Komunikasi massa merupakan bagian dari sejarah perkembangan peradaban manusia. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi satu sama lain, bertukar pesan dan menyampaikan
informasi melalui media tertentu. komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (Bittner, 1977). Jalaludin Rahmat (2000) yang jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Selain berfungsi dalam menyampaikan pesan secara umum kepada publik,
komunikasi massa juga berfungsi dalam melakukan transmisi pengetahuan, nilai, norma maupun
budaya kepada publik yang menerima pesan.
Media dalam komunikasi massa adalah media massa yang merupakan segala bentuk media atau
sarana komunikasi untuk menyalurkan dan 200 mempublikasikan berita kepada publik atau
masyarakat. Media massa terbagi menjadi tiga jenis media, yaitu media cetak, media elektronik,
dan media online.
Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan media massa dan media sosial, seperti
karakter aktualitas, objektivitas, dan periodik. Media massa umumnya melakukan komunikasi
satu arah, dan para penerima informasinya tidak dapat berkontribusi secara langsung. Media
massa cenderung memuat pesan dengan tingkat objektivitas yang lebih tinggi, walaupun dalam
beberapa kasus dimensi subjektifnya juga kuat. Sedangkan media social, memfasilitasi adanya
komunikasi dua arah antara pemberi pesan dan penerima pesan dalam waktu yang cepat dan tak
terbatas. Dalam media sosial setiap penggunanya memiliki hak dan kebebasan untuk
menyuarakan apapun, sekalipun pesan yang disampaikannya merupakan kritik, keluhan, opini
dan bentuk pesan lainnya yang bersifat sangat subjektif.
Beberapa tipe kejahatan yang Calhoun, Light, dan Keller (1995) menjelaskan adanya empat tipe
kejahatan yang terjadi di masyarakat, yaitu : White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih), Crime
Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban), Organized Crime (Kejahatan Terorganisir),
Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Pelaku bisa memasuki ranah pelanggaran pidana manakala penggunaan media dalam
berkomunikasi tidak sesuai dengan ketentuan norma serta peraturan perundangan yang berlaku.
Beberapa peraturan perundangan yang bisa menjadi rujukan dalam konteks kejahatan yang
terjadi dalam komunikasi massa adalah:
1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Beberapa tips bagaimana cara untuk memahami peraturan perundangan terkait komunikasi
massa, dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk berikut:
1. Cermati dan pilih salah satu dari peraturan perundangan yang disebutkan diatas
2. Lakukan diskusi dan pendalaman dengan membahas pasal-pasal kritikal terkait kejahatan
dalam komunikasi massa yang mungkin terjadi.
3. Buatlah poin-poin penting dan kritis terkait kondisi yang terjadi saat ini.
Berangkat dari perkembangan dinamika komunikasi massa dan peraturan perundangan di atas,
maka beberapa jenis kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks komunikasi massa adalah
cyber crime, hate speech dan hoax. Masing-masing memiliki dampak langsung dan tidak
langsung terhadap publik, seperti diraikan berikut ini:
1. Cyber Crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Terdapat beberapa jenis cyber crime, yaitu (1) Unauthorized Acces, merupakan
kejahatan memasuki/menyusup ke jaringan computer yang tidak sah, tanpa izin, atau
tanpa sepengetahuan pemilik jaringan, (2) Illegal Contents, kejahatan yang dilakukan
dengan cara memasukan data atau informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak
benar, tidak etis, dan dapat dianggap sebagai melanggar hokum, (3) Penyebaran virus,
kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah email atau media lainnya guna
melakukan penyusupan, perusakan, dan pencurian data,(4) Cyber Espionage, Sabotage,
and Extortion, Kejahatan dengan cara memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain.(6) Carding, kejahatan yang dilakukan untuk
mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dalam transaksi perdaganagn internet. (6)
Hacking dan Cracker, Kejahatan menerobos system keamanan untuk pembajakan akun,
maupun penyebaran virus. (7) Cybersquatting and Typosquatting, Kejahatan yang
dilakukan dengan cara mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian
berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. (8)
Cyber Teorism, kejahatan yang mengancam kepentingan orang banyak.
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan
salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Biasanya sasaran hate speech mengarah
pada isu-isu sempit seperti suku bangsa, ras, agama, etnik, orientasi seksual, hingga gender.
Ujaran-ujaran yang disampaikan pun biasanya sangat bias dan tidak berdasarkan data objektif.
Kecenderungannya adalah untuk melakukan penggiringan opini ke arah yang diinginkan.
Dampak yang ditimbulkan menjadi sangat luas, karena berpotensi memecah belah rasa
persatuan, pluralisme dan kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedemikian
bahayanya hate speech, maka perlu dilakukan upaya untuk mengontrol dan mengendalikan
potensi hate speech yang bisa terjadi kapan saja dan melalui media apa saja. Oleh karena hate
speech merupakan tindakan kejahatan, maka hate speech ini tergolong peristiwa hukum yang
memiliki
dampak atau konsekuensi hukum bagi pelakunya.
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau
palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba kelompok-
kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Dewan Pers
menyebutkan ciri-ciri hoax adalah mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan;
sumber berita tidak jelas. Dampak hoax sama besarnya dengan cyber crime secara umum dan
hate speech terhadap publik yang enerimanya. Oleh karenanya kejahatan ini juga merupakan
sesuatu yang perlu diwaspadai oleh seluruh elemen bangsa termasuk ASN.