Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PARADIGMA NEW ADMINISTRATION PUBLIC

DISUSUN

OLEH :

Asni CA181112038

Ranu Andika CA181111549

Pengatar Ilmu Administrasi Negara/Publik

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa  atas limpahan rahmat dan lindungan-nya.
Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi negara. Selain itu Kami menyusun makalah ini
untuk menambah wawasan untuk memahami.

Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karena kami masih dalam tahap
pembelajaran, Oleh karena itu kami menerima saran ataupun kritikan dari segala pihak agar
makalah selanjutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam makalah ini saya membahas
tentang  “Paradigma new public administration”  Semoga makalah yang Kami buat  ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang
berkenan kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

2
DAFTAR ISI
Judul
Kata pengantar ……..……………………………….……………………………….…1
Daftar isi ……………..……………….………………………..……………………….2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………….….…..………………………………...5
1.2 Tujuan Penulisan …………….……….……………………....………....9
1.3 Manfaat ………………………………....................................………...9
BAB II KAJIAN TEORITIK
1.1 Teori Menurut Thomas Khun ………………………………………...10
1.2 Teori American Heritage Dictionary …………………………………10
1.3 Teori Menurut Mohanan Dalam Muslim Salam……………………..…………..10
1.4 Teori Menurut Nicolas Henry………………………………………….11
1.5 Teori Menurut Miftah Thoha…………………………………………..14
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
A. Permasalahan
A.1 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..16
B. Pembahasan
3.1 Pengertian Paradigma New Public Administration................…................16
3.2 Mengapa Disebut Baru ? …………………………. ..............................…..17
3.3 Pokok Pikiran Dalam New Public Administration .. .............................…..18
3.4 Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration……………………19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


ADMINISTRASI PUBLIK BARU (NEW PUBLIC ADMINISTRATION)
Administrasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial. Administrasi sebagai
ilmu pengetahuan berada dalam pemikiran manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai
bantahan dan wajib memberikan penjelasan tentang nilai kebenaran, sesuai dengan prinsip-
prinsip umum empiris. Sebenarnya fokus utama dari ilmu administrasi adalah persoalan tentang
manusia, terutama yang berkaitan dengan pengaturan dan keteraturan dalam rangka
peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia itu
sendiri, yang tentunya ini berhubungan dengan hubungan antara pemerintah dan
masyarakat.Secara garis besar, perkembangan ilmu administrasi publik terbagi dalam
dua periode utama, yaitu administrasi publik lama (old public administration = OPA) dan
administrasi publik baru (new public administration = NPA).

1. Sekilas Old Public Administration(OPA)


Administrasi publik lama (OPA) disebut juga dengan administrasi publik tradisional
(klasik), merupakan paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi publik.
Tokoh paradigma ini adalah pelopor berdirinya ilmu administrasi publik antara lain Woodrow
Wilson dengan karyanya “The Study of Administration” (1887) serta F.W.Taylor dengan
bukunya “Principles of Scientific Management”

2. New Public Administration (NPA)


Paradigma NPA berkembang sejak akhir tahun 1960an sampai dengan awal tahun
1970an. Paradigma Administrasi Publik Baru (New Public Administration) muncul
dariperdebatan hangat tentang kedudukan administrasi publik sebagai disiplin ilmu
maupunprofesi. Selain itu, lahirnya NPA juga dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut:

4
a) Pasca perang Dunia II banyak lahir lembaga-lembaga internasional, seperti PBB,
b) WHO, UNICEF, dll. Tetapi mereka mengalami berbagai kesulitan
dalammenyelesaikan tugas dan pekerjaannya karena ketiadaan sistem administrasi yang
c) Meningkatnya pengangguran, kemiskinan, dan penduduk secara cepat
dianggapsebagai masalah yang timbul karena inefisiensi kinerja para administrator
dankarena kesempitan lingkup pemahaman mengenai administrasi untuk
memenuhikebutuhan manusia
d) Administrasi publik lebih dirasakan sebagai penguat status-quo dari kelompok elit
e) OPA lebih mengutamakan sisi “administrasi” daripada sisi ”publik”, lebih
menekankan “prinsip dan prosedur” daripada “nilai dan filosofi”, “efisiensi dan ekonomi”
daripada “efektivitas dan pelayananan yang efisien”. Bertolak dari hal-hal tersebut,
maka para sarjana dan ilmuwan muda administrasi publikdi AS berusaha menyusun
suatu instrumen baru yang memungkinkan

1. Ringkasan tentang NPA, Ahmad Nurcholish. Sangkapura Bawean Jatim


untuk menginisiasi dan menjaga keberlanjutan perubahan sosial. Mereka menganggap bahwa
administrasi publik berada dalam posisi revolusi sehingga menginginkan untuk membuat
administrasi publik menjadi sebuah disiplin ilmu yang sarat akan nilai. Sejarah kelahiran NPA
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Honey Report pada Pendidikan Tinggi Pelayanan Publik, 1967
b. Adanya sorotan terhadap laporan mengenai berbagai kekurangan di lembaga-
lembaga administrasi publik dan kekurangan komunikasi antara para
sarjanaadministrasi publik dengan para praktisi administrator publik. Hal ini menimbulkan
keraguan dan kebingungan di kalangan masyarakat Konferensi Philadelphia mengenai Teori
dan Praktik Administrasi Publik, 1967 Konferensi ini menyatakan bahwa perlunya
perubahan konsep secara progresif dari sekadar negara aman (damai) menjadi negara
sejahtera, yang mana hal ini menuntut peningkatan tanggung jawab dari para
administrator publik. Administrator publik mau tidak mau harus masuk ke ranah
implementasi kebijakan sekaligus juga formulasi kebijakan. Dalam hal semakin
meningkatnya disparitas sosial-ekonomi, administrasi publik dituntut untuk semakin

5
meningkatkan perhatiannya pada masalah-masalah sosial dan mampu mewujudkan
keadilan sosial.
c. Konferensi Minnowbrook I, 1968 (dipelopori oleh Dwight Waldo)
d. Kebutuhan akan hadirnya administrasi publik yang relevan dengan kepentingan publik
dan bagaimana disiplin administrasi publik harus menyesuaikan dengantantangan
tahun 1970an menjadi tema utama dalam konferensi ini. Konferensi Minnowbrook I
dianggap sebagai awal mula lahirnya.

New Public Administration


Konferensi ini menghasilkan kumpulan makalah yang berjudul ”Toward a New Public
Administration: The Minnowbrook Perspective”, di mana salah satu artikel dalam
kumpulan makalah ini adalah karya George Frederickson berjudul ”The New
PublicAdministration”.

NPA berdiri di atas empat aspek, yaitu:


1. Perubahan. Administrasi publik yang sebelumnya digunakan untuk mempertahankan
status-quo suatu pemerintahan/birokrasi (survival oriented) diubah oleh NPA menjadi fleksibel,
adaptif, dan membuka respon terhadap berbagai perubahan sosial, ekonomi,dan politik yang
terjadi di masyarakat (client oriented);

2. Relevan. Setiap komunitas masyarakat memiliki permasalahan yang berbeda-


beda.Administrasi publik yang pada awalnya selalu memandang permasalahan di masyarakat
hanya dari sudut pandangnya sendiri (nonpartisipatoris), dan hal itu selalu dianggap sebagai satu-
satunya sistem terbaik (one best way system), diubah oleh NPA menjadi administrasi publik
yang melibatkan masyarakat dalam setiap proses perumusankebijakan (partisipatoris)
dengan berbagai alternatif sistem yang mungkin sesuai perubahan dan karakteristik khas
setiap masyarakat (multi level system);

3. Kesamaan, keadilan, dan hukum. Tujuan utama administrasi publik baru adalah
memberikan kesamaan, keadilan, dan hukum di masyarakat dengan mengetengahkanharmoni
dan integrasi di masyarakat;

6
4. Nilai. Untuk mencapai semua tujuannya, administrasi publik yang dahulunya hanya bersifat
scientific, rational, and value-freediubah oleh NPA menjadi administrasi publik yang
menekankan pada nilai-nilai organisasi dan kemanusiaan atau etika dan komitmenpersonal.
Administrasi publik bukan lagi dipahami sebagai robot yang hanyamenekankan pada
isu-isu mekanis (efisiensi dan ekonomis). Seorang administratorpublik tidak hanya harus
memiliki kemampuan manajerial dan keahlian teknis, tetapi juga diperlukan kepekaan
sosial.Frank Marini menyimpulkan bahwa NPA setidaknya terdiri atas lima prinsip utama, yaitu:
relevan, nilai, keadilan sosial, perubahan, dan client-focus (client-oriented).

Golembiewski menyatakan bahwa ada beberapa perspektif positif dari NPA, antara lain:
1. Umat manusia pada dasarnya lembut dan berpotensi sempurna (rakyat merupakan proses bagi
administrasi untuk tumbuh dan berkembang = demokratis/partisipatoris);
1. Menekankan peran sentral nilai-nilai organisasional dan kemanusiaan (tidak
hanyasekadar efisien dan ekonomis);
2. Menekankan inovasi dan perubahan;
3. Menganjurkan keadilan sosial sebagai pedoman dalam melakukan
pembangunanmanusia (administrasi yang bebas-nilai tidak mungkin);
4. Irasional, emosi, intuitif, karena perilaku manusia (masyarakat) tidak selalu dapat diprediksi
(unpredictable);
5. Menolak dikotomi politik-administrasi, karena administrator harus terlibat dan memang
berkompeten baik dalam formulasi maupun implementasi kebijakan.

Konferensi Minnowbrook II (September 1988) Tujuan utama dari Konferensi


Minnowbrook II (M-II) adalah mengevaluasi dampak yang dihasilkan oleh NPA hasil
Konferensi Minnowbrook I (M-I), sekaligus mendiskusikan isu-isu lain yang penting dan terkini,
yang belum tercakup dalam M-I.
Kesamaan antara M-I dan M-II antara lain:
1. Concern terhadap keadilan sosial;
a. Nilai-nilai demokratis dengan fokus khusus pada etika dan akuntabilitas;

7
b. Pentingnya administrasi publik untuk menegaskan kembali penguatan
masyarakat.Peran pemerintah (government) sangat penting (inevitable) untuk mewujudkan hal
itu;
c. Perspektif normatif dan keperilakuan;
d. Pelayan publik harus lebih konservatif daripada agen-agen perubahan.

Perbedaan antara M-I dan M-II antara lain:


1 Komposisi peserta diperluas, tidak hanya ilmuwan administrasi publik, tetapi juga
mengundang ilmuwan sejarah, ekonomi, politik, sosiologi, dan hukum. Ini berdampak pada tema
yang dibahas juga semakin luas, tidak hanya dari sudut pandang ilmu administrasi publik, tetapi
diperkaya juga dengan perspektif kepemimpinan, konstitusi dan hukum, kebijakan teknologi dan
ekonomi;

2. Perbedaan orientasi (tujuan). M-I lebih berorientasi konfrontasional karena


lebihberfokus kepada mengubah OPA, sedangkan M-II lebih fokus kepada praktik pelayanan
sipil;

3. Pada M-I, peran government dalam administrasi publik sangat kuat, sedangkan pada M-II,
peran government mulai beralih kepada governance.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan memahami pengertian Paradigma New Public


Administration

1.3 Manfaat

1. Sudah menggunakan teori ekonomi


2. Teknis dan rasionalitas ekonomi
3. Kepentingan publik mewakili agregasi kepentingan individu

8
4. Kepentingan publik mewakili agregasi kepentingan individu
5. Diskresi diberikan secara luas
6. Desentralisasi organisasi dengan kontrol utama berada pada agen
7. Semangat entrepreneur.

9
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Thomas Khun


Paradigma adalah suatu cara pandang, Nilai-nilai, Metode-metode Prinsip dasar,
Cara memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada
masyarakat teertentu.
Krisis akan timbul apabila suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak dapat
dijelaskan atau tidak dapat dipecahkan sevara memuaskan dengan menggunakan
pendekatan suatu paradigma.Krisis ini akan mendorong suatu “scientific revolution” di
kalangan masyarakat ilmuwan untuk melakukan penilaian atau pemikiran kembali
paradigma yang aada dan mencoba menemukan paradigma baru yang dapat
memberikan penjelasan dan altternatif pemecahan yang dihadapi secara lebih
memuaskan.

2.2 Teori American Heritage Dictionary


Serangkaian asumsi, Konsep, Nilai-nilai, Dan praktek-praktek yang diyakini oleh
suatu komunitas dan menjadi cara pandang suatu realitas

2.3 Teori Mohanan Dalam Muslim Salam


Paradima sebagai value system (sistem nilai), Konstruksi dan evaluasi ilmu
pengetahuan mensyaratkan komitmen terhadap suatu sitem niai yang memungkinkan
kita mengevaluasikan relibilitas dari klaim ilmu suatu pengetahuan.

Paradigma sebagai research interest (minat penelitian), Objek penelitian, Sudut


pandang terhadap objek yang dikaji, Fenomena yang dianggap penting atau menarik dan
lain-lain.
Paradigma sebagai theoritis (teori), Seperangkat aturan hukum dan proposisi yang
menghubungkan hukum tersebut dengan observasi, Untuk menjelaskan apa yang sedang
dikaji.

10
Paradigma sebagai suatu models (model) konsepsi umum dari suatu realistis
berdasarkan aturan-aturan teoritis yang diformulaikan. Paradigma sebagai theorical
framework (kerangka obervasi), Kosa kata yang berasosiasi dengan seperangkat konsep
dimana proposisi observasi di formulasi.

2.4 Teori Nicolas Henry

1. Paradigma 1

Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926. Paradigma 1, dikotomi


politik dalam administrasi menekankan pada lokus dimana administrasi publik
seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan Goodnow dan rekan-rekannya sesama
pemerhati public administration, administrasi publik harus berpusat pada birokrasi
pemerintah. Fokus bidang ini terbatas pada masalah-masalah- masalah organisasi dan
penyususnan anggaran dalam birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan
isi dari ilmu politik. Awal legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi
lapangan, dan salah satu permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi dan
praktisi yaitu masalah dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.

2. Paradigma 2

Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937. Pada masa ini lokus administrasi
publik kurang diperhatikan, sedangkan fokusnya adalah “prinsip-prinsip” manajerial
yang dipandang berlaku universal pada setiap bentuk organisasi dan lingkungan budaya.
Perbedaan pendapat dari administrasi publik pada 1940-an salah satunya adalah
keberatan bahwa politik dan pemerintahan tidak akan pernah bisa dipisahkan. Kemudian
yang lainnya adalah bahwa prinsip-prinsip administrasi secara logis tidak konsisten.
Pada abad pertengahan, dua definisi pilar yaitu dikotomi politik/administrasi publik dan
prinsip-prinsip administration telah digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum intelektual
yang kreatif di lapangan. Pengabaian ini meninggalkan administrasi publik dari
epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak jelas. Beberapa berpendapat bahwa
suatu identitas belum dapat ditemukan. Hubungan konseptual yang logis antara

11
Administrasi Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses pembuatan kebijakan publik.
Administrasi Publik menentukan isi “kotak hitam" pada proses itu: perumusan
kebijakan publik dalam birokrasi publik dan mengubungkannya ke politik. Ilmu politik
dianggap mempertimbangkan "Input Dan output" dari proses itu: tekanan dalam politik
menghasilkan perubahan Politik Dan sosial.

4. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik


Tahun 1950-1970 definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun
kembali hubungan antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari
usaha ini adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal fokus
analisis, "keahlian” esensial. Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang administrasi
publik di tahun 1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai "penekanan," sebuah
"daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim "ilmu politik. Administrasi publik
kembali menjadi bagian dari ilmu politik. Pelaksanaan prinsip-prinsip administrasi sangat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor lingkungan, jadi tidak “value free” (bebas nilai).
Pada tahun 1962, administrasi publik tidak dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu politik
dalam laporan Komite Ilmu Politik sebagai Disiplin Asosiasi Ilmu Politik Amerika.

5. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi


Tahun 1956-1970 pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan
paradigma ilmu administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan
analisis sistem sebagai pelengkapnya .Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi
memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang membutuhkan keahlian dan
spesialisasi, tetapi dalam pengaturan kelembagaan bahwa keahlian yang harus diterapkan
tidak dapat didefinisikan. Sebagai Paradigma, administrasi adalah administrasi dimana
pun ia ditemukan; Fokus lebih difavoritkan daripada lokus. Ada masalah dalam ilmu
administrasi, dan nyata. Jika Ilmu administrasi terpilih sebagai satu-satunya fokus
administrasi publik, bisakah satu hal ini terus berbicara dalam administrasi publik?
Setelah semua, ilmu administrasi, tidak menganjurkan prinsip-prinsip universal, namun
berpendapat bahwa semua organisasi dan metodologi manajerial memiliki karakteristik
tertentu, pola, dan patologi yang sama. Kalau saja ilmu administrasi didefinisikan dalam

12
paradigma bidang ini, maka administrasi publik akan bertukar, terbaik, "penekanan"
dalam bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah ilmu administrasi. Hal ini
sering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap bidang administrasi
publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak bisa memahami nilai lebih
dari kepentingan umum.Tanpa unsur kepentingan umum, ilmu administrasi dapat
digunakan untuk tujuan apa pun, tidak peduli seberapa bertentangan dengan nilai-nilai
demokrasi. Konsep penentuan dan penerapan kepentingan publik mendefinisikan pilar
administrasi publik dan lokus dari bidang yang hanya menerima sedikit jika setiap
perhatian hanya dalam konteks ilmu administrasi, hanya sebagai fokus teori organisasi /
ilmu manajemen kurang menyimpan dukungan dalam ilmu politik.

6. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik,


Tahun 1970-Sekarang, kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus
untuk bidang ini, atau urusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus
mencakup hal yang relevan dengan administratior publik. Namun demikian, bidang ini
tidak muncul untuk penekanan pada keunikan faktor-faktor sosial tertentu untuk
sepenuhnya dikembangkan negara sebagai lokus yang tepat. Pilihan fenomena ini
mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari administratior publik, tetapi mereka
berbagi kesamaan sehingga mereka memiliki konsep lintas disiplin di universitas,
membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke arah tema yang
mencerminkan kehidupan perkotaan,hubungan administrasi antar organisasi, dan
menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan, secara singkat disebut urusan publik.
Sejak tahun 1970, tidak ada perkembangan paradigma baru dari administrasi publik.

Nicholas Henry menyatakan bahwa dalam arti luas administrasi negara adalah
suatu kombinasi teori dan praktek. Nicholas Henry, secara rinci mengemukakan lima
paradigma administrasi negara sebagaimana digambarkan dalam tabel di bawah ini:
No Paradigma Lokus Fokus Keterangan
1. Dikotomi antara Politik dan Administrasi Birokrasi Pemerintahan Administrasi secara
umum (teori organisasi, kepegawaian, penyusunan anggaran, dll) Administrasi dan

13
politik dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan
2. Prinsip-prinsip Administrasi Tidak dipermasalahkan, berlaku universal Bagaimana
menjalankan prinsi-prinsip administrasi negara (Esensi prinsip-prinsip adminitrasi)
Dipengaruhi oleh ilmu manajemen yaitu POSDCORB
3. Administrasi sebagai ilmu politik Birokrasi pemerintahan Politik birokrasi Pada
akhirnya politik tidak mengakui Administrasi Publik sebagai ilmu politik
4. Administrasi publik sebagai ilmu administrasi Berlaku universal Administrasi secara
umum Alternatif setelah paradigm administrasi sebagai ilmu politik
5. Administrasi publik sebagai administrasi publik Birokrasi pemerintahan & public
affair Teori organisasi, praktek-praktek dalam analisis public policy dan teknik-teknik
administrasi dan manajemen Paradigma yang berlaku sampai saat ini.

2.5 Teori Menurut Miftah Thoha

Miftah Thoha berpendapat, bahwa periode inidisebut sebagai paradigma


pembangunan. Hal ini karena PerserikatanBangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1970
menyatakan periode ini sebagai awal dari masa pembangunan. Dalam hal ini
administrasi publik menitikberatkan fokusnya pada administrasi pembangunan.
Perbedaan Tradisional dan kekakuan bidang ini antara "ruang publik"dan "ruang privat"
tampaknya memudarnya sebagai administrasi publik baru dan secara fleksibel
didefinisikan sebagai lokus. Selain itu, administrator publik telah semakin berkaitan
dengan yang erat dengan bidang ilmu kebijakan, ekonomi politik, proses pembuatan
kebijakan publik dan analisisnya, dan pengukuran output kebijakan. Aspek terakhir ini
dapat dilihat, dalam beberapa hal, sebagai hubungan antara administrasi publik
mengembangkn fokus dan lokus

14
BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN

1. Paradigma new public administration.


2. Mengapa Disebut Baru ?
3. Pokok Pikiran Dalam New Public Administration.
4. Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration

B. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian New Public Administration

Paradigma New Public Administration

Administrasi Negara Baru (New Public Administration) muncul dari perdebatan hangat
tentang kedudukan administrasi negara sebagai disiplin ilmu maupun profesi. Dwight Waldo
menganggap administrasi negara berada dalam posisi revolusi ( a time of revolution) sehingga
mengundang para pakar ilmu administrasi negara dalam suatu konferensi yang menghasilkan
kumpulan makalah ”Toward a New Public Administration : The Minnowbrook Perspective”
(1971). Tujuan konferensi ini adalah mengidentifikasi apa saja yang relevan dengan administrasi
negara dan bagaimana disiplin administrasi negara harus menyesuaikan dengan tantangan tahun
1970an. Salah satu artikel dalam kumpulan makalah ini adalah karya George Frederickson
berjudul ”The New Public Administration”.

Paradigma New Public Administration pada dasarnya mengkritisi paradigma administrasi


lama atau klasik yang terlalu menekankan pada parameter ekonomi. Menurut paradigma
Administrasi Negara Baru, kinerja administrasi publik tidak hanya dinilai dari pencapaian nilai
ekonomi ,efisiensi, dan efektivitas, tapi juga pada nilai “social equity” (disebut sebagai pilar
ketiga setelah nilai efisiensi dan efektivitas). Implikasi dari komitmen pada ”social equity”, maka

15
administrator publik harus menjadi ’proactive administrator’ bukan sekedar birokrat yang
apolitis.

Fokus dari Administrasi Negara Baru meliputi usaha untuk membuat organisasi publik
mampu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan dengan
pengembangan sistem desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif,
serta dapat memberikan pelayanan publik secara merata. Karena administrasi negara mempunyai
komitmen untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (social equity), maka
Frederickson menolak pandangan bahwa administrator dan teori-teori administrasi negara harus
netral dan bebas nilai.

3.2 Mengapa disebut baru?

Kata “baru/new” pada administrasi negara diperkenalkan oleh George Frederickson


3 ,muncul pertanyaan apa yang baru dari administrasi negara yang dipelajari selama
ini?,dijelaskannya bahwa, kebaruan ada dalam cara kain itu ditenun, tak mesti dalam benang
yang digunakan. Kebaruan terletak pada argumen-argumen mengenai pemanfaatan yang tepat
dari kain itu – betapapun usangnya. Benangbenang dari tenunan administrasi negara sudah amat
diketahui. Herbert Kaufman dalam Frederickson juga menggambarkannya dengan sederhana
sebagai pengejaran nilai-nilai dasar ini: perwakilan, kompetensi yang secara politik netral, dan
kepemimpinan eksekutif. Lebih lanjut Frederickson juga kemudian menjelaskan bahwa
administrasi negara sebelumnya memfokuskan diri pada manajemen yang efisien, ekonomis dan
terkoordinir atas instansi pelayanan. Dasar pemikiran untuk administrasi negara hampir
senantiasa berupa manajemen yang lebih baik (lebih efisien ataupun lebih ekonomis).
Administrasi negara baru menambahkan: “keadilan sosial (social equity) pada sasaran-sasaran
dan dasar pemikiran klasik. Administrasi negara yang konvensional atau pun klasik berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) Bagaimana kita dapat menyediakan pelayanan yang lebih
baik dengan sumberdaya yang tersedia (efisiensi), atau (2) Bagaimana kita dapat
mempertahankan tingkat pelayanan kita sembari membelanjakan lebih sedikit uang (ekonomis)?.
Administrasi negara baru menambahkan: (3) Adakah pelayanan ini meningkatkan keadilan
sosial? Administrasi negara baru menambahkan konsep keadilan sosial. Ketimpangan sebagai
wujud ketidakadilan, oleh karena itu perlu ada perubahan, dan perubahan yang dilakukan perlu

16
memberikan ruang partisipasi bagi publik. Sebuah pertanyaan menarik yang disampaikan dan
dijawabnya sendiri (Frederickson) dalam uraian sebelumnya, “apanya yang baru?” kemudian
dijawab, “cara menenun kainnya, bukan benangnya, benangnya boleh usang”. Kalimat ini ingin
menegaskan kembali bahwa nilai-nilai dalam administrasi negara tidak berubah, tetapi hanya
berlanjut. Diakuinya bahwa “keadilan sosial” adalah sebuah nilai yang sama tuanya dengan
lahirnya pemerintahan di dunia ini. Inilah yang membuat Frederickson tidak sependapat dengan
pergeseran paradigma yang dikemukakan oleh Thomas Khun. Keberatan Frederickson
menunjukkan bahwa pergeseran paradigma di dalam administrasi negara hanya berkenaan
dengan penekanan nilai pada masingmasing perspektif, bukan perubahan/pergantian nilai dan
nilai-nilai sebelumnya dianggap tidak berlaku. Bagi penulis pergeseran perspektif dalam
administrasi negara adalah sebuah strategi baru dengan mengemas nilai-nilai lama/yang sudah
ada sesuai dengan persoalan kenegaraan, kemasyarakatan pada saat itu. Keadilan sosial, sebuah
nilai yang dimunculkan kembali dan dianggap baru berkenaan dengan kondisi kehidupan pada
saat itu, dimana terjadi ketimpangan, ketidak-adilan, tertutupnya ruang partisipasi publik dalam
pengambilan kebijakan negara dan berbagai kondisi lain yang menunjukkan ketidak-adilan.
Strategi mengedepankan nilai keadilan sosial dalam mengatasi masalah ketika itulah yang
memunculkan perspektif baru dalam administrasi negara yang dinamakan “New Public
Administration”.

3.3 Pokok-Pokok Pikiran dalam New Public Administration

Pokok pikiran yang dikembangkan oleh Frederickson tentang NPA adalah, “Keadilan
Sosial”. Oleh karena itu penjelasan selanjutnya berkenaan dengan, “seperti apa keadilan sosial
itu, dan bagaimana caranya untuk mewujudkan keadilan sosial di dalam sebuah negara. Keadilan
sosial adalah sebuah ungkapan yang mencakup pengertian seperangkat pilihan nilai: pilihan
kerangka organisasi, pilihan corak manajemen,menekankan persamaan hak dalam pelayanan
pemerintahan, menekankan pertanggungjawaban atas keputusan-keputusan dan pelaksanaan
program untuk manajer-manajer publik, menekankan perubahan dalam manajemen publik,
menekankan daya tanggap lebih kepada kebutuhan warga negara ketimbang terhadap kebutuhan-
kebutuhan organisasi publik, menekankan suatu pendekatan terhadap studi mengenai
administrasi negara dan pendidikan administrasi negara yang bersifat interdisipliner, terapan, dan

17
memecahkan masalah secara teoretis sehat.Salah satu perhatian pokok administrasi negara baru
adalah perlakuannya yang adil terhadap warga negara. Pemerintah yang secara sistimatis
melakukan diskriminasi dengan memihak pada birokrasi-birokrasi yang mapan dan stabil,
minoritas klien yang istimewa (departemen pertanian dan petani-petani besar misalnya) dan
menentang minoritas-minoritas lain (misalnya petani, buruh-buruh tani) yang miskin dalam
sumber-sumberdaya politik maupun ekonomi, berlangsungnya pengangguran secara luas,
kemiskinan, kebodohan, penyakit dan keputusasaan, merupakan hasil dalam era pertumbuhan
ekonomi. Keadaan ini secara moral patut dicela, dan apabila dibiarkan tanpa perubahan, akan
menimbulkan ancaman yang fundamental, walaupun dalam jangka lama, terhadap kelangusngan
sistem politik ini, atau dalam sistem politik manapun.

3.4 Kelemahan dan Kelebihan New Public Administration

Kelemahan dan Kelebihan Administrasi Publik Baru (NPA)


Dalam administrasi publik baru pemerintahan diibaratkan sebagai kapal. Peran pemerintah di
atas kapal tersebut hanya sebagai nahkoda yang mengarahkan (steer) lajunya kapal bukan
mengayuh (row) kapal tersebut. Urusan kayuh-mengayuh diserahkan kepada organisasi di luar
pemerintah, yaitu organisasi privat dan organisasi masyarakat sipil sehingga mereduksi fungsi
domestikasi pemerintah. Tugas pemerintah yang hanya sebagai pengarah memberikan
pemerintah energi ekstra untuk mengurus persoalan-persoalan domestik dan internasional yang
lebih strategis, misalnya persoalan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan luar
negeri.

Di era NPA menjadikan birokrasi jadi semakin mahal, dimana para birokrat menjual
birokrasi kepada “pelanggan” dimana dampaknya adalah birokrasi hanya melayani orang yang
berduit, sementara masyarakat yang ekonominya rendah kurang diprioritaskan. Lalu seharusnya
birokrasi melayani masyarakat bukan private. Terdapat sejumlah hal yang dianggap sebagai
kelemahan dari NPA juga, yang dinyatakan oleh Oluwu (2002). Menurut OLuwu, ketika
Administrasi Pubtik berusaha memaharni pesan yang ditawarkan oleh pendekatan pasar maka
permasalahan yang muncul ada1ah terkait dengan pernyataan bahwa tidak ada perbedaan antara
manajemen sektor publik dengan sektor privat dalam mengimplementasikan NPA. Selain itu,

18
terdapat sejumlah pertanyaan lain yang mengemuka mengenai validitas empirik dan NPA dalam
hal klaimnya terhadap manajemen sektor privat yang dianggap ideal untuk sektor publik.
Terdapat sejumlah pertentangan antara klaim datam NPA terhadap kondisi yang ada di sektor
publik. Model usahawan seringkali dapat mengurangi esensi dan nilai-nilai demokratis seperti
keaditan, peradilan, keterwakitan dan partisipasi. Hal ini menurut ESC UN (2004) dakibatkan
oleh adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dengan kepentingari publik, dan kekuatan
pasar ini tidak selalu dapat memenuhi apa yang menjadi kepentingan publik. Bahkan dalam
banyak hal, publik seringkali tidak dilibatkan untuk berpartisipasi dalam menentukan,
merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi tindakan-tindakan yang diambil untuk dapat
menjamin bahwa publik tetap menjadi pusat dan tindakan-tindakan pemeritah. Lebih jauh,
Drechster (2005) mengingatkan bahwa rnenganggap masyarakat hanya sebagai konsumen
semata menyebabkan masyarakat dijauhkan dan haknya untuk berpartisipasi.

NPA bukan berarti tidak memiliki kelebihan. Kelebihan NPA adalah mutu dan ukuran
kinerja dari birokrasi menjadi meningkat. Ini dikarenakan NPA memiliki standarisasi yang tinggi
terhadap mutu kinerja birokrasi. Nilai-nilai kemanusiaan juga sangat dijunjung tinggi oleh NPA.
Ini menyebakan tingginya kepuasan masyarakat yang bersentuhan dan berurusan dengan
birokrasi. Kompetisi di dalam NPA juga adalah suatu nilai lebih. Kompetisi ini akan membuat
para birokrat untuk meberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sehingga kepuasan
masyarakat meningkat. Kedisiplinan yang diterapkan pada NPA sangat berpangaruh terhadap
kinerja dan kemajuan sebuah birokrasi. NPA menerapkan kedisiplinan yang tinggi sehingga para
birokrat tidak dapat macam-maca dalam meberikan pelayanan terhadap masyarakat.

Penggunaan teknologi juga dilakukan oleh NPA. Teknologi menjadi salah satu faktor
penting dalam menjalankan administrasi publik. Teknologi memiliki peran yang begitu besar
dalam proses pelayanan publik. Semakin tinggi tingkatan teknologi yang digunakan oleh para
administrator maka kualitas kinerja baik dari sisi kecepatan kerja maupun hasil yang mampu
dihasilkan oleh para administrator meningkat. Pergantian dari OPA menjadi NPA ini pun
membuat banyak negara melakukan reformasi pelayanan publik. Penulis akan membahasnya di
pembahasan selanjutnya.

19
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Perkembangan NPA pada zaman dewasa ini sangat dipengaruhi oleh OPA. Ini
disebabkan karena OPA dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang ada. Akan tetapi dari kedua paradigma ini dapat dikatakan memiliki kelebihan
dan kelemahannya masing-masing. Namun hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah,
malah harus menjadi sebuah kelebihan. Karena dengan demikian administrasi publik dengan
kelebihan dan kelemahan dari kedua paradigma tersebut dapat saling melengkapi dan
menyempurnakan. Sehingga dapat tercapainya kepuasan dari masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kaskus.co.id/thread/58bd62d9642eb6e25f8b4569/administrasi-kepolisian-
quotparadigma-administrasi-menurut-nicholas-henryquot/

http://buahkaryainsan.blogspot.com/2016/01/teori-revolusi-paradigma-thomas-kuhn.html

http://ilmuitukece.blogspot.com/2016/10/pengaruh-old-public-administration.html

http://rizawhy.blogspot.com/2011/03/public-management-dan-new-public.html

Bahan ajar pengantar Ilmu administrasi negara/publik (paradigma administrasi publik) oleh
Dr.Ir. Rahardian, M. Si

21

Anda mungkin juga menyukai