Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLIKASI ONTOLOGI ILMU PEMERINTAHAN DALAM


KEBIJAKAN PUBLIK

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Ilmu Pemerintahan

Disusun Oleh :

Nama : Randa Rezka Pakamundi


Nim : B40120224
Kelas : F nonreg
Mk : Metodologi Ilmu Pemerintahan

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat limpahan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktu
yang berjudul “Implikasi Ontologi Ilmu Pemerintahan Dalam Kebijakan Publik”
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN...........................................................................................................4

2.1 Pengaruh Ontologi Terhadap Pembentukan Kebijakan Publik...................4

2.2 Konsekuensi Ontologi Dalam Analisis Kebijakan Publik..............................5

2.3 Pentingnya Pemahaman Ontologi Bagi Praktisi Pemerintahan...................7

BAB III.........................................................................................................................9

PENUTUP....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9

3.2 Saran...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintahan adalah sebuah ilmu dan juga seni. Disebut sebagai sebuah seni
karena ada banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa memiliki dasar pendidikan
pemerintahan, tetapi mampu berkiat serta dengan kharismatiknya menjalankan roda
pemerintahan. Sedangkan dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan,
karena mampu memenuhi syarat- syarat yaitu dapat, dipelajari dan diajarkan,
memiliki objek, baik objek materia maupun forma, universal sifatnya, sistematis serta
memiliki kekhasan.
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah”
tersebut memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak
saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak
yang diperintah memiliki ketaatan. Dengan demikian perintah adalah perkataan yang
dimaksudkan untuk menyuruh dalam melakukan sesuatu. Pemerintah adalah
kekuasaan memerintah. Pemerintah adalah perbuatan (cara, urusan dan sebagainya)
memerintah.
Dalam ilmu pemerintahan, ontologi mengacu pada konsep dasar tentang sifat
realistis politik. Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang apa yang
ada di dunia dan bagaimana hal-hal tersebut saling berhubungan. Dalam konteks ilmu
pemerintahan, ontology bertujuan untuk memahami struktur dan sifat dasar entitas
politik, hubungan antara entitas politik, serta karakteristik dan prinsip-prinsip yang
mendasari realitas politik. Dalam ontology politik, terdapat berbagai pandangan dan
pendekatan yang berbeda. Misalnya, ada yang berpendapat bahwa negara adalah
entitas politik yang paling mendasar dan berfungsi sebagai pijakan ontologis,
sementara pendekatan lain memandang masyarakat sipil atau kelompok-kelompok
sebagai entitas politik yang penting.
Ilmu Pemerintahan dan Kebijakan Publik adalah dua bidang yang saling terkait
dalam studi mengenai pemerintahan, kekuasaan, dan pengambilan keputusan di
tingkat publik. Ontologi, sebagai cabang filsafat yang mempelajari tentang eksistensi
dan sifat realitas, dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dasar
ontologis yang mendasari kebijakan publik. Kebijakan publik melibatkan proses
pengambilan keputusan yang kompleks, termasuk analisis kebutuhan masyarakat,
penentuan prioritas, implementasi program, dan evaluasi dampak kebijakan tersebut.
Pemahaman ontologi dalam ilmu pemerintahan dapat membantu dalam memahami
implikasi filosofis dan ontologis dari kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah.
Dalam konteks ini, makalah tentang implikasi ontologi dalam ilmu pemerintahan,
khususnya dalam kebijakan publik, menjadi penting. Studi ini dapat memberikan
wawasan tentang bagaimana pandangan ontologis yang berbeda dapat memengaruhi
proses kebijakan publik dan pemahaman tentang realitas sosial yang menjadi dasar
kebijakan tersebut. Dengan menganalisis implikasi ontologi dalam ilmu pemerintahan
terutama dalam kebijakan publik, kita dapat memahami bagaimana paradigma
ontologis yang berbeda dapat mempengaruhi pandangan tentang peran negara, hak
asasi manusia, keadilan sosial, atau hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang ontologi, para pengambil kebijakan
dapat mempertimbangkan implikasi filosofis dari keputusan mereka dan
meningkatkan kesadaran akan pandangan ontologis yang mendasari kerangka
kebijakan publik
Melalui makalah ini, penulis bertujuan untuk menyelidiki implikasi ontologi
dalam ilmu pemerintahan, terutama dalam konteks kebijakan publik. Penulis akan
menganalisis berbagai pandangan ontologis yang relevan, dan bagaimana pandangan
ini dapat mempengaruhi pemahaman tentang kebijakan publik. Dengan demikian,
makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para
pembaca, akademisi, dan pengambil kebijakan dalam memahami hubungan antara
ontologi, ilmu pemerintahan, dan kebijakan publik.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa
masalah yang perlu diidentifikasi dalam konteks pengembangan model latihan
passing sepak bola pada sekolah menengah atas. Oleh karena itu, rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1) Bagaimana pengaruh ontologi terhadap pembentukan kebijakan publik?
2) Bagaimana konsekuensi ontologi dalam analisis kebijakan publik?
3) Apa pentingnya pemahaman ontologi bagi praktisi pemerintah?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah Metodologi Ilmu Pemerintahan ini
adalah sebagai berikut :
1) Menganalisis pengaruh ontologi terhadap pembentukan kebijakan publik.
2) Mengidentifikasi konsekuensi ontologi dalam analisis kebijakan publik.
3) Mengetahui pentingnya pemahaman ontology bagi pemerintah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Ontologi Terhadap Pembentukan Kebijakan Publik


Pemahaman umum mengenai implementasi kebijakan dapat diperoleh dari
pernyataan Grindle (1980: 7) bahwa implementasi merupakan proses umum tindakan
administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. mplementasi kebijakan
menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan
pemerintah. Ini sesuai dengan pandangan Van Meter dan van Horn (Grindle, 1980: 6)
bahwa tugas implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan
kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan.
Pembentukan kebijakan publik melibatkan proses kompleks yang melibatkan
pemahaman tentang realitas sosial, nilai-nilai, dan pandangan dunia yang mendasari
keputusan yang diambil oleh pemerintah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan kebijakan publik adalah ontologi, yaitu pandangan tentang eksistensi,
sifat, dan hubungan antara entitas atau konsep dalam suatu domain pengetahuan.
Dalam konteks ini, ontologi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara
kebijakan publik dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi. Berikut ini adalah
beberapa pengaruh utama ontologi terhadap pembentukan kebijakan publik:
1) Konsep tentang Realitas Sosial: Pandangan ontologis yang berbeda dapat
menghasilkan pemahaman yang berbeda tentang realitas sosial. Misalnya,
realisme politik menekankan pada sifat manusia yang oportunistik dan persaingan
kepentingan, sedangkan konstruktivisme menganggap bahwa realitas sosial
dibentuk oleh konstruksi sosial dan proses identitas kolektif. Pandangan ontologis
ini dapat mempengaruhi prioritas kebijakan, fokus penyelesaian masalah, dan
strategi implementasi yang dipilih oleh pembuat kebijakan.

4
2) Penentuan Isu dan Prioritas Kebijakan: Pandangan ontologis juga dapat
mempengaruhi penentuan isu-isu dan prioritas kebijakan yang dianggap penting.
Misalnya, jika ada keyakinan ontologis bahwa masalah sosial adalah produk dari
struktur kekuasaan dan ketidakadilan struktural, kebijakan yang ditujukan untuk
mengatasi kesenjangan sosial dan keadilan akan menjadi prioritas utama.
Sebaliknya, jika pandangan ontologis lebih cenderung melihat masalah sosial
sebagai hasil dari kegagalan individu, fokus kebijakan akan cenderung pada
program yang mendorong tanggung jawab individu.
3) Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan: Ontologi juga dapat mempengaruhi
pendekatan dalam pengambilan keputusan kebijakan. Rasionalisme, misalnya,
menekankan pada penggunaan alasan dan analisis rasional dalam pengambilan
keputusan, sementara posmodernisme menekankan pada keragaman pengetahuan
dan pandangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Pemahaman
yang lebih dalam tentang ontologi dapat membantu pembuat kebijakan dalam
memilih pendekatan yang sesuai dengan pandangan ontologis yang dipegang.
4) Evaluasi Dampak Kebijakan: Ontologi juga mempengaruhi evaluasi dampak
kebijakan. Pandangan ontologis yang dianut akan memengaruhi penilaian
terhadap dampak kebijakan pada realitas sosial. Misalnya, jika terdapat keyakinan
ontologis bahwa realitas sosial bersifat dinamis dan konstruksi sosial, evaluasi
dampak kebijakan mungkin akan melibatkan pemahaman tentang perubahan
sosial dan pengaruh berbagai faktor kontekstual.
2.2 Konsekuensi Ontologi Dalam Analisis Kebijakan Publik
Ontologi, sebagai cabang filsafat yang mempelajari tentang eksistensi dan sifat
realitas, memiliki konsekuensi yang signifikan dalam analisis kebijakan publik.
Pandangan ontologis yang diadopsi oleh para analis kebijakan dapat mempengaruhi
cara mereka memahami dan menganalisis masalah-masalah kebijakan publik.
Konstruktivis memandang realitas sosial sebagai hasil dari konstruksi sosial dan
interaksi antara aktor-aktor dalam masyarakat. Dalam konteks analisis kebijakan

5
publik, ini berarti bahwa realitas sosial dan isu-isu kebijakan tidak dianggap sebagai
entitas yang sudah ada sebelumnya, tetapi sebagai hasil dari interpretasi dan
pemahaman yang dikonstruksi secara sosial. Konsekuensi ontologi ini adalah
pentingnya mempertimbangkan peran dan perspektif berbagai kelompok dan aktor
sosial dalam analisis kebijakan.
Ontologi juga berhubungan erat dengan kerangka nilai dan kepercayaan yang
digunakan dalam analisis kebijakan publik. Setiap pandangan ontologis memiliki
implikasi filosofis dan moral yang berbeda. Misalnya, pandangan ontologis yang
berfokus pada otonomi individu dan hak asasi manusia akan mengarah pada
penekanan pada nilai-nilai demokrasi, kebebasan, dan keadilan dalam analisis
kebijakan. Konsekuensi ontologi ini adalah bahwa kerangka nilai yang mendasari
analisis kebijakan publik akan bervariasi tergantung pada pandangan ontologis yang
dianut.
Beberapa pandangan ontologis dapat berimplikasi pada pertanyaan tentang
determinisme dan kebebasan dalam konteks analisis kebijakan publik. Misalnya,
pandangan ontologis yang menekankan struktur dan keterikatan sosial mungkin
mengasumsikan determinisme yang lebih kuat dalam analisis kebijakan, di mana
keputusan dan tindakan individu dianggap lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-
faktor struktural dan kontekstual. Di sisi lain, pandangan ontologis yang lebih
menekankan agensi dan kebebasan individu mungkin memberikan penekanan yang
lebih besar pada pilihan dan tanggung jawab individu dalam analisis kebijakan.
Perubahan Sosial dan Dinamika: Ontologi juga memengaruhi pemahaman tentang
perubahan sosial dan dinamika dalam analisis kebijakan publik. Pandangan ontologis
yang mengakui perubahan sosial sebagai realitas yang tidak terpisahkan akan
memandang kebijakan publik sebagai proses yang harus mengakomodasi perubahan
dan dinamika tersebut. Konsekuensi ontologi ini adalah pentingnya
mempertimbangkan konteks sosial, perubahan budaya, dan evolusi nilai-nilai dalam
merancang dan mengimplementasikan kebijakan publik.

6
2.3 Pentingnya Pemahaman Ontologi Bagi Praktisi Pemerintahan
Ilmu Pemerintahan merupakan multiaspek dan multidisipliner. Tidak dapat berdiri
sendiri dan memerlukan ilmu lain. Musanef (1985) mendefinisikan bahwa Ilmu
Pemerintahan sebagai suatu ilmu yang dapat menguasai, memimpin, serta
menyelidiki unsur-unsur dinas, berhubungan dengan keserasian ke dalam dan
hubungan antara dinas-dinas itu dengan masyarakat yang kepentingannya diwakili
oleh dinas itu. Berdasarkan pendapat ini maka objek formal dari Ilmu Pemerintahan
adalah kepemimpinan dalam pemerintahan.
Dari landasan ontologi maka dapat di dikatakan bahwa ilmu pemerintahan berasal
dari dua kata yaitu ilmu dan pemerintahan, yang di mana ilmu merupakan
pengetahuan yang merangkum berdasarkan dengan teori maupun metode tertentu
yang dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan. Sedangkan pemerintahan yang
berasal dari kata pemerintah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang mengatur
seluruh masyarakat yang berada dalam suatu negara. Jika menggabungkan ilmu
pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari tentang system-sistem yang ada dalam
pemerintah. Objek yang dipelajari dalam ilmu pemerintahan antara lain mengenai
hubungan-hubungan dalam pemerintahan, gejala, serta peristiwa dalam pemerintahan.
Pemahaman ontologi memiliki kepentingan yang signifikan bagi praktisi
pemerintahan. Dalam konteks ini, praktisi pemerintahan mencakup para pejabat
pemerintah, pembuat kebijakan, administrator publik, dan mereka yang terlibat dalam
proses pengambilan keputusan di tingkat publik. Berikut ini adalah beberapa alasan
mengapa pemahaman ontologi penting bagi praktisi pemerintahan:
1) Memahami Landasan Filosofis: Pemahaman ontologi memberikan landasan
filosofis yang kuat bagi praktisi pemerintahan. Memahami aspek ontologis
membantu para praktisi untuk memahami perspektif filosofis yang mendasari
pemerintahan dan kebijakan publik. Hal ini membantu mereka dalam menghargai
kompleksitas, ambiguitas, dan dimensi moral dalam proses pengambilan
keputusan pemerintahan.

7
2) Refleksi atas Nilai dan Prinsip: Ontologi juga membantu praktisi pemerintahan
dalam merefleksikan nilai dan prinsip yang menjadi dasar tindakan mereka.
Pemahaman ontologi dapat membantu para praktisi untuk mengidentifikasi dan
mempertimbangkan asumsi, nilai-nilai, dan kepercayaan yang mendasari
pandangan mereka tentang realitas sosial dan tugas pemerintahan. Hal ini penting
dalam memastikan bahwa keputusan dan tindakan pemerintah didasarkan pada
prinsip-prinsip yang konsisten dan bermakna.
3) Memahami Implikasi Kebijakan: Pemahaman ontologi membantu praktisi
pemerintahan dalam memahami implikasi kebijakan yang mereka usulkan atau
terapkan. Ontologi mempengaruhi pemahaman tentang hubungan antara
kebijakan publik dan realitas sosial yang ingin diubah atau diperbaiki. Dengan
memahami implikasi ontologis dari kebijakan, praktisi dapat mengantisipasi
dampak yang diharapkan dan tidak diharapkan, serta mengatasi potensi konflik
atau ketidaksesuaian dengan pandangan ontologis yang berbeda.
4) Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan: Pemahaman ontologi
memungkinkan praktisi pemerintahan untuk membuat keputusan yang lebih
informan dan rasional. Dengan memahami aspek ontologis yang mendasari
masalah-masalah yang dihadapi, praktisi dapat memperoleh pemahaman yang
lebih dalam tentang kompleksitas dan konteks kebijakan publik. Hal ini
membantu mereka dalam mengidentifikasi solusi yang lebih efektif dan
mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari keputusan yang diambil.
5) Fleksibilitas dalam Adaptasi: Pemahaman ontologi memungkinkan praktisi
pemerintahan untuk menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan dan
tantangan yang terus-menerus dalam pemerintahan. Ontologi yang memahami
realitas sosial sebagai dinamis dan terbentuk secara sosial dapat membantu
praktisi untuk mengadaptasi kebijakan dan tindakan mereka sesuai dengan
perubahan konteks dan kondisi yang terjadi. Secara keseluruhan, pemahaman
ontologi memberikan wawasan filosofis yang penting bagi praktisi pemerintahan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai implikasi ontologi dalam ilmu
pemerintahan terutama dalam konteks kebijakan publik. Dari analisis yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa ontologi memiliki peran yang signifikan dalam
pembentukan, analisis, dan implementasi kebijakan publik. Berbagai pandangan
ontologis seperti realisme, konstruktivisme, rasionalisme, dan posmodernisme
mempengaruhi pemahaman kita tentang realitas sosial, nilai-nilai, dan pendekatan
dalam pengambilan keputusan kebijakan.
Pemahaman ontologi membantu praktisi pemerintahan untuk memahami landasan
filosofis, merefleksikan nilai dan prinsip, memahami implikasi kebijakan,
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dan menjadi lebih fleksibel dalam
menghadapi perubahan dalam pemerintahan. Dalam konteks ini, ontologi berperan
dalam membentuk perspektif praktisi pemerintahan tentang realitas sosial, tanggung
jawab, dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakan.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, berikut adalah beberapa saran untuk
penelitian dan praktik lebih lanjut terkait implikasi ontologi dalam ilmu pemerintahan
dan kebijakan publik:
1) Penelitian lebih lanjut: Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis
secara mendalam implikasi ontologi dari berbagai pandangan dalam konteks
pemerintahan dan kebijakan publik. Studi lebih lanjut dapat melibatkan
pembandingan antara pandangan ontologis yang berbeda dan bagaimana hal itu
mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan hasil kebijakan.
2) Pelatihan dan Pendidikan: Penting untuk mempertimbangkan penerapan
pemahaman ontologi dalam pelatihan dan pendidikan praktisi pemerintahan.
Mengintegrasikan pemahaman ontologi ke dalam kurikulum dan program

9
pelatihan dapat membantu praktisi pemerintahan untuk mengembangkan landasan
filosofis yang kuat dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merancang
kebijakan yang efektif.
3) Komunikasi dan Kolaborasi Antar Disiplin: Ontologi melibatkan aspek filosofis
yang kompleks, oleh karena itu penting untuk mendorong komunikasi dan
kolaborasi antar disiplin. Kolaborasi antara filosofi, ilmu pemerintahan, dan
disiplin lainnya seperti ilmu sosial, ekonomi, dan ilmu hukum dapat memperkaya
pemahaman kita tentang implikasi ontologi dalam kebijakan publik.
4) Evaluasi Kritis Terhadap Pandangan Ontologis yang Dianut: Praktisi
pemerintahan perlu melakukan evaluasi kritis terhadap pandangan ontologis yang
mereka anut. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan
keterbatasan dan implikasi dari pandangan ontologis yang mereka pilih, serta
untuk melihat secara objektif apakah pandangan tersebut sesuai dengan tujuan
pemerintahan yang dikejar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mariana, D., Yuningsih, N. Y., & Paskarina, C. (2020). Modul Ilmu Pemerintahan. In
Modul. Universitas Padjajaran.

Ar, A. A., Mustanir, A., Syarifuddin, H., Jabbar, A., Sellang, K., Razak, M. R. R.,
Ibrahim, M., Ali, A., & Irwan, I. (2021). Implementasi Kebijakan Pemerintah
Terhadap Disiplin Aparatur Sipil Negara Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal
Sosial Politika, 2(1), 65²73

11

Anda mungkin juga menyukai