Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK III

“3 ANALISIS ISU KONTEMPORER”

1. HOAX DALAM BERMEDIA SOSIAL

Pada kesempatan kali ini kami akan mengambil isu tentang hoax dalam bermedia
sosial, alasan kami dalam mengambil isu tersebut karena di zaman yang modern ini kemajuan
teknologi semakin pesat, hampir semua orang pasti memiliki handphone untuk bisa bebas
berekspresi di dalam media sosial seperti di Instagram,tiktok, twitter, facebook, dsb, tidak
dipungkiri akan ada terjadinya penyebaran hoax dalam bermedia sosial yang berpotensi
menimbulkan ancaman,gangguan,hambatan, dan tantangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Disini kami mengambil contoh berita hoax tentang presiden RI jokowi yang meresmikan
bendera Indonesia terbaru, berikut lampiran beritanya:
Terjadinya hoaks tentunya ada faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut terjadi
karena banyak hal, yang terutama adalah karena perkembangan teknologi pada saat ini di
mana setiap orang mudah untuk menerima informasi dari mana saja.

Hoaks memiliki dampak negatif yang dapat terjadi jika informasi palsu tersebar luas
tanpa adanya pikiran kritis dari seseorang untuk mencari sumber berita yang kredibel. Dalam
hal ini hoaks akan meracuni pemikiran setiap orang yang membacanya dan menimbulkan
beberapa dampak buruk seperti contohnya dapat menimbulkan perpecahan individu atau antar
kelompok, tidak percaya fakta, menimpulkan opini negative, hingga bisa merugikan
masyarakat.

Sebagai netizen yang cerdas tentunya kita harus mengetahui perbedaan antara berita
faktual dan berita hoaks. Hal tersebut adalah tindakan preventif agar kita tidak termakan berita
hoaks. Beberapa cara untuk mengatasi hoaks bisa dengan kita membacanya secara
keseluruhan dari awal hingga selesai agar tidak terjadi kesalahpahaman. Membaca
menyeluruh artinya semua harus dibaca dengan teliti, bukan hanya membaca poin-poin dari
sebuah berita atau informasi yang didapatkan. Banyak artikel dengan judul menarik agar orang
mau membacanya, dan ada juga judul yang membuat kita menjadi salah paham terhadap
suatu kasus yang disajikan di dalam berita. Kita tentunya harus waspada dalam membaca
berita, selalu pahami isi berita, baca dari awal sampai selesai. Jika masih kurang paham, kita
boleh mencari sumber lainnya terkait berita yang kita baca sebelumnya agar tidak terkena
hoaks. Jika kita teliti dalam membaca tentunya akan menghindarkan kita dari bahaya hoaks.
2. RADIKALISME

Radikalisme adalah paham yang melekat pada seseorang yang menginginkan


perubahan baik social , politik dengan kekerasan, berpikir asasi dan bertindak ekstrem.

Menurut KKBI Radikalisme memiliki 3 makna berbeda:

1. Radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik


2. Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastic
3. Radikalisme adalah sikap ekstrem dalam aliran politik.

Faktor-faktor yang membuat seseorang terjerumus dalam paham radikalisme yaitu:


-Faktor pemikiran
Radikalisme dapat muncul dan berkembang karena yakin jika segala sesuatunya harus
diubah ke arah yang kelompoknya inginkan, sekalipun harus menggunakan cara kekerasan
untuk meraih tujuannya tersebut.
- Faktor Ekonomi
Radikalisme bisa dipengaruhi oleh faktor permasalahan ekonomi. Karena manusia akan
berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk menyebarkan
suatu paham atau ideologi dengan cara kekerasan.
- Faktor Sosial
Radikalisme dapat disebarkan dengan memengaruhi pemikiran orang lain. Terlebih lagi jika
orang tersebut berpikiran sempit dan mudah percaya kepada pihak yang dianggap
membawa perubahan ke dalam hidupnya. Padahal pihak tersebut menyebarkan suatu
paham yang bertentangan dengan ideologi negaranya
- Faktor psikologis
Radikalisme dapat tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang yang memiliki berbagai
permasalahan, rasa benci, serta dendam. Sehingga berpotensi menjadi radikalis dan mudah
dipengaruhi orang lain. Faktor pendidikan Radikalisme dapat muncul di berbagai tempat,
termasuk sarana pendidikan. Ideologi radikalisme bisa dengan mudah disisipkan dalam
pengajaran.
- Faktor pendidikan
Radikalisme dapat muncul di berbagai tempat, termasuk sarana pendidikan. Ideologi
radikalisme bisa dengan mudah disisipkan dalam pengajaran.
3. Perbedaan Budaya

Indonesia merupakan negara yang memiliki ciri khas tertentu yang membedakan dari
negara lain. Keanekaragaman suku dan budaya yang ada di Indonesia menjadi salah satu ciri
khas masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari
adanya benturan-benturan perbedaan kebudayaan antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya, hingga benturan
kebudayaan antara masing-masing individu dengan latar belakang adat istiadat, budaya serta
nilai-nilai yang berbeda pula. Secara umum, hal ini menjadi halangan dalam berkomunikasi,
karena pemahaman yang dimiliki individu tidak sama.

Terkadang setiap budaya yang mempunyai identitas berbeda-beda tentunya


mempunyai sebuah karakteristik atau kebisaan yang berbeda dalam latar belakang
kebudayaan dan pemakaian bahasa saat berinteraksi. Perbedaan identitas budaya terkadang
munimbulkan munculnya suatu gesekan yang berujung pada konflik.

Maka dari itu, Keanekaragaman budaya lokal merupakan potensi sosial yang dapat
membentuk karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta
merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah.

Keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari


warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan
transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya
dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap
eksistensinya. Budaya lokal ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir
dan kehidupan sosial yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan
mereka dengan penduduk yang lain..

Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Karena itu, pada dasarnya setiap komunitas masyarakat memiliki budaya, Pada saat interaksi
antarbudaya tentu saja timbul suatu gesekan yang memicu adanya konflik. Melalui konflik yang
muncul, maka terbentuklah suatu pola komunikasi. Pola komunikasi yang terbentuk untuk
mengetahui tujuan dari komunikasi antarbudaya karena setiap budaya pada dasarnya
mempunyai identitas yang berbeda. Pola komunikasi yang terbentuk diantaranya :

1. Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi;

2. Mengkomunikasikan antarseseorang yang berbeda budaya;


3. Mengidentifikasikan kesulitan atau gesekan-gesekan yang muncul dalam proses
komunikasi berlangsung; dan

4. Membantu mengatasi masalah atau munculnya konflik yang disebabkan oleh


perbedaan budaya.

Perbedaan budaya tidak menjadi penghalang untuk berinteraksi dalam proses


komunikasi. Ketika komunikasi antarbudaya terjadi dengan baik, maka akan terjalinlah rasa
persatuan dan kesatuan untuk Indonesia.

KELOMPOK III:
Eka Agustina Saragih
NIP. 199708182022032004
Imam Hidayanto
NIP. 199101232022031002
Faiza Ja'far Shodiq
NIP: 199702142022031002

Anda mungkin juga menyukai