Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

MANAJEMEN PUBLIK
MATA KULIAH TEORI ADMINISTRASI KONTEMPORER

Disusun Oleh :

ELIS UTARI
Mahasiswa Administrasi Publik Angkatan XXVIII

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI PALEMBANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmad dan karunia–Nya, sehingga penyusun dapat menyusun Makalah Manajeman

Publik. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih

banyak kekurangan, baik dalam bentuk penyajian materi maupun dalam tehnik

penyusunan yang masih jauh dari sempurna, untuk itu pnyusun mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Selesainya penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan

senantiasa memberikan bimbingan, dorongan dan doa. Pada kesempatan ini tak lupa

penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen

Pengampu Mata Kuliah Teori Administrasi Publik Kontemporer Ibu Dr. Hj. Yuslainiwati,

S.H. M.Kes dengan tulus hati membimbing penyusun.

Tak lupa peneliti ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak yang tak bisa penyusun sebutkan namanya satu-persatu. Semoga bantuan dan

dorongan yang diberikan akan mendapat imbalan dari Allah S W T

Palembang, November 2020

Penyusun

Elis Utari, S.Farm, Apt

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................……………i
KATA PENGANTAR.....................................................................................…………. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................…………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................…..2
1.3 TujuanPenelitian……................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................…..3
1.5 Metode Penelitian ........................................................................ 3
             
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Publik.…..……………..…….….....………….….. 4
2.2 New Public Management..………….……………....……………....….. 5
2.3 Alasan Munculnya Manajemen Publik………..……..…......…....…… 9
2.4 Karakteristi, Arah, Tujuan dan Prinsip Manajemen Publik..…...……... 11
2.5   Fungsi Manajemen…………………………………… .....…….……... 15
2.6   Tahap-Tahap Perkembangan Manajemen Publik……. .....…….……... 18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 28
3.2 Saran................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu Administrasi Negara sebagai suatu kajian ilmu, dapat
dikatakan masih berusia muda dan belum matang sepenuhnya. Baru mulai
dibahas atau dianggap sebagai suatu cabang ilmu tersendiri pada awal abad
ke 20, sehingga wajar dalam perkembangannya masih mengalami
pergantian paradigma yang cukup signifikan dan terkadang paradigma
yang baru nampak sebagai reaksi terhadap paradigma yang lama (yang
dalam beberapa kejadian merupakan kebalikan dari paradigma
sebelumnya). Perubahan-perubahan paradigma dalam melihat Ilmu
Administrasi Negara itu tentunya sangat berpengaruh pada  perkembangan
Manajemen Publik, sebagai bagian takkan terpisahkan dari Ilmu
Administrasi Negara. Perubahan paradigma yang mewarnai perjalanan
Ilmu Administrasi Negara selama satu abad ini, dan juga mempengaruhi
pengertian kata public dari kata Manajemen Publik yang berkonsekuensi
pada perubahan Manajemen Publik.

Wilson meletakan 4 prinsip dasar bagi study Administrasi Publik yang


mewarnai manajemen publik sampai sekarang yaitu :
1. Pemerintah sebagai setting utama organisasi .
2. Fungsi eksekutif sebgai fokus utama.
3. Pencarian fungsi prinsip dan teknik manajemen yang lebih efektif
sebagai kunci pengembangan kompetensi administrasi .
4. Metode perbandingan sebagaian suatu metode study pengembangan
bidang administrasi publik.
Warna manajemen publik dapat dilihat pada masing-masing
paradigma, misalnya dalam paradigma, misalnya dalam Paradigma
pertama yaitu, pemerintah diajak mengembangkan system rekrutmen, ujian
pegawai, klasifikasi jabatan, promosi, disiplin dan pension secara lebih baik.

1
Manajemen sumber daya manusia dan barang/ jasa harus diupayakan
akuntabel agar tujuan Negara dapat tercapai, Paradigma kedua,
dikembangkan prinsisp prinsip universal yang dikenal sebagai POSDCORB
(Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan
Budgeting), yang merupakan karya besar Luther Gullick dan Lundall
Urwick di tahun 1937. Prinsip-prinsip ini kemudian dikritik dalam karya
“Administrative Behaviour”, yang mengajak para ahli tidak hanya
mendasarkan dirinya pada aspek normative sebagai diajarkan rasional tetapi
harus melihat kenyataan yang terjadi dalam satu fungsi manajemen yang
penting yaitu pembuatan keputusan (decision making). Kritik ini telah
memberikan ruang baik kemunduran pengembangan fungsi manajemen
publik sebagai kegiatan politik, atau lebih merupakan bagian dari ilmu
politik. Paradigma ketiga, karnanya fungsi fungsi manajemen tersebut
sebagai sesuatau yang universal. Paradigma keempat, setelah tidak
menyetujui kritikan parea ahli ilmu politik, konsep manajemen terus
dikembangkan seperti didirikannya School of Bussines dan administrasi
publik serta journal Administrative Science Quartely di Cornell University
Amerika Serikat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah definisi manajemen publik ?
2. Apakah definisi new public management ?
3. Apa alasan munculnya manajemen publik ?
4. Apa saja karakteristik arah dan tujuan dan prinsip manajemen publik ?
5. Apa fungsi manajemen dan fungsi fungsi manajemen yang merupakan
tanggung jawab dari manajer publik ?
6. Bagaimana tahap-tahap perkembangan manajemen publik ?

1.3. Tujuan Penulisan


Sejalan dengan perumusan masalah yang ada di atas, maka pengkajian
masalah dalam makalah ini untuk mencapai tujuan anatara lain :

2
1. Untuk menjelaskan definisi lebih jelas mengenai manajemen publik.
2. Untuk mengetahui alasan munculnya manajemen publik.
3. Untuk mengetahui karakteristik,arah dan tujuan manajemen publik.
4. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen dengan governance.
5. Untuk mengetahuifungsi-fungsi dari manajemen dan fungsi manajemen
yang merupakan tanggung jawab manajer publik
6. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan manajemen publik.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain.
1. Bagi penulis: Untuk meningkatkan pengehtahuan bagi penulis
2. Bagi pembaca: Untuk dijadikan bahan acuan atau referensi bagi pembaca
3. Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Administrasi Negara.

1.5. Metode Penelitian


1. Metode Pustaka
Metode Pustaka yaitu metode tang dilakukan dengan mempelajari
dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat,
baik berupa abuku maupun informasi di internet

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Manajemen Publik


Pada dasarnya public managemen, yaitu instansi pemerintah.
Overman dalam Keban (2004:85), Manajemen publik adalah suatu studi
interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi , dan merupakan gabungan
antara fungsi manajemen seperti planning, organizing, dan controlling di
satu sisi, dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik di
sisi lain. Ott, Hyde, dan Shafritzs 1990 (berdasarkan pendapat Overman),
Manajemen publik memfokuskan pada administrasi publik sebagai sebuah
profesi dan memfokuskan pada manajer publik sebagai praktisi dari profesi
tersebut.
Ott, Hyde, dan Shafritzs  1990 Secara spesifik, manajemen publik
memfokuskan pada bagaimana organisasi publik mengimplementasikan
kebijakan publik.  Perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan
merupakan perangkat utama yang dilakukan oleh manajer publik dalam
rangka menyelenggarakan pelayanan  pemerintah/publik.
Manajemen publik dan kebijakan publik merupakan bidang
administrasi publik yang tumpang tindih.
 Kebijakan publik = merefleksikan sistem otak dan syaraf 
 Manajemen publik = mepresentasikan sistem jantung dan sirkulasi dalam
tubuh manusia
Dengan kata manajemen publik merupakan proses menggerakkan SDM
dan non-SDM sesuai  perintah kebijakan publik.
Doktrin utama Publik Managemen adalah :
1. Fokus utamanya pada aktivitas manajemen, penilaian kinerja dan
efisiensi, bukan pada kebijakan;
2. Memecah birokrasi publik ke dalam agensi-agensi (unit-unit) dibawah
yang terkait langsung dengan pemakai pelayanan;

4
3. Pemanfaatan „pasar-semu‟ dan „kontrak kerja‟ untuk menggalakkan
persaingan;
4. Pengurangan anggaran pemerintah;
5. Penggunaan gaya manajemen yang lebih menekankan pada sasaran akhir,
kontrak jangka pendek, insentif anggaran, dan kebebasan melaksanakan
manajemen.
J. Steven Ott, Albert C. Hyde dan Jay M. Shafritz (1991),
berpendapat bahwa dalam tahun 1990an, manajemen publik mengalami
masa transisi dengan beberapa isu terpenting yang akan sangat menantang,
yaitu:
(1)Privatisasi sebagai suatu alternatif bagi pemerintah untuk memberikan
pelayanan publik.
(2)Rasionalitas dan akuntabilitas.
(3)Perencanaan dan kontrol.
(4)Keuangan dan penganggaran.
(5)Produktivitas sumber daya manusia.
Isu-isu ini telah menantang sekolah atau perguruan tinggi yang
mengajarkan manajemen publik atau administrasi publik untuk
menghasilkan calon manajer publik profesional yang kualitas tinggi, dan
penataan sistem manajemen yang lebih baik.

2.2. New Public Management (NPM)


Berdasarkan hal-hal di atas maka Public Managemen dapat diartikan
sebagai bagian yang sangat penting dari administrasi publik (yang
merupakan bidang kajian yang lebih luas), karena administrasi publik tidak
membatasi dirinya hanya pada pelaksanaan manajemen pemerintahan saja
tetapi juga mencakup aspek politik, sosial, kultural, dan hukum yang
berpengaruh pada lembaga-lembaga publik. Dan Public Management
berkaitan dengan fungsi dan proses manajemen yang berlaku baik pada
sektor publik (pemerintahan) maupun sektor diluar pemerintahan yang tidak
bertujuan mencari untung (nonprofit sector).

5
Organisasi publik melaksanakan kebijakan publik. Public
Management memanfaatkan fungsi-fungsi: perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan sebagai sarana untuk mencapai tujuan publik,
maka berarti ia memfokuskan diri pada the managerial tools, techniques,
knowledges and skills yang dipakai untuk mengubah kebijakan menjadi
pelaksanaan program.
New Public Management (NPM) adalah suatu sistem manajemen
desentral dengan perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling,
benchmarking dan lean management. NPM dipahami sebagai privatisasi
sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah. NPM secara umum dipandang
sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang menerapkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen bisnis
dan disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja
pelayanan publik pada birokrasi modern.
NPM menawarkan Schroter, Eckhard & Wollan dalam Samodra
Wibawa (2005:7), menawarkan ide-ide pokok sebagai berikut :
(1)Privatisasi dan deregulasi.
(2)Pemisahan dan pemandirian unit-unit administrasi.
(3)Penerapan elemen kompetisi dalam perilaku administrasi.
(4)Peminjaman metode manajemen dari sektor swasta untuk publik.
Paradigma NPM melihat bahwa paradigma manajemen terdahulu
kurang efektif dalam memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan
kepada publik. Karena itu VIGODA dalam KEBAN (2005 : 34),
mengungkapkan bahwa ada tujuh prinsip-prinsip NPM, yaitu :
1. Pemanfaatan manajemen profesional dalam sektor publik.
2. Penggunaan indikator kinerja.
3. Penekanan yang lebih besar pada kontrol output.
4. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih kecil.
5. Pergeseran ke kompetisi yang lebih tinggi.
6. Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen.

6
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam
penggunaan sumber daya.

NPM secara umum dipandang sebagai suatu pendekatan dalam


administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan disiplin yang lain untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi
modern. Meskipun NPM menggambarkan pendekatan yang lebih realistis
namun demikian tidak bebas nilai dari kritikan. Ada yang mengkritiknya
dengan mengatakan bahwa NPM adalah suatu cara pandang baru
menjalankan fungsi manajemen disektor publik, sementara ada yang
menyatakan tidak setuju karena manjemen ini cenderung bersifat swasta
pada hal pemerintah sebnarnya berbeda orientasinya yaitu kepentingan
publik.

A. Orientasi NPM
NPM ini telah mengalami berbagai perubahan orientasi menurut
Ferlie, Ashbuerner, Filzgerald dan Pettgrew dalam Keban (2004 : 25),
yaitu:
1. Orientasi The Drive yaitu mengutamakan nilai efisiensi dalam
pengukuran kinerja.
2. Orientasi Downsizing and Decentralization yaitu mengutamakan
penyederhanaan struktur, memperkaya fungsi dan mendelegasikan
otoritas kepada unit-unit yang lebih kecil agar dapat berfungsi secara
cepat dan tepat.
3. Orientasi in Search of Excellence yaitu mengutamakan kinerja optimal
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Orientasi Public Service yaitu menekankan pada kualitas, misi dan
nilai-nilai yang hendak dicapai organisasi publik, memberikan
perhatian yang lebih besar kepada aspirasi, kebutuhan dan partisipasi
“user” dan warga masyarakat, termasuk wakil-wakil mereka

7
menekankan “social learning” dalam pemberian pelayanan publik dan
penekanan pada evaluasi kinerja secara berkesinambungan, partisipasi
masyarakat dan akuntabilitas.
5. Manajemen Kinerja Surya Darma mengatakan bahwa manajemen
kinerja suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
organisasi, kelompok dan individu yang digerakkan oleh para
manajer. Pada dasarnya manajemen kinerja adalah suatu poroses yang
dilakukan secara sinergi antara manajer, individu dan kelompok
terhadap suatu pekerjaan di dalam organisasi.

B. Kritik terhadap Penerapan NPM


Kritik Terhadap NPM:
1. Adanya perbedaan besar antara kekuatan pasar dan kepentingan
masyarakat
2. Masyarakat dianganggap hanya sebagai konsumen semata
menyebabkan masyarakat dijauhkan hakikatnya dari partisipasi.
Akibatnya:
1. Terjadi krisis identitas pada sektor publik.
2. Berkurangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.
3. Restrukturisasi hubungan masyarakat dengan pemerintah dalam
pelayanan publik. Di negara-negara berkembang NPM dipengaruhi
oleh world bank, UNDP, IMF,OECD.
Masalah penerapan NPM dinegara berkembang:
1. NPM menerapkan mekanisme pasar atas kebijakan publik sehingga
kurang tepat diterapkan dinegara berkembang karena pengalamnnya
tentang ekonomi pasar masih sedikit,
2. Permasalahan privatisasi perusahaan-perusahaan publik,
3. Perubahan birokrasi ke mekanisme pasar apabila tidak hati-hati akan
mengakibatkan korupsi,
4. Adanya permasalahan kelembagaan,

8
5. Adanya keengganan untuk berpindah kemodel pengontrakan dalam
pemberian pelayanan publik jika aturan hukum dan penegakannya
tidak kuat.
Pelajaran penting yang dapat diambil dari NPM ini adalah bahwa
pembangunan birokrasi harus memperhatikan mekanisme pasar,
mendorong kompetisi dan kontrak untuk mencapai hasil, harus lebih
responsif terhadap kebutuhan pelanggan, harus lebih bersifat
mengarahkan (steering) dari pada menjalankan sendiri (rowing), harus
melakukan deregulasi, memberdayakan para pelaksana agar lebih kreatif,
dan memekankan budaya organisasi yang lebih fleksibel, inovatif,
berjiwa wirausaha dan pencapaian hasil ketimbang budaya taat asas,
orientasi pada proses dan input (Rosenbloom & Kravchuck, 2005).

2.3. Alasan munculnya manjemen publik


Pada akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an kita melihat
munculnya suatu pendekatan manajemen baru di sektor publik sebagai
respon atas kekurangberhasilan model administrasi tradisional. Pendekatan
manajemen baru di sektor publik ini mempunyai berbagai nama/sebutan,
antara lain: Managerialism (Pollit, 1990); New Public Management
(Hood, 1991); Market-Based public Administration (Lan and
Rosenbloom, 1992); dan Enterpreneurial Government (Osborne and
Gaebler, 1992).
Menurut Owen E.Hughes (1994), ada 6 alasan munculnya paradigma
Public Management yaitu :
1. Administrasi publik tradisional telah gagal mencapai tujuanynya secara
efektif dan efisien sehingga perlu diubah menuju ke orientasi yang lebih
memusatkan perhatian pada pencapaian hasil(kinerja) dan akuntabilitas;
2. Adanya dorongan yang kuat untuk mengganti tipe birokrasi klasik yang
kaku menuju ke kondisi organisasi public, kepegawaian, dan pekerjaan
yang lebih luwes;

9
3. Perlunya menetapkan tujuan organisasi da pribadi secara jelas dan juga
perlu ditetapkan alat ukur keberhasilan kinerja lewat indicator kinerja;
4. Perlunya para pegawai senior lebih punya komitmen politik pada
pemerintah yang sedang berkuasa daripada bersikap netral atau non
partisan;
5. Fungsi-fungsi yang dijalankan pemerintah hendaknya lebih disesuaikan
dengan tuntutan dan signal pasar; dan
6. Adanya kecenderungan untuk mereduksi peran dan fungsi pemerintah
dengan melakukan kontrak kerja dengan pihak lain (contracting out) dan
privatisasi.
Keenam alasan tersebut di atas, ditambahkan oleh Martin Minogue
(2000) dengan menyebut adanya 3 tekanan yang menyebabkan perlu adanya
perubahan paradigma menuju ke Public management yaitu:
1. Semakin membesarnya anggaran pemerintah
2. Rendahnya mutu kinerja pemerintah
3. Adanya nilai ideologi yang bersifat konfiktif terhadap perubahan
paradigma pemerintahan
Adanya gelombang perubahan paradigma pemerintahan itu sendiri
merupakan tekanan perubahan tidak hanya karena ia merupakan perubahan
yang fundamental dalam nilai-nilai sector public tetapi juga karena ia
memberikan peluang bagi perumus kebijakan untuk menemukan solusi
terhadap tekanan yang positif (meningkatkan mutu kinerja pemerintah), atau
tekanan yang negative ( mereduksi ukuran dan peran pemerintah). Owen
(1994) (1) Adanya tekanan yang kuat atas peran sector publik. (2)
Terjadinya perubahan teori ekonomi. (3) Adanya pengaruh globalisasi
terhadap sector publik.

10
2.4. Karakteristik, Arah, Tujuan dan Prinsip Manajemen Publik
A. Karakteristik Manajemen Publik
M.Minougue (2000) paling tidak menyebut adanya 5 karakteristik utama
Manajemen Publik, yaitu:
1. Manajemen Publik lebih banyak terkait dengan tugas-tugas
operasional pemerintahaan dari pada peran perumusan kebijakan.
2. Manajemen Publik lebih berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan
daripada upaya berkutat dengan proses dan prosedur.
3. Manajemen Publik lebih banyak berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pelanggan dari pada kebutuhan birikrasi.
4. Manajemen Publik menghindarkan diri dari berperan memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai dengan peran
nutamanya memberikan arahan saja atau pemberdayaan kepada
masyarakat.
5. Manajemen Publik mengubah diri dari budaya birokrasi.
Menurut C.Hood (1991) terdapat 7 karakteristik New Public
Management, yaitu:
1. Pelaksanaan tugas manajemen pemerintahaan diserahkan kepada
manajer professional.
2. Adanya standar dan ukuran kinerja yang jelas.
3. Lebih ditekankan pada control hasil/keluaran.
4. Pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah.
5. Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik.
6. Lebih menekankan diterapkannya gaya manajemen sektor privat.
7. Lebih menekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan tidak boros
dalam menggunakan berbagai sumber. Sektor publik seyogjanya
bekerja lebih keras dengan sumber-sumber yang terbatas (to do more
with less).

11
B. Arah Manajemen Publik
Dalam rangka meningkatkan kinerja sektor publik. Manajemen
Publik diarahkan kegiatannya pada:
1. Melakukan restrukturisasi sektor publik lewat proses privatisasi.
2. Melakukan restrukturisasi dan merampingkan struktur dinas sipil di
pusat.
3. Memperkenalkan nilai-nilai persaingan khususnya lewat pasar internal
dan mengkontrakkan pelayanan publik kepada pihak swasta dan
intervensi oleh pemerintah.
4. Meningkatkan efisiensi lewat pemeriksaan dan pengukuran kinerja.

C. Tujuan Manajemen Publik


1. Menurut Rainey (1990): „public management aims to achieve skills
and improve skills and improve accountability‟ Manajemen publik itu
ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor publik (lebih
efektif dan efisien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya.
2. Menurut Graham & Hays (1991): “public managemen are concerned
with efficiency,accountability,goal achlevement and dozen of other
managerial and technical question”, Manajemen publik itu bertujuan
untuk menjadikan sector public lebih efisien, akuntabel, dan tujuannya
tercapai serta lebih mampu menangani berbagai masalah manajerial
dan teknis.
3. Tujuan umum New Public Management :Efektivitas, efisiensi dan
ekonomisasi sektor publik, Kualitas dan kuantitas out put sektor
publik dan Pemerintahan yang berdaya hasil.

 STRATEGI

12
1. Menetapkan tujuan dan prioritas bagi organisasi (atas dasar
meramal lingkungan eksternal dan kapasitas organisasi).
2. Merumuskan rencana operasional untuk mencapai tujuan tersebut.
 MENGELOLA KOMPONEN INTERNAL
1. Mengorganisasikan dan menyusun staff: dalam
mengorganisasikan, manajer membentuk struktur (unit dan jabatan
yang diberi wewenang dan tanggung jawab) dan  prosedur untuk
mengkoordinasikan kegiatan dan mengambil tindakan. Dalam
menyusun staf, ia mencoba menyesuaikan orang yang tepat dengan
pekerjaan utama.
2. Mengarahkan pegawai dan sistem manajemen kepegawaian:
kapasitas organisasi terletak pada anggotanya, serta keahlian dan
pengetahuan mereka. Sistem manajemen kepegawaian merekrut,
menyeleksi, mensosialisasikan, melatih, memberi imbalan,
memberi hukuman, dan mengeluarkan modal manusia organisasi,
yang merupakan kapasitas organisasi untuk bertindak untuk
mencapai tujuannya dan untuk merespon arahan khusus dari
manajemen.
3. Mengontrol kinerja berbagai sistem informasi manajemen
 Termasuk anggaran modal dan operasional, akuntansi, laporan,
dan sistem statistik, penilaian kinerja, dan evaluasi  produk
 Membantu manajemen dalam membuat keputusan dan dalam
mengukur kemajuan kearah tujuan.

 MENGELOLA KONSTITUENSI EKSTERNAL


1. Berhubungan dengan unit ‘eksternal’ organisasi berkaitan dengan
beberapa wewenang/otoritas umum: manajer harus berhubungan
dengan manajer dari unit lain dalam organisasi yang lebih besar di
atas, di samping, dan di bawah untuk mencapai tujuan unit mereka.
2. Berhubungan dengan organisasi independen: badan-badan dari
cabang lain atau tingkat-tingkat pemerintahan, kelompok

13
kepentingan, dan usaha swasta yang dapat mempengaruhi
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.
3. Berhubungan dengan pers dan publik yang tindakannya atau
persetujuannya atau kepatuhannya diperlukan.
Fungsi utama pertama adalah strategi. Ini mencakup masa depan
organisasi, menetapkan tujuan dan prioritas, serta membuat rencana
untuk mencapai tujuan dan prioritas tersebut. Hal umum bagi badan-
badan untuk mengembangkan tujuan dan prioritas ketimbang
mengasumsikan bahwa kebijakan berasal dari politisi. Politisi sekarang
menuntut bahwa  badan-badan dan pegawai negeri di bawah kontrol
nominal mereka ikut terlibat dalam masalah-masalah strategi.
Fungsi utama kedua adalah mengelola komponen internal. Ini
mencakup penyusunan staf, membentuk struktur dan sistem untuk
membantu mencapai tujuan yang diidentifikasikan oleh strategi.
Fungsi ketiga melihat organisasi dalam konteks eksternalnya dan
tugas mengelola konstituensi eksternal. Ada fokus eksternal yang lebih
besar dalam manajemen publik baru melalui strategi dan mengelola
konstituensi eksternal, daripada dalam kasus dengan model tradisional
administrasi publik. Anonimitas layanan publik telah menurun, dan
diterima dengan baik. Pegawai negeri sekarang lebih bebas berbicara di
depan publik, untuk muncul dalam forum profesional, untuk menulis
artikel di koran, dan secara umum menjadi figur  publik yang layak.
 
D. PRINSIP MANAJEMEN PUBLIK
1. Pembagian Kerja.
2. Hak Memberikan Perintah.
3. Aturan yang dipatuhi.
4. Kesatuan Perintah.
5. Kesatuan arah atau pimpinan.
6. Kepentingan Organisasi lebih diutamakan dari kepentingan pribadi.
7. Sistem Kompensasi yang adil.

14
8. Sistem sentralisasi.
9. Garis kewenangan.
10. Penempatan pada posisi dan waktu yang tepat.
11. Perlakuan yang ramah dan adil terhadap bawahan.
12. Kestabilan dari para staff.
13. Bawahan diberi kebebasan berinisiatif.
14. Dorongan semangat kerja tim.

2.5. Fungsi manajemen dan fungsi fungsi manajemen yang merupakan


tanggung jawab dari manajer publik
A.Fungsi Fungsi Manajemen
Menurut Danivan dan Jackson (1991:13), Tugas manajemen ada 5
yaitu:
1. Perencanaan
a. Menciptakan kebijakan, tujuan dan standar
b. Mengembangkan prosedur dan aturan
c. Mengembangkan rencana
d. Melakukan ramalan
e. Menganalisis lingkungan
f. Mengevaluasi efektifitas proses perencanaan
2. Pengorganisasian
a. Membagi tugas pekerjaaan setiap orang
b. Menciptakan struktur yang sesuai secara fungsional dan sosial
c. Koordinasi semua pekerjaan bawahan
d. Mengavaluasi efektifitas proses pengorganisasian
3. Staffing
a. Menentukan tipe yang harus dikerjakan
b. Merekrut orang yang berprospek baik
c. Menseleksi pegawai
d. Melakukan training dan pengembangan

15
4. Leading
a. Mendorong orang untuk melakukan pekerjaan
b. Menjaga dan memelihara semangat kerja
c. Memotivasi para staff
d. Menciptakan iklim organisasi yang kondusif
e. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kepemimpinan
5. Controlling
a.Menetapkan standar
b.Menciptakan perubahan dalam mencapai tujuan
c. Mengembangkan struktur dan proses akuntabilitas
d. Mengevaluasi kinerja

B. Fungsi-fungsi manajemen yang merupakan tanggung jawab para


manajer publik:
1. Fungsi Manajemen Kebijakan Dalam proses kebijakan
Seorang manajer secara aktif terlibat dalam penetuan program-
program dan proyek yang diusulkan untuk ditangani dalam tahun
anggaran tertentu. Ia harus menyelenggarakan rapat, memberikan
pikiran dan sarannya kepada para analisis kebijakan dan
berpartisispasi dalam proses pemilihan alternatif terbaik. Terkadang ia
juga harus mengkoordinasikan usulan-usulan tersebut agar jangan
sampai tumpang tindih, saling meniadakan, atau melakukan tindakan
ganda.
2. Fungsi Manajemen SDM
Stoner dkk (2003:68), mengatakan bahwa human resource
management adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan organisasi.
Agar dapat mengelola aspek SDM dengan baik, seorang manajer
berfungsi sebagai leader yang handal. Maksudnya, seorang manajer

16
disamping memiliki managerial skills, juga memiliki leadership skills.
Leadership skills dapat diperoleh melalui proses belajar.
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab seorang
manajer meskipun dalam kenyataan ditangani oleh unit keuangan.
Tugas utama seorang manajer dalam bidang ini adalah bagaimana
mencari dana, merencanakan dan mengalokasikan sesuai dengan
kebutuhan yang ada,memanfaatkan secara optimal, dan
mengendalikan penggunaanya sesuai rencana.
4. Fungsi Manajemen Informasi
Sudah lama informasi dan data dipandang sebelah mataoleh para
birokrat disektor publik, padahal semua keputusan seorang manajer,
baik mengenai perencanaan, budgeting, pengambilan keputusan,
pengembangan unit-unit organisasi, pengendalian dan koordinasi,
sangat membutuhkan data dan informasi.
Bahkan jumlah dan kualitas informasi pada saat ini merupakan
kekuatan untuk bekerja sama dengan pihakpihak luar termasuk
pengusaha pasar. Bila ingin memberikan yang terbaik kepada
masyarakat, kita harus memiliki informasitentang bagaimana data
tentang pelayanan pada masa lampau, atau bagaimana pelayanan
serupa yang diberikan oleh organisasi organisasi lain.
5. Fungsi Manajemen Hubungan Luar
Tujuan mengelola hubungan tersebut adalah terbentuknya suatu
network. Kunjungan seorang birokrat ke desa-desa dalam rangka
memahami dan membaca berbagai permasalahyang dihadapi disana,
merupakan tugas penting yang harus menggantikan kecenderungan.
Apabila tugas ini dilaksanakan dengan baik, maka tugas manajer
sangat efektif. Maka dari itu, seorang manajer diharapkan
merencanakan kegiatan kunjungandan mengartikulasikannya ke dalam
usulan-usulan program, proyek atau kegiatan.

17
2.6. Tahap – tahap perkembangan Manajemen publik
Perkembangan Manajemen Publik dipengaruhi oleh beberapa
pandangan, yaitu :
a) Manajemen Normatif
Manajemen Normatif menggambarkan apa yang sebaiknya
dilakukan oleh manajer dalam proses Manajemen. Pendekatan
Manajemen Normatif melihat manajemen sebagai suatu proses
penyesuaian tugas atau penyesuaian tujuan. Efektivitas dari proses
tersebut diukur dari apa kegiatan organisasi yang
direncanakan,diorganisir, dikoordinasikan, dan dikontrol secara
efisien Stoner (1978), Rue & Byars (1981).
b) Manajemen Deskriptif
Manajemen Deskriptif menggambarkan apa yang dilakukan
oleh manajer ketika menjalankan tugasnya. Pendekatan Manajemen
Deskriptif dapat diamatidari karya H. Mintzbeng(1973). dari fungsi
manajemen yang benar-benar dijalankan, yang terdiri dari kegiata-
kegiatan personal, interaktif, administratif, dan teknis.
Jenis Pertama adalah kegiatan personal, yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh manajer untuk mengatur waktunya sendiri,
berbicara dengan para broker, menghadiri pertandingan dan
kegiatan-kegiatan lain yang mengemukakan dirinya atau
keluarganya. Seorang manajer yang berhasil biasanya mengatur
kegiatan personal lebih sukses dalam memimpin organisasi.
Jenis Kedua adalah kegiatan interaktif, biasanya manajer
menggunakan banyak waktu untuk melakukan interaksi dengan
bawahan, atasan, customer, organisasi lain dan pemimpinpemimpin
masyarakat. Peran manajer dalam konteks tersebut terdiri dari
interpersonal, informasional, dan decision making.

18
Jenis Ketiga adalah administratif. Kegiatan ini mencakup
kegiatan surat-menyurat, persediaan dan pengaturan budget,
monitoring kebijakan dan prosedur, serta penanganan masalah
kepegawaian.
Jenis Keempat adalah teknis, kegiatan ini merupakan
kegiatan seorang manajer untuk memecahkan masalah-masalah
teknis, melakukan supervise terhadap pekerjaanteknis dan bekerja
dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan.
c) Manajemen Stratejik
Manajemen Stratejik menggambarkan suatu cara memimpin
organisasi untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran. Pada dasarnya
Manajemen Stratejik merupakan perpaduan anrata konsep
manajemen dan stratejik. Manajemen dapat diartikan sebagai
proses menggerakkan orang dan bukan orang untuk mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan Stratejik dapat diartikan sebagai kiat,
cara atau taktik yang dirancang secara sistematik dalam
menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka mencapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
d) Manajemen Publik
Manajemen Publik menggambarkan apa yang sebaiknya
dilakukan dan kenyataan yang dilakukan oleh manajer public di
instansi pemerintah. Warna manajemen publik dapat dilihat pada
masing-masing paradigma, misalnya dalam :
 Paradigma pertama, pemerintah diajak mengembangkan
system rekrutmen, ujian pegawai, klasifikasi jabatan, promosi,
disiplin, danpensiunan yang baik. Manajemen SDA dan barang
atau jasa harus diupayakan akuntabel, agar tujuan Negara dapat
dicapai.
 Paradigma Kedua, dikembangkan prinsip-prinsip manajemen
yang dklaim sebagai prinsip-prinsip universal, yang dikenal

19
sebagai POSDCORB ( planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting dan budgeting )
 Paradigma ketiga, karena fungsi-fungsi manajemen tidak perlu
diajarkan secara normative, atau tidak perlu lagi melihat fungsi-
fungsi manajemen tersebut sebagai sesuatu yang universal.
 Paradigma keempat, pada dasawarsa 1990an , berkembang
model manajemen pubik baru (The New Public Management)
yang telah membawa inspirasi baru bagi perkembangan
manajemen publik diberbagai Negara.

Di dalam manajemen Publik Baru ini pemerintah diajak


untuk:
(1)Meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan
menggantikannya dengan perhatian kinerja atau hasil kerja.
(2)Melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi dan
kondisi organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel.
(3)Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personel lebih
jelas, sehingga memungkinkan pengukuran hasil melalui
indicator yang jelas, lebih memeperhatikan evaluasi program
yang l;ebih sistematis, dan mengukur dengan menggunakan
indikator ekonomi, efesiensi, dan efektifitas.
(4)Staff senior lebih berkomitmen secara politis dengan pemerintah
sehari-hari dari pada netral.
(5)Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja
keluar, yang berarti pemebrian pelayanan tidak selamanya
melalui birokrasi saja (melakukan pelibatan sektor swasta)
(6)Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi, semuanya
menggambarkan bahwa The New Publik Management
memusatkan perhatiannya pada hasil dan bukan pada proses
lagi.

20
e) Manajemen Kinerja
Pada dasarnya manajemen kinerja adalah adalah suatu proses
yang dilaksanakan secara sinergi antara manajer, individu dan
kelompok terhadap suatu pekerjaan di dalam organisasi. Surya
Dharma (2005:1), mengatakan bahwa manajemen kinerja suatu
proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi,
kelompok dan individu yang digerakkan oleh manajer.
Selanjutnya Bacal dalam Surya Dharma (2005:18),
mengatakan bahwa sebagai proses komunikasi yang
berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara pegawai
dan atasannya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan
yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan.
Manajemen kinerja didasarkan kepada kesepakatan tentang
sasaran, persyaratan pengetahuan, keahlian, kompetensi rencana
kerja dan pengembangan. Menurut Surya Dharma (2005:2),
manajemen kinerja ditujukan untuk meningkatkan aspek – aspek
kinerja yang meliputi:
(1)Sasaran yang dicapai
(2)Kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan sikap
(3)Efektivitas kerja

Tujuan Manajemen kinerja Menurut Noe (1999),


menyebutkan 3 tujuan manajemen kinerja yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Stratejik, yaitu manajemen kinerja harus menghasilkan
kegiatan pegawai dengan tujan organisasi. Pelaksana strategi
tersebut perlu mendefinisikan hasil yang akan dicapai, perilaku,
karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan
strategi, mengembangkan pengukuran dan sistem umpan balik
terhadap kinerja pegawai.

21
2. Tujuan Administratif, yaitu kebanyakan organisasi
menggunakan informasi manajemen kinerja khususnya evaluasi
kuinerja untuk kepentingan keputusan administratif ,seperti
penggajian, promosipemberhentian pegawai dan lain lain.
3. Tujuan Pengembangan, yaitu manajemen kinerja bertujuan
untuk mengembangkan kapasitas pegawai yang berhasil
dibidang kerjanya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manajemen kinerja
didasarkan pada suatu asumsi bahwa, jika pegawai mengerti dan
memahami apa yang diharapkan dari mereka, dan diberdayakan
dalam penentuan tujuan yang akan dicapai maka mereka akan
menunjukkan kinerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

22
2.7. Berita
Kalteng Target RTRWP Selesai 2017
Senin, 3 Oktober 2016 14:56 WIB Penulis: Surya Sriyanti

ANTARA
BELUM juga selesainya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Kalteng membuat Pemerintah Provinsi Kalteng resah. Kasus ini menjadi perhatian
serius karena akibatnya banyak permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan
tata ruang.
Untuk itu Gubernur Kalteng Sugianto Sabran kepada wartawan, Senin (3/10),
mengatakan dirinya berharap masalah tata ruang ini bisa selesai pada tahun 2017
mendatang.
Menurut Sugianto, terbitnya SK Menhut Nomor 529 tahun 2012 yang kemudian
disusul Perda Kalteng Nomor 5 tahun 2015 tentang RTRWP Kalteng dinilai
sangat tidak relevan dengan kondisi di lapangan.
"Kondisi dilapangan tata ruang wilayah Kalteng jauh dari tertata. Masih banyak
kasus yang terjadi baik itu kasus di kawasan hutan dan non hutan juga kasus di

23
pedesaan hingga diperkotaan.Untuk itu perlu adanya kerjasama dalam
menyelesaikan masalah tata ruang ini antara Pemprov Kalteng dengan kabupaten
kota." harapnya.
Untuk mencapai target penyelesaian tata ruang Kalteng pada pertengahan tahun
2017 mendatang dirinya meminta seluruh kepala daerah dan SKPD antara
provinsi dengan kabupaten kota jangan jalan sendiri-sendiri.
"Kita ingin perekonomian Kalteng itu maju dan untuk itu RTRWP Kalteng harus
terlebih dahulu selesai agar semua tertata baik dan sesuai dengan di lapangan."
katanya. Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/70012/kalteng-target-
rtrwp-selesai-2017/2016-10-03#sthash.5GC95LOl.dpuf

KAJIAN TEORI
1. OLIVER SHELDON
Manajemen adalah sebagai fungsi kajian industri dalam pelaksanaan
kebijakan,di pandang dalam batas-batas kumpulan penyelenggaraan,dalam
pekerjaan organisasi untuk tujuan khusus yang akan dating.(ilmu aministrasi
Negara.inu kencana 1997:48)
2. Perencanaan (Planning)
E.E Kast dan jim Rosenzweig berpendapat bahwa perencanaan adalah
suatu kegiatan yang terintegrasi,yang bertujuan untuk memaksimalkan
evektivitas keseluruhan usaha,sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan
organisasi yang bersangkutan.(ilmu administrasi Negara,inu kencana,1997:74).
George R.Teery
Berpendapat bahwa perencanaan adalah memilih dan menghubungkan
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenai masa yang akan
datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.(ilmu administrasi
Negara,inu kencana 1997:75)

24
3. Pengawasan (Public Controlling)
Henry Fayol berpendapat bahwa pengawasan adalah ketetapan dalam
menguji apapun sesuatu persetujuan,yang di sesuaikan dengan instruksi dan
prinsip perencanaan,yang sudah tidak dapat di pungkiri lagi.(ilmu administrasi
Negara,inu kencana,1997:82). George Terry berpendapat pengawasan dapat
dirumuskan sebagai proses penentuan yang harus di capai yaitu standar,apa
yang sedang di lakukan yaitu pelaksanaan,menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar. .(ilmu administrasi Negara,inu kencana,1997:82).
David Granick mengemukakan tiga fase dalam pengawasan yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
 fase legislative
 fase administrasi
 fase dukungan (ilmu administrasi Negara,inu kencana,1997:83).
4. Public Leading
P.Pigors berpendapat kepemimpinan adalah suatu proses saking
mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan
individu,mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama. .(ilmu
administrasi Negara,inu kencana,1997:88).
5. Publik Motiviting
Abraham H.Maslow Ada lima kebutuhan yang mendorong manusia
bertindak (motivasi kepribadian)
 Kebutuhan-kebutuhan fisik(physiological needs)
 Kebutuhan-kebutuhan agar selalu aman (safety needs)
 Kebutuhan-kebutuhan cinta untuk bermasyarakat (love needs)
 Kebutuhan-kebutuhan untuk dihormati (esteem needs)
 Kebutuhan-kebutuhan untuk diakui perwujudan dirinya (self actualization
needs) (ilmu administrasi Negara,inu kencana,1997:90).

25
Hasil Analisis
Perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan (PPLB) merupakan
perencanaan penggunaan lahan yang menekankan metode pemetaan partisipatif
dan perencanaan tata guna lahan yang lebih detil. Proses ini menekankan pada
lima aspek besar yaitu sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, dan pemerintahan.
Perencanaan tata guna lahan berkelanjutan harus dibangun melalui
pendokumentasian pengetahuan lokal masyarakat mengenai ruang hidupnya yang
mencakup sumber-sumber penghidupan dan wilayah lindung mereka. Hasil dari
PPLB ini, nantinya akan disusun secara sistematis sebagai masukan penting yang
diintegrasikan dalam dokumen rencana tata ruang wilayah (RT/RW) kabupaten
atau kota.
Proses pengambilan kesepakatan,dilakukan melalui forum diskusi yang di
mulai dari desa,kecamatan,dan kabupaten.untuk mempermudah berkomunikasi
dan penyelesaian masalah. Penyusunan RTRWP kabupaten telah diatur di dalam
uu.No 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang tersebut tak jarang dijadikan ajang
pembagian konsesi wilayah dan sumber-sumber pertanian untuk investasi skala
besar. Padahal, masyarakat pedesaan telah memiliki konsep ruang tersendiri
berdasarkan pengetahuan dan kearifannya.yang di atur di dalam uu.No.6 tahun
2009.
Pengembangan metode pemetaan partisipatif yang mensyaratkan
sinergisitas antara rencana pengelolaan masyarakat dengan rencana pembangunan
pemerintah daerah. Di dalam PPLB (perencanaan penggunaan lahan
berkelanjutan) diatur mengenai penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
untuk berbagai kegiatan pembangunan sesuai daya dukung lahan, serta kesesuaian
kondisi sosial ekonomi masyarakat. “PPLB merupakan jalan menuju keadilan
ruang dan solusi atas konflik ruang yang selama ini terjadi. hakikat PPLB adalah
merubah paradigma pembangunan desa yang selama ini hanya ditentukan oleh
kebijakan pusat atau pemerintah daerah menjadi subjek perencana yang didukung
oleh pemerintah daerah. Yaitu, dengan cara memberi akses seluasnya kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan wilayahnya

26
melalui pendekatan participatory approach bukan command and rule paradigm
sebagaimana yang terjadi. Salahsatu kegiatan pendampingan yang dilakukan
JKPP terhadap komunitas lokal di Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah. di Kecamatan Timpah yang sebagian besar wilayahnya
gambut justru oleh pemerintah setempat diberikan izin untuk perusahaan kelapa
sawit yang merupakan ancaman besar. Melalui PPLB terlihat jelas bahwa tingkat
kesesuaian penggunaan lahan masyarakat dengan draf RTRW kabupaten hanya 36
persen.
Nilai positifnya adalah, melalui PPLB, Pemerintah Daerah Kapuas
menyambut baik masukan data dari hasil PPLB tersebut dalam pembahasan draf
RTRWK dan RTRWP. Proses tersebut dicapai melalui forum diskusi ruang yang
melibatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melalui PPLB. Dengan begitu,
semua pihak dapat dilibatkan sehingga konflik dapat diminimalisasi.

27
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manajemen Publik adalah Manajemen instansi Pemerintah. Yang
dimana manajemen sendiri adalah proses pendayungan bahan baku dan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen publik tidak bisa lepas dari ke tujuh fungsi ini, yaitu planing,
organizing, staffing, coordinating, directing, reporting, budgeting. Mengapa
dikatakan demikian, karena apabila salah satu fungsi ini tidak diikut
sertakan dalam manajemen sebuah instansi. Maka dapat dipastikan, sistem
manajemen instansi tersebut tidak akan berjalan dengan baik, karena semua
fungsi ini sangat berkaitan satu sama lain.

3.2. SARAN
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang manajemen publik dengan sumber – sumber yang lebih banayak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Makasar, Indonesia :


ALFABETA.
Syafiie, Inu Kencana,1997. Ilmu Administrasi Negara. Jakarta, Indonesia : PT
RINEKA CIPTA
Administrasi Negara ke Manajamen dan Kebijakan Publik : Redefinisi Wadah
Ilmuan dan Praktisi Aministrasi Negara dalam Merespon Perubahan
Zaman
SAID, Ahmad Lamo.2015. Coporate Social Responsbility dalam Prespektif
Governance,Yogyakarta, Indonesia : DEEPUBLISH CV BUDI UTAMA
Thoha, Miftah. 2011. Ilmu Administrasi Publik Kontenporer, Indonesia : Prenada
Media Group
Waluyo. 20017. Manajemen Publik: Konsep, Aplikasi dan Implementasinya
Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah \, Indonesia : CV Mandar maju
Hoadley, Mason c. 2006. Quo Vadis Administrasi Negara Indonesia, Yogyakarta :
Graha Ilmu

29

Anda mungkin juga menyukai