Angkatan : XXV
Kelompok : IV
Sub Kelompok :I
Anggota Kelompok : 1. Destika Siti Rochijah, S.Pd.
https://youtu.be/3J5fkL0RXB4
Anti Korupsi
Nilai-nilai Dasar Indikator Kaitan Kasus
Jujur Tidak jujur dalam menjalankan tugass
Anti Korupsi sebagai aparat Pemerintah dalam hal ini
yaitu proses pengadaan masker
Memanipulasi rencana anggaran belanja
(RAB)
Peduli Tidak peduli terhadap kondisi bangsa dan
masyarakat yang sedang kesulitan di Masa
Pandemi Covid-19
Tidak adanya rasa peduli dan disiplin
terhadap aturan tindak pidana korupsi yang
telah berlaku
Kesederhanaan Pelaku tindak korupsi juga melanggar indikator
hidup sederhana yaitu gaya hidup hedonis, tidak
merasa cukup atas apa yang dimiliki
Opportunities.
Kesempatan (Opportunities) berkaitan dengan keadaan organisasi/instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi setiap orang untuk
melakukan kecurangan terhadapnya. Para pelaku memanfaatkan kesempatan berupa
Pandemi COVID 19 yang membutuhkan banyak masker terutama bagi tim medis yang
berhadapan langsung dengan pasien-pasien covid 19 di lapangan.
Untuk meminimalkan kesempatan orang melakukan kecurangan perlu antara
lain keteladanan dari pimpinan organisasi.
Needs.
Kebutuhan (Needs) berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh setiap
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar. Faktor kebutuhan disini sangat
berpengaruh mengingat untuk melawan pandemic kita perlu mematuhi protocol
kesehatan salah satunya penggunaan masker, dan masker sangat dibutuhkan juga oleh
tim medis untuk memberikan pelayanan kepada pasien covid 19 dimana masker
tersebut memiliki spesifikasi khusus yang tidak dimiliki jenis masker lain.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu pendapatan/gaji yang seimbang
dengan kinerja yang ditunjukkan dalam organisasi.
Exposures.
Pengungkapan (Exposures) berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang
dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila diketahui telah melakukan kecurangan.
Menurut pengamatan kami, hukuman yang diterima oleh para pelaku korupsi banyak
yang tidak sesuai engan kerugian yang diakibatkan. Selama menjalani hukuman pun
banyak sekali narapidana yang mendapat fasilitas mewah di Lembaga Permasyarakatan
dimana hal-hal tersebut seakan bukan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi okum-
oknum lain untuk melakukakn korupsi.
Menurut kami untuk memastikan seseorang melakukan kecurangan akan
menghadapi tindakan yang tegas maka perlu pranata hukum yang jelas dan tegas.
Berdasarkan sumber lain yang kami dapat yaitu tulisannya tentang ”Korupsi di
Indonesia: Masalah dan Pemecahannya” yang ditulis oleh DR.Andi Hamzah,SH
(1991) yang menyebutkan beberapa sebab terjadinya korupsi yang dapat kita dianalisis
dari kasus ini, yaitu :
1) Kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibandingkan kebutuhan
yang makin hari makin meningkat.
2) Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang cukup permisif
terhadap perbuatan korupsi.
3) Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektip dan efisien.
4) Pengaruh adanya modernisasi,karena modernisasi tersebut membawa
perubahan- perubahan pada nilai dasar masyarakat, membuka sumber
kekayaan dan kekuasaan baru,dan mengakibatkan perubahan dalam sistem
politik.
Namun menurut kami masih ada 1 hal lagi yang dapat menyebabkan korupsi
tersebut yaitu lemahnya integritas dari pelaku korupsi berupa kejujuran, etika dan
moral. Karena fakta membuktikan gaji yang cukup bahkan sekelas gaji Menteri atau
Pejabat Eselon I sekarangpun masih juga yang melakukan korupsi karena lemahnya
integritas pelaku korupsi.
Korupsi seolah telah menjadi budaya yang mendarah daging di Indonesia. Berbagai cara
telah dilakukan untuk menghapuskan korupsi hingga ke akar-akarnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk menurunkan angka korupsi. Berikut beberapa
rekomendasi agar kasus korupsi tidak terus menerus terjadi:
Dimulai dari diri sendiri seperti menanamkan sifat jujur , bertanggung jawab,
memiliki sikap sederhana, menumbuhkan kepedulian terhadap sesama dan
meningkatkan keberanian dalam memberantas korupsi.
Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian
pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
Memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik tingkat kepolisian, kejaksaan,
pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. Pengadilan adalah jantungnya
penegakan hukum yang harus bersikap imparsial (tidak memihak), jujur dan adil.
Banyak kasus korupsi yang tidak terjerat oleh hukum karena kinerja lembaga
peradilan yang sangat buruk.
Melakukan pelelangan atau penawaran secara terbuka untuk pengadaan barang
baik di pemerintah pusat maupun daerah. Masyarakat harus diberi otoritas atau
akses untuk dapat memantau dan memonitor hasil dari pelelangan atau
penawaran tersebut.
Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak pada masyarakat
untuk mendapatkan akses terhadap informasi. Masyarakat (termasuk media)
diberikan hak meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Hal ini dapat
meningkatkan keinginan pemerintah untuk membuat kebijakan dan
menjalankannya secara transparan.