Anda di halaman 1dari 6

1.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan


Publik
Salah satu tujuan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah adalah untuk
memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran sertanya dalam
pembangunan daerahnya. Ini mengandung makna bahwa setiap anggota
masyarakat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan dan pembangunan daerahnya masing-masing.
Partisipasi masyarakat ini dapat dimulai sejak pemilihan aparatur
pemerintah di daerah, baik pemilihan pejabat eksekutif daerah seperti
gubernur, bupati atau walikota maupun pemilihan anggota legislatif daerah
atau anggota DPRD. Selanjutnya peran serta masyarakat dapat diwujudkan
pula dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan
publik di daerah.
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik sangatlah
penting, karena dengan adanya partisipasi tersebut akan memberikan
dampak positif, antara laian :
a. Masyarakat akan turut merasa bertanggung-jawab terhadap berbagai
kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat,
karena mereka merasa terlibat dalam perumusannya.
b. Mendorong masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam
merealisasikan berbagai kebijakan publik yang telah dirumuskan.
c.

Mendorong pihak eksekutif dan legislatif daerah yaitu Pemerintah


Daerah dan DPRD untuk bersikap terbuka, dalam arti bersedia
mewadahi, memfasilitasi, mau
mendengar, menampung
dan
merumuskan berbagai masukan dari masyarakat dalam perumusan
berbagai kebijakan publik di daerah.

d.

Berbagai rumusan kebijakan publik di daerah akan sesuai dengan


aspirasi
yang
berkembang
di
masyarakat,
sehingga
dalam
pelaksanaannya akan mendapat dukungan positif dari masyarakat.

2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan


Publik
Bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Bentuk partisipasi
masyarakat yang bersifat tidak langsung yakni dengan cara penentuan sikap
dalam pemilihan Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati atau Walikota) dan
pemilihan anggota DPRD. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat harus
benar-benar teliti dalam menentukan sikap atau pilihannya, karena secara
formal Pemerintah Daerah dan DPRD-lah yang memiliki otoritas untuk
merumuskan berbagai kebijakan.

Sedangkan partisipasi masyarakat secara langsung bisa dilakukan dalam


bentuk memberikan berbagai kritis, saran, pendapat dan masukan lain
kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam rangka perumusan berbagai
kebijakan publik. Penyampaian berbagai masukan itu bisa dilakukan secara
lisan atau pun tertulis, baik secara individual maupun kelompok, serta dapat
melalui media masa, organisasi kemasyarakatan, dan partai politik.
Dalam hal ini berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik dalam prakteknya harus benar-benar memperhatikan etika
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian,
partisipasi masyarakat akan benar-benar berdampak positif dan tidak
menimbulkan hal-hal yang akan merugikan kepentingan dan ketertiban
umum.
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat
menyangkut berbagai bidang kebijakan, seperti dalam bidang politik,
ekonmi, sosial, pendidikan, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga serta
pertahanan dan keamanan.
3. Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan
Publik.
Kebijakan otonomi daerah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dan pengembangan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan, kondisi
dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Oleh karena itu
apabila masyarakat di daerah tidak ikut aktif dalam perumusan kebijakan
publik di daerahnya akan menimbulkan beberapa masalah, antara lain :
a. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah akan tidak sesuai
dengan aspirasi dan kebutuhan/kepentingan masyarakat secara
menyeluruh.
b. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah tidak akan tepat
sasaran, sehingga akan menghambat proses pembangunan daerah.
c.

Tidak akan terbina kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah


dengan masyarakat, sehingga kebijakan terbaik sekalipun tidak dapat
dilaksanakan dengan lancer.

d. Tidak menutup kemungkinan akan timbul penolakan dari masyarakat itu


sendiri terhadap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah,
karena dirasakan tidak sesuai dengan aspirasi mereka.
e.

Kebijakan publik berpeluang hanya akan menguntungkan kelompok


atau golongan tertentu saja.

f.

Kebijakan publik dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak


bertanggung-jawab.

Ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan berbagai kebijakan publik


di daerah pada dasarnya akan merugikan pihak masyarakat itu sendiri

secara keseluruhan. Pembangunan daerah yang semestinya untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi tidak efektif, bahkan
membuat masyarakat kehilangan berbagai hal yang biasanya bermanfaat
bagi mereka. Begitu pula ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik akan sangat merugikan pihak Pemerintah Daerah, dimana
berbagai kebijakan dan program pemerintah daerah tidak akan mendapat
penerimaan dan dukungan positif dari masyarakatnya, sehingga akan
menghambat kesuksesan peran Pemerintah Daerah itu sendiri.
4. Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan
Kebijakan Publik
Ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat tidak berperan aktif
dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik
di daerahnya, antara lain :
a. Tidak ada pengetahuan tentang tempat atau wadah untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat.
b. Tidak adanya kemauan dari masyarakat terhadap perkembangan dan
perubahan yang terjadi.
c. Kurangnya informasi tentang kebijakan yang akan dirumuskan dan
pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
d. Adanya keinginan untuk mempertahankan keadaan semula demi
kepentingan pribadi atau kelompoknya.
e. Adanya kekhawatiran bahwa penyaluran aspirasi tersebut tidak akan
diterima oleh pemerintah daerah atau DPRD.
f. Tidak adanya sikap keterbukaan
Pemerintah Daerah dan DPRD.

dan

kurangnya

sosialisasi

dari

5. Perilaku Partisipasi Masyarakat dalam Melaksnakan Kebijakan


Publik di Daerah
Masyarakat dapat menunjukkan perilaku positif dalam partisipasinya
terhadap pelaksanaan kebijakan publik di daerahnya. Partisipasi masyarakat
tersebut tentu akan sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan
kedudukan dan kemampuannya masing-masing. Perilaku partisipasi
masyarakat tersebut antara lain dapat berupa :
a. Ikut mensosialisasikan berbagai kebijakan publik di daerahnya.
b. Memberikan sikap positif dan dukungan moril terhadap pelaksanaan
berbagai kebijakan publik.
c.

Bersedia berkorban untuk


kebijakan publik di daerahnya.

kepentingan

pelaksanaan

berbagai

d. Turut bertanggung-jawab dan melakukan pengawasan


pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya.

terhadap

e. Turut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan berbagai


kebijakan publik di daerahnya.
6. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
(Kebijakan Publik) di Berbagai Bidang.
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah atau
kebijakan publik di daerah tentu akan bervariasi sesuai kedudukan, peranan
dan kemampuannya dalam berbagai bidang, antara lain :

N
O
1

BIDANG
Politik

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT


a.
b.
c.

Ekonomi

a.
b.
c.

Sosial

Budaya

Pendidikan

a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.

Pariwisata

a.
b.
c.

Kepemudaan

a.
b.
c.

Olahraga

a.
b.
c.

Kamtib

7. Perilaku Partisipasi
Lingkungan Sekolah

a.
b.
c.

dalam

Menggunakan hak pilih dengan baik dalam


pilkada.
Menyampaikan aspirasi sesuai etika dan
peraturan yang berlaku.
Mensosialisasikan
kebijakan
dan
program
Pemerintah Daerah.
Membayar pajak secara tepat.
Menjadi anggota koperasi.
Mengembangkan wiraswasta dan lapangan
kerja.
Membina kesejahteraan keluarga.
Membina harmoni sosial.
Mentaati norma-norma social.
Mencintai budaya sunda.
Menggunakan bahasa sunda dengan baik.
Ikut mengembangkan budaya daerah.
Ikut mensukseskan wajar dikdas.
Pendirian sarana dan prasarana pendidikan.
Penghargaan pada sekolah dan siswa yang
berprestasi.
Mensosialisasikan objek-objek wisata di daerah.
Menjaga berbagai objek wisata di daerah.
Mengunjungi berbagai objek wisata di
daerah.
Mendirikan organisasi pemuda sesuai aturan
yang berlaku.
Membina potensi dan bakat pemuda.
Membina keharmonisan antar pemuda di
daerah.
Turut serta dalam pemayarakatan olahraga dan
mengolah-ragakan masyarakat.
Memdirikan sarana dan prasarana olahraga.
Memberikan penghargaan pada atlet daerah
yang berprestasi.
Aktif dalam ronda malam.
Tidak bertindak anarkhis.
Mentaati berbagai norma yang berlaku dan
peraturan daerah.
Pelaksanaan

Kebijakan

Publik

di

Anda sebagai siswa juga dapat menunjukkan partisipasi aktif dalam


pelaksanaan kebijakan publik di sekolahmu. Perilaku partisipasi siswa dalam
pelaksanaan kebijakan publik di sekolah antara lain :

a. Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran.


b.

Belajar sesuai jadwal dengan penuh semangat.

c. Menunjukkan prestasi belajar secara optimal.


d. Aktif dalam kegiatan ekstra kurikules atau pengembangan diri.
e. Melaksanakan jadwal piket kebersihan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
f. Menjaga nama baik sekolah dimana pun berada.
g. Menjalin hubungan yang harmonis dengan guru dan sesama siswa.
8. Perilaku Partisipasi
Lingkungan Sekitar

dalam

Pelaksanaan

Kebijakan

Publik

di

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat
untuk menunjukkan partisipasinya dalam pelaksanaan kebijakan publik di
lingkungan sekitarnya, antara lain :
a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan kerukunan dengan sesama
warga masyarakat.
b. Membiasakan musyawarah dalam memecahkan berbagai permasalahan
di masyarakat.
c. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan (sauyunan).
d. Membudayakan dan melestarikan kebiasaan gotong-royong.
e. Mentaati norma-norma dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
f. Turut menjaga kebersihan lingkungan masyarakat.
g. Mau berkorban untuk kepentingan umum dan kemajuan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai