Anda di halaman 1dari 8

lOMoAR cPSD| 21534148

ANALISIS KASUS DENGAN MANAJEMEN


ASN DAN SMART ASN DI UNIT SATUAN
KERJA MAKO KOLINLAMIL
Latsar Prajab CPNS UO TNI AL TA. 2023

Imam Hidayanto, A.md


199101232022031002
lOMoAR cPSD| 21534148

ANALISIS KASUS INSTANSI

Latar belakang tentang Manajemen ASN dan SMART ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan untuk menghasilkan pegawai ASN yang


profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
kepegawaian. Aturan-aturan ini bertujuan agar ASN dapat melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab dan dapat meningkatkan produktivitas. Untuk itu Pemerintah mengeluarkan
peraturan tentang disiplin PNS untuk menjamin kelancaran tugas ASN dan aktualisasi
manajemen PNS. Sehingga dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada
jabatannya sebagai pelaksana pelayanan publik dibutuhkan Smart ASN yang memiliki
kemampuan dapat beradaptasi dengan Perubahan Transformasi Digital yang berlangsung
sangat cepat dengan kompetensi DIGITASILASI yang mumpuni sehingga pada akhirnya dapat
mendukung pembangunan di Indonesia.

A. IDENTIFIKASI KASUS

Deskripsi Kasus

Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi kasus yang muncul di unit
kerja penyusun yaitu di Mako Kolinlamil Satlinlamil 1. Penyusun merumuskan isu berdasarkan
hasil pengamatan penyusun selama masa percobaan CPNS. Berdasarkan pengalaman 8
bulan bekerja disana, kami menyimpulkan terdapat beberapa isu yang kami angkat sebagai isu
yang harus dicarikan solusinya. Diantaranya sebagai berikut :

a) Alur administrasi surat/dokumen prosesnya masih lambat.

Salah satu hal penting dalam dunia bekerja tentunya kita tak luput dari pekerjaan surat
menyurat atau pengiriman dokumen ke satker yang lain sebagai hasil dari pekerjaan yang kita
kerjakan. Namun apabila surat ataupun dokumen yang sangat penting baik dari pengiriman
atau penyampaian informasinya terlambat, maka yang bisa terjadi adalah misskomunikasi
satker satu dengan satker lainnya bahkan pekerjaan lainnya bisa terhambat. Maka dari itu
diperlukan adanya perubahan pada pola sistem tersebut agar tidak sering terjadi
kesalahpahaman dengan divisi yang lainnya.
lOMoAR cPSD| 21534148

a.1. Implementasi dari Manajemen ASN dan Smart ASN

 Fungsi, Tugas dan Peran ASN belum Optimal terlaksana dikarenakan masih adanya
pegawai yang kurang paham dengan fungsi, tugas dan perannya; dan

 Kurang Optimalnya Implementasi DIGITALISASI dalam semua aspek dibidang


pekerjaan.

a.2. Data dan Fakta

 Banyaknya Pekerjaan tidak tepat waktu penyelesaiannya;

 Terjadi penumpukan dokumen yang mengakibatkan terhambatnya suatu pekerjaan;


dan

 Data ataupun dokumen sering tidak ditemukan dalam pencariannya.

a.3. Dampak dan para pihak yang terkena dampak jika isu-isu tersebut tidak diselesaikan.

 Pekerjaan menjadi kurang efektif dan merugikan banyak satker yang berkaitan;

 Kinerja instansi menjadi kurang baik dikalangan instansi lainnya; dan

 Kurang kepercayaan suatu pegawai/satker kepada divisi yang ada diinstansi.

b) Kurang minatnya pegawai dalam hal mengembangkan kompetensi


Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan
oleh Organisasi demi tercapainya tujuan visi dan misi bersama. Jika kompetensi pegawai tidak
dikembangkan dengan perubahan zaman yang cepat ini, maka akan menghambat kinerja yang
sedang dibangun organisasi terutama pada era DIGITALISASI yang perubahannya sangat
cepat ini. Pola kerja sudah berada di zona nyaman juga salah satu penyebab yang bisa
dikatakan menjadikan seorang pegawai merasa bahwa dirinya sudah cukup untuk berada
diposisi tersebut. Jika ini terus terjadi ini bisa menjadi bumerang yang berbahaya untuk
organisasi jika tidak ditemukan solusinya.

a.1. Implementasi dari Manajemen ASN dan Smart ASN

- Berkurangnya nilai pekerjaan ASN dimata Organisasi;

- Menjadi kurang produktif dan mengakibatkan kinerja menurun karena belum


memahami ilmu-ilmu ang baru; dan

- Fungsi dan Tugasnya seiring berjalannya waktu akan berubah dengan adanya
kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru.
lOMoAR cPSD| 21534148

a.2. Data dan Fakta

- Banyaknya pegawai yang merasa aman di posisinya saat ini; dan

- Banyak yang belum memahami jenis pekerjaan dibidang DIGITALISASI.

a.3. Dampak dan para pihak yang terkena dampak jika isu-isu tersebut tidak diselesaikan.

 Kurangnya pengalaman dalam bidang pekerjaan yang baru;

 Instansi akan terkena dampaknya karena tidak berkembangnya seseorang dengan


tugas barunya; dan

 Akan merasa jenuh dengan tugas yang monoton yang hanya itu-itu saja.
c) Adanya pegawai yang sering datang terlambat
Disiplin adalah sebuah kesadaran seseorang untuk mau dan mampu mengendalikan diri
dan mematuhi aturan atau nilai-nilai yang telah disepakati, yang berkaitan dengan aturan
maupun norma yang berlaku diri sendiri maupun dalam lingkungan sosial. Dalam kasus ini,
masih banyak pegawai yang sering datang terlambat dikarenakan berbagai macam alasan dan
problema kehidupan masing-masing individunya. Maka dalam hal ini perlu adanya solusi yang
dimana jika dibiarkan akan menjadi penyakit masyarakat beserta individunya dalam hal
lingkungan bermasyarakat dimasa mendatang.

a.1. Implementasi dari Manajemen ASN dan Smart ASN

 Kode Etik dan Perilaku ASN menjadi tidak optimal dengan pelanggaran tersebut;

 Kenaikan Pangkat dan Jabatan menjadi tertunda karena pelanggaran didiplin yang
dilakukan; dan

 Penilaian Kerja menurun yang disebabkan disiplin pegawai tidak optimal.

a.2. Data dan Fakta

 Beberapa Pegawai datang tidak tepat waktu;

 Masih ditemukan pegawai tidak hadir tanpa keterangan dilihat dari absensi apel pagi;
dan

 Kurangnya kesadaran dalam berdisiplin dengan waktu.

a.3. Dampak dan para pihak yang terkena dampak jika isu-isu tersebut tidak diselesaikan.

 Memburuknya kinerja pegawai ASN;

 Sikap dan perilaku yang kurang disiplin menjadi contoh/atau citra yang buruk terhadap
Instansi; dan

 Penilaian pegawai menjadi rapor merah untuk Instansi.


lOMoAR cPSD| 21534148

B. TEKNIK ANALISIS ISU

Analisis Isu didapatkan dari analisis kualitas masing-masing isu. Proses analisis isu
tersebut, kami menggunakan tiga teknik-teknik analisis isu.yaitu :

1. APKL;
2. USG ; dan
3. Fishbone Diagram.
a. Mengidentifikasi Isu dengan teknik APKL

APKL merupakan singkatan dari Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.


Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sedangkan Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Berdasarkan dari pengertian diatas, penyusun akan mengidentifikasi 3 kasus tersebut


dengan teknik analisis isu APKL. Rentang penilaian yang digunakan pada matriks APKL adalah
1-5. Analisis isu dengan kriteria APKL tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Isu dengan kriteria APKL
Kriteria Total
NO ISU APKL Prioritas
Skor
A P K L

Proses distribusi
1. administrasi yang 5 5 5 5 20 1
lama
Kurang minatnya
pegawai dalam hal
2. 5 4 5 4 18 2
mengembangkan
kompetensi

Adanya pegawai yang


3. sering datang 5 4 4 4 17 3
terlambat

Berdasarkan hasil analisis isu pada Tabel 1, subjek menunjukkan bahwa 3 isu tersebut
memiliki peringkat yang cukup tinggi berada di isu No. 1 yaitu Proses distribusi administrasi
yang lambat. Selanjutnya isu tersebut akan kami identifikasi lagi menggunakan teknik analisis
USG.
lOMoAR cPSD| 21534148

b. Mengidentifikasi Isu dengan teknik USG

USG merupakan singkatan dari Urgency, Seriousness, dan Growth. Urgency artinya
seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness
merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.

Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah 1-5, semakin tinggi skor
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
Identifikasi isu dengan kriteria USG tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Isu dengan kriteria USG

Kriteria USG Total


NO ISU Prioritas
U S G Skor
Proses distribusi administrasi yang
1. lama 5 5 4 14 1

Kurang minatnya pegawai dalam hal


2. 4 4 3 11 3
mengembangkan kompetensi

Adanya pegawai yang sering datang


3. terlambat 5 4 3 12 2
Berdasarkan hasil Analisis pada Tabel 2, menunjukkan bahwa yang bisa kita simpulkan adalah
Proses Administrasi yang lama sangat berbahaya jika tidak dicarikan solusi dengan cepat.
Selanjutnya akan dibahas teknik analisis isu dengan menggunakan Fishbone Diagram.
c. Mengidentifikasi Isu dengan teknik Fishbone Diagram

Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya


memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada
hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect
Diagram. Identifikasi isu dengan Diagram Fishbone tersaji pada Tabel 3.

Dari pengertian diatas, kami mengembangkan isu tersebut dan merangkum


seluruh isu permasalahan tersebut sehingga dengan fishbone diagram ini akan
mendapatkan akar permasalahan yang benar-benar harus dicarikan solusinya. Berikut
adalah tabel dengan menggunakan teknik fishbone diagram :
lOMoAR cPSD| 21534148

Tabel 3. Fishbone Diagram.

Lalu kita buat Tabel Diskusi Terkait Permasalahan isu yang kita buat :

Permasalahan Diskusi Akar Masalah


1. Administrasi Perlu adanya peningkatan kinerja administrasi Ya
agar lebih cepat dan efisien waktu
Perlu ditunjang dengan perangkat kerja seperti
2. Sistem komputer dan email dan aplikasi penunjang Ya
lainnya
3. ASN Terjadinya Misskomunikasi antar satker dan Ya
kinerja menjadi menurun
4. Organisasi Terhambatnya tata laksana jika tidak diperbaiki Ya

Dari penjelasan tabel 3 dan tabel diskusi terlihat jelas bahwa adanya akar permasalahan yang harus
segera ditemukan penyelesaian dari seluruh identifikasi yang terjadi tersebut yaitu, Kinerja Instansi
dan Pegawai kurang optimal. Jika administrasi terhambat maka kinerja setiap pegawai akan menurun
karena tidak ditunjang dengan adanya informasi yang akurat sehingga bisa terjadi kesalahpahaman
antar satker yang lain sehingga mempengaruhi Instansi juga dengan adanya kasus tersebut.

C. REKOMENDASI PENYELESAIAN
Penetapan Isu
Melalui proses analisis isu menggunakan kriteria APKL, USG dan Fishbone Diagram,
maka ditetapkan isu, yaitu: Kinerja Instansi dan Pegawai kurang optimal di Mako Kolinlamil. Hal
ini dikarenakan isu tersebut seluruhnya memenuhi kriteria aktual, problematik, kekhalayakan,
kelayakan, urgensi, tingkat keseriusan dan harus segera ditangani. Selanjutnya, penulis
merancang gagasan pemecahan isu melalui kegiatan kreatif yang pelaksanaannya dijiwai
oleh nilai-nilai BERAKHLAK.
lOMoAR cPSD| 21534148

Adapun gagasan pemecahan isu tersebut adalah sebagai berikut :


1. Peningkatan kemampuan pegawai sebagai pengembangan kompentensi pegawai
tersebut;
2. Peningkatan pemakaian media social maupun aplikasi berbasis online yang bersifat
digital guna memberikan informasi atau sebagai bahan bekerja terkait administrasi
dalam satker Mako Kolinlamil;
3. Pembaruan sistem bekerja dengan meningkatkan skill yang mumpuni untuk
menggunakan Komputer dan gadget lainnya demi organisasi;
4. Seminar atau edukasi sebagai bahan didik untuk menunjang optimalnya pegawai;
dan
5. Disiplin dengan penuh kesadaran tinggi akan tugas dan jabatan yang telah
diberikan;
Dengan solusi gagasan pemecahan isu diatas diharapkan menjadi penyelesaian masalah
yang terjadi di Mako Kolinlamil.
Demikian penjelasan dari kami terkait Analisis Kasus yang terjadi diInstansi kami yang
berada dilingkungan satker Mako Kolinlamil. Dengan adanya Analisis kasus yang kami buat
ini diharapkan menjadi salah satu pemecahan ataupun solusi dalam meningkatkan kinerja
Satuan Kerja Mako Kolinlamil.

Anda mungkin juga menyukai