Anda di halaman 1dari 8

REVIEW BUKU KAJIAN ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER

(BAB IX. ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER)


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Administrasi Negara
Dosen : Dr. Melky Sedek Neolaka, M.Si

1. Lidya Sandita K. Soares (1903010105)


2. Maria Norlince Dappa (1903010102)
3. Nazzah Nadya Embulayla (1903010089)
4. Jessica Bistolen (1903010084)
5. Elisabeth Ursula Mayangsari (1903010088)
6. Pedro B.R Asten (1903010116)
7. Apriana Klara Asa (1903010104)

KELAS C
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
mereview bab yang berjudul “Administrasi Publik Kontemporer” ini dapat tersusun hingga
selesai tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah PENGANTAR ILMU
ADMINISTRASI NEGARA. Kami sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk
membuat review ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telak membantu selama pembuatan review ini berlangsung, sehingga telah
terselesaikan. Dan harapan kami semoga melalui hasil review ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya penulis sendiri. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami sadar masih banyak kekurangan
dalam hasil mereview bab ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas kami.
IDENTITAS BAB
1. Judul : BAB IX ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
2. Buku : KAJIAN ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
KONSEP, TEORI DAN APLIKASI
3. Penulis : Prof. Dr. wempy Banga, M.Si
4. Tahun terbit : 2017
5. Penerbit : Gava Media
6. ISBN : 978-602-6948-97-7

ULASAN BAB

BAB IX ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER


SUB 1. KONSEP PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Pada bagian ini penulis menjelaskan pandangan administrasi publik di Indonesia yang di tandai
dengan paradigma. Dimana dalam penyelenggaraan pemerintah akan menonjolkan paradigma
Governance dengan implementasi konsep Good Governance. Penerapan ini menandai paradigma
administrasi publik kontemporer yang merupakan titik awal dari babak baru dalam sistem
pemerintahan NKRI menuju lebih baik. Penulis juga memberikan pendapat bahwa strategi yang
efektif dalam upaya mengaplikasikan paradigma Good Governance dalam sistem pemerintahan
Indonesia yaitu dengan penerapan sistem desentralisasi dan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
SUB 2. PERANAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER DI MASA
DEPAN
Bagian ini menjelaskan bagaimana peran ilmu administrasi publik kontemporer di masa depan
mampu menjawab perubahan dan perkembangan lingkungan administrasi publik yang
berlangsung cepat dan terus menerus itu, yang tentunya melibatkan kemampuan SDM secara
akademik dan tatanan aplikasi (praktek). Penulis juga mengemukakan pendapat Thoha bahwa
peran administrasi publik kontemporer di masa depan sangat bergantung pada kemampuan
ilmuan bidang administrasi publik dan kemampuan pemerintah terutama pimpinan nasional
dalam menetapkan visi jauh ke depan.
SUB 3. KENDALA DAN TANTANGAN DALAM MEWUJUDKAN ADMINITRASI
PUBLIK DI MASA DEPAN
Berdasarkan yang telah di sebutkan sebelumnya maka pada pembahasan sub ke 3 ini penulis
memaparkan beberapa pendapat mengenai kendala dan tantangan dalam mewujudkan
administrasi publik kontemporer di masa depan.
Dilihat pada dimensi pertama mengenai kempuan ilmuan administrasi publik untuk
mewujudkan konsep good governance sudah sangat banyak. Namun kendalanya adalah respon
dan tindak lanjut karya tersebut masih terabaikan oleh elit pemerintahan dan elit politik.
Sehingga penulis memaparkan tantangan ke depan yaitu perlu di lakukan pendekatan “bottom
up” contohnya Gerakan-gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh kelompok-kelompok LSM,
kelompok mahasiswa dll. Yang di maksud untuk para elit pemeritahan dan elit politik agar
berkomitmen melakukan perubahan.
Dilihat pada kemampuan pemerintah nasional (presiden) dalam menetapkan visi jauh ke depan
melalui model perencanaan yang komprehensif yang artinya perencanaan jangka pendek,
menengah dan Panjang. Penulis memaparkan kendalanya yaitu dari aspek ketatanegaraan.
Berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen. Bahwa presiden bukan lagi mandataris MPR
yang berarti dapat melaksanakan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) karena melalui
GBHN dapat ditetapkan perencanaan jangka Pendek, menengah dan Panjang yang dapat memuat
visi jauh kedepan yang hendak dicapai. Maka dari itu penulis memaparkan tantangan ke depan
yaitu perlu adanya upaya politik oleh parlemen (DPR) untuk menetapkan peraturan perundang-
undangan yang mengikat pemerintah (presiden) untuk menetapkan model perencanaan
komprehensif yang menjelaskan adanya visi jauh ke depan.
4. PENTINGNYA KAJIAN PROSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK KONTEMPORER
Dalam sub bahasan ke 4 ini penulis menjelaskan pendapatnya bahwa administrasi publik
khususnya di Indonesia diasumsikan sebagai upaya melukiskan suatu benda, bukan menaruh
perhatian terhadap bagaimana realita benda itu. Akibatnya administrasi publik dianggap kurang
memeberi kontribusi terhadap setiap reformasi di bidang pemerintahan.
Pandangan tersebut memberi suatu penegasan bahwa secara teoritis, ilmu administrasi publik
menjelaskan teori-teori yang sifatnya rasional dan objektif. Namun kenyataan menunjukan
bahwa dari masa ke masa, dari periode ke periode kepemimpinan nasional, selalu
mempertontonkan kinerja pemerintahan yang mengecewakan.
Menurut penulis model administrasi publik yang diterapkan selama ini adalah model tradisional,
yaitu suatu model yang tertutup terhadap pembaharuan. Hal ini tentu berlawanan dengan model
administrasi kontemporer. Pembaharuan dalam konteks administrasi publik adalah suatu
perubahan sistem dari tradisional menuju modern (kontemporer). Namun kendala utama dan
sangat mendasar yang kita hadapi saat ini adalah format sistem politik yang di kemas sedemikian
rupa oleh para elit politik bersama elit pemerintahan melalui suatu bargaining politik yang
terselubung. Pada akhirnya pemerintah tidak berada pada posisi sebagai administrator negara
yang mempunyai tanggung jawab terhadap pelayanan publik, tetapi sebaliknya lebih condong
berperan sebagai pelayan partai politik. Kelemahan inilah sehingga begitu sulit menerapkam
model administrasi publik kontemporer. Penulis juga memaparkan beberapa pendapat-pendapat
ahli yang berkaitan dengan hal politik tersebut.
sehingga dari hasil kajian yang dilakukan para ilmuan, maka penulis menjadikan itu sebagai
suatu tantangan yang harus diatasi dalam rangka mewujudkan tatanan administrasi publik
kontemporer di masa depan.
KELEBIHAN :
 Dalam bab ini kata-katanya mudah dipahami.
 Dalam bab ini penulis mampu memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
administrasi publik yang sebenarnya terjadi di Indonesia.
 Bab ini sangat cocok untuk dipelajari oleh mahasiswa kalangan administrasi negara agar
mengetahui model administrasi publik yang modern dalam tata pemerintahan di
Indonesia.
KEKURANGAN :
 Penulis tidak terlalu mengkaji lebih dalam mengenai konsep Good Governance, tetapi
hanya menjelaskan secara garis besar saja.
 Dalama bab ini, penulis kurang memberikan informasi lebih mendetail/mendalam
mengenai peran administrasi publik kontemporer di masa depan, tetapi penulis lebih
berfokus mengenai kendala dan tantangan tentang administrasi publik di Indonesia.
Ulasan lain
Sumber buku :Jurnal Administrasi Publik (REINVENTING GOVERNMENT MENUJU
GOOD GOVERNANCE BIROKRASI INDONESIA)
Penulis : Dr. William Djani, M.Si
Penerbit : Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP-Universitas Nusa Cendana
Kupang-NTT

Good governance
Proses pemahaman umum mengenai governance atau good governance muluai mengemuka di
indonesia sejak tahun 1990-an dan mulai semakin bergulir pada tahun 1996, seiring dengan
interaksi pemerintah indonesia dengan negara luardan lembaga-lembaga pemberi bantuan yang
menyoroti kondisi objektif perkembangan ekonomi dan politik di indonesia.
Sejak tumbangnya renzim orde baru dan digantikan dengan gerakan reformasi, istilah good
governance begitu populer. Hampir disetiap even atau peristiwa penting yang menyangkut
masalah pemerintahan, istilah ini tak pernah ketinggalan. Bahkan dalam pidato-pidato, pejabat
negara sering mengutip kata-kata diatas. Pendeknya good governance teloah menjadi wacana
yang kian populer ditengan masyarakat.
Ada sebagian kalangan mengartikan good governance sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya
kinerja pemerintahan suatu negara, perusahaan atau organisasi masyarakat yang memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu. Sebagian kalangan ada yang mengartikan good governance
sebagai terjemahan konkret dari demokrasi dengan meniscahyakan adanya civic culture sebagai
pedoman sustainabilitas demokrasi itu sendiri.
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip didalamnya.
Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsi-
prinsip good governance,prinsip-prinsip good governance sebagi berikut :
1. Partisipasi Masyarakat
2. Tegaknya Supremasi Hukum
3. Transparansi
4. Peduli pada Stakeholder
5. Berorientasi pada Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektivitas dan Efisiensi
8. Akuntabilitas
9. Visi Strategis

E-GOVERMENT DAN GOOD GOVERNANCE YANG DIDAMBAKAN RAKYAT


Governance adalah sebuah pemerintahan yang bertumpuk pada kompatibilitas atau
keharmonisan diantara berbagai komponen atau kekuatan yang ada dalam negara. Di dalam
pemerintahan yang governance maka terjadilah sinergi diantara ketiga aktor yang ada ialah
pemerintah itu sendiri, masyarakat, dan pihak swasta. Dengan demikan, dalam pemerintahan
yang governance, terdapat peran berbagai aktor diluar pemerintahan dan negara, sehingga pihak-
pihak yang terlibat juga sangat luas. Dengan demikian, apabila saat ini dituntut terciptanya good
governance, adalah dalam pengertian terwujudnya tata pemerintahan atau kepemerintahan yang
baik. Dan wujudnya adalah bagaimana ketiga aktor yang ada yakni state, private, community
mendudukan dirinya sesuai dengan kapasitas dan lingkupnya masing-masing melakukan sinergi
antar mereka, dan yang kesemuanya mengarah dalam rangka mencapai tujuan negara dan
masyarakat.
Tata pemerintahan atau governance dalam wujud keharmonisan di dalam sistem, proses,
prosedur, fungsi, kestrukturan, pengorganisasian dan etik, serta adanya keterkaitan diantara
ketiga komponen tersebut, sehingga menghasilkan tata pemerintah yang baik (good governance),
itulah yang didambakan masyarakat. Di dalam pemerintahan yang good governance terwujudlah
pemerintahan yang dilakukan dengan kebersamaan dalam kapasitas kompetensinya masing-
masing untuk mencapai tujuan negara dalam rangka merealisasikan kesejahteraan masyarakat.

KESIMPULAN
Beradasarkan ulasan penulis diatas maka dapat di simpulkan bahwa
Kemampuan administrasi publik dalam menjawab tantangan dan perubahan lingkungan internal
dan eksternal skala global, merupakan ciri dari administrasi publik kontemporer. Penerapan
Good Governance menandai paradigma administrasi publik kontemporer yang merupakan titik
awal dari babak baru dalam sistem pemerintahan NKRI menuju lebih baik. Peranan administrasi
publik kontemporer di masa depan yaitu mampu menjawab perubahan dan perkembangan
lingkungan administrasi publik yang bergantung pada kemampuan ilmuan administrasi publik
dalam mengembangkan konsep baru dan kemampuan pemerintah dalam menetapkan visi jauh ke
depan.
Di Indonesia model administrasi publik yang selama ini di terapkan adalah model tradisional,
yaitu model yang tertutup terhadap pembaharuan, sehingga dalam konteks ini diperlukan
pembaharuan yaitu suatu perubahan sistem administrasi publik dari tradisional ke sistem modern.
Ciri utama administrasi publik modern atau kontemporer yaitu terbuka terhadap pembaharuan,
tangkap terhadap perkembangan/perubahan lingkungan global, berorientasi pada pelayanan
publik yang berkualitas, transparansi. Untuk mewujudkan semua itu tidak lepas dari kendala
yang di hadapi Indonesia. Kendala di elit pemerintahan dan elit politik yang paling mendasar.
Sehingga kendala tersebut perlu dijadikan tantangan yang harus diatasi dalam rangka
mewujudkan administrasi publik kontemporer di masa depan.

SARAN
Berdasarkan hasil review diatas maka untuk mewujudkan administrasi piblik kontemporer
dengan konsep Good Governance kita perlu melakukan gerakan-gerakan positif untuk mendesak
elit pemerintahan dan elit politik agar berkomitmen melakukan perubahan. Kita sebagai
masyarakat juga harus selektif dalam memilih kepala pemerintahan maupun parlemen-parlemen
agar sistem administrasi publik dapat berjalan dengan baik demi mewujudkan administrasi
publik kontemporer di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai