Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan
sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib sepenanggungan yang ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita telah mencerminkan adanya benih-benih yakni semangat kebangsaan, yang pada gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa Indonesia. Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu ; pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak jaman prasejarah sampai awal abad 20, dan kedua, proses integrasi politik kaum elite sejak awal abad 20 sampai jaman Hindia Belanda berakhir. Dalam proses integrasi geo politik di Indonesia mulai menonjol pada awal abad 16 dan dalam proses integrasi bangsa Indonesia tersebut banyak faktor yang berperan antara lain pelayaran dan perdagangan antar pulau serta adanya bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan. Para pedagang-pedagang Islam mejadi motor penggerak terjadinya proses integrasi, hal ini karena dalam ajaran Islam tidak membedakan manusia baik berdasarkan kasta, agama, suku/etnis atau golongan. Bagi pedagang-pedangan Islam yang terpenting adalah perdagangan yang saling menguntungkan. Dengan adanya hal tersebut maka mempermudah hubungan dan komunikasi suku bangsa yang berada di Nusantara. Sedangkan integrasi kaum elite yang berkembang pada awal abad 20 yang berperan adalah pendidikan karena dengan pendidikan lahirlah golongan intelektual Indonesia yang menyadari nasib bangsanya sehingga berusaha mengembangkan wawasan integral kebangsaan. Gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam. Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial dan Kultural.Untuk itu integrasi politik kaum elite merupakan tulang punggung gerakan Nasionalisme Indonesia. Melalui gerakan nasionalisme maka lahirlah integrasi nasional bangsa Indonesia sampai sekarang. Kemudian pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang mengguncang keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang tengah membangung keutuhan bangsa harus bisa dihadapi.
Ancaman atau permasalahan yang timbul terhadap Integrasi Nasional dilihat
dilihat dari aspek sosial budaya Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan ancaman dari luar. 1. Ancaman integrasi sosial budaya dari dalam Ancaman terhadap integrasi nasional bidang sosial budaya dari dalam didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut; a. Isu kemiskinan b. Isu kebodohan c. Isu keterbelakangan d. Isu ketidakadilan Isu-isu tersebut dapat menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan dalam bangsa Indonesia, antara lain: Separatisme, Terorisme, Kekerasan Bencana akibat perbuatan manusia. Adanya isu-isu yang mejadi faktor pendorong ancaman terhadap integrasi nasional tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan patriotisme. 2. Ancaman integrasi sosial budaya dari luar Penyebab ancaman terhadap integrasi sosial budaya dari luar adalah pengaruh negatif globalisasi. Berikut ini beberapa pengaruh negatif globalisasi terhadap integrasi sosial budaya: a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang- barang dari luar negeri. b. Munculnya sifat hedonisme Hedonisme adalah paham yang menganggap kenikmatan pribadi sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hedonisme berakibat membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya meski harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku hedonisme yang dikhawatirkan merebak pada masyarakat adalah mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan lain-lain. c. Munculnya sikap individualism. Sikap individualisme adalah sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap individualisme dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain. Misalnya sikap menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya. d. Munculnya gejala westernisasi Westernisasi adalah gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu. Misalnya meniru model pakaian yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat Indonesia. Contoh perempuan memakai rok mini, lelaki memakai anting- anting, dan sebagainya. e. Semakin memudarnya kepribadian luhur bangsa Pengaruh negatif globalisasi di bidang sosial budaya dapat terlihat dari semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial. f. Semakin lunturnya nilai agama Dampak negatif globalisasi pada bidang sosial budaya yaitu semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu memperhatikan gejala perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor yang mungkin menimbulkan perubahan sosial, di antaranya yang memegang peranan penting ialah faktor teknologi dan kebudayaan. Faktor–faktor itu berasal dari dalam maupun dari luar. Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi sehingga dapat menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu. Selain itu, ancaman di bidang sosial budaya dapat diatasi dengan cara; Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan iman dan taqwa. Penguatan tentang budaya dan wawasan nusantara melalui pendidikan formal. Meningkatkan rasa nasionalisme dan menguatkan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. DAPUS Praja, Celoteh. 2020. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional Indonesia, (online). https://celotehlestarius.blogspot.com/2020/09/strategi-mengatasi-ancaman- integrasi-nasional-indonesia-di-bidang-ideologi-politik-ekonomi-sosial- budaya-pertahanan-dan-keamanan.html#toc-4, Akses 07 November 2020. Pratama, Cahya Dicky. 2020. Upaya Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Berbagai Bidang, (online). https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/03/182859369/upaya- mengatasi-ancaman-integrasi-nasional-di-berbagai-bidang?page=all, Akses 07 November 2020. Putri Arun, Sutrisni. 2020. Ancaman Integrasi Nasional Bidang Sosial Budaya, (online). https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/204500669/ancaman- integrasi-nasional-bidang-sosial-budaya?page=all, Akses 07 November 2020. Memebali. 2013. Proses Integrasi Bangsa, (online). http://memebali.blogspot.com/2013/04/pancasila-proses-integrasi- bangsa.html, Akses 07 November 2020. Astawa, I Putu Ari. 2017. Integrasi Nasional, (online). http://6bfed1ab6721a7e36e217799d6017460.pdf, Akses 07 November 2020.