Mata Kuliah :
PENGANTAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Dr. Novayanti Sopiya Rukmana, S.Sos., M.Si
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS B
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PROFIL KELOMPOK 2
2. Asria Maharani
5. Aulia Nurfadhila. R
12. Hikmasari
15. Magfirah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan Terima Kasih terhadap bantuan dari
Dosen yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan oleh
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
kami.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
KESIMPULAN ............................................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan publik guna mewujudkan salah satu tujuan utama dibentuknya negara yakni
lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan,
Secara resmi tidak terdapat tingkatan pemerintahan di luar hal tersebut. Namun demikian
masih terdapat satu jenis pemerintahan lain yang memperoleh tempat khusus baik dalam
tingkatan pemerintahan ini pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan pemikiran
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Paradigma adalah perkembangan atau perubahan pada suatu teori yang biasanya
dapat dilihat dari keadaan ilmu teori yang di anggap sudah tidak relavan dan tidak dapat lagi
menyelesaikan suatu masalah dalam suatu masyarakat tertentu. Administrasi Negara adalah
suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang
meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan
Jadi, Paradigma administrasi negara adalah suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-
metode, prinsip dasar, atau cara yang diterapkan untuk memahami fenomena atau
memecahkan masalah dalam administrasi negara, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah
pada masa tertentu. Lewat paradigma ini akan diketahui ciri-ciri dari administrasi negara.
Paradigma dalam administrasi negara amat bermanfaat, karena dengan demikian seseorang
akan mengetahui tempat di mana bidang ini dipahami dalam tingkatan nya yang sekarang
ini.
Paradigma ini dikenal dengan paradigma dikotomi Politik administrasi, dari tahun
1900-1926.
3
Tonggak sejarah yang dapat dipergunakan sebagai momentum dari fase
paradigma pertama ini ialah tulisan dari Frank J. Goodnow dan Lenald D. White. Di
dalam bukunya Politics and Administration, Frank Goodnow" berpendapat bahwa ada
dua fungsi pokok pemerintah yang amat berbeda satu sama lain. Dua fungsi pokok terse
but ialah politik dan administrasi sebagaimana yang tertulis dalam judul bukunya. Politik
kekuasaan memberikan dasar perbedaan antara politik dan administrasi. Badan legislatif
mana seharusnya administrasi negara ini berada. Secara jelas, menurut Goodnow dan
pemerintahan. Sementara itu, walaupun badan legislatif dan yudikatif mempunyai juga
kegiatan administrasi dalam jumlah tertentu, namun fungsi pokok dan tanggung jawabnya
tentang locus ini memberikan pusat pengertian atau definisi dari bidang administrasi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan locus paradigma pertama ini ialah timbulnya suatu
administrasi
4
Administrasi negara menerima perhatian yang besar dari beberapa sarjana pada
periode ini, sebagai hasil adanya suatu gerakan pelayanan masyarakat umum (public
awal abad ini. Ilmu Politik, sebagaimana isu yang dilaporkan tahun 1914 oleh Komisi
bahwa komisi ini sangat memikirkan tentang bagaimana melatih orang-orang, dan
petugas-petugas riset. Dari sini jelaslah bahwa administrasi merupakan sub-bidang dari
ilmu politik. Tahun 1912, suatu komisi mengenai latihan jabatan praktis untuk pegawai-
pegawai pemerintah dibentuk dibawah koordinasi dari APSA (American Political Science
Association. Asosiasi Ilmu Politik Amerika). Pada tahun 1914 dalam laporannya komisi
Pada tahun 1926 usaha yang amat terhormat dilakukan oleh Leonald White dengan
Buku pertama yang secara keseluruhannya dipersembahkan untuk menge nalkan ilmu
administrasi negara. Dwight Waldo pernah mengatakan mengenai buku White ini bahwa
buku tersebut merupakan sari karakter kemajuan Amerika, dan di dalam saripatinya itu
5
tercermin dorongan yang umum dari bidang ini. Dorongan itu antara lain mengemukakan
sebagai berikut:
(3) Administrasi negara adalah mampu menjadikan dirinya sebagai ilmu pengetahuan
Hasil dari paradigma pertama ini memperkuat paham (nation) per bedaan dari
dikotomi politik-administrasi. Paham perbedaan ini akan tampak jelas dengan cara
menghubungkannya dengan suatu korespon den antara dikotomi nilai (value) dan
practice. Dengan demikian, sega la hal yang diteliti oleh administrasi negara di dalam
dan ilmiah (practice and scientific). Sementara itu studi mengenai pub lic policy-making
dan masalah-masalah yang bergayutan telah mulai di tinggalkan oleh sarjana-sarjana ilmu
politik. Pembagian daerah analisis antara administrasi negara dan ilmu politik selama
masa orientasi lo cus ini tampaknya mempunyai dampak yang panjang sampai sekarang
ini. Hal ini dapat dilihat beberapa universitas di Amerika Serikat (kelihatannya diikuti
administrasi kepegawaian.
6
Tahun 1927, W. F. Willoughby menerbitkan bukunya yang berjudul Principles of
Public Administration. Buku ini merupakan buku teks ke dua yang membahas secara
penuh di bidang administrasi negara. Buku pertama ditulis oleh Leonald D. White yang
dikemukakan oleh Willoughby ini memberikan indikasi terhadap tren baru dari perkem
bangan bidang ini. Sekaligus membuktikan bahwa prinsip-prinsip itu ada dan dapat
prinsip tersebut.
Pada fase paradigma kedua ini, administrasi negara benar-benar mencapai puncak
berharga dari bidang-bidang lainnya seperti industri dan pemerintahan. Sehingga dengan
paradigma ini mudah diketahui yakni berada pada esensi prin sip-prinsip tersebut.
Sesungguhnya walaupun administrasi itu sebenar nya bisa berada di mana saja, akan
tetapi karena prinsip adalah prinsip dan administrasi adalah administrasi, maka menurut
kenyataan, bahwa administrasi negara bisa terjadi pada semua tatanan administrasi tanpa
diterapkan dan diikuti di bidang apa pun tanpa terkecuali. Kenyataan ini mem berikan
7
penegasan bahwa prinsip-prinsip administrasi tersebut bisa diterapkan dan dipakai oleh
negara-negara yang berbeda kebudaya an, lingkungan, fungsi, misi, dan atau kerangka
institusi. Dengan demikian bisa terjadi administrasi negara di barat atau di timur, asal kan
menghasilkan suatu paket akademis di dalam menerapkan suatu prinsip dalam dunia
kenyataan organisasi, perusahaan, atau apa pun namanya. Ahli-ahli organisasi sering
management), karena aliran ini memusatkan titik perhatiannya pada esclon hierarki atas
dari sesuatu organisasi. Suatu literatur yang relevant yang dihasilkan oleh aliran manaje
men administratif ini kira-kira bersamaan waktunya dengan suatu usaha pengembangan
di bidang bisnis (business school) yang memusatkan per hatiannya pada hierarki
terbawah atau pelaksana organisasi (asseble line). Ahli-ahli riset pada aliran ini sering
mengembangkan prin sip efisiensi tenaga gerakan dari pelaksana. Literatur yang sangat
terke nal di masa ini ialah tulisan Frederick W. Taylor, Principle of Scientific
Management (1911) dan beberapa hasil karya Frank dan Lillian Gil breth. Dalam
hubungannya dengan konsep paradigma ini manajemen ilmiah sedikit sekali pengaruhnya
terhadap konsep administrasi negara pada fase ini. Karena manajemen hanya memberikan
Menurut Gulick dan Urwick, prinsip adalah amat penting bagi administrasi
sebagai suatu ilmu. Adapun letak di mana prinsip itu akan dipakai tidak begitu penting.
8
Focus memegang peranan penting dibandingkan atas locus. Prinsip administrasi yang
terkenal dari Gu lick dan Urwick ialah singkatan POSDCORB (Planning, Organizing,
menamakan masa-masa ini adalah masa "Orto dok Kesiangan" bagi administrasi negara.
Akan tetapi, inilah ciri yang bisa diteliti dari paradigma kedua.
Banyak konsep-konsep baru yang mencoba mengkritik konsep administrasi negara yang
dirasakan ortodoks tersebut. Dalam tahun 1938, setahun setelah Gulick dan Urwick
dirasakan dapat mengatasi persoalan pada waktu itu. Akan tetapi, pada kemudian hari
buah pikiran Barnard tersebut memberikan penga ruh terhadap Herbert A. Simon, ketika
Simon menulis kritikannya yang tajam pada bidang ini. Kritikan Simon tersebut dapat
Behavior banyak terpengaruh oleh Barnard, akan tetapi karena pada waktu itu Barnard
menjabat Presiden Direktur New Jersey Bell Tele phone dan tidak menjadi anggota dari
masyarakat administrasi negara, maka pengaruh tersebut tidak dibesar-besarkan (has been
delayed).
Sebagai hasil dari derasnya kritikan yang ditujukan kepada kon sepsi administrasi
negara pada waktu itu, maka akhirnya bidang ini melakukan lompatan ke belakang
menemui orang tua disiplin ini yakni ilmu politik. Akibat dari lompatan menemui orang
9
tua itu, maka terjadilah perubahan dan pembaruan definisi locus-nya yakni birokrasi
Secara singkat dikatakan bahwa fase paradigma ketiga ini merupakan suatu usaha
untuk menetapkan kembali hubungan konseptual antara administrasi negara dengan ilmu
politik. Akan tetapi, konsekuensi dari usaha ini ialah keharusan untuk merumuskan
bidang ini paling sedikit dalam hubungannya dengan focus keahliannya yang esensial.
pembicaraannya pada wilayah kepentingan (area of interes) atau sebagai sinonim dari
ilmu politik: Administrasi negara sebagai suatu bidang studi yang dapat diidentifikasikan
Walaupun usaha untuk kembali kepada ilmu politik sebagai suatu identifikasi dari
administrasi negara pada paradigma ini, akan tetapi sebaliknya ilmu politik mulai
melupakannya. Tahun 1962 ad ministrasi bukan lagi dianggap sebagai bagian dari ilmu
politik. Hal ini terbukti dari laporan komisi ilmu politik sebagai suatu disiplin dari APSA
(American Political Science Association). Tahun 1964, suatu survei yang dilakukan oleh
sarjana-sarjana ilmu politik mem berikan petunjuk tentang merosotnya minat terhadap
administrasi negara dalam fakultas-fakultas ilmu politik. Tahun 1967 administrasi negara
benar-benar dicoret dari program pertemuan tahunan APSA. Melihat perlakuan ilmu
politik terhadap administrasi seperti yang di ceritakan di atas, maka tahun 1968 Dwight
Waldo memprotes keadaan seperti itu. Dia menulis bahwa sarjana-sarjana ilmu politik
tidak lagi meng identifikasikan dirinya dengan administrasi negara adalah bersikap tidak
10
negara. Sarjana-sarjana administrasi negara merasa tidak senang dan dianggap sebagai
Antara tahun 1960 sampai tahun 1970 hanya dijumpai empat persen dari semua
artikel yang diterbitkan dalam lima jurnal utama ilmu politik yang membicarakan
administrasi negara sebagai bidang kajian dalam ilmu politik. Fakultas-fakultas ilmu
Ada dua perkembangan baru yang patut dicatat pada masa ini, yakni: Pertama,
tumbuhnya penggunaan studi kasus sebagai suatu sarana yang bersifat epistimologis.
Kedua, timbulnya studi perbandingan dan pemba ngunan administrasi sebagai salah satu
Paradigma 4 ini waktunya berada dalam kurun waktu paradig ma ke-3. Timbulnya
sebagai warga negara kelas dua dari ilmu politik. Akibat karena itu, maka mereka
mencari alternatif pemecahannya. Tampaknya jalan yang dipilih ialah kembali bahwa
4 ini untuk menunjukkan isi dan fokus pembicara an. Dalam ilmu ini terdapat pula
organisasi pada intinya mendapat sumbangan pokok dari hasil kerja sarjana-sarjana
11
psikologi sosial, administrasi perusahaan, dan sosiologi. Sehingga dengan demikian,
sarjana-sarjana administrasi negara mendapatkan infor masi yang tepat untuk memahami
perilaku organisasi. Adapun ilmu manajemen sangat tergantung pada riset yang
dilakukan ahli statistik, analisis sistem, komputer dan ekonomi. Sehingga karenanya
Sebagai suatu paradigma, pada fase ini ilmu administrasi ha nya memberikan
focus, tetapi tidak pada locus-nya. Ia menawarkan teknik-teknik, dan bahkan sering kali
teknik-teknik yang canggih dan memerlukan keahlian dan spesialisasi. Tetapi untuk
institusi apa, teknik dan keahlian tersebut seharusnya diterapkan bukanlah menjadi
rumusan perhatian dari ilmu ini. Sebagaimana yang diba has dalam paradigma 2 di muka,
administrasi adalah administrasi di mana pun ia dapat dijumpai. Focus lebih utama
daripada locus-nya.
mencari alternatif paradigma ilmu administrasi ini. Tahun 1956 terbitlah jurnal
Administrative Science Quarterly, sebagai sarana yang amat penting untuk menyuarakan
pendapat dan konsepsi-konsepsi dari paradigma ini. Sarjana admi nistrasi negara Keith
M. Henderson berpendapat di pertengahan tahun 1960 bahwa teori organisasi adalah atau
seharusnya menjadi fokus utama dari administrasi negara. Demikian pula, tidak bisa di
lupakan begitu saja usaha-usaha yang dirintis oleh para cendekiawan terdahulu, seperti
James G. March dan Herbert A. Simon dalam buku yang dikarang berdua, berjudul
12
Organizations (1958), Richard Cyert dan March, dalam bukunya A Behavioral Theory of
the Firm (1963), James G. March, dalam Handbook of Organization (1965), dan James
memberikan alasan teoretis yang kuat dalam memilih administrasi sebagai paradigma
administrasi negara.
organisasi (PO) mulai berkembang secara pesat sebagai satu spesialisasi dari ilmu
administrasi. OD sebagai suatu bi dang kajian berlandas pada psikologi sosial dan pada
"aktualisasi diri" dari masing-masing anggota organisasi. Karena hal-hal inilah, maka OD
dipandang oleh para cendekiawan muda administrasi negara, sebagai suatu subjek yang
bisa menawarkan bi dang riset yang dapat bersaing dalam kerangka ilmu administrasi.
dapat dikembangkan, ketangguhan intelek tual dan metodologi yang ilmiah dapat
jika fokus tunggal telah dipilih oleh administrasi negara yakni ilmu administrasi, apakah
ia masih berhak berbicara tentang public (negara) dalam administrasi terse but? Ilmu
telah diganti menjadi prinsip organisa si dan manajemen yang spesifik, Jika suatu ketika
administrasi negara akan bertukar fokus misalnya, mau menekankan kepada ilmu politik
13
lagi, akan tetaplah administrasi negara sebagai bagian dari ilmu ad- ministrasi? Dan
persoalan lain yang mendasar ialah bagaimanakah perbedaan yang jelas antara private
pemerintah dan swasta (public dan Private) sulit dirumuskan secara empiris. Adanya
pemerintah yang mengatur hubu ngan pemerintah dengan industri-industri swasta, dan
suatu kesatuan yang elusif dalam kaitannya dengan penentuan kepatutannya dalam
paradigma ini.
kelihatannya tidak bisa dimengerti. Seorang sarjana berpendapat bahwa kita harus mulai
mempunyai hubung an yang erat dengan publik, negara, pemerintah dan hal-hal yang
bersifat politis. Hal ini disebabkan karena tumbuhnya saling keter gantungan dalam
masyarakat teknologi.
14
Negara dalam administrasi negara janganlah ditafsirkan dalam hubungannya
normatif, dan etis. Negara dalam hal tersebut akan menjadi sesuatu yang mempunyai
pengaruh terhadap kepentingan masyarakat (public interest). Dengan demikian locus dari
Meskipun kekacauan intelektual masih juga berlangsung sampai saat ini, namun
administrasi negara mencapai suatu proses pembaru an yang valid. Pembaruan dalam
tahap paradigma yang kelima ini locus administrasi negara tidak semata-mata pada ilmu
murni admi nistrasi, melainkan pada teori organisasi. Dalam dua setengah dekade
terakhir perhatian pada teori organisasi ditujukan terutama pada bagaimana dan mengapa
diambil. Per hatian itu lebih diberikan pada bagaimana dan mengapanya diban dingkan
pemerintahan menjadi perha tian pula dalam fase paradigma kelima ini.
Lebih dari itu, administrasi negara semakin bertambah perhati annya terhadap wilayah
15
pemerintah dan analisis nya (public policy making process), dan cara-cara pengukuran
Aspek-aspek perhatian ini dapat dianggap dalam banyak hal se bagai suatu mata
Sebagaimana yang terlihat dalam tren yang diikuti oleh paradigma ini, maka focus
administrasi negara adalah teori organisasi, praktika dalam analisis public policy, dan
teknik-teknik ad ministrasi dan manajemen yang sudah maju. Adapun locus normatif dari
administrasi negara digambarkan oleh paradigma ini ialah pada birokrasi pemerintahan
dan pada persoalan-persoalan masyarakat (public affairs). Walaupun public affairs masih
dalam proses mencari bentuknya, akan tetapi melihat perkembangannya bidang ini
Dalam waktu yang singkat, administrasi negara sebagai suatu bi dang kajian telah
menunjukkan warnanya sendiri. Beberapa departe men, fakultas, dan akademi baru
administrasi negara dan public affairs bermunculan. Hal ini membuktikan adanya suatu
sikap yang jelas dari paradigma ini. Antara tahun 1973-1978 telah dibentuk kurang lebih
21 persen fakultas profesional administrasi negara dan public affairs, dan sekitar 53
negara ke dalam departemen ilmu politik, hal tersebut hanya dijumpai pada universitas-
universitas kecil. Mereka lebih senang hanya mau melayani pendaftaran yang semakin
menyu sut dibandingkan dengan suatu usaha terencana untuk mengembang kan
kurikulum administrasi negara sebagai bagian dari ilmu politik. Selain itu, fakultas-
16
fakultas yang dulunya dibentuk dari kombinasi administrasi negara dengan administrasi
perusahaan sebagai akibat dari paradigma 4 di muka, telah menyusut lebih dari
separuhnya.
Public Affairs and Administration). Asosiasi ini pada tahun 1980 mempunyai anggota
lebih dari 200 institusi, dan lebih dari 25.000 mahasiswa baik yang penuh ataupun yang
parttime terdaftar dalam program MPA (Master of Public Ad ministration) pada akhir
tahun 1970-an.
Kasus Kepegawaian
Di sini seperti ada seorang ASN pergi nonton konser tapi masih menggunakan seragam
Prinsip disiplin dengan tidak memakai seragam atau fasilitas negara di luar jam
kantor karena hal itu dapat melanggar koede etik ASN. Mempunyai asas legalitas yang di
mana seorang pegawai memiliki kebebasan, tetapi dengan batas yang telah disepakati
oleh pemerintah. Mempunyai asas profeksionalitas, karena melanggar kode etik ASN
17
Prinsip-Prinsip Administrasi
Kasus pungli, dimana pungli ini diartikan sebagai meminta sejumlah untuk
mempercepat pelayanan yang ada di lembaga tersebut artinya contoh kasus ini dapat
birokrat pemerintahan.
Penyebaran dana bansos di Klaten, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Brebes.
Para elit memberikan bantuan dengan cara membuat simbol-simbol yang akan diberikan
kepada masyarakat dan tidak sedikit para elit turun langsung ke lapangan agar mereka
Administrasi Publik sebagai ilmu walaupun ada beberapa sarjana yang meragukan teori
inti atau paradigma dalam Ilmu Administrasi Publik, seperti diungkapkan oleh Caiden
bahwa “banyak teori dalam Administrasi Publik, tetapi tak ada teori dari Administrasi
Publik,” (Caiden, 1971), namun sejarah dan beberapa ahli telah mencatat adanya
beberapa paradigma Administrasi Publik. Ada beberapa cara yang digunakan untuk
vaksinasi.
18
Kebijakan publik ini terkait vaksinasi bertujuan untuk meminimalisir penyebaran
covid-19 dan merupakan salah satu produk politik yang berbentuk kebijakan publik
19
BAB III
KESIMPULAN
Paradigma adalah perkembangan atau perubahan pada suatu teori yang biasanya dapat
dilihat dari keadaan ilmu teori yg di anggap sudah tidak relavan dan tidak dapat lagi
menyelesaikan suatu masalah dalam suatu masyarakat tertentu. Di sini kita membahas tentang
paradigma administrasi yang terdiri dari 5 paradigma, yaitu paradigma 1 Dikotomi Politik
Administrasi Dari Tahun 1900-1926, Paradigma 2 Prinsip - Prinsip Administrasi Tahun 1927 -
1937, Paradigma 3 Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik Tahun 1950 - 1970, Paradigma 4
Administrasi Negara Sebagai Ilmu Administrasi Tahun 1956 - 1970, Dan Paradigma 5
20