, seperti melalui pemilihan umum,
konsultasi publik, atau mekanisme partisipatif lainnya, dapat memperkuat legitimasinya
dan memperkuat hubungan antara masyarakat dan negara.
Dalam situasi ini, masyarakat merasa dihargai, didengar, dan memiliki pengaruh nyata
dalam pembentukan kebijakan publik. Selain itu, kekuasaan dan dominasi juga dapat
mempengaruhi distribusi sumber daya dan akses terhadap keuntungan politik, ekonomi,
dan sosial. Negara yang didominasi oleh kelompok elite atau oligarki sering kali
menguntungkan kelompok tersebut dengan cara memberikan hak istimewa, akses terhadap
sumber daya yang langka, atau perlindungan hukum yang menguntungkan. Dalam situasi
ini, kesenjangan sosial dan ketidakadilan dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat
menghasilkan ketegangan, konflik, atau gerakan sosial yang menantang dominasi tersebut.
Dalam era globalisasi dan kompleksitas masyarakat modern, kekuasaan dan dominasi juga
terjadi melalui hubungan antara negara dan institusi-institusi internasional atau korporat.
Negara dapat mengalami pembatasan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan
oleh tekanan global, seperti perjanjian perdagangan internasional atau organisasi keuangan
internasional. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan antara kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat yang mungkin berbeda. Dalam rangka membangun hubungan
yang seimbang antara masyarakat dan negara, penting untuk ada keterlibatan masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan politik, perlindungan terhadap kebebasan
3
berpendapat, kebebasan berserikat, dan kebebasan berorganisasi. Negara juga perlu
memastikan adanya mekanisme pengawasan dan akuntabilitas yang kuat untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan dan dominasi yang berlebihan.
Dominasi negara yang otoriter dapat menghasilkan hubungan yang represif dan
membatasi partisipasi masyarakat, sementara negara yang inklusif dan partisipatif dapat
memperkuat hubungan antara masyarakat dan negara. Distribusi sumber daya dan akses
terhadap keuntungan politik juga dipengaruhi oleh kekuasaan dan dominasi, yang dapat
memberikan keuntungan kepada kelompok elit atau memperkuat ketidakadilan sosial.
Cara - cara di mana kekuasaan dan dominasi mempengaruhi hubungan negara terhadap
masyarakat ini:
1. Pengendalian dan Regulasi
Negara, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu wilayah, memiliki
kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur perilaku masyarakat. Ini termasuk
pembuatan hukum, regulasi, dan kebijakan yang memengaruhi cara masyarakat
berinteraksi satu sama lain dan dengan negara.
2. Pengambilan Keputusan
Kekuasaan politik memungkinkan negara untuk mengambil keputusan yang
memengaruhi kehidupan masyarakat. Ini mencakup keputusan tentang anggaran
publik, pendidikan, kesehatan, dan banyak aspek penting lainnya yang memengaruhi
kualitas hidup masyarakat.
3. Dominasi Elit
Dalam banyak masyarakat, ada ketidaksetaraan dalam distribusi kekuasaan. Elit politik
atau ekonomi sering memiliki dominasi atas negara, yang dapat mengarah pada
kebijakan yang melayani kepentingan kelompok ini lebih dari pada masyarakat umum.
Ini sering kali menciptakan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
4. Partisipasi Politik
Kekuasaan juga memengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat. Masyarakat yang
merasa bahwa sistem politiknya didominasi oleh kelompok tertentu atau bahwa suara
mereka tidak dihargai mungkin cenderung merasa alienasi dan tidak berpartisipasi
dalam proses politik.
5. Konflik dan Perlawanan
Ketika masyarakat merasa bahwa negara menggunakan kekuasaannya untuk
melanggar hak-hak mereka atau tidak melayani kepentingan mereka, ini dapat memicu
konflik dan perlawanan. Demonstrasi, protes, dan gerakan sosial sering kali merupakan
respons terhadap dominasi negara.
6. Legitimasi
Kekuasaan negara sering kali bergantung pada tingkat legitimasi yang dimilikinya di
mata masyarakat. Negara yang dianggap sah oleh masyarakat akan lebih mudah
menjalin hubungan yang stabil dengan warganya.
7. Pengaruh Media Massa dan Propaganda
Kekuasaan politik dapat digunakan untuk mengendalikan media massa dan
4
menyebarkan propaganda yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang negara dan
pemerintah. Hal ini dapat memengaruhi cara masyarakat memahami dan merespons
tindakan negara.
Dengan demikian, kekuasaan dan dominasi merupakan elemen kunci dalam
menjelaskan bagaimana hubungan antara masyarakat dan negara terbentuk dan
berkembang dalam konteks sosiologi politik. Pemahaman yang lebih mendalam
tentang cara kekuasaan digunakan dan didistribusikan dalam suatu masyarakat penting
untuk memahami dinamika hubungan ini
2.2 Tanggung jawab negara terhadap masyarakat dalam sosiologi politik
Tanggung jawab negara terhadap masyarakat adalah isu yang sangat penting dalam
konteks sosiologi politik. Negara memiliki peran utama dalam membentuk dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat, serta memastikan kesejahteraan dan perlindungan
hak asasi manusia. Tanggung jawab negara terhadap masyarakat mencakup berbagai
aspek, mulai dari penyediaan kebutuhan dasar hingga menciptakan lingkungan yang adil,
inklusif, dan berkelanjutan. Pertama-tama, tanggung jawab negara terhadap masyarakat
mencakup pemenuhan kebutuhan dasar.
Negara diharapkan untuk menyediakan akses yang merata terhadap pendidikan,
perumahan layak, pangan, air bersih, layanan kesehatan, dan pekerjaan yang layak. Negara
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa masyarakat tidak mengalami
kelaparan, kemiskinan, atau kondisi kehidupan yang tidak manusiawi. Dengan memenuhi
kebutuhan dasar ini, negara membantu menciptakan fondasi yang kuat bagi kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Selanjutnya, tanggung jawab negara terhadap masyarakat
melibatkan perlindungan hak asasi manusia. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi
warganya dari penyalahgunaan kekuasaan, diskriminasi, kekerasan, dan pelanggaran hak
asasi manusia lainnya. Negara harus memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang
sama untuk hidup, kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan kebebasan dari
perlakuan yang tidak manusiawi. Negara juga harus melindungi kelompok minoritas,
perempuan, anak-anak, dan orang-orang yang rentan dari segala bentuk diskriminasi dan
marginalisasi. Tanggung jawab negara terhadap masyarakat juga mencakup penyediaan
pelayanan publik yang efektif dan berkualitas.
Negara harus memastikan akses yang merata terhadap layanan pendidikan yang
berkualitas, perawatan kesehatan yang terjangkau, transportasi yang dapat diandalkan, dan
infrastruktur yang memadai. Negara juga bertanggung jawab untuk menciptakan
lingkungan yang aman, baik dalam hal keamanan fisik maupun keamanan sosial.
Pemerintah harus memastikan perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman seperti
kejahatan, konflik bersenjata, atau bencana alam. Selain itu, tanggung jawab negara
terhadap masyarakat melibatkan menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif. Negara
harus berupaya mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara individu dan
kelompok. Ini dapat dicapai melalui kebijakan redistribusi yang adil, perlindungan hak
pekerja, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu, dan kebijakan
peningkatan akses terhadap peluang ekonomi dan sosial.
Negara juga berkewajiban mempromosikan kesetaraan gender, memerangi
diskriminasi, dan memastikan bahwa semua warga negara memiliki kesempatan yang
sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat. Selanjutnya, tanggung
jawab negara terhadap masyarakat melibatkan perlindungan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan. Negara harus bertindak sebagai pengawas dan pelindung lingkungan alam,
melalui kebijakan perlindungan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam yang
5
berkelanjutan, dan upaya mitigasi perubahan iklim. Negara harus memastikan bahwa
pembangunan ekonomi dan sosial tidak mengorbankan kualitas lingkungan hidup dan
keberlanjutan bagi generasi mendatang.
Dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap masyarakat, negara juga harus
mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Hal ini melibatkan transparansi,
akuntabilitas, partisipasi publik, dan pencegahan korupsi. Negara harus mendengarkan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat, melibatkan mereka dalam proses pengambilan
keputusan, dan memastikan bahwa sumber daya publik digunakan dengan efisien dan
bertanggung jawab. Secara keseluruhan, tanggung jawab negara terhadap masyarakat
meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan hak asasi manusia, penyediaan
pelayanan publik yang efektif, penciptaan lingkungan yang adil dan inklusif, perlindungan
lingkungan, dan tata kelola yang baik. Negara memiliki peran sentral dalam menciptakan
dan memelihara kehidupan yang layak dan bermartabat bagi semua warganya. Namun,
penting untuk diingat bahwa tanggung jawab negara terhadap masyarakat bukanlah
tanggung jawab yang harus dilakukan secara eksklusif oleh negara. Masyarakat juga
memiliki peran dan tanggung jawab dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Kolaborasi dan keterlibatan aktif antara negara dan masyarakat sipil dapat menghasilkan
solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Dalam era globalisasi dan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh masyarakat
modern, tanggung jawab negara terhadap masyarakat menjadi semakin kompleks dan
menantang. Namun, melalui komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan, dan kesejahteraan sosial, negara dapat memainkan peran yang penting dalam
menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh warganya.
2.3 Proses pembentukan kebijakan publik dipengaruhi oleh interaksi antara masyarakat
dan negara dalam prespektif sosiologi politik
Dalam perspektif sosiologi politik, proses pembentukan kebijakan publik dipengaruhi oleh
interaksi antara masyarakat dan negara. Interaksi ini melibatkan berbagai aktor dan faktor
yang saling mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan. Pertama, masyarakat
sebagai subjek dalam proses pembentukan kebijakan publik memiliki peran penting.
Masyarakat dapat mengajukan tuntutan, aspirasi, dan kepentingan mereka kepada
pemerintah. Melalui partisipasi politik, seperti pemilihan umum, demonstrasi, atau
kelompok kepentingan, masyarakat dapat mempengaruhi agenda kebijakan dan
memperjuangkan kepentingan mereka. Kedua, negara sebagai lembaga yang memiliki
kekuasaan dan wewenang dalam pembentukan kebijakan publik juga memainkan peran
penting. Negara memiliki peran sebagai pengambil keputusan dan pelaksana kebijakan.
Negara dapat merespons tuntutan dan aspirasi masyarakat melalui mekanisme politik yang
ada, seperti legislasi, regulasi, atau kebijakan publik. Interaksi antara masyarakat dan
negara dalam proses pembentukan kebijakan publik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, politik, dan ekonomi. Misalnya, struktur sosial, kekuatan politik, dan distribusi
kekuasaan dalam masyarakat dapat mempengaruhi sejauh mana suara masyarakat
didengar dan dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan. Selain itu, faktor ekonomi
seperti kepentingan bisnis atau tekanan global juga dapat mempengaruhi proses
pembentukan kebijakan publik. Pengaruh Kelompok Kepentingan: Kelompok-kelompok
masyarakat yang memiliki kepentingan khusus juga berperan dalam proses pembentukan
kebijakan publik. Kelompok-kelompok ini dapat berupa serikat pekerja, organisasi
masyarakat sipil, atau kelompok advokasi. Mereka menggunakan berbagai strategi seperti
lobi, kampanye, atau advokasi untuk mempengaruhi pembuat kebijakan. Interaksi antara
kelompok-kelompok ini dan negara dapat mempengaruhi keputusan kebijakan yang
6
diambil. Pengaruh Struktur Sosial: Struktur sosial dalam masyarakat juga mempengaruhi
proses pembentukan kebijakan publik. Faktor-faktor seperti kelas sosial, gender, etnisitas,
dan agama dapat mempengaruhi kepentingan dan preferensi masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan. Interaksi antara negara dan masyarakat juga dipengaruhi oleh
dinamika kekuasaan dan ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat. komponen
rakyat sebagai warga Negara (citizen). Rakyat sebagai warga Negara berbeda dengan
rakyat bukan sebagai warga Negara. Rakyat sebagai warga Negara mempunyai hak-hak
kewargaan, yaitu hak politik, hukum ekonomi, sosial, kultural, sosial, individual,
intelektual dan biologis. Bahasa universal hak-hak tersebut adalah hak asasi manusia.
Rakyat berkembang dalam bentuk masyarakat kewargaan atau civil society yang menjadi
instrument penyeimbang (counterveiling) terhadap Negara untuk memastikan bahwa
Negara bekerja untuk mencapai misinya raison d’etre-nya. Bentuk-bentuk wadah
kewargaan tersebut amat beragam, mulai dari wadah politik seperti partai politik, wadah
ekonomi, seperti badan-badan usaha hingga wadah sosial dalam bentuk asosiasi-asosiasi
formal ataupun informal.
Dalam perspektif sosiologi politik, penting untuk memahami bahwa proses pembentukan
kebijakan publik adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara masyarakat dan negara.
Interaksi ini dapat mencerminkan dinamika kekuasaan, konflik kepentingan, dan
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah dengan judul "Dinamika Hubungan Masyarakat dan Negara dalam
Perspektif Sosiologi Politik", dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masyarakat dan
negara merupakan hal yang kompleks dan terus berubah seiring waktu. Dalam perspektif
sosiologi politik, hubungan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kekuasaan,
kebijakan publik, struktur sosial, dan dinamika politik. Masyarakat memiliki peran penting
dalam membentuk negara dan mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Masyarakat dapat melakukan partisipasi politik melalui pemilihan umum, gerakan sosial,
atau advokasi kebijakan. Selain itu, masyarakat juga memiliki kekuatan kolektif untuk
mempengaruhi perubahan sosial dan politik. Di sisi lain, negara memiliki peran sebagai
lembaga yang mengatur dan mengelola kehidupan masyarakat. Negara memiliki
kekuasaan dan otoritas untuk membuat kebijakan, menjaga ketertiban, dan memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Namun, negara juga harus responsif terhadap
aspirasi dan kebutuhan masyarakat agar hubungan antara keduanya tetap harmonis. Dalam
dinamika hubungan masyarakat dan negara, terdapat interaksi dan saling ketergantungan
antara keduanya. Negara membutuhkan dukungan dan legitimasi dari masyarakat untuk
menjalankan fungsinya, sementara masyarakat membutuhkan perlindungan dan pelayanan
dari negara. Konflik dan ketegangan juga dapat terjadi dalam hubungan ini, terutama jika
terdapat ketidakadilan, ketidakpuasan, atau perbedaan kepentingan antara masyarakat dan
negara. Dalam perspektif sosiologi politik, penting untuk memahami dinamika hubungan
masyarakat dan negara agar dapat menganalisis dan memahami perubahan sosial dan
politik yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dengan pemahaman yang baik tentang
hubungan ini, diharapkan dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara
masyarakat dan negara, serta terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota
masyarakat.
3.2 Saran
Dalam hal ini Peran Kebijakan Publik sangat penting dilaksanakan proses pembentukan
kebijakan publik dipengaruhi oleh interaksi antara masyarakat dan negara. Tinjau
mekanisme partisipasi publik, keterlibatan masyarakat sipil, dan pengaruh kelompok
kepentingan dalam pembuatan kebijakan. Evaluasi sejauh mana kebijakan mencerminkan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (ed.Revisi), Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2004.
Budiman, Arief. (2015). Negara, Masyarakat, dan Kebijakan Publik. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nugroho, Riant. (2014). Negara dan Masyarakat: Sebuah Perspektif Sosiologi Politik. Jakarta:
Rajawali Pers.
Anwar, Dewi Fortuna. (2016). Politik dan Kekuasaan: Teori dan Realitas di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Kompas.
Bourdieu, Pierre. (2013). Reproduksi: Di antara Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.
Dunn, William N. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Miriam Budiardjo, ed., 1981, Partisipasi dan Partai Politik, Jakarta : PT Gramedia
Moekijat. 1995. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Mandar Maju