Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

DOSEN PENGAMPUH :
FALIMU LAMUSU

OLEH :
MOH IKBAL LALUSU
NPM ; 21042037
KELAS A

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Komunikasi Pemerintahan”. Dimana penulisan
makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan
dan sebagai salah satu Tugas Terstruktur mata kuliah Komunikasi Pemerintahan di
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Komunikasi
Pemerintahan, Bapak Falimu Lamusu , Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam mengumpulkan literatur untuk
penulisan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat diperbaiki demi kesempurnaan isi
makalah dan terima kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1. Kajian Teoritis Pemerintahan ....................................................... 3
2.2. Kajian Teoritis Komunikasi ......................................................... 9
2.3. Perspektif Komunikasi Pemerintahan .......................................... 16
2.4. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Pemerintah .................. 23
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 25
Kesimpulan ............................................................................................ 25
Saran ...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 26

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam menjalankan roda pemerintahan terjadi interaksi antara setiap
aparatur pemerintahan dalam melakukan tugas dan kewajiban sesuai dengan
tupoksi masing-masing. Interaksi tersebut terjadi dengan adanya komunikasi yang
secara langsung maupun yang memerlukan perantara.
Pemerintahan yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dipengaruhi oleh keberlangsungan komunikasi yang dijalankan
tersebut. Adanya komunikasi atau interaksi yang berjalan lancar kepada masyarakat
memberikan dampak positif terhadap eksistensi pemerintah di Indonesia. Interaksi
langsung yang terjadi antara pegawai dan masyarakat disebabkan adanya kondisi
atau lingkungan pekerjaan yang mendukung.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Pemerintahan?
3. Bagaimana perspektif komunikasi pemerintahan?
4. Apa yang menjadi gangguan atau kesalahan dalam komunikasi
pemerintahan?
5. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap kinerja pemerintah?

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu Tugas
Terstruktur mata kuliah Komunikasi Pemerintahan di Program Studi Kebijakan
Pemerintahan Fakultas Politik Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
para pembaca tentang Komunikasi pemerintahan dan fungsi komunikasi dalam
pemerintahan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KAJIAN TEORITIS PEMERINTAHAN


A. Pengertian Pemerintahan
secara etimologi pemerintahan berasal dari kata “pemerintah” yang
mendapat imbuhan sebagai berikut :
1) Awalan “pe” menjadi kata “pemerintah” berarti badan atau organ elit yang
melakukan pekerjaan mengatur dan mengurus dalam suatu negara.
2) Akhiran “an” menjadi kata “pemerintahan” berarti perihal, cara perbuatan atau
urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi tersebut.
Samuel Edward Finer menyimpulkan bahwa kata “government” dapat
memiliki arti:
- Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni melakukan
kontrol atas pihak lain (the activity or the process of govering).
- Menunuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses
dijumpai.
- Menunjukka cara, metoda atau sistem dengan mana suatu masyarakat
tertentu diperintah (the manner, method or system by which a particular
society is governed).
Menurut C. F. Strong menyatakan bahwa pemerintahan adalah organisasi
yang memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi.
Pemerintah dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu
kementrian yang diberi tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan
negara.
Tugas Pokok Pemerintahan
Pemerintahan dibentuk untuk menjaga sistem ketertiban agar masyarakat
dapat melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar. Secara umum tugas pokok
pemerintahan dapat mencakup bidang :
1. Keamanan, negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga
agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan
pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.
2. Ketertiban, dengan cara mencegah tejadinya tawuran, gontok-gontokan dan
konflik antar suku di antara warga masyarakat, menjamin berlangsungnya dan
perkembanagan dalam masyarakat secara damai.
3. Keadilan, setiap warga masyarakat mempunyai hak untuk diperlakukan secara
adil sesuai porsi dari profesionalisasi kemampuan dan aktivitasnya. Secara
konkrit keadilan terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui keputusan-
keputusan, kebijakan yang dikeluarkan maupun yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang. Dalam kondisi tersebut pemerintah harus mamu berdiri
kokoh secara netral dan tidak berpihak pada golongan manapun.
4. Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
pemerintah membantu orang-orang tidak mampu,orang-orang cacat, dan anak-
anak terlantar, menampung serta menyalurkan para pencari kerja dan
gelandangan kepada sektor-sektor informal maupun sektor formal, sehingga
semua anggota masyarakat dapat merasakan dan menikmati tingkat
kesejahteraan sesuai kemampuan dan profesi yang dimiliki.
5. Ekonomi, pemerintah harus mampu menelorkan berbagai kebijakan yang
menguntungkan masyarakat luas, misalnya memajukan perdagangan dalam
dan luar negeri,menciptakan lapangan kerja baru, mengendalikan laju inflasi,
serta mampu menjamin pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.

B. Objek Ilmu Pemerintahan


Secara umum terdapat dua objek dalam setiap disiplin ilmu yaitu: 1. Objek
secara materia, dan 2. Objek forma. Objek materia dari suatu disiplin ilmu disebut
juga sebagai persoalan pokok (subyect matter) terhadap ilmu itu sendiri yang dalam
hal ilmi pemerintahan memiliki objek materia seperti metodologi ilmu, sudut
pandang yang dipelajari sebagai materia atau bagian integral disiplin ilmu
pemerintahan.
Lain halnya dengan objek forma suatu disiplin ilmu memang berbeda, dan
perbedaan itu dapat dinyatakan secara tegas antara disiplin ilmu yang satu dengan
yang lainnya. Perbedaan tersebut dijelaskan dari sisi ontologis disiplin ilmu yang
bersangkutan. Apa yang menjadi conten dari perbedaan sudut pandang disiplin ilmu
itulah yang membedakan ilmu yang satu dengan yang lainnya.
Berbicara tentang ilmu pemerintahan objek formanya adalah sesuatu yang
bersifat khusus dan khas sekaligus yang membedakannya dengan disiplin ilmu
lainnya. Adapun perbedaan itu antara lain terdapat pada;
1. Bentuk hubungan-hubungan antara pemerintahan dengan sub-sub
pemerintahan lainnya.
2. Hubungan pemerintah dengan pihak swasta.
3. Hubungan pemerintah dengan masyrakat.
4. Hubungan internal antar dan inter kementrian dengan berbagai
permasalahan terkait output pemerintahan baik secara komprehensif
maupun secara partial.
Objek forma dari suatu disiplin ilmu disebut juga sebagai pusat perhatian
dari ilmu sendiri. Dalam kontek ilmu pemerintahan adalah sama dengan obyek
materia ilmu yang serumpun seperti ; ilmu politik, ilmu administrasi negara, dan
ilmu negara itu sendiri, oleh karena itulah muncul kesan seolah-olah terdapat
tumpang tindih antara ilmu-ilmu dimaksud. Keterkaitan itu terlihat dari gambar
berikut.
1. Ilmu
pemerintaha
n

2. ilmu 3. ilmu
administras politik
i

Gambar 1. Keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu politik dan ilmu administrasi


Gambar keterkaitan ilmu pemerintahan, ilmu administrasi dan ilmu politik
berbagai disiplin ilmu lainnya, karena tugas-tugas pemerintahan tidak pernah lepas
dari seluruh kegiatan kehidupan manusia seutuhnya mulai dari pengaturan
pernikahan, pengaturan pendidikan, kesehatan, perekonomian, pembangunan,
perdagangan pertanian, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya terkait dengan
hajat hidup orang banyak. Namun secara ilmiah objek ilmu pemerintahan dapat
dibedakan dalam dua aspek yaitu obejk forma dan material.

D. Asas-Asas Pemerintahan
Taliziduhu Ndraha mendefinisikan asas-asas pemerintahan sebagai pola
umum dan normatif pemerintahan yang bersumber dari sistem nilai pemerintahan
dan semua pegangan yang secara objektif diperlukan guna memperlancar dan
mengefektifkan hubungan interksi antara pemerintah dengan yang diperintah.
Sementara E. Koswara menyatakan ada dua domain besar terkait dengan asas
pemerintahan, yaitu ; 1. Asas kepatuhan dalam pemerintahan, 2. Asas
penyelenggaraan pemerintahan. Yang selanjutnya asas kepatuhan di rinci ke dalam
tiga sub komponen yaitu ; 1) asas kepatuhan, 2) asas pemerintahan yang baik, dan
3) asas pancasila. Sedangkan asas penyelenggaraan pemerintahan mencakup
dekonsentrasi, desentralisasi dan sentralisasi dan lain-lain.
Selanjutnya E. Koswara merinci asas kepatuhan dalam sepuluh dimensi
yaitu;
1) perlakuan yang korek,
2) penelitian yang saksama,
3) prosedur keputusan yang saksama,
4) keputusan yang bajik dan bijak,
5) motivering yang jelas, argumentasi yang kuat,
6) persamaan dan keamanan,
7) keterpercayaan,
8) pertimbangan yang masuk akal dan adil,
9) penyalahgunaan wewenang, dan
10) fair play.
Asas pemerintahan yang baik menurut E. Koswara meliputi;
1. Kepastian Hukum 7. Fair play
2. Keseimbangan 8. reasonable
3. Equality 9. Meeting raised expectation
4. Bertindak cermat 10. Undoing the concequenses
5. Motivasi 11. Protecting the personal
6. Non msuse of comptence 12. Kebijaksanaan/saprentia
13. public service
Sedangkan asas pancasila yang juga dikemukakan oleh E. Koswara mencakup;
1. berwibawa 2. Jujur
3. kepastian hukum 4. Keterbukaan
Dan asas penyelenggaraan pemerintahan dinyatakan oleh Koswara meliputi :
dekonsentrasi, desentralisasi, dan sentralisasi.
Penggunaan dan ketaatan pada setiap asas dapat dijadikan pokok bahasan
dalam penelitian ilmu pemerintahan, yang pada intinya mencakup tiga domain
besar yaitu:
1. Kemampuan pemerintah melihat jauh kedepan (visioner)
2. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam rangka mengantisipasi
peristiwa yang akan terjadi
3. Kemampuan mengkondisikan tindakan dalam memantapkan visi, misi, dan
program-program yang akan dijalankan.
Kemampuan pemerintah melihat jauh ke depan merupakan suatu keharusan
agar bangsa ini dapat melewati dan menghadapi kondisi global yang penuh dengan
ketidakpastian turbulancy bahkan secara partial mengarah kepada kondisi yang
bersifat abu-abu artinya tidak jelas. Kemampuan menetapkan tindakan tepat dalam
rangka mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi, kemampuan ini juga merupakan
prasyarat bagi pemerintah dalam rangka tetap menstabilkan situasi, kondisi, dan
keamanan serta keberlangsungan jalan roda pemerintahan secara
berkesinambungan.

2.2 KAJIAN TEORITIS KOMUNIKASI


A. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara
epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus,
dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makan
“berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut
dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The
Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa
cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan
sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect?
Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
- Komunikator (siapa yang mengatakan?)
- Pesan (mengatakan apa?)
- Media (melalui saluran apa?)
- Komunikan (kepada siapa?)
- Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana proses komunikasi adalah
pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan lain Communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.

Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata


komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti
makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan
melakukannya. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl
dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui
media .
Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami,
tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat
komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan
satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini
akan mengalami banyak hambatan .
Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah
penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui
penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan
menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian
ide manusia.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,
keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat
menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media
tertentu.

B. Prinsip Komunikasi
Kesamaan dalam berkomunikasidapat diibaratkan dua buah lingkaran yang
bertindihan satu sama lain. Daerah yag bertindihan disebut kerangka pengalaman
(field of experience), yang menunjukkan adanya persamaan antara A dan B dalam
hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol.

A B

Gambar 2. Prinsip Komunikasi dalam Model

Dari gambar di atas, kita dapat menarik tiga prinsip dasar komunikasi, yakni
:
1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama
antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar
experiences).
2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi
lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, makin
besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena
(efektif).
3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menajuhi sentuhan
kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi masing-masing, komunikasi
yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam
menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif.
4. Kedua lingkaran ini tidak akan saling menutup secara penuh (100 %) karena
dalam konteks komunikasi antar manusia tidak pernah ada manusia di atas
dunia ini yang memiliki perilaku, karakter, dan sifat-sifat yang persis sama
(100%), sekalipun kedua manusia itu dilahirkan secara kembar.

C. Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari
pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa berlangsung tanpa
didukung oleh unsur-unsur, pengirim (source), pesan (message), saluran/ media
(channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bisa
juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

SUMBER

lingkungan

Gambar 3. Unsur-Unsur Komunikasi


Kalau unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan diatas dilukiskan dalam
gambar, kaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat sebagai berikut.
Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau
lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.

Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran
dan media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya,
misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media
komunikasi.
Selain indra manusia, ada juga saluran komunikai seperti telepon, surat,
telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatna terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca, dan mendengarnya.
Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai atau negara.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah
yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan menibulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut
perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh itu
bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang. Oleh karena itu,
pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
Tanggapan Balik
Umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada yang berasal
dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain
seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.
Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis,
dan dimensi waktu.

D. Fungsi dan Tujuan Komunikasi


Fungsi Komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut, yaitu antara lain.
1) Mencapai pengertian satu sama lain
2) Membina kepercayaan
3) Mengkoordinasi tindakan
4) Merencanakan strategi
5) Melakukan pembagian pekerjaan
6) Melakukan aktivitas kelompok, dan
7) Berbagi rasa.
Fungsi lain yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya
dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi
yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
memperhatikan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian diatas menyaratkan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi yaitu
dalam suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu yaitu:
1. Fungsi pengawasan
2. Fungsi motivasi
3. Fungsi Pengungkapn emosional
4. Fungsi informasi.

E. Gangguan dan Rintangan Komunikasi


1. Gangguan Teknis
Terjadi jika salah atu alat yang digunakan dalm berkomunikasi mengalami
gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami
kerusakan (channel noise). Misalnya gangguan pada stasiun radio atau TV,
gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio sehingga terjadi suara bising
dan semacamnya.

2. Gangguan Semantik dan Psikologis


Gangguan Semantik adalah gangguan yang disebabkan karena kesalahan
pada bahasa yang digunakan. Gangguan Semantik sering terjadi karena:
a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbea dengan bahasa yang digunakan
oleh penerima
c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
membingungkan penerima.
d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-
simbol bahasa yang digunakan.
Disini kita melihat bahwa gangguan seanik telah menimbulkan persepsi
yang keliru sehingga menimbulkan tanggapan yang salah. Persepsi adalah proses
internal dalam diri seseorang yang menerima informasi untuk membuat praduga
sementara (kesimpulan sementara) terhadap stimuli yang diterima oleh salah satu
pancaindra, sebelum dinyatakan dalam bentuk pendapat atau tanggapan.
Selain rintangan semantik, juga terdapat rintangan psikologis . Rintangan
psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-
persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber,
situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan
pemberian informasi tidak sempurna.
3. Rintangan Fisik
Rintangan Fisik ialah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis
misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos,
kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi
antarmanusia, rintangan fisik bisa juga diartikan karena adanya gangguan organik,
yakni tiak berfungsinya alah satu pancaindra pada penerima.
4. Rintangan Status
Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara
peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yuior atau atasan
dan bawahan. Perbedaan seperti ini biasanya menuntut perilaku komunikasi yang
selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam
masyarakat, yakni bawahan cenderung hormat pada atasannya, atau rakyat pada
raja yang memimpinnya.
5. Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi. Ini disebabkan karen alatar belakang pengalaman
dan pendidikan yang berbeda.

2.3. PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN


A. Aspek Pragmatis dan Teoritis
Paradigma adalah nuansa berpikir seseorang atau kelompok orang dalam
memandang dan menyikapi objek atau subjek tertentu. Sementara paradigmatis
adalah berpikir yang sangat rigid terkait dengan komunikasi dalam koordinasi
pemerintahan, sehingga paradigmatis dapat dinyatakan sebagai cara pandang
terhadap komunikasi dalam pemerintahan itu sendiri. Ilmu pengetahuan sifatya
nisbi dan kebenaran yang dikemukakannya juga bersifat relatif. Walaupun salah
satu prasyarat ilmu pengetahuan adalah harus dapat diterima secara universal,
namun dalam kurun waktu tertentu tetap mengalami perubahan, termasuk ilmu-
ilmu eksakta, karena pola berpikir manusia cenderung tumbuh dan berkembang.
Paradigma komunikasi pemerintahan ditinjau dari sudut pandang teoritis
danpragmatis dapat diamati dari tiga aspek penyelenggaraan pemerintahan yang
mencakup ;
1) Aspek struktur
2) Aspek prosedur
3) Aspek kultur
Pandangan lain tentang paradigma komunikasi pemerintahan mengedepankan
berbagai sisi pandang. Misalnya panangan dari aspek; posisional, antar pesona, dan
cara pandang yang berurutan.

Kultural
1. Kebiasaan
2. Cara pandang
3. Perilaku organisasi
4. sistem
5. proses

Prosedur Struktur
1. Kerja 1. Pola komunikasi
Komunikasi
2. Disposisi Vertikal
Dalam
3. Pengumuman Koordinasi 2. Pola Komunikasi
4. Surat Edaran Pemerintah Horizontal
5. Teknik Perintah 3. Pola Komunikasi
6. Media Diagonal

Gambar 4. Model Pendekatan Paradigmatis dan Teoritis Komunikasi Dalam


Koordinasi Pemerintahan
Menyadari kurang mulusnya hasil komunikasi dan capaian pembangunan
nasional, para pakar komunikasi dan pemerintahan mulai mencari paradigma baru
yang lebih serasi dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, dan tidak
hanya sekedar membaca hasil-hasil penelitian namun berusaha untuk menerapkan
hasil penelitian dengan mengkonversikan sesuai perkembangan baik secara global
maupun lokal.
Karena ilmu pemerintahan lebih mengarah pada pendekatan legalistik maka
paradigmatis yang digunakan juga bersifat legal formal. Artinya mengacu kepada
apa yang dilegalkan secara yuridis formal, yang secara praktis diimplementasikan
oleh para pemimpin yang berkuasa pada masa pemerintahan bersangkutan,
sehingga karakteristik pemimpin sangat mendominasi paradigma yang digunakan
dan mengemuka pada era kepemimpinan itu.
Paradigma komunikasi dalam koordinasi pemerintahan dapat diamati dari
implementasi penerapannya dalam sistem pemerintahan berdasarkan era
kepemimpinan pemerintahan, yang dapat dipilah dari pijakan paradigma lama dan
paradigma baru sebagai berikut :
Paradigma Lama Paradigma Baru

1. Tegas dan satu arah 1. Jelas dan circular


2. Lambat tapi berbobot 2. terbuka dan hati-hati
3. Berulang-ulang 3. Tegas-lugas
4. Penuh intrik politik 4. Bersemangat
5. Low cotex 5. Banyak bicara
6. Formal,legal 6. Kadang-kadang tidak
7. Bahasa topeng kadang- berbobot
kadang normative 7. Format yang abu-abu
8. Terkesan indoktrinasi 8. Bahasa yang
9. Format semi militer Berbungkus
9. Hati-hati

Gambar 5. Paradigma Komunikasi Dalam Koordinasi Pemerintahan

B. Komunikasi dan Kewenangan Pemerintahan


Dikaitkan dengan pemikiran yang lebih mendasar dari sisi kata Government
yang secara harfiah diartikan sebagai civil servant atau pelayanan, maka amanah
tersebut sangatlah signifikan. Artinya ada hubungan dan pengaruh yang sangat kuat
antara kata government sebagai pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan
keberadaan pemerintahan, walaupun terdapat perbedaan redaksional dengan
pemikiran yang dikemukakan oleh Samuel Edward Finer, bahwa , kata government
menunjuk kepada :
1. Kegiatan atau proses pemerintah melakukan kontrol atas pihak lain (the
activity or the process of governing)
2. Masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dalam
penyelenggaraan pemerintahan
3. Cara, metode dan sistem dengan mana suatu masyarakat tertentu diperintah
(the manner, method or system by which a particular society is governed).
Konsep komunikasi pemerintahan yang terkait dengan target audiences
yang dalam komunikasi pemerintahan dianalogikan sebagai hubungan antara
pemerintah dengan yang diperintah atau dalam good governance dikatakan sebagai
hubungan antara tiga pilar utama dalam suatu negara yaitu, state, privat, and
society. Walaupun dari segi tujuan memang berbeda, dimana tujuan pemerintahan
adalah pelayanan sementara tujuan swasta adalah keuntungan. Demikian juga
secara implementatif komunikasi di sektor bisnis bersaing secara ketat sementara
pelanggab memiliki kebebasan dan peluan memilih lebih luas Tidak demikian
halnya di sektor publik karena pelanggan dan customer tidak mempunyai pilihan
kecuali menerima, karena kualitas produk pemerintah sudah given yang dilegalkan
melalui ketentuan perundang-undangan. Yang menjadi permasalahan adalah
apakah pelayanan yang diberikan itu telah memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat
sebagai konsumen atau belum.

C. Perspektif Komunikasi Pemerintahan


Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa
depan yang diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan formula yang
paling efisien dalam pelaksanaannya. Perspektif komunikasi pemerintahan yang
diideal dapat diterapkan dengan langkah-langkah berikut,
1) Merancang mekanisme koordinasi
2) Menciptakan budaya baru
3) Meningkatkan pemahaman aparatur terhadap tupoksi
4) Belajar dari kesalahan
5) Membangun SDM aparatur pemerintahan
1. Merancang mekanisme Koordinasi dan komunikasi
Yaitu dengan cara memusatkan perhatian pada bagaimana cara kerja
organisasi pemerintahan dengan seksama melakukan koordinasi dalam
pengambilan keputusan dengan melibatkan bagian-bagian dan unit-unit yang
terdapay dalam organisasi tanpa kecuali. Mekanisme koordinasi ini bervariasi baik
secara vertikal, horizontal dan diagonal.
Mekanisme merupakan sistem yang diterapkan supaya suatu ide atau
gagasan dapat dipahami dan disetujui oleh semua pihak, merancang mekanisme
koordinasi dan komunikasi dalam organisasi pemerintahan dapat dilakukan dengan
tahapan berikut:
a. Pendekatan secara persuasif oleh pimpinan organisasi
b. Melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang keunggulan dari suatu
ide yang akan diterapkan
c. Memberi kesempatan kepada semua pihak untuk memberikan masukan
kritik dan saran untuk perbaikan ide dan gagasan tersebut.
d. Melaksanakan rapat koordinasi dengan dihadiri semua pihak dalam
merumuskan suatu kebijakan
e. Mencoba menerapkan kebijakan sambil mengamati dampak negatif yang
mungkin timbul
f. Apabila ada kelemahan dari keputusan yang disepakati, dicari solusinya
dengan tetap mengkoordinasikan dengan seluruh jajran organisasi.
2. Menciptakan Budaya Baru
Nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam merumuskan budaya baru dalam
organisasi pemerintahan, yaitu budaya yag secara nyata dapat membantu untuk
menarik orang yang tepat dan menuntun mereka dalam perilaku sehari-hari dalam
melaksanakan pekerjaannya.
3. Meningkatkan Pemahaman Aparatur Terhadap Tupoksi
Tingkat pemahaman aparatur pemerintah tentang tupoksinya, untuk
mewujudkan tujuan politik pemerintah tersebut maka fungsi yang harus dijalankan
adalah melayani, mengayomi, dan memberdayakan.
Agar reformasi birokrasi yang dilakukan lebih terarah dan
berkesinambungan sebaiknya ditekankan kepada manajemen pemerintahan yang
mencakup aspek-aspek; 1) penataan manajemen sumber daya aparatur
pemerintahan, 2) mengiplementasikan visi dan misi pemerintah daerah secara
konsisten, 3) melaksanakan pengawasan secara berkesinambungan, 4) melakukan
manjemen akuntabilitas dan transparan.
4. Belajar dari kesalahan
Riant Nugroho D (dalam Reiveinting Indonesia 2003:11-23), mengatakan
bahwa proses reinventing administrasi publik baru dapat dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu:
1) Reorientasi, landasan awal dalam reorientasi adalah redefinisi, artinya
organisasi publik, atau yang sekarang disebut sebagai birokrasi, harus
menglami redefinisi tentang visi,misi, peran, sstrategi, implementasi, dan
evaluasi.
2) Restrukturisasi, yang berarti penataan ulang. Penataan pertama adalah
perampingan fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilaksanakan oleh
pemerintah dengan memberikan sepenuhnya kepada pihak luar atau
bersama-sama mengelola dengan pihak luar. Penataan kedua adalah
menghilangkan political appointy dalam organisasi public di satu sisi, dan
menata bangun organisasi publik sesuai dengan tuntuta publik. Tuntutan
ketiga bersifat eksternal, membangun hubungan yang diamteral namun
fungsional dengan organisasi kontra birokrasi sebagai the looking glass self
dari organisasi publik. Penataan keempat adalah menata sesuai dengan
tuntutan nasional, khususnya yang hari ini mengemuka adalah desentralisasi
. Penataan kelima, menata organisasi publik agar sebangun dengan tuntutan
publik global.
3) Aliansi . yaitu bergerak dalam irama yang sama, dalam kekompakan dan
koordinasi yang tunggal,dan satu visi dan misi yang sama.
5. Membangun SDM Aparatur Pemerintahan
Aparatur Pemerintahan yang berkualitas dan mempunyai moral yang tinggi
akan menciptakan dan menunjang sepenuhnya pelaksanaan tata pemerintahan yang
baik atau Goog governance yang terdiri dari:
• Partisipasi, yaitu mendorong setiap warga untuk menggunakan hak dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
• Penegakan Hukum, yaitu penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian serta menunjang tinggi HAM
• Transparansi, yaitu menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah dalam masyarkat
• Daya tanggap, yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat, tanpa kecuali
• Pengawasan, yaitu meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan melibatkan swasta dan masyarakat.
• Profesionalisme, yaitu meingkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat,
dan dengan biaya terjangkau.
• Wawasan ke depan, yaitu membangun daerah berdasarkan visi dan strategi
yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam sebuah proses pembangunan,
sehngga masyarakat merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap
kemajuan daerah.

2.4. PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH


Pegawai merupakan penggerak operasi organisasi, sehingga jika kinerja
pegawai meningkat, maka kinerja organisasi juga akan meningkat. Para pegawai
diarahkan untuk meningkatkan kinerjanya agar memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan tanggung jawab, loyalitas,serta kedisiplinan. Untuk mencapai
kinerja terbaik organisasi berkepentingan melakukan penilaian terhadap
pelaksanaan tugas pekerjaan yang dihasilkan oleh para pegawai sesuai dengan
rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi. Selama ini banyak instansi
pemerintahan yang belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai,
ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur
kinerja pegawai, oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian
penilaian kinerja berdasarkan kompetensi pegawai.
Melaksanakan tugas sangat ditentukan oleh kompetensi yang disyaratkan oleh
bidang pekerjaan. Melalui kompetensi yang semakin memadai seseorang akan lebih
menguasai dan mampu menerapkan semua tugas pekerjaan sesuai dengan job
description yang ditetapkan.
Motivasi yang semakin tinggi berperan untuk memberikan penguatan terhadap
keinginan-keinginan yang mengarah pada tercapainya prestasi kerja yang semakin
baik serta dapat mengarahkan sikap perilaku individu dalam mencapai tujuan.
Ciri- ciri pegawai dengan motivasi tinggi menurut indikator - indikator
motivasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari menyenangi pekerjaan yang
dilakukan, menunjukkan kreativitas dalam bekerja, menunjukkan tanggung jawab
dalam bekerja, memiliki otonomi yang tinggi dalam bekerja.
Efektivitas komunikasi semakin tinggi apabila atasan menyampaikan
petunjuk kerja secara rinci, informasi disampaikan tepat waktu dengan bahasa yang
mudah dipahami, adanya teguran bila terjadi kesalahan, atasan mau mendengar
saran/pendapat bawahan, atasan menghargai setiap keluhan, karyawan saling
bertukar pendapat, mau mendengarkan pendapat teman.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan
kewenangan berdaulat atau tertinggi.
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku
seseorang. Dari pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa
berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur, pengirim (source), pesan
(message), saluran/ media (channel), penerima (receiver), dan
akibat/pengaruh (effect).
3. Perspektif komunikasi pemerintahan adalah gambaran komunikasi masa
depan yang diterapkan dapat membawa perubahan dan menemukan
formula yang paling efisien dalam pelaksanaannya.

Saran
Komunikasi pemerintahan yang berjalan di Indonesia diharapkan memberi
dampak positif terhadap kedudukan , fungsi dan kewenangan pemerintah di dalam
menjalankan roda pemerintahan. Adanya reformasi birokrasi juga diharapkan
memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Press.


Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya.

Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama.

Hasan, E. Dan Eviany, E. 2014. Komunikasi dalam Koordinasi Pemerintahan.


Bandung: IPDN Press.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung :


PT. Remaja Rosda Karya.
Untung S. Dan Agus B. H. 2010.Pengaruh Kompetensi Motivasi, Komunikasi dan
Kesejahteraan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan.
Manajemen SumberDaya Manusia. 4(1): 47-57.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114987&val=5260

Tamimi, G. M. 2010. Iklan Layanan Masyarakat Hemat Listrik PT. PLN dan
Sikap Masyarakat. Skripsi. 1-5
http://www.repository.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai