Anda di halaman 1dari 3

Tugas resume

1. Materi bahaya terorisme (kepala badan nasional penanggulangan terorisme RI)


2. Materi bela negara (direktu bela negara Direktorat Jenderal Pothan kementerian
pertahanan republic Indonesia)
3. Materi etika bersosial media (kementerian komunikasi dan informasi republik
Indonesia)

(1)

BAHAYA TERORISME (Oleh : Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, M.H.)

PENDAHULUAN

1. Pada tahun 2020, Global Terrorism Index mengeluarkan hasil survey yang
menjelaskan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-37 (naik dua peringkat dari
tahun sebelumnya). Posisi ini menjelaskan bahwa Indonesia berada pada kategori
medium negara yang terdampak terrrorsm;
2. Trend Potensi Radikalisme tahun 2020 menurun dibandingkan 2 tahun sebelumnya;

 RESPON PBB
1. Mengeluarkan Resolusi DK PBB No. 2532 Tahun 2020;
2. Mengeluarkan policy paper UN-CTED: ‘The Impact of the COVID-19 Pandemic on
Terrorsism, and Countering Violent Extremism” Juni 2020

 2 hal yang menjadi focus penanggulangan terorisme di masa pandemi :


1. Penanggulanagn kepada terorisme penyalahgunaan internet
Upaya negara : pencegahan atau pendekatan lunak
Jumlah penduduk Indonesia di dominasi oleh generasi Z. Komposisi Penduduk
Indonesia Mneurut Generasi :
Pre-Boomer : 2%, Post Gen Z : 11%, Baby Boomer : 11%,
Gen X : 22%, Milenial : 26%, Gen Z : 28%

Namun pada tahun 2021 kita mendapatkan tantangan di era digital dimana penetrasi
pengguna internet dengan jumlah 202,6 juta pengguna di Indonesia. Jika penggunaan
tidak dibekali dengan etika dan pemahaman yang baik, serta bijak dalam pemanfaatan
informasi tentunya hal ini akan menjadi ancaman dan mengarah menjadi konflik
sampai terjadinya disintegrasi bangsa. Intoleransi, radikalisme dan terorisme perlu
dipahami.

Di Indondesia di warnai dengan propaganda jaringan teroris global yang terus


mencoba memperolah dukungan dari berbagai kalangan, utamanya dari generasi
milenial dan generasi Z. Dalam mengantisipasi ini Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme berupaya membangun kekuatan negara dengan mengedepankan Tindakan
yang membangun daya cegah dan daya tangkal masyarakat agar memiliki kepedulian
dalam fenomena yang berkembang di masyarakat.

STRATEGI PENCEGAHAN TERORISME


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME (BNPT)
3 kegiatan utama pencegahan (soft approach)
1. Kesiapsiagaan nasional (pasal43B)
- Pemberdayaan masyarakat
- Peningkatan kemampuan aparatur
- Perlindungan, peningkatan saran dan prasarana
- Pengembangan kajian terorisme
- Pemetaan wilayah rawan
2. Kontra Radikalisme (pasal 43C)
- Kontra narasi
- Kontra propaganda
- Kontra ideologi
3. Deradikalisasi (pasal 43D)
- Deradikalisasi di dalam lapas
- Deradikalisasi di luar lapas

Dalam mewaspadai bahaya radikalisme ini 2 hal yang harus diperkuat di dalam negara dan
melibatkan seluruh generasi muda, yang pertama terus mewaspadai dan yang kedua tetap
berpegang erat serta patuh dalam konsensus negara yaitu, UUD 1945, Pancasila, Bhineka
Tunggal Ika, dan NKRI.

Generasi milenial adalah generasi yang memahami tentang bangsanya sendiri. Jika tidak
mengenali bangsa sendiri, ini akan membahayakan, maka akan terjadi disorientasi. Ketika hal
itu terjadi maka akan ada kondisi yang bisa mengancam bangsa kita. Dengan ini kita sebagai
bangsa Indonesia harus waspada pada kondisi-kondisi penyampaian ideologi yang tidak
sejalan dengan paradigma nasional. Penguatan dalam beragama sangat diperlukan dalam
menghadapai ancaman terorisme dengan mengedepankan toleransi, sebagai negara yang
berdasarkan Pancasila untuk bisa mengedapankan sikap saling menghormati diantara para
pemeluk agama lainnya, tidak mempertentangkan perbedaan agama diantara warga negara
dan bisa hidup berdampingan serta damai. Semangat bertoleransi dalam kehidupan beragama
merupakan suatu kewajiban bagi generasi muda di seluruh Indonesia. Juga melestarikan
semangat yang telah dituangkan oleh para leluhur.

Anda mungkin juga menyukai