D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MARIA MAGDALENA
Kelas: X TKJ 1
Nis :
SMK KARTIKA XX-1 Makassar
BAB I
A. Kata pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
B. Rumusan masalah
1. Penjelasan singkat tentang kerajaan hindu buddha
2. Penjelasan singkat tentang Sejarah proklamasi
3. Penjelasan singkat tentang Dampak masuknya bangsa Eropa
C. Tujuan dari makalah ini diharapkan sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui apa sesungguhnya itu sejarah.
2. Dapat memahami perbedaan antara sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah,
sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai seni.
3. Dapat mengetahui manfaat dan kegunaan dari sejarah, serta diharapkan agar
pembaca dapat menjadi sejarah sebagai contoh untuk kehidupan
D. Penyelesaiaan
Dengan demikian, dapat dikatakan sejarah itu merupakan suatu ilmu yang penting
untuk dipelajari, karena sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai
keadaan manusia pada tempat dan masa waktu yang lampau serta tidak semua
peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Ada beberapa kriteria-kriteria tertentu
apabila suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah.
BAB II
1. Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia yang paling dikenal masyarakat
yaitu candi dan berbagai prasasti. Keberadaan peninggalan ini pun dilestarikan
sebagai cagar budaya warisan Indonesia. Hingga saat ini peninggalan kerajaan Hindu
Budha banyak dilestarikan sebagai tempat-tempat wisata.
Di samping itu tidak sedikit juga berbagai peninggalan seperti prasasti juga
dilestarikan di dalam museum-museum. Ini merupakan wujud pelestarian budaya
Indonesia. Bermula dari penyebaran agama, hingga saat ini peninggalannya masih
bisa kita rasakan. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai sejarah hingga
perkembangan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.
Ajaran agama Hindu sendiri pertama kali dibawa oleh musafir dari India bernama
Maha Rezi Agastya pada awal penanggalan masehi. Sedangkan ajaran Budha dibawa
oleh I-Tsing mulai pada abad ke-7 dan berkembang pesat di Sumatera yang terkenal
dengan kerajaan Budha Sriwijaya.
Hingga abad ke-14 kerajaan Sriwijaya sangat berkembang pesat hingga mampu
menguasai berbagai wilayah di Pulau Jawa. Begitu pula dengan kerajaan Majapahit
yang berada pada puncaknya pada abad ke-14. Namun patih Majapahit yaitu Gajah
Mada berhasil memperoleh kekuasaannya hampir di seluruh Indonesia hingga
Semenanjung Melayu.
Tidak sampai disitu, pada awal abad ke-12 ajaran Islam pun diterima bangsa
Indonesia dengan baik. Sehingga memunculkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam
seperti Samudera Pasai dan Demak. Ekspansionis yang dilakukan ajaran Islam secara
perlahan mampu mengakhiri eksistensi kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Selain penjelasan sejarah kerajaan Hindu Budha di atas. Sejarah kerajaan ini juga
dapat dijelaskan melalui versi beberapa teori. Beberapa teori tersebut diantaranya:
1. Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa ajaran agama yang disebarkan di Indonesia berasal dari
kasta Brahmana. Dimana pada saat itu para Brahmana merupakan tamu yang
diundang oleh raja-raja penganut agama tradisional Indonesia. Seiring berjalannya
waktu para Brahmana ikut menyebarkan ajaran agama Hindu di Indonesia. Teori ini
berdasarkan pernyataan ilmuwan yaitu Van Leur.
2. Teori Waisya
Dalam teori ini pun mengatakan bahwa ajaran Hindu di Indonesia disebarluaskan oleh
kasta Waisya, terutama para pedagang. Para pedagang memiliki hubungan dan
kerjasama yang kuat dengan raja-raja di Indonesia. Di sela-sela kegiatan berdagang
itu kemudian para Waisya menyebarkan agama Hindu pada masyarakat Indonesia.
Ilmuwan yang sependapat dengan teori ini yaitu N.J. Krom.
3. Teori Ksatria
Sama seperti teori Brahmana dan Waisya, teori ini juga mengatakan bahwa ajaran
Hindu di Indonesia adalah berasal dari kasta Ksatria. Dimana golongan ksatria ini
berasal dari prajurit perang dan bangsawan.
Menurut teori ini, masalah politik di India menyebabkan pertumpahan darah dan
menyebabkan prajurit dan bangsawan yang kalah mencari tempat pelarian. Salah
satunya yaitu di Indonesia. Asumsi ini berdasarkan seorang iluwan yang bernama
C.C. Berg dan Mookerji.
Teori ini berasal dari asumsi serang ilmuwan bernama F.D.K. Bosch. Menurut teori
ini penyebaran agama Hindu di Indonesia adalah berasal dari orang Indonesia itu
sendiri. Ajaran agama Hindu dibawa oleh orang Indonesia yang berkunjung ke India
kemudian mendirikan suatu organisasi (Sanggha). Setelah kembali, lalu mereka mulai
menyebarkan ajaran agama Hindu.
1. Seni Bangunan
Perkembangan peninggalan kerajaan Hindu Budha yang satu ini memang sangat tidak
asing bagi kita. Salah satu contoh yang paling mudah disebutkan yaitu peninggalan
candi. Berbagai candi yang ada di Indonesia berada pada naungan cagar budaya yang
mana banyak dijadikan sebagai tempat wisata.
Dalam seni bangunan seperti gapura dan candi memiliki karakteristik yang masih
terdapat unsur budaya kerajaan Hindu Budha. Dari relief bangunannya jelas terlihat
ukiran dan tumpukan-tumpukan batu yang merupakan salah satu unsur ajaran agama
Hindu Budha.
2. Seni Ukir
Jika kita berjalan-jalan ke Bali pasti merasakan nuansa berbeda dengan daerah lain.
Tentu saja, sejauh mata memandang pasti kita akan disuguhkan dengan bangungan
pura dengan ukiran yang beraneka ragam. Ukiran memang seperti sudah menjadi
simbol dan ciri khas sendiri bagi masyarakat Hindu.
Selain pada bangunan pura yang memang notabenenya sebagai tempat ibadah, ukiran
juga diaplikasikan pada berbagai furniture seperti meja, kursi dan lainnya. Ini
merupakan suatu bentuk peninggalan kerajaan Hindu yang masih ada hingga saat ini.
Tak dapat dipungkiri banyak Bahasa Indonesia yang sering kita gunakan sehari-hari
berasal dari Bahasa Sansekerta. Bahasa ini merupakan Bahasa yang dibawa oleh
ajaran Hindu Budha. Bahasa Sansekerta merupakan salah satu bentuk perkembangan
peninggalan Hindu Budha yang tetap bertahan sampai sekarang.
Begitu pula dengan sastranya. Dari sejarah yang terukir menimbulkan karya-karya
sebagai saksi bisu keberadaan mereka di Indonesia. Berbagai seni sastra berupa cerita
Rahwana, Mahabrata dikisahkan dalam bentuk wayang asli warisan Indonesia.
Bahkan keberadaan kisah-kisah tersebut kini dibuat film dan tetap mendapat perhatian
khusus masyarakat Indonesia.
4. Sistem Kepercayaan
Sebelum ajaran Hindu Budha masuk ke Nusantara, tradisi kepercayaan yang dianut
nenek moyang yaitu animisme. Seiring berjalannya waktu tradisi animisme tersebut
mengalami pergeseran dan mulai digantikan oleh ajaran agama. Seiring
penyebarluasan baik dengan berdagang maupun dengan penguasaan wilayah,
perkembangan ajaran agama Hindu Budha pun kian meningkat.
Hingga saat ini agama Hindu Budha masih tetap ada di Indonesia. Meskipun
Indonesia terkenal dengan agama yang beragam, tapi kemungkinan terjadi
pertentangan antar agama sangat minim. Terlebih bagi umat Hindu sendiri yang
memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa”, yang berarti
saling menghormati antar pemeluk agama sangat mutlak diperlukan.
Keberadaan unsur budaya pada jaman kerajaan Hindu Budha di Indonesia memang
masih membekas hingga sekarang. Meskipun tidak dapat langsung dirasakan, namun
tanpa disadari peninggalan tersebut sangat dekat dengan kita. Seperti halnya
perhitungan kalender Indonesia yang berporos pada perhitungan kalender Saka yaitu
365 hari. Dan merupakan perhitungan kalender orang-orang Hindu jaman dahulu.
Peristiwa Rengasdengklok
Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung
dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik
Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang
kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Dalam penculikan tersebut,
bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang
telah siap untuk melawan Jepang.
Pembacaan Naskah Proklamasi
Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi,
maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan
menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno
bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik
oleh Sayuti Melik.
3. Dampak masuknya bangsa Eropa
Dampak positif
Dampak negatif
2. Sistem tanam paksa dan wajib pajak hasil bumi membuat para petani sengsara.
Dampak positif
sekolah
4. Pendidikan yang semakin baik (Tapi pendidikan hanya dirasakan oleh kaum
bangsawan)
Belanda)
Dampak negatif
2. Sawah dan ladang menjadi terlantar karena adanya kerja paksa
mengutus
Dampak positif
1. Pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan yang dibangun pada masa
Dampak negatif
1. Dari pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan berakibat banyaknya korban
Dan diakhir masa penjajahan Eropa, Indonesia kembali dijajah Belanda karena
Inggris menukar Indonesia dengan salah satu daerah jajahan Belanda.