Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMANGKAS BIROKRASI
LIMA STRATEGI MENUJU PEMRINTAHAN WIRAUSAHA
(DAVID OSBORNE & PETER PLASTRIK)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah birokrasi

OLEH :

KELOMPOK 3

SEPTIAN BOY SITORUS

SHERINA WIDYANINGRUM

ANDI ANITA PURNAMA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PUBLIK


FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
2020

i|Page
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya. Shalawat
terhadap Rasulluh SAW sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“MEMANGKAS BIROKRASI lima strategi menuju pemrintahan wirausaha”

Makalah ini merupakan tugas dan kewajiban guna melengkapi tugas perkuliahan
penyusun. Penyusun menganggap buku yang ditulis oleh David Osborne dan Peter Plastrik
ini sejalan dengan Pidato Kepresidenan RI Bapak Jokowi yang menginginkan agar
Birokrasi di Indonesia harus disederhanakan (dipangkas).

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing Ibu Fanila Kasmita Kusuma, S.STP, MH. yang telah membimbing
penyusunan makalah ini. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan yang ikut turut membantu dalam pembuatan makalah ini dan tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan makalah ini juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan,
dan untuk itu kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.

Praya, Februari 2020

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................3

BAB 2 Pembahasan

2.1 Apa yang dimaksud dengan pembaruan?.........................................................4


2.2 Strategi yang seperti apa yang digunakan untuk memangkas birokrasi guna
memperbarui organisasi pemerintahan?...........................................................4
2.3 Bagaimana perpaduan antar strategi dalam memperbarui organisasi pemerintahan?
........................................................................................................................10

BAB 3 Penutupan

3.1 Kesimpulan....................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................12

iii | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Buku Banishing Bureaucracy : the five strategies for reinventing yang digagas
oleh David Osborne dan Peter Plastrik menjadi buku yang sangat memberikan
manfaat bagi kemajuan suatu negara. Banyak para pembaru yang memperoleh hasil
dari penerapan dari strategi-strategi yang ada dalam buku ini.

Buku Reinventing Government menggambarkan sebuah peta kasar mengenai


dunia baru governance (sistem peemerintahan) abar dua puluh satu. Buku ini
memangkas birokrasi mulai menempatkan rute-rute pada peta, untuk memudahkan
para pembaru mengikuti para pionir dan mengkalim diri sendiri. Dalam buku ini
pembaca akan mempelajari strategi-strategi yang terbukti berhasil dimanfaatkan oleh
para perintis pembaruan. Tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di Kanada,
Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Kita tidak hanya akan melihat hasil dramatis
yang telah mereka peroeh, tetapi kita juga akan mempelajari bagaimana mereka
menemukan dan menerapkan strateginya dan beberapa pelajaran yang meraka
peroleh selama ini.

Dalam pelantikannya, Presiden Jokowi berpidato menyoroti lima masalah yang


akan dikejar Kabinet Indonesia Maju lima tahun ke depan. Salah satunya,
penyederhanaan birokrasi. Jokowi menyoroti tugas pemerintah bukan lagi sekadar
membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi juga memastikan masyarakat
menikmati pelayanan serta hasil pembangunan.

Presiden menginginkan penyederhanaan birokrasi berdampak pada kemudahan


investasi dan mempersingkat meja yang harus dilalui untuk mendapat pelayanan.
Melalui reformasi birokrasi, pemerintah berupaya membarui mendasar
penyelenggaraan negara. Reformasi birokrasi telah dilaksanakan dua gelombang,
dimulai tahun 2004–2009 yang bersifat instansional, yaitu mendasarkan pada
reformasi di area tiap instansi.

Gelombang pertama ini mencanangkan sasaran untuk mewujudkan tata kelola


pemerintahan yang baik. Adapun area perubahannya menyangkut kelembagaan,
budaya organisasi, ketatalaksanaan, regulasi-deregulasi, dan SDM. Reformasi
gelombang kedua tahun 2010–2025 diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 81 tahun
2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010– 2025.

Kemudian, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2010–2014 dan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2015–2019. Road Map ini ditetapkan setiap lima tahun oleh
Menpan.

1|Page
Gelombang kedua bersifat nasional dan institusional dan akan bermuara pada
peningkatan pelayanan publik. Sasarannya mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN. Kemudian, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik,
kapasitas, dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Ada delapan area perubahan yang
dicanangkan.

Mereka adalah organisasi, tata laksana, perundang- undangan, SDM aparatur,


pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, pola pikir, dan budaya kerja aparatur.
Kemenpan RB menerapkan sembilan program untuk mencapai delapan area
perubahan itu dalam pelaksanaan grand design reformasi birokrasi.

Mereka adalah manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-


undangan, penataan dan penguatan organisasi, dan penataan ketatalaksanaan.
Kemudian, penataan sistem manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan,
penguatan akuntabilitas kerja, peningkatan kualitas pelayanan publik, monitoring,
evaluasi, dan pelaporan.

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


menyebutkan, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksanaan kebijakan publik,
pelayan publik, perekat, dan pemersatu bangsa. Pemberlakuan UU ini untuk
mewujudkan ASN sebagai bagian dari reformasi birokrasi.

Selama ini, opini publik terhadap ASN cenderung buruk: tidak ramah,
bermalas-malasan, korupsi, tidak memiliki target kerja, dan stagnan. Ini tentu bukan
kesalahan masyarakat. Penilaian muncul dari pengalaman dan pengamatan
masyarakat. Tak dapat dibantah terdapat banyak ASN tidak ramah saat melayani.

Panjangnya birokrasi membuat waktu lama harus ditempuh masyarakat untuk


mendapat pelayanan. Korupsi mengakar dalam tubuh birokrasi dan arogan.
Pemikiran kolonial bahwa menjadi PNS berarti disegani dan dilayani tentu salah
fatal. ASN merupakan abdi Negara, pelayan.

Kondisi birokrasi di Indonesia dianggap buruk oleh kalangan masyarakat


maupun investor asing. Rumitnya birokrasi di negeri ini menyulitkan investor untung
menanamkan modal di Indonesia. Bagi masyarakat tentu susahnya memperoleh
pelayanan yang dibutuhkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pembaruan?
1.2.2 Strategi yang seperti apa yang digunakan untuk memangkas birokrasi guna
memperbarui organisasi pemerintahan?
1.2.3 Bagaimana perpaduan antar strategi dalam memperbarui organisasi
pemerintahan?

2|Page
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembaruan
1.3.2 Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan untuk memperbarui
organisasi pemerintahan
1.3.3 Untuk mengetahui perpaduan antar strategi dalam memperbarui organisasi
pemerintahan

1.4 Manfaat
Dari buku MEMANGKAS BIROKRASI lima strategi menuju pemrintahan
wirausaha kita bisa melihat bagaimana para pembaru negara seperti Amerika Serikat,
Kanada, Inggris, Australia, Selandia Baru dll dalam merekstrukturisasi organisasi
pemerintahannya. Sementara di Indonesia sendiri hal tersebut masih sulit kita temui
karena stigma birokrasi kita sangat buruk di mata dunia maupun masyarakat Indonesia
itu sendiri. Penyederhanaan Birokrasi di Indonesia baru akan dilaksanakan di tahun ini
dengan upaya memangkas eselon III dan IV. Maka dari itu, kami selaku Praja Institut
Pemerintahan Dalam Negeri ingin berkontribusi dalam upaya tersebut dengan
membuat makalah ini guna meminimalisasi buku tersebut agar lebih mudah di pahami
oleh pembaca. Sehingga menambah wawasan penulis dan pembaca untuk sama-sama
melakukan tindakan pembaruan menuju Indonesia yang lebih baik.

3|Page
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Apa Yang Dimaksud Pembaruan

Pembaruan adalah transformasi sistem dan organisasi pemerintah secara


fundamental guna menciptakan peningkatan dramatis dalam efektivitas, efisiensi, dan
kemampuan melakukan inovasi. Transformasi dapat dilakukan dengan mengubah
tujuan, sistem insentif, pertanggungjawaban, struktur kekuasaan, dan budaya sistem
dan organisasi pemerintah

Pembaruan dalam birokrasi dapat diartikan pula sebagai penggantian sistem


yang birokratis menjadi sistem yang bersifat wirasawasta. Pembaruan adalah
menciptakan organisasi dan sistem pemerintah yang terus-menerus berinovasi, yang
secara kontinu memperbaiki kualitas, tanpa mendapat tekanan dari pihak luar.

Pembaruan dalam hal pelayanan tidak hanya bagaimana pelayanan itu berubah
kearah yang lebih baik tapi juga bagaimana cara agar pelayanan itu secara konsekuen
terus berubah kea rah yang lebih baik. Kemampuan dalam hal menghadapi tantangan
sangat dibutuhkan agar hal tersebut dapat terwujud.

Dalam melakukan pembaruan pemerintah harus siap menghadapi tantangan


yang belum bisa diantisipasi. Organisasi juga harus mempu memperbaiki
efektivitasnya di masa depan ketika lingkungan berubah. Pembaruan menciptakan
organisasi yang mempu meletakkanpelayanannya pada tempat yang paling mudah
untuk dimanfaatkan oleh pelanggan.

Birokrasi pada awalnya bergerak dengan sangat teratur dan penuh aturan.
Pemerintahan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki fungsi masing-masing.
Manajer berpikir, pekerja menjalankan tugas, pengawas memeriksa pemenuhan tugas.
Model ini lancar berjalan selama pekerjaan yang dilakukan sederhana dan lingkungan
yang stabil. Tapi pada masa sekarang, dunia berubah secara cepat, revolusi teknologi,
persaingan ekonomi global, pasar yang mengalami demasalisasi, tenaga kerja terdidik,
pelanggan yang semakin menuntut, kendala keuangan yang hebat, tidak responsif, dan
tidak mampu menampung perubahan yang inovatif. Sehingga perubahan dengan
pembaruan dalam birokrasi pemerintahan itu sangat dibutuhkan.

2.2 Strategi Dalam Melakukan Pembaruan Organisasi Pemerintah Menuju Pemerintahan


Wirausaha
1) STRATEGI INTI

Para pembaru selandia baru bergerak lebih cepat dan lebih agresif daripada
pembaru lainnya di dunia ini. Dalam proses tersebut mereka menggunakan seluruh
strategi inti. Mereka menghapus atau menswastakan fungsi-fungsi yang tidak
konsisten dengan tujuan inti pemerintahan. Mereka melepaskan fungsi-fungsi
secara fundamental berbeda tujuannya-kebijakan, pengaturan, penyampaian

4|Page
pelayanan, dan penegakan-dan menempatkannya dalam organisasi yang berbeda-
beda, sehingga masing masing bisa secara efektif mencapai misinya.

Dimulai tahun 1994, para pemimpinnya mulai menciptakan mekanisme


yang mereka perlukan untuk mengarahkan secara lebih efektif. Dalam proses
tersebut, Selandia Baru memperlihatkan tiga pendekatandasar dari strategi inti :
membersihkan fungsi yang tidak perlu, memisahkan fungsi pengarahan dengan
fungsi pelaksanaan, memperbaiki tujuan.

1. Kejelasan tujuan: menyingkirkan fungsi yang tidak sejalan

Ketika melakukan pembesihan , mereka menghapus fungsi-fungsi yang


tidak lagi memberikan kontribusi pada sasaran inti mereka-dengan melepaskan,
menjual, atau mengalihkannya ke tingkat pemerintahan yang berbeda. Dalam
lingkungan yang berubah cepat saat ini, penghapusan ini membantu menjaga
pemerintahan tetap focus pada yang penting bagi warga saat ini-bukan pada
yang penting 20 tahun yang lalu.

Sebagian pemerintahan mencoba membersihkan fungsi yang tak perlu


secara serentak, dengan menggunakan gerakan seperti “kajian program”.
Gerakan semacam ini hanya berhasil jika ada kemauan dari politisi yang tepat.
Pada tahun 1986 Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney meluncurkan suatu
gugus tugas kementerian. Dipimpin oleh Deputi Perdana Menteri Erik Nielsen,
gugus tugas itu harus mengkaji semua program, menghapuskan sebagian,
menggabungkan yang lain, dan merekomendasikan perbaikan dalam
manajemen pemerintah. Gugus tersebut terdiri dari 19 komite, yang
setengahnya diambil dari sector pemerintah dan setengahnya diambil dari
sector swasta. Mereka merekomendasikan devolusi, privatisasi, kontrak keluar,
pemangkasan beberapa program, penghilangan subsidi, serta perubahan sampai
ke-akar-akarnya.

Karena umumnya para politisi enggan mendukung pada gerakan


pembersihan fungsi yang tidak searah, maka triknya adalah dengan
melembagakan proses tersebut agar berjalan secara bertahap tetapi
berkelanjutan. Bukan dengan cara mengejutkan dan besar-besaran. Saat ini
masalah-masalah kemasyarakatan dan tuntutan public berubah cepat, sehingga
kita tidak perlu menunggu ara bintang bersatu untuk menyingkirkan fungsi-
fungsi yang sudah using. Negara yang telah melakukan tugas terbaik seperti ini
adalah Inggris setiap badan pelaksana sekarang ditinjau setiap lima tahun.

Alat untuk membersihkan fungsi yang tidak sejalan

Kajian kinerja atau kajian program adalah kebijakan berkala, umumnya


melibatkan sejumlah besar orang, untuk menyusun rekomendasi menghapus,
menswastakan, memindahkan, merestrukturisasi, atau mereformasi program-
program pemerintah.

5|Page
Kajian pilihan awal, adalah kajian yang dikembangkan oleh pemerintah
Inggris, di mana setiap lima tahun sekali menilai apakah suatu badan dan
fungsi-fungsinya harus dihapus, diswastakan, direorganisasi, atau
direstrukturisasi.

Kaidah matahari terbenam mensyaratkan agar program dan atau


regulasi diotorisasi/disahkan kembali secara berkala (biasanya setiap tujuh
tahun)

Penjualan aset memindahkan aset pemerintah, seperti perusaan, Bandar


udara, bendungan, atau jalan kereta api, kepada pemilik swasta.

Metode kuasi-privatisasi pemerintah mempertahankan kepemilikan aset,


tetapi meyerahkan operasinya kepada swasta untuk periode waktu yang lama.
Metode yang umum digunakan adalah sewa jangka panjang. Apabila
pemerintah ingin agar suatu aset dibangun, maka pemerintah bisa
menggunakan kesepakatan build-operate-tranfer (BOT)

Devolusi mengalihkan atau menyerahkan suatu fungsi atau aktivitas ke


tingkat pemerintahan yang lebih rendah.

2. Memisahkan fungsi pengarahan dari fungsi pelaksana

Pendekatan ini memisahkan peran pembuat fungsi kebijakan dan


peraturan dengan peran penyampaian, pelayanan, dan penegakan. Pendekatan
ini juga memisahkan fungsi pelayanan yang berbeda dalam organisasi yang
berbeda. Fungsi penegakan yang berbeda dipilah ke dalam organisasi yang
berbeda pula. Pendekatan ini membantu tiap organisasi berkonsentrasi pada
pencapaian satu tujuan yang jelas.

Prinsip ini sebenarnya identic dengan metode organisasi yang sudah


lama disarankan oleh peter Drucker bagi perusahaan-perusahaan besar, yang
dikenal dengan istilah “desentralisasi federal). Metode ini memungkinkan
pemerintah untuk meusatkan dan mengkoordinir fungsi-fungsi pengarahannya,
sehingga para pembuat kebijakan bisa lebih berkonsentrasi pada kebijakan dan
arah. Sementara itu, fungsi pelaksanaan didesentralisasikan, sehingga para
manajer memiliki wewenang yang cukup untuk memperbaiki fungsi
penyampaian pelayanan dan penegakan.

Kunci melaksanakan pemisahan secara berhasil

 Jika menginginkan hasil nyata, gabungkan upaya pemisahan fungsi dengan


strategi konsekuensi dan control.
 Lakukan reformasi pada sistem administrasi anda untuk mengambil control
dari badan-badan pusat dan memberikannya kepada badan pelaksana yang
telah dipisahkan fungsinya.

6|Page
 Tekan departemen atau menteri untuk melepas wewenang control
langsungnya terhadap operasi badan pelaksana
 Ikatan hubungan baru dengan perjanjian tertulis yang mengatur organisasi
pengarah untuk memberi kebebasan tertentu dan organisasi pelaksanaan
untun berkomitmen memberikan hasil tertentu.
 Bantulah para pembuat kebijakan untuk belajar memainkan peran sebagai
pengarah yang baik.

3. Memperbaiki maksud

Dalam kebanyakan lingkungan politik, para pejabat terpilih jauh lebih


tertarik untuk mencapai sasaran politik jangka pendek, memenuhi kebutuhan
yang menekan dari para pemilih, memuaskan kelompok-kelompok kepentingan
utama, berupaya terpilih kembali daripada meningkatkan kemampuan
pemerintah untuk memilih sasaran jangka panjang dan strategi untuk
mencapainya. Mereka merasa jauh lebih baik tidak memiliki sasaran jika
bertentangan dengan kepentingan pribadi.

Di tempat-tempat seperti Oregon dan Selandia Baru, para pemimpin


telah mengambil beberapa pelajaran penting tentang bagaimana mengatasi
beberapa pelajaran penting tentang bagiamana mengatasi kendala-kendala ini.
Misalnya:

 Anda bisa memfokuskan pada upaya peningkatan kemampuan fungsi


pengarahan hanya setelah membangun suatu momentum yang mendukung
upaya tersebut.
 Eksekutif harus mengambil tongkat kepemimpinan dalam meningkatkan
kemampuan mengarahkan, tetapi dalam prosesnya harus melibatkan
legislative.
 Jaga agar proses melibatkan semua parpol.
 Bangunlan sistem secara menyeluruh, jangan hanya sepotong-sepotong.

2) STRATEGI PELANGGAN: MENEMPATKAN PELANGGAN SEBAGAI


PENGARAH
Istilah pelanggan merupakan hal yang baru dalam organisasi
pemerintahan kita lebih lebih mengenal dengan istilah warga negara atau rakyat
dan pertanggungjawaban atas hasil kerja juga lebih penting kepada pejabat
terpilih daripada konsumen dari pelayanan itu sendiri yaitu pelanggan atau warga
negara.
strategi pelanggan untuk mendapatkan dampak nyata perlu digabungkan
dengan strategi konsekuensi dan kontrol ketika organisasi bersedia mendengar
pelanggannya, mempelajari keinginan pelanggan, dan berkomitmen untuk
menghasilkan sesuatu yang nilai bagi pelanggan sering melakukan perubahan
besar.

7|Page
Menurut public strategi Group yaitu sebuah perusahaan konsultan yang
mempelopori pendekatan winning complier melibatkan Lima Langkah
1. libatkan complier dalam pembuatan peraturan
2. didik complier mengenai apa yang diharapkan dari mereka
3. sediakan pelayanan yang memfasilitasi kepatuhan, seperti sambungan
telepon bagi mereka yang membutuhkan bantuan atau informasi
4. tetapkan standar mutu, jaminan mutu, dan pengembalian sebagai
pelayanan kepada mereka yang patuh memenuhi kewajibannya
5. beri umpan balik kepada com player mengenai tingkat kepatuhan nya
dalam pemenuhan kewajiban
6. ciptakan insentif dan konsekuensi baik bagi mereka yang patuh ataupun
tidak patuh dalam memenuhi kewajibannya

3) STRATEGI PENGENDALIAN

Dengan demikian strategi kontrol bisa dirinci menjadi lima langkah


tindakan :

1. Tetapkan misi dan nilai organisasi secara jelas, dan buat pegawai memahami
dan menerimanya.
2. Tetapkan hasil yang anda inginkan
3. Percayai pegawai dengan memberi wewenang membuat keputusan dan sumber
daya agar bisa mendapatkan hasil yang ditetapkan
4. Ujilah apakah mereka mendapatkan hasil yang telah ditetapkan
5. Buatlah agar mereka accountable dalam upaya mereka mendapatkan hasil yang
ditetapkan.

4) STRATEGI KONSEKUENSI
Memaksa pegawai pemerintah kota untuk bersaing dengan kontraktor-
kontraktor swasta yang haus kontrak. Puluhan kompetisi akan menjadi titik balik
menentukan yang mengubah penyebab ketidakefisienan dan ketidakefektifan
pemerintah: monopoli. Dinamika yang muncul dari dalam adalah karakteristik
strategi konsekuensi: pembaru memperkenalkan insentif berbasis kompetensi,
selanjutnya membiarkan segalanya berjalan dengan sendirinya. Membuat
konsekuensi sebagai strategi yang sangat berdaya.

Tiga pendekatan untuk memperkenalkan konsekuensi


Manajemen perusahaan adalah pendekatan yang paling ampuh dalam strategi
konsekuensi, karena kompetisi yang diciptakannya bersifat otomatis. Tak ada
proses kontrak yang diperlukan; tak ada orang yang harus bertugas menentukan
konsekuensi, bahkan para politisi tidak perlu terlibat dalam proses pengambilan
keputusannya. Tetapi pelangganlah yang secara langsung menentukan
konsekuensinya. Manajemen kinerja memang kurang ampuh dibanding dua
pendekatan yang lain karena konsekuensi yang disuntikkan tidak semendesak dan
semutlak konsekuensi pada kompetisi. Ketiga pendekatan ini tidak terpisah satu

8|Page
sama lain: orgnisasi beroprasi sebagai perusahaan pemerintah atau yang
berkompetisi untuk mendapat kontrak biasanya menggunakan banyak alat
manajemen kinerja untuk memaksimumkan keunggulan kompetitifnya.

5) STRATEGI BUDAYA
Budaya organisasi adalah seperangkat perilaku, perasaan dan kerangka
psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki bersama oleh
anggota organisasi. Budaya organisasi memberi rambu-rambu kepada orang
menangani sikap dan perilaku yang tepat agar sukses dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi memberi titik panduan kepada orang mengenai apa yang
sebaiknya dilakukan, bagaimana berprasaan dan berpikir.

Mengubah Budaya Pemerintah


Untuk mengubah perilaku semacam ini, anda harus mengubah budaya organisasi
pemerintah. Metode yang paling ampuh adalah empat strategi yang telah dijelaskan
sebelumnya: memperjelas tujuan organisasi; menciptakan konsekuensi kinerja;
menciptakan pertanggung jawaban organisasi terhadap pelanggan; dan menggeser
tempat dan bentuk kontrol.

Mengubah Paradigma
Pertama yang harus anda lakukan adalah meminta agar orang melepaskan asumsi
mereka. Kemudian anda harus membantu orang membangun kepercayaan yang
diperlukan untuk membuat lompatan. Dalam setiap perubahan paradigma, yang
penting adalah keyakinan untuk berani melompat. Tiga pendekatan dasar yang bisa
anda gunakan untuk mengubah budaya organisasi anda: mengubah kebiasaan,
menyentuh perasaan, dan mengubah cara berfikir. Tidaklah penting dari bagian
mana perubahan dimulai, sepanjang anda menyatukan semua ketiga pendekatan
tersebut. Anda bisa mulai dengan memberikan pengalaman perilaku baru dan
kemudian membantu mereka untuk menyesuaikan komitmen emosional dan peta
mental.

Pelajaran Bagi Pemimpin Transisi Budaya

Pegawai jangan dikontrol tetapi dilibatkan, Buat model perilaku yang diinginkan,
Buatlah diri anda visibel, Buat batasan yang jelas antara yang baru dengan yang
lama, Beri kebebasan tetapi bekali dengan perlengkapan para pionir, Masukan
darah segar, Hilangkan rasa takut tetapi jangan tolerir perlawanan, Jualah
keberhasilan, Komunikasikan, Jembatani berbagai lini tanggung jawab dalam
organisasi, Ubah sistem administrasi yang memperkuat kultur birokrasi,
Berkomitmen untuk tujuan jangka panjang.

9|Page
2.3 Perpaduan Antar Strategi Tersebut

Ketika menggunakan strategi untuk memisahkan fungsi pengarahan dengan


fungsi pelaksanaan, harus digunakan juga strategi konsekuensi dan kontrol untuk
mentransformasikan perilaku organisasi pelaksana. Dengan demikian organisasi lebih
memfokuskan pada tujuannya. Tapi hasil akan lebih maksimal jika memberikan hal
kontrol yang lebih besar kepada sumber daya serta memberi insentif untuk
memperbaiki kinerjanya.

Tetapi strategi konsekuensi tidak bisa melakukan perbaikan jika pegawai


negeri terikat oleh peraturan dan ikatan birokratis. Jika pegawai dengan aturan yang
begitu ketat maka mereka tidak akan bisa berubah dan berinovasi dan terpaksa
berubah ketika ada tekanan dan itu pun akan dipenuhi dengan tekanan karena hal itu
tidak terbiasa mereka lakukan. Tetapi memberikan kebebasan kepada karyawan tanpa
memberikan konsekuensi akan menghasilkan perubahan yang kurang signifikan.
Dengan penetapan tujuan dan insentif yang jelas, strategi control harus menggantikan
control yang tersentralisasi dan hierarki yang mendikte organisasi dan pegawai dalam
mengelola sumber dayanya sendiri.

Jika pemerintah menginginkan pemerintahan berjalan dengan baik dan


pelayanan efektif maka harus diterapkan sistem hukuman dan penghargaan terhadap
setiap pencapaian yang dilakukan. Hal itu dilakukan untuk memotivasi para pegawai.
cara yang efektif adalah memberikan insentif finansial kepada organisasi yang
berhasil menarik pelanggan yang lebih banyak.

Budaya kerja juga perlu dikembangkan seperti budaya kerja keras, bisnis, terus
melakukan inovasi. Peran setiap elemen diperlukan agar organisasi pemerintah
berjalan lebih baik dan penuh inovasi.

Untuk memadukan beberapa strategi menjadi sebuah cara yang koheren dan
lengkap adalah dengan menggunakan alat instrumen yang dinamakan Metatoo,Yang
antara lain adalah sebagai berikut:

Metatool Strategi yang digunakan

Penganggaran berdasarkan kinerja Inti, Konsekuensi

Kerangka kerja kinerja yang fleksibel Inti, Konsekuensi, Kontrol

Penawaran kompetitif Inti, Konsekuensi

Korporatisasi Inti, Konsekuensi, Kontrol, Pelanggan

Dana perusahaan Inti, Konsekuensi, Kontrol, Pelanggan

Manajemen perusahaan internal Inti, Konsekuensi, Kontrol, Pelanggan

Sistem pilihan publik kompetitif Konsekuensi, Pelanggan

10 | P a g e
Program pengembalian dana dan Konsekuensi, Pelanggan
voucher

Manajemen mutu terpadu Pelanggan, Kontrol, Budaya

Rekayasa ulang Proses bisnis Pelanggan, Kontrol, Budaya

Badan pemerintah komunitas Inti Kontrol

Status Istimewa Inti, Konsekuensi, Pelanggan, Kontrol

11 | P a g e
BAB 3
Penutupan

3.1 Kesimpulan
Memangkas birokrasi memberikan panduan bagi para pembaru dan pemikir
politik untuk melakukan pembaruan organisasi pemerintah menuju pemerintahan
wirausaha. Pembaruan sendiri adalah mengubah DNA organisasi pemerintah
sehingga memiliki perilaku inovatif, secara terus menerus memperbaiki kinerjanya
tanpa harus didorong dari luar.
Memangkas birokrasi dengan 5 strategi untuk memperbarui pemerintah,
yaitu: strategi inti untuk memperjelas maksud organisasi, strategi konsekuensi
untuk menerapkan konsekuensi atas kinerja organisasi, strategi control untuk
memberdayakan organisasi dan pegawainya agar bisa berinovasi, strategi budaya
untuk mengubah perilaku, perasaan, dan cara berpikir pegawai negeri.

3.2 Saran
 Kelima strategi ini cukup baik apabila digunakan di pemerintahan Indonesia.
Dengan mengendalikan seperti berwirausaha, dengan melakukan pendekatan
kepada pegawai dan bertanggung jawab kepada pelanggan. Pegawai disejahterakan
oleh pemerintah dengan memberikan penghargaan disetiap tahunnya dengan cara
ini pegawai bisa diharapkan lebih rajin lagi untuk melayani masyarakat, karena
masyarakat yang menilai kinerja yang dilakukan oleh pemerintah. Strategi ini
mengajarkan kita untuk berani dalam pembaruan yang dilakukan dan berani dalam
mengeluarkan kebijakan dengan menerima konsekuensinya, Dengan publik juga
ikut dalam melakukan perubahan. Bukan berarti tidak mungkin dilakukan untuk
menciptakan budaya wirausaha, berfokus pada pelanggan, berorientasi hasil dalam
suatu masyarakat yang memandang rendah pegawai negeri sebagai birokrat yang
malas dan mementingkan diri sendiri. Dengan tidak mementingkan kepentingan
pribadi dan kelompoknya maka pencapaian itu mungkin akan terwujud di
Indonesia dengan mementingkan kepentingan umum. Melihat pemerintah yang
melakukan kepentingan pribadi dan kelompoknya dibandingkan kepentingan
umum.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai