Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PARADIGMA NEW ADMINISTRATION PUBLIC

Dosen

Tito Inneke Widyawati’s S.SOS,MAP

Disusun Oleh:

NAMA: IDAM HOLID

KELAS: ILMU PEMERINTAHAN 4 B

NPM: 204385061046

STISIP YUPPENTEK FAKULTAS ILMU PEEMERINTAHAN 2022


Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan lindungan-
nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi negara. Selain itu
Kami menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami.

Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karena kami masih dalam
tahap pembelajaran, Oleh karena itu kami menerima saran ataupun kritikan dari
segala pihak agar makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam
makalah ini saya membahas tentang “Paradigma new public administration”
Semoga makalah yang Kami buat ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang
kurang berkenan kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Kota Tangerang , 24 April 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Judul

Kata pengantar................................................................................................................... 1

Daftar isi............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................3

1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................8

1.3 Manfaat........................................................................................................8

BAB II KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Menurut Thomas Khun.....................................................................9

2.2 Teori American Heritage Dictionary..........................................................9

2.3 Teori Menurut Mohanan Dalam Muslim Salam.........................................9

2.4 Teori Menurut Nicolas Henry…...............................................................11

2.5 Teori Menurut Miftah Thoha....................................................................14

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Permasalahan

A.1 Rumusan Masalah...................................................................................................16

B. Pembahasan

3.1 Pengertian Paradigma New Public Administration...............................................16

3.2 Mengapa Disebut Baru ?.......................................................................................17


3
3.3 Pokok Pikiran Dalam New Public Administration................................................18

3.4 Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration.......................................19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

ADMINISTRASI PUBLIK BARU (NEW PUBLIC ADMINISTRATION)


Administrasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial. Administrasi
sebagai ilmu pengetahuan berada dalam pemikiran manusia senantiasa dihadapkan
pada berbagai bantahan dan wajib memberikan penjelasan tentang nilai kebenaran,
sesuai dengan prinsip-prinsip umum empiris. Sebenarnya fokus utama dari ilmu
administrasi adalah persoalan tentang manusia, terutama yang berkaitan dengan
pengaturan dan keteraturan dalam rangka peningkatan kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia itu
sendiri, yang tentunya ini berhubungan dengan hubungan antara pemerintah dan
masyarakat.Secara garis besar, perkembangan ilmu administrasi publik terbagi
dalam dua periode utama, yaitu administrasi publik lama (old public
administration = OPA) dan administrasi publik baru (new public administration =
NPA).

1. Sekilas Old Public Administration(OPA)


Administrasi publik lama (OPA) disebut juga dengan administrasi publik
tradisional (klasik), merupakan paradigma yang berkembang pada awal kelahiran
ilmu administrasi publik. Tokoh paradigma ini adalah pelopor berdirinya ilmu
administrasi publik antara lain Woodrow Wilson dengan karyanya “The Study of
Administration” (1887) serta F.W.Taylor dengan bukunya “Principles of Scientific
Management”

3
2. New Public Administration (NPA)
Paradigma NPA berkembang sejak akhir tahun 1960an sampai dengan awal
tahun 1970an. Paradigma Administrasi Publik Baru (New Public Administration)
muncul dariperdebatan hangat
5 tentang kedudukan administrasi publik sebagai
disiplin ilmu maupunprofesi. Selain itu, lahirnya NPA juga dilandasi oleh hal-hal
sebagai berikut:
a) Pasca perang Dunia II banyak lahir lembaga-lembaga internasional, seperti
PBB,
b) WHO, UNICEF, dll. Tetapi mereka mengalami berbagai kesulitan
dalammenyelesaikan tugas dan pekerjaannya karena ketiadaan sistem
administrasi yang
c) Meningkatnya pengangguran, kemiskinan, dan penduduk secara cepat
dianggapsebagai masalah yang timbul karena inefisiensi kinerja para
administrator dankarena kesempitan lingkup pemahaman mengenai
administrasi untuk memenuhikebutuhan manusia
d) Administrasi publik lebih dirasakan sebagai penguat status-quo dari kelompok
elit
e) OPA lebih mengutamakan sisi “administrasi” daripada sisi ”publik”,
lebih
menekankan “prinsip dan prosedur” daripada “nilai dan filosofi”, “efisiensi
dan ekonomi” daripada “efektivitas dan pelayananan yang efisien”. Bertolak
dari hal-hal tersebut, maka para sarjana dan ilmuwan muda administrasi
publikdi AS berusaha menyusun suatu instrumen baru yang memungkinkan
1. Ringkasan tentang NPA, Ahmad Nurcholish. Sangkapura Bawean Jatim untuk
menginisiasi dan menjaga keberlanjutan perubahan sosial. Mereka
menganggap bahwa administrasi publik berada dalam posisi revolusi sehingga
Menginginkan untuk membuat administrasi publik menjadi sebuah disiplin ilmu
yang sarat akan nilai. Sejarah kelahiran NPA dapat dirinci sebagai berikut:
4
a. Honey Report pada Pendidikan Tinggi Pelayanan Publik, 1967
b. Adanya sorotan terhadap laporan mengenai berbagai kekurangan di
lembaga-lembaga administrasi publik dan kekurangan komunikasi antara
para sarjanaadministrasi publik dengan para praktisi administrator publik. Hal
ini menimbulkan keraguan dan kebingungan di kalangan masyarakat
Konferensi Philadelphia mengenai Teori dan Praktik Administrasi Publik, 1967
Konferensi ini menyatakan bahwa perlunya perubahan konsep secara progresif
dari sekadar negara aman (damai) menjadi negara sejahtera, yang mana hal
ini menuntut peningkatan tanggung jawab dari para administrator publik.
6
Administrator publik mau tidak mau harus masuk ke ranah implementasi
kebijakan sekaligus juga formulasi kebijakan. Dalam hal semakin
meningkatnya disparitas sosial-ekonomi, administrasi publik dituntut untuk
semakin meningkatkan perhatiannya pada masalah-masalah sosial dan mampu
mewujudkan keadilan sosial.
c. Konferensi Minnowbrook I, 1968 (dipelopori oleh Dwight Waldo)
d. Kebutuhan akan hadirnya administrasi publik yang relevan dengan
kepentingan publik dan bagaimana disiplin administrasi publik harus
menyesuaikan dengantantangan tahun 1970an menjadi tema utama dalam
konferensi ini. Konferensi Minnowbrook I dianggap sebagai awal mula
lahirnya.

New Public Administration


Konferensi ini menghasilkan kumpulan makalah yang berjudul ”Toward a New
Public
Administration: The Minnowbrook Perspective”, di mana salah satu artikel
dalam
kumpulan makalah ini adalah karya George Frederickson berjudul ”The
New PublicAdministration”.
5
NPA berdiri di atas empat aspek, yaitu:
1. Perubahan. Administrasi publik yang sebelumnya digunakan untuk
mempertahankan
status-quo suatu pemerintahan/birokrasi (survival oriented) diubah oleh NPA
menjadi fleksibel, adaptif, dan membuka respon terhadap berbagai perubahan
sosial, ekonomi,dan politik yang terjadi di masyarakat (client oriented);

2. Relevan. Setiap komunitas masyarakat memiliki permasalahan yang


berbeda-beda. Administrasi publik yang pada awalnya selalu memandang
permasalahan di masyarakat hanya dari sudut pandangnya sendiri
(nonpartisipatoris), dan hal itu selalu dianggap sebagai satu- satunya sistem terbaik
(one best way system), diubah oleh NPA menjadi administrasi publik yang
melibatkan masyarakat dalam setiap proses perumusankebijakan
(partisipatoris) dengan berbagai alternatif sistem yang mungkin sesuai perubahan
dan karakteristik khas setiap masyarakat (multi level system);

3. Kesamaan, keadilan, dan hukum. Tujuan utama administrasi publik baru


adalah memberikan kesamaan, keadilan, dan hukum di masyarakat dengan
mengetengahkanharmoni dan integrasi di masyarakat;

7
4. Nilai. Untuk mencapai semua tujuannya, administrasi publik yang dahulunya
hanya bersifat scientific, rational, and value-freediubah oleh NPA menjadi
administrasi publik yang menekankan pada nilai-nilai organisasi dan kemanusiaan
atau etika dan komitmenpersonal.
Administrasi publik bukan lagi dipahami sebagai robot yang hanyamenekankan
pada isu-isu mekanis (efisiensi dan ekonomis). Seorang administratorpublik tidak
hanya harus memiliki kemampuan manajerial dan keahlian teknis, tetapi juga
diperlukan kepekaan sosial.
6
Frank Marini menyimpulkan bahwa NPA setidaknya terdiri atas lima prinsip
utama, yaitu: relevan, nilai, keadilan sosial, perubahan, dan client- focus (client-
oriented).

Golembiewski menyatakan bahwa ada beberapa perspektif positif dari NPA, antara
lain:
1. Umat manusia pada dasarnya lembut dan berpotensi sempurna (rakyat
merupakan proses bagi administrasi untuk tumbuh dan berkembang =
demokratis/partisipatoris);
1. Menekankan peran sentral nilai-nilai organisasional dan kemanusiaan
(tidak hanyasekadar efisien dan ekonomis);
2. Menekankan inovasi dan perubahan;
3. Menganjurkan keadilan sosial sebagai pedoman dalam melakukan
pembangunanmanusia (administrasi yang bebas-nilai tidak mungkin);
4. Irasional, emosi, intuitif, karena perilaku manusia (masyarakat) tidak selalu
dapat diprediksi (unpredictable);
5. Menolak dikotomi politik-administrasi, karena administrator harus terlibat dan
memang berkompeten baik dalam formulasi maupun implementasi kebijakan.
Konferensi Minnowbrook II (September 1988) Tujuan utama dari Konferensi
Minnowbrook II (M-II) adalah mengevaluasi dampak yang dihasilkan oleh NPA
hasil Konferensi Minnowbrook I (M-I), sekaligus mendiskusikan isu-isu lain yang
penting dan terkini, yang belum tercakup dalam M-I.
Kesamaan antara M-I dan M-II antara lain:
1. Concern terhadap keadilan sosial;
a. Nilai-nilai demokratis dengan fokus khusus pada etika dan akuntabilitas;
b. Pentingnya administrasi publik untuk menegaskan kembali penguatan
masyarakat. Peran pemerintah (government) sangat penting (inevitable) untuk
8
mewujudkan hal itu;
7
c. Perspektif normatif dan keperilakuan;
d. Pelayan publik harus lebih konservatif daripada agen-agen perubahan.
Perbedaan antara M-I dan M-II antara lain:
1 Komposisi peserta diperluas, tidak hanya ilmuwan administrasi publik, tetapi
juga mengundang ilmuwan sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum. Ini
berdampak pada tema yang dibahas juga semakin luas, tidak hanya dari sudut
pandang ilmu administrasi publik, tetapi diperkaya juga dengan perspektif
kepemimpinan, konstitusi dan hukum, kebijakan teknologi dan ekonomi;

2. Perbedaan orientasi (tujuan). M-I lebih berorientasi konfrontasional


karena lebihberfokus kepada mengubah OPA, sedangkan M-II lebih fokus
kepada praktik pelayanan sipil;

3. Pada M-I, peran government dalam administrasi publik sangat kuat, sedangkan
pada M-II, peran government mulai beralih kepada governance.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan memahami pengertian Paradigma New Public


Administration

1.3 Manfaat
1. Sudah menggunakan teori ekonomi
2. Teknis dan rasionalitas ekonomi
3. Kepentingan publik mewakili agregasi kepentingan individu
4. Kepentingan publik mewakili agregasi kepentingan individu
5. Diskresi diberikan secara luas
6. Desentralisasi organisasi dengan kontrol utama berada pada agen
7. Semangat entrepreneur.
8

BAB II
9
KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Thomas Khun


Paradigma adalah suatu cara pandang, Nilai-nilai, Metode-metode
Prinsip dasar, Cara memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu
masyarakat ilmiah pada masyarakat teertentu.
Krisis akan timbul apabila suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat
tidak dapat dijelaskan atau tidak dapat dipecahkan sevara memuaskan
dengan menggunakan pendekatan suatu paradigma.Krisis ini akan
mendorong suatu “scientific revolution” di kalangan masyarakat ilmuwan
untuk melakukan penilaian atau pemikiran kembali paradigma yang aada
dan mencoba menemukan paradigma baru yang dapat memberikan
penjelasan dan altternatif pemecahan yang dihadapi secara lebih
memuaskan.
2.2 Teori American Heritage Dictionary
Serangkaian asumsi, Konsep, Nilai-nilai, Dan praktek-praktek yang diyakini
oleh suatu komunitas dan menjadi cara pandang suatu realitas
2.3 Teori Mohanan Dalam Muslim Salam
Paradigma sebagai value system (sistem nilai), Konstruksi dan evaluasi
ilmu pengetahuan mensyaratkan komitmen terhadap suatu sitem niai yang
memungkinkan kita mengevaluasikan relibilitas dari klaim ilmu suatu
pengetahuan.

Paradigma sebagai research interest (minat penelitian), Objek penelitian,


Sudut pandang terhadap objek yang dikaji, Fenomena yang dianggap
penting atau menarik dan lain-lain.
9
Paradigma sebagai theoritis (teori), Seperangkat aturan hukum dan
proposisi yang menghubungkan hukum tersebut dengan observasi, Untuk
10
menjelaskan apa yang sedang dikaji.

Paradigma sebagai suatu models (model) konsepsi umum dari suatu


realistis berdasarkan aturan-aturan teoritis yang diformulaikan.

Paradigma sebagai theorical framework (kerangka obervasi), Kosa kata


yang berasosiasi dengan seperangkat konsep dimana proposisi observasi di
formulasi.

2.4 Teori Nicolas Henry


1. Paradigma 1

Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926


Paradigma 1, dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus
dimana administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan
Goodnow dan rekan-rekannya sesama pemerhati public administration,
administrasi publik harus berpusat pada birokrasi pemerintah. Fokus
bidang ini terbatas pada masalah- masalah- masalah organisasi dan
penyususnan anggaran dalam birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan
merupakan isi dari ilmu politik. Awal legitimasi konseptual lokus ini yang
berpusat pada definisi lapangan, dan salah satu permasalahan yang akan
berkembang untuk akademisi dan praktisi yaitu masalah dikotomi ilmu
politik dan ilmu administrasi.
2. Paradigma 2

Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937


Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan, sedangkan
fokusnya adalah “prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang berlaku
10
universal pada setiap bentuk organisasi dan lingkungan budaya.
Perbedaan pendapat dari administrasi publik pada 1940-an salah satunya
adalah keberatan bahwa politik dan pemerintahan tidak akan pernah bisa
dipisahkan. Kemudian yang lainnya adalah bahwa prinsip-prinsip
administrasi secara logis tidak konsisten. Pada abad pertengahan, dua
definisi pilar yaitu dikotomi politik/administrasi publik dan prinsip-
prinsip administration telah digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum
intelektual yang kreatif di lapangan. Pengabaian ini meninggalkan
administrasi publik dari epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak
jelas. Beberapa berpendapat bahwa suatu identitas belum dapat
ditemukan.

Hubungan konseptual yang logis antara Administrasi Publik dan Ilmu


Politik yaitu, proses pembuatan kebijakan publik. Administrasi Publik
menentukan isi “kotak hitam" pada proses itu: perumusan kebijakan
publik dalam birokrasi publik dan mengubungkannya ke politik. Ilmu
politik dianggap mempertimbangkan "Input Dan output" dari proses itu:
tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan sosial.

3. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970. Definisi


fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun kembali hubungan
antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari usaha ini
adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal fokus
analisis, "keahlian” esensial. Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang
administrasi publik di tahun 1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai
"penekanan," sebuah "daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim
"ilmu politik. Administrasi publik kembali menjadi bagian dari ilmu
politik. Pelaksanaan prinsip-prinsip administrasi sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor lingkungan, jadi tidak “value free” (bebas nilai).
11
Pada tahun 1962, administrasi publik tidak dimasukkan sebagai Sub
bidang ilmu politik dalam laporan Komite Ilmu Politik sebagai Disiplin
Asosiasi Ilmu Politik Amerika.

4. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956- 1970


Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu
administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan
analisis sistem sebagai pelengkapnya .Sebagai sebuah paradigma, ilmu
administrasi memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang
membutuhkan keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan
kelembagaan bahwa keahlian yang harus diterapkan tidak dapat
didefinisikan. Sebagai
Paradigma, administrasi adalah administrasi dimana pun ia
ditemukan; Fokus lebih difavoritkan dari pada lokus. Ada masalah
dalam ilmu administrasi, dan nyata. Jika Ilmu administrasi terpilih sebagai
satu-satunya fokus administrasi publik, bisakah satu hal ini terus berbicara
dalam administrasi publik? Setelah semua, ilmu administrasi, tidak
menganjurkan prinsip-prinsip universal, namun berpendapat bahwa semua
organisasi dan metodologi manajerial memiliki karakteristik tertentu, pola,
dan patologi yang sama. Kalau saja ilmu administrasi didefinisikan dalam
paradigma bidang ini, maka administrasi publik akan bertukar, terbaik,
"penekanan" dalam bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah
ilmu administrasi. Hal ini sering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis
akan menyerap bidang administrasi publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu
administrasi tidak bisa memahami nilai lebih dari kepentingan umum.Tanpa
unsur kepentingan umum, ilmu administrasi dapat digunakan untuk tujuan
apa pun, tidak peduli seberapa bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.

12
Konsep penentuan dan penerapan kepentingan publik mendefinisikan pilar
administrasi publik dan lokus dari bidang yang hanya menerima sedikit jika
setiap perhatian hanya dalam konteks ilmu administrasi, hanya sebagai fokus
teori organisasi / ilmu manajemen kurang menyimpan dukungan dalam ilmu
politik.

5. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-


Sekarang. Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus
untuk bidang ini, atau urusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik
" harus mencakup hal yang relevan dengan administratior publik. Namun
demikian, bidang ini tidak muncul untuk penekanan pada keunikan faktor-
faktor sosial tertentu untuk sepenuhnya dikembangkan negara sebagai
lokus yang tepat. Pilihan fenomena ini mungkin agak sewenang-wenang
pada bagian dari administratior publik, tetapi mereka berbagi kesamaan
sehingga mereka memiliki konsep lintas disiplin di universitas,
membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke arah tema
yang mencerminkan 13kehidupan perkotaan,hubungan administrasi antar
organisasi, dan menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan, secara
singkat disebut urusan publik. Sejak tahun 1970, tidak ada perkembangan
paradigma baru dari administrasi publik.
Nicholas Henry menyatakan bahwa dalam arti luas administrasi negara
adalah suatu kombinasi teori dan praktek. Nicholas Henry, secara rinci
mengemukakan lima paradigma administrasi negara sebagaimana
digambarkan dalam tabel di bawah ini:
No Paradigma Lokus Fokus Keterangan
1. Dikotomi antara Politik dan Administrasi Birokrasi Pemerintahan
Administrasi secara umum (teori organisasi, kepegawaian, penyusunan
anggaran, dll)
13
Administrasi dan politik dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan
2. Prinsip-prinsip Administrasi Tidak dipermasalahkan, berlaku universal
Bagaimana menjalankan prinsi-prinsip administrasi negara (Esensi prinsip-
prinsip adminitrasi)
Dipengaruhi oleh ilmu manajemen yaitu POSDCORB
3. Administrasi sebagai ilmu politik Birokrasi pemerintahan Politik
birokrasi Pada akhirnya politik tidak mengakui Administrasi Publik
sebagai ilmu politik
4. Administrasi publik sebagai ilmu administrasi Berlaku universal
Administrasi secara umum Alternatif setelah paradigm administrasi
sebagai ilmu politik
5. Administrasi publik sebagai administrasi publik Birokrasi pemerintahan
& public affair Teori organisasi, praktek-praktek dalam analisis public
policy dan teknik-teknik administrasi dan manajemen Paradigma yang
berlaku sampai saat ini.

2.5 Teori Menurut Miftah Thoha

Miftah Thoha berpendapat, bahwa periode inidisebut sebagai paradigma


pembangunan. Hal ini karena PerserikatanBangsa Bangsa (PBB) pada
tahun 1970 menyatakan periode ini sebagai awal dari masa pembangunan.
Dalam hal ini administrasi publik menitikberatkan fokusnya pada
administrasi pembangunan.
Perbedaan Tradisional dan kekakuan bidang ini antara "ruang publik"dan
"ruang privat" tampaknya
14 memudarnya sebagai administrasi publik baru
dan secara fleksibel didefinisikan sebagai lokus. Selain itu, administrator
publik telah semakin berkaitan dengan yang erat dengan bidang ilmu
kebijakan, ekonomi politik,
14
proses pembuatan kebijakan publik dan analisisnya, dan pengukuran
output kebijakan. Aspek terakhir ini dapat dilihat, dalam beberapa hal,
sebagai hubungan antara administrasi publik mengembangkn fokus dan
lokus
15
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN

1. Paradigma new public administration.


2. Mengapa Disebut Baru ?
3. Pokok Pikiran Dalam New Public Administration.
4. Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration

B. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian New Public Administration

Paradigma New Public Administration


Administrasi Negara Baru (New Public Administration) muncul dari perdebatan
hangat tentang kedudukan administrasi negara sebagai disiplin ilmu maupun
profesi. Dwight Waldo menganggap administrasi negara berada dalam posisi
revolusi ( a time of revolution) sehingga mengundang para pakar ilmu administrasi
negara dalam suatu konferensi yang menghasilkan kumpulan makalah ”Toward a
New Public Administration : The Minnowbrook Perspective” (1971). Tujuan
konferensi ini adalah mengidentifikasi apa saja yang relevan dengan administrasi
negara dan bagaimana disiplin administrasi negara harus menyesuaikan dengan
tantangan tahun 1970an. Salah satu artikel dalam kumpulan makalah ini adalah
karya George Frederickson berjudul ”The New Public Administration”.

Paradigma New Public Administration pada dasarnya mengkritisi paradigma


administrasi lama atau klasik yang terlalu menekankan pada parameter ekonomi.
16
Menurut paradigma Administrasi Negara Baru, kinerja administrasi publik tidak
hanya dinilai dari pencapaian nilai
1 6
ekonomi ,efisiensi, dan efe k tivitas, tapi juga pada nilai “social equity”
(disebut sebagai pilar ketiga setelah nilai efisiensi dan efektivitas). Implikasi
dari komitmen pada ”social equity”, maka administrator publik harus menjadi
’proactive administrator’ bukan sekedar birokrat yang apolitis.

Fokus dari Administrasi Negara Baru meliputi usaha untuk membuat organisasi
publik mampu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara maksimal yang
dilaksanakan dengan pengembangan sistem desentralisasi dan organisasi
demokratis yang responsif dan partisipatif, serta dapat memberikan pelayanan
publik secara merata. Karena administrasi negara mempunyai komitmen untuk
mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (social equity), maka
Frederickson menolak pandangan bahwa administrator dan teori-teori administrasi
negara harus netral dan bebas nilai.

3.2 Mengapa disebut baru?

Kata “baru/new” pada administrasi negara diperkenalkan oleh George


Frederickson 3 ,muncul pertanyaan apa yang baru dari administrasi negara yang
dipelajari selama ini?,dijelaskannya bahwa, kebaruan ada dalam cara kain itu
ditenun, tak mesti dalam benang yang digunakan. Kebaruan terletak pada
argumen-argumen mengenai pemanfaatan yang tepat dari kain itu – betapapun
usangnya. Benangbenang dari tenunan administrasi negara sudah amat diketahui.
Herbert Kaufman dalam Frederickson juga menggambarkannya dengan sederhana
sebagai pengejaran nilai-nilai dasar ini: perwakilan, kompetensi yang secara politik
netral, dan kepemimpinan eksekutif. Lebih lanjut Frederickson juga kemudian
menjelaskan bahwa administrasi negara sebelumnya memfokuskan diri pada
manajemen yang efisien, ekonomis dan terkoordinir atas instansi pelayanan.
17
Dasar pemikiran untuk administrasi negara hampir senantiasa berupa manajemen
yang lebih baik (lebih efisien ataupun lebih ekonomis). Administrasi negara baru
menambahkan: “keadilan sosial (social equity) pada sasaran-sasaran dan dasar
pemikiran klasik. Administrasi negara yang konvensional atau pun klasik berusaha
menjawab pertanyaan- pertanyaan: (1) Bagaimana kita dapat menyediakan
pelayanan yang lebih baik dengan sumberdaya y17ang tersedia (efisiensi), atau (2)
Bagaimana kita dapat mempertahankan tingkat pelayanan kita sembari
membelanjakan lebih sedikit uang (ekonomis)?. Administrasi negara baru
menambahkan:
(3) Adakah pelayanan ini meningkatkan keadilan sosial? Administrasi
negara baru menambahkan konsep keadilan sosial. Ketimpangan sebagai wujud
ketidakadilan, oleh karena itu perlu ada perubahan, dan perubahan yang dilakukan
perlu memberikan ruang partisipasi bagi publik. Sebuah pertanyaan menarik yang
disampaikan dan dijawabnya sendiri (Frederickson) dalam uraian sebelumnya,
“apanya yang baru?” kemudian dijawab, “cara menenun kainnya, bukan
benangnya, benangnya boleh usang”. Kalimat ini ingin menegaskan kembali
bahwa nilai-nilai dalam administrasi negara tidak berubah, tetapi hanya berlanjut.
Diakuinya bahwa “keadilan sosial” adalah sebuah nilai yang sama tuanya dengan
lahirnya pemerintahan di dunia ini. Inilah yang membuat Frederickson tidak
sependapat dengan pergeseran paradigma yang dikemukakan oleh Thomas Khun.
Keberatan Frederickson menunjukkan bahwa pergeseran paradigma di dalam
administrasi negara hanya berkenaan dengan penekanan nilai pada masingmasing
perspektif, bukan perubahan/pergantian nilai dan nilai-nilai sebelumnya dianggap
tidak berlaku. Bagi penulis pergeseran perspektif dalam administrasi negara adalah
sebuah strategi baru dengan mengemas nilai-nilai lama/yang sudah ada sesuai
dengan persoalan kenegaraan, kemasyarakatan pada saat itu. Keadilan sosial,
sebuah nilai yang dimunculkan kembali dan dianggap baru berkenaan dengan
kondisi kehidupan pada saat itu, dimana terjadi ketimpangan, ketidak-adilan,
tertutupnya ruang partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan negara dan
berbagai kondisi lain yang menunjukkan ketidak-adilan. Strategi mengedepankan
nilai keadilan sosial dalam mengatasi masalah ketika itulah yang memunculkan
perspektif baru dalam administrasi negara yang dinamakan “New Public
Administration”.

3.3 Pokok-Pokok Pikiran dalam New Public Administration

Pokok pikiran yang dikembangkan oleh Frederickson tentang NPA adalah,


“Keadilan Sosial”. Oleh karena itu penjelasan selanjutnya berkenaan dengan,
“seperti apa keadilan sosial itu, dan bagaimana caranya untuk mewujudkan
keadilan sosial di dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah sebuah ungkapan
yang mencakup pengertian seperangkat pilihan nilai: pilihan kerangka
org18anisasi, pilihan corak manajemen,menekankan persamaan hak dalam
pelayanan pemerintahan, menekankan pertanggungjawaban atas keputusan-
keputusan dan pelaksanaan program untuk manajer-manajer publik, menekankan
perubahan dalam manajemen publik, menekankan daya tanggap lebih kepada
kebutuhan warga negara ketimbang terhadap kebutuhan-kebutuhan organisasi
publik, menekankan suatu pendekatan terhadap studi mengenai administrasi negara
dan pendidikan administrasi negara yang bersifat interdisipliner, terapan, dan
memecahkan masalah secara teoretis sehat.Salah satu perhatian pokok administrasi
negara baru adalah perlakuannya yang adil terhadap warga negara.

18
Pemerintah yang secara sistimatis melakukan diskriminasi dengan memihak pada
birokrasi-birokrasi yang mapan dan stabil, minoritas klien yang istimewa
(departemen pertanian dan petani-petani besar misalnya) dan menentang minoritas-
minoritas lain (misalnya petani, buruh-buruh tani) yang miskin dalam sumber-
sumberdaya politik maupun ekonomi, berlangsungnya pengangguran secara luas,
kemiskinan, kebodohan, penyakit dan keputusasaan, merupakan hasil dalam era
pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini secara moral patut dicela, dan apabila
dibiarkan tanpa perubahan, akan menimbulkan ancaman yang fundamental,
walaupun dalam jangka lama, terhadap kelangusngan sistem politik ini, atau dalam
sistem politik manapun.

3.4 Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration

Kelemahan dan Kelebihan Administrasi Publik Baru (NPA)


Dalam administrasi publik baru pemerintahan diibaratkan sebagai kapal.
Peran pemerintah di atas kapal tersebut hanya sebagai nahkoda yang mengarahkan
(steer) lajunya kapal bukan mengayuh (row) kapal tersebut. Urusan kayuh-
mengayuh diserahkan kepada organisasi di luar pemerintah, yaitu organisasi privat
dan organisasi masyarakat sipil sehingga mereduksi fungsi domestikasi
pemerintah. Tugas pemerintah yang hanya sebagai pengarah memberikan
pemerintah energi ekstra untuk mengurus persoalan-persoalan domestik dan
internasional yang lebih strategis, misalnya persoalan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan perdagangan luar negeri.
Di era NPA menjadikan
19 birokrasi jadi semakin mahal, dimana para birokrat

menjual birokrasi kepada “pelanggan” dimana dampaknya adalah birokrasi hanya


melayani orang yang berduit, sementara masyarakat yang ekonominya rendah
kurang diprioritaskan. Lalu seharusnya birokrasi melayani masyarakat bukan
private.
19
Terdapat sejumlah hal yang dianggap sebagai kelemahan dari NPA juga,
yang dinyatakan oleh Oluwu (2002). Menurut OLuwu, ketika Administrasi
Pubtik berusaha memaharni pesan yang ditawarkan oleh pendekatan pasar
maka permasalahan yang muncul ada1ah terkait dengan pernyataan bahwa
tidak ada perbedaan antara manajemen sektor publik dengan sektor privat
dalam mengimplementasikan NPA. Setain itu, terdapat sejumlah pertanyaan
lain yang mengemuka mengenai validitas empirik dan NPA dalam hal
klaimnya terhadap manajemen sektor privat yang dianggap ideal untuk sektor
publik. Terdapat sejumlah pertentangan antara klaim datam NPA terhadap
kondisi yang ada di sektor publik. Model usahawan seringkali dapat
mengurangi esensi dan nilai-nilai demokratis seperti keaditan, peradilan,
keterwakitan dan partisipasi. Hal ini menurut ESC UN (2004) dakibatkan
oleh adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dengan kepentingari
publik, dan kekuatan pasar ini tidak selalu dapat memenuhi apa yang menjadi
kepentingan publik. Bahkan dalam banyak hal, publik seringkali tidak
dilibatkan untuk berpartisipasi dalam menentukan, merencanakan,
mengawasi dan mengevaluasi tindakan- tindakan yang diambil untuk dapat
menjamin bahwa publik tetap menjadi pusat dan tindakan-tindakan
pemeritah.
Lebih jauh, Drechster (2005) mengingatkan bahwa rnenganggap masyarakat
hanya sebagai konsumen semata menyebabkan masyarakat dijauhkan dan haknya
untuk berpartisipasi NPA bukan berarti tidak memiliki kelebihan. Kelebihan NPA
adalah mutu dan ukuran kinerja dari birokrasi menjadi meningkat. Ini dikarenakan
NPA memiliki standarisasi yang tinggi terhadap mutu kinerja birokrasi. Nilai-nilai
kemanusiaan juga sangat dijunjung tinggi oleh NPA. Ini menyebakan tingginya
kepuasan masyarakat yang bersentuhan dan berurusan dengan birokrasi. Kompetisi
di dalam NPA juga adalah suatu nilai lebih.
20
Kompetisi ini akan membuat para birokrat untuk meberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat meningkat. Kedisiplinan
yang diterap2k0 an pada NPA sangat berpangaruh terhadap kinerja dan
kemajuan sebuah birokrasi. NPA menerapkan kedisiplinan yang tinggi sehingga
para birokrat tidak dapat macam-maca dalam meberikan pelayanan terhadap
masyarakat.
Penggunaan teknologi juga dilakukan oleh NPA. Teknologi menjadi salah
satu faktor penting dalam menjalankan administrasi publik. Teknologi memiliki
peran yang begitu besar dalam proses pelayanan publik. Semakin tinggi tingkatan
teknologi yang digunakan oleh para administrator maka kualitas kinerja baik dari
sisi kecepatan kerja maupun hasil yang mampu dihasilkan oleh para administrator
meningkat. Pergantian dari OPA menjadi NPA ini pun membuat banyak negara
melakukan reformasi pelayanan publik. Penulis akan membahasnya di pembahasan
selanjutnya.
21

Bab IV

4.1 Kesimpulan

Perkembangan NPA pada zaman dewasa ini sangat dipengaruhi oleh OPA. Ini
disebabkan karena OPA dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada. Akan tetapi dari kedua paradigma ini dapat dikatakan
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Namun hal tersebut
seharusnya tidak menjadi masalah, malah harus menjadi sebuah kelebihan. Karena
dengan demikian administrasi publik dengan kelebihan dan kelemahan dari kedua
paradigma tersebut dapat saling melengkapi dan menyempurnakan. Sehingga dapat
tercapainya kepuasan dari masyarakat.
22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kaskus.co.id/thread/58bd62d9642eb6e25f8b4569/administrasi-
kepolisian-quotparadigma-administrasi-menurut-nicholas-henryquot/

http://buahkaryainsan.blogspot.com/2016/01/teori-revolusi-paradigma-
thomas-kuhn.html

http://ilmuitukece.blogspot.com/2016/10/pengaruh-old-public- administration.html

http://rizawhy.blogspot.com/2011/03/public-management-dan-new- public.html

Bahan ajar pengantar Ilmu administrasi negara/publik (paradigma


administrasi publik) oleh Dr.Ir. Rahardian, M. Si

Anda mungkin juga menyukai