Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH REVOLUSI BOLSHEVIK: LAHIRNYA REPUBLIK SOSIALIS

PERTAMA DI DUNIA

MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nasionalisme di Eropa
yang diampu oleh Drs.Marsudi, M.Hum

Oleh:
Kelompok 6
Cici Widariyanti 170731637568
Fahmi 170731637610
Nerry Supanji 170731637529

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Allah SWT karena berkat


rahmatnya kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah
Revolusi Bolshevik: Lahirnya Republik Sosialis Pertama di Dunia” dengan tepat
waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nasionalisme di Eropa yang diampu oleh Bapak Drs. Marsudi, M.Hum.
Dalam pengerjaan makalah ini kelompok menggunakan metode studi
pustaka, baik itu yang bersumber dari buku maupun artikel di internet. Kelompok
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan sekaligus memberi
manfaat bagi pembaca. Terlepas dari hal itu, kelompok menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu
kelompok mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun, guna
perbaikan makalah ini kedepannya. Demikian apabila ada salah kata mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan terimakasih.

Malang, 20 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

Bab II Pembahasan
A. Latar Belakang Revolusi Bolshevik ..................................................... 3
B. Proses Revolusi Bolshevik ................................................................... 6
C. Dampak Revolusi Bolshevik ................................................................ 14
Bab III Penutup
A. Simpulan .............................................................................................. 20
B. Saran ..................................................................................................... 21

Daftar Rujukan ................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rusia merupakan negara yang terletak di Benua Eropa sekaligus
sebagian wilayah di Benua Asia. Negara dengan luas 17.098.242 km2 tersebut
berbatasan langsung dengan beberapa negara seperti Finlandia, Ukrania,
Belarusia, dan Lithuania di sebelah Barat, serta berbatasan dengan negara
China, Kazakhstan dan Korea Utara di sebelah Selatan. Selain berbatasan
dengan beberapa negara, Rusia juga berbatasan langsung dengan Samudera
Pasifik di sebelah Timur serta Samudera Arktik di senelah Utara. Negara
terluas di dunia tersebut memiliki ibukota yang terletak di wilayah Moskow.
Bentuk pemerintahan di Rusia sendiri adalah republik federasi semi-
presidensial, yaitu presiden sebagai kepala negara sedangkan kepala
pemerintahannya dipegang oleh perdana menteri.
Terbentuknya negara Rusia diawali dari kelompok suku bangsa Slavia
yang mendiami wilayah di dekat Baltik, tepatnya di sisi sebelah Selatan. Dari
kelompok suku bangsa Slavia ini akhirnya menyebar ke kelompok suku bangsa
yang lain, salah satunya adalah bangsa Rusy yang mendiami wilayah di dekat
sungai Dniepr. Dari bangsa Rusy tersebut akhirnya dikenal istilah Rus, Russky
dan Rossia atau Rusia (Fahrurodji, 2005: 8).
Pada mulanya bentuk pemerintahan di Rusia adalah bentuk
pemerintahan dinasti, yaitu Dinasti Ryurik dan juga Dinasti Romanov. Dinasti
Romanov ini merupakan dinasti terakhir sebelum terjadinya revolusi pada
tahun 1917. Dinasti Romanov memimpin wilayah Rusia selama 304 tahun,
dengan pemimpin terakhirnya yaitu Tsar Nikolai II. Akhir masa Dinasti
Romanov ditandai dengan revolusi yang terjadi pada bulan Februari, serta
pengunduran diri Tsar Nikolai II pada tanggal 2 Maret 1917. Untuk mengisi
kekosongan kekuasaan tersebut maka dibentuklah Pemerintahan Sementara
(Vremennoye Pravitelstvo) di bawah kepemimpinan Pangeran Lyvov dan
Alexander Kerensky.

1
Sebelum Revolusi Bolshevik yang terjadi pada bulan Oktober 1917,
revolusi di Rusia diawali pada tahun 1905 serta pada Februari 1917. Revolusi
yang terjadi pada tahun 1905 tidak berjalan seperti yang diharapkan karena
tuntutan kepada Tsar saat itu untuk mengeluarkan konsesi tidak dapat
terwujud. Revolusi kedua yang terjadi pada Februari 1917 dapat dikatakan
cukup berhasil karena dapat menumbangkan Dinasti Romanov, serta
menggulingkan kekuasaan Tsar Nikolai II. Sedangkan revolusi yang terjadi
pada Oktober 1917 merupakan revolusi yang memberi dampak sangat besar
bagi Rusia, dimana dampak dari revolusi tersebut adalah lahirnya republik
sosialis pertama di dunia. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan
keberhasilan Revolusi Bolshevik melalui penjelasan latar belakang terjadinya
revolusi, proses berlangsungnya revolusi serta dampak yang ditimbulkan dari
revolusi tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
kelompok ingin mengkaji mengenai terbentuknya negara sosialis pertama di
dunia, sebagai dampak dari terjadinya Revolusi Rusia. Oleh sebab itu, makalah
yang berjudul “Sejarah Revolusi Bolshevik: Lahirnya Republik Sosialis
Pertama di Dunia” perlu ditulis dan dibahas lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang yang menyebabkan terjadinya Revolusi
Bolshevik?
2. Bagaimana proses terjadinya Revolusi Bolshevik?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari Revolusi Bolshevik?

C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan latar belakang yang menyebabkan terjadinya Revolusi
Bolshevik.
2. Menjelaskan proses terjadinya Revolusi Bolshevik.
3. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari Revolusi Bolshevik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Revolusi Bolshevik


Latar belakang terjadinya Revolusi Bolshevik disebabkan oleh
beberapa faktor yang meliputi faktor politik, faktor sosial dan faktor
ekonomi.Faktor yang pertama yaitu faktor politik terdiri dari faktor politik
internal serta faktor politik eksternal. Faktor politik internal yang
melatarbelakangi terjadinya Revolusi Bholsevik adalah kekuasaan absolut yang
berlaku di Rusia pada saat itu, dimana Tsar sebagai penguasa tertinggi
dianggap sebagai tangan tuhan sehingga keputusannya bersifat mutlak dan
tidak dapat diganggu gugat. Dampak dari kekuasaan absolut yang dimiliki oleh
Tsar tersebut menyebabkan terjadinya eksploitasi kepada rakyat. Eksploitasi
yang dialami oleh rakyat misalnya terjadi pada buruh pekerja industri serta
para petani. Bentuk eksploitasi yang terjadi pada buruh pekerja industri adalah
jumlah jam kerja dan upah yang tidak sesuai, dimana para buruh mendapat
upah yang rendah namun dengan jam kerja yang tinggi. Sama seperti buruh
pekerja, eksploitasi yang dialami oleh petani juga berbentuk eksploitasi tenaga
untuk melayani kebutuhan kaum feodal sebagai pemilik tanah.
Faktor politik eksternal yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi
Bolshevik adalah kekalahan Rusia dalam keikutsertaannya di beberapa
peperangan yang terjadi. Ketika dicetuskannya revolusi pertama pada tahun
1905, Rusia sudah mengalami beberapa kekalahan perang misalnya Perang
Crimean dan perang melawan Jepang. Perang Crimean merupakan perang yang
berlangsung antara tahun 1854-1855, dimana Rusia harus menghadapi
kekuatan militer dari Perancis dan juga Inggris (Curtis, 1957: 10). Perang yang
berlangsung di wilayah Crimea tersebut menghasilkan kekalahan bagi Rusia,
dimana benteng pertahanannya yang terletak di Teluk Sevastopol berhasil
dikuasai oleh Perancis. Sedangkan perang melawan Jepang berlangsung antara
tahun 1904-1905, yang dilatarbelakangi oleh perebutan pengaruh kedua negara
tersebut atas wilayah China dan Korea. Kekalahan yang dialami oleh Rusia

3
dalam peperangan iniditandai dengan tewasnya Stepan Makarov sebagai
komandan armada pasifik, tenggelamnya kapal tempur Varvag, serta kekalahan
Skuadran II Pasifik di Pulau Tsusima. Menurut buku “Negara dan Bangsa:
Eropa dan Amerika Utara”, kekalahan Rusia dalam peperangan melawan
Jepang justru mempercepat gerakan revolusioner di Rusia yang telah
berkembang sebelumnya (1989: 110).
Ketika memasuki masa Perang Dunia I, Rusia juga terlibat dalam
peperangan besar tersebut. Tujuan utama Rusia ikut serta dalam perang dunia
adalah untuk memperluas wilayah, serta tujuan ekonomi. Dalam peperangan
yang berlangsung antara tahun 1914-1918 tersebut, Rusia harus kehilangan
wilayah kekuasaannya yang meliputi Baltik, Ukrania, Polandia dan Belarusia.
Kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Rusia menyebabkan timbulnya
ketidakpercayaan rakyat terhadap kekuasaan pemerintah. Kegagalan di bidang
politik tersebut menjadi salah satu pendorong gerakan Revolusi Bolshevik
yang berlangsung pada tahun 1917.
Faktor kedua yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Bolshevik
adalah faktor sosial masyarakat pada waktu itu. Sistem feodal yang berlaku di
Rusia tidak hanya berdampak pada eksploitasi kehidupan buruh dan petani,
tetapi juga menimbulkan munculnya perbudakan. Puncak perbudakan di Rusia
terjadi pada masa kepemimpinan Peter Agung dan Katerina Agung, tepatnya
pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Pada masa tersebut eksploitasi terhadap
budak merupakan hal yang legal dilakukan oleh para bangsawan serta tuan
tanah. Praktek perbudakan yang cukup lama ada di Rusia menyebabkan
munculnya gagasan penghapusan sistem perbudakan pada abad ke-19.
Akhirnya di bawah kepemimpinan Tsar Alexander I, penghapusan sistem
perbudakan mulai direalisasikan di sebagian wilayah Rusia melalui peraturan
yang dibuatnya, salah satunya adalah penghapusan sistem perbudakan pada
pekerja pertanian.Tsar Alexander I juga membuat pembaharuanmilitary
colonies pada bidang militer, serta pembaharuan perundang-undangan dan
konstitusi (Adisusilo, 1982: 32).
Penghapusan sistem perbudakan baru membuahkan hasil ketika masa
kepemimpinan Alexander II, yaitu dengan mengeluarkan undang-undang

4
penghapusan perbudakan pada tahun 1861 secara de jure. Pembaharuan lain
yang dilakukan oleh Alexander II meliputi pembentukan pemerintahan daerah,
perkembangan sistem peradilan yuri, pendidikan wanita, penghapusan military
colonies, serta pembangunan jalur kereta api (Adisusilo, 1982: 33).
Kesenjangan sosial yang masih nampak dari kalangan bangsawan terhadap
masyarakat kelas bawah menimbulkan munculnya gerakan revolusi pada tahun
1905. Gerakan revolusi yang terjadi pada tahun 1905 tidak berdampak besar
bagi kehidupan masyarakat Rusia, namun gerakan tersebut terus berkembang
hingga pada revolusi yang terjadi pada Oktober 1917 yang dikenal dengan
Revolusi Bolshevik.
Faktor sosial lain yang melatarbelakangi Revolusi Bolshevik adalah
sistem kepemilikan tanah yang berlaku saat itu, yaitu kekaisaran memiliki hak
untuk mengambil alih tanah milik bangsawan dan tuan tanah. Jadi meskipun
bangsawan dan tuan tanah memiliki tanah pribadi, namun kebijakan atas tanah
tersebut tetap dikuasai oleh kekaisaran. Sedangkan hak kepemilikan tanah bagi
petani tidak secara perseorangan, melainkan secara kolektif. Oleh sebab itu
ketika dicetuskannya revolusi oleh kaum Bolshevik di bawah kepemimpinan
Lenin, gerakan tersebut mendapat simpati yang besar dari kaum petani guna
mendapat hak atas tanah mereka.
Faktor sosial terakhir yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi
Bolshevik adalah musibah kelaparan sebagai dampak dari peperangan yang
terjadi. Banyaknya tenaga militer yang dibutuhkan oleh Rusia menyebabkan
sebagian besar pekerja harus beralih menjadi prajurit militerperang.
Berhentinya faktor produksi menyebabkan krisis pangan terjadi pada musim
dingin antara tahun 1916-1917. Tuntutan untuk menghentikan krisis pangan
dan keterlibatan pekerja sebagai prajurit militer merupakan salah satu faktor
terjadinya gerakan Revolusi Bolshevik.
Faktor ketiga sebagai latar belakang terjadinya Revolusi Bolshevik
adalah faktor ekonomi. Keterpurukan ekonomi yang dialami Rusia dipengaruhi
oleh ketergantungan terhadap modal asing. Tercatat pada tahun 1900, sudah
terdapat 269 perusahaan asing yang berkembang di Rusia. Dampak dari
banyaknya perusahaan asing tersebut adalah pengaruh keuangan Eropa

5
terhadap sistem ekonomi di Rusia. Pesatnya perkembangan perusahaan asing
juga menyebabkan tingginya jam kerja yang dialami oleh buruh, namun
dengan nilai upah yang rendah.Permasalahan ekonomi tersebut akhirnya
menimbulkan gerakan revolusi di Rusia, yang dipelopori oleh kaum pekerja
seperti buruh dan petani dengan dipengaruhi oleh paham sosialis. Gerakan
Revolusi Bolshevik pada Oktober 1917 merupakan bentuk perlawanan
masyarakat biasa terhadap feodalisme dan kapitalisme di Rusia yang
berkembang pada saat itu (Basuki, 2008: 133).

B. Proses Revolusi Bolshevik


Kondisi keadaan dunia seringkali dikaitkan dengan adanya sebuah
sistem dan penggerak sistem. Pada masa itu, dunia didominasi oleh sebuah
sistem, sistem tersebut terbagi menjadi 2 bagian yaitu, kaya dan miskin,
dieksploitasi dan mengekploitasi. Keadaan tersebut tidak hanya terjadi antara
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya, akan tetpi dapat terjadi pada bangsa
itu sendiri. Adanya sebuah sistem yang bersifat memaksa orang lain yang biasa
dikenal dengan kelas pekerja (proletar) agar dapat bertahan hidup dibawah
naungan kelas penguasa (borjuis) yang memiliki semua industri-industri kunci.
Pada tahun 1916 Lenin menganalisa, bahwa diberbagai dunia, persaingan
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui ekploitasi yang
dilakukan oleh kelas penguasa dari berbagai bangsa yang berbeda dengan
tujuan sama disebutnya sebagai imperialism.
Perang dunia 1 adalah sebuah kejadian yang menguatkan teori Lenin.
Kaum Marxist memahaminya sebagai pertempuran dianatar kelas penguasa di
negara-negara kapitalis maju untuk meraih control sepenunya atas dunia
beserta sumber daya alamnya. Pada abad ini, banyak sekali peperangan yang
terjadi yang diebabkan oleh pertempuran yang sama, demi kebutuhan pasar
yang lebih besar untuk penjualan produk mereka dan control yang besar atas
sumber daya alam, sehingga menyebabkan kaum buruh dengan sangat mudah
untuk di eksploitasi. Dinegara-negara imperialis sistem ini sangat mudah untuk
mencapai keuntungan yang besar, tidak hanya itu saja melalui hal tersebut ada
kemungkinan bagi kaum penindas untuk memperoleh sebuah derajat tertentu.

6
Hal-hal tersebut membuka peluang yang besar bagi para kaum penindas
untuk memiliki hak-hak istimewah dan dan menjalankan kapitalisme atau
memanfaatkan para pekerja untuk mempertahankan sistem keuntungan.
Lapisan ini disebut Lenin sebagai aritoktasi buruh. Gerakan revolusioner Rusia
yang dilakukan oleh Lenin yang didapatkan berdasarkan pengalamannya
adalah memenangkan kesadaran yang ada pada kelas pekerja dan
keterbilabatan aktif mereka (kelas pekerja) dalam proses revolusi. Masyarakat
di Rusia mayoritas bukanlah buruh, akan tetapi petani yang berada pada taraf
pra industrial dan hak-hak demokratik yang ditolak oleh kepemimpinan Tsar.
Terwujudnya revolusi pada masa itu dikarenakan bersatunya kaum buruh dan
kaum ploretariat, untuk melawan kaum Tsar. Hal tersebut diungkapkan Lenin
dalam artikelnya yang berjudul “Tugas-Tugas Kaum Ploretariat dalam
Revolusi Sekarang Ini”, terdapat dalam majalah Pravda No. 26 yang
diterbitkan tanggal 7 April 1917:

“Sikap kita dalam mengahadapi perang, yang dibawah pemerintahan baru Lvov
dan kawan-kawan tad dapat disangkal tetap dalam bagian Rusia. Sebuah perang
imperialis yang ganas karena watak dasar kapitalis dari pemerintahan itu, tak
boleh diperkenalkan secuilpun kelonggaran terhadap defencisme revolusioner.
Ploretariat yang berkesadaran kelas boleh memberikan persetujuan atas sebuah
perang yang revolusioner, yakni atas syarat: a) bahwa kekuasaan berada
ditangan kaum ploretariat dan lapisan-lapisan termiskin buruh tani bersekutu
dengan kaum ploretariat, b) bahwa semua pencaplokan diserahkan kembali
dalam tindakan dan bukan hanya dalam kata-kata, c) bahwa dalam kenyataan
dilakukan sebuah pemutusan hubungan. Sama sekali dengan semua kepentigan
kaum kapitalis”.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kekuasaan yang sebenaranya berada


ditangan para kaum buruh tani. Kaum-kaum ploretariat yang memiliki
kesadaran tersebuat mampu memberikan persetujuan atas sebuah perang yang
revolusioner. Bersatunya kaum-kaum tertindas sangat mempermudah untuk
melakukan perubahan yang meyeluruh dan mendasar. Sehingga melalui
gerakan tersebut dapat menentang sebuah sistem yang bersifat konservatif,
mereka yang memiliki hak-hak istimewah dapat dirobohkan dengan bersatunya
para kaum proletar yang dibantu dengan kaum cendikia dan massa rakyat.
Menurut teori “Uniterrupted Rovolution” (rovolusi berkelanjutan) yang
dikembangkan oleh Lenin, tahapan yang pertama adalah keterlibatan kelas
pekerja dan seluruh petani dalam penggulingan Tsar dan pembentukan sebuah

7
republic demokratik. Untuk memudahkan dan menerapkan dari tahapan yang
pertama, Bolshevik meyakini sebuah sistem yang didasarkan pada perwakilan-
perwakilan (societs) buruh dan tani yang dipilih oleh rakyat.

“Nasionalis Seluruh tanah di dalam negeri, tanah di atur oleh Soviet-soviet lokal
yang terdiri dari atas utusan-utusan tani miskin. Pendirian sebuah model
pertanian disetiap tanah milik yang besar (luasnya berkisar dari 100 hingga 300
desiatin, sesuai dengan daerah dan kondisi-kondisi lainnya, dan sesuai dengan
keputusan-keputusan dari badan-badan setempat) dibawah control soviet-soviet
yang terdiri atas utusan-utusan buruh tani dan dimanfaatkan untuk kepentingan
umum”.

Dalam hal ini tahapan sosialis melibatkan buruh yang bersatu dengan
para petani miskin untuk melawan para petani kaya. Dari uraian diatas Lenin
mengungkapkan bahwa kelas pekerja untuk memperoleh control ekonomi
secara langsung dan untuk membantu para petai miskin dalam pengambil-
alihan control tanah, hal tersebut yag disebutkan Lenin sebagai kekuatan
politik. Revolusi Rusia ini terbagai menjadi dua tahap yaitu Revolusi Februari
1917, dimana kaum kadet, Menshevik dan Bolshevik bersatu untuk
menjatuhkan kekuasan Tsar. Dan Revolusi oktober 1917, dimana Bolshevik
yang dipimpin Lenin berhasil menjatuhkan pemrintahan sementara dibawah
Kerensky. Berikut adalah penjelasan edua tahap revolusi Rusia 1917.

1. Revolusi Februari 1917


Untuk mempertahankan dan memajukan industrialisasi di Rusia,
kekasiaran Rusia telah melakukan pendekatan terhadap Perancis bertujuan
untuk meminjam uang, hal ini sudah dilakukan sejak tahun 1906. Pinjaman
tersebut tidak hanya diberikan Perancis kepada Rusia secara Cuma-Cuma.
Hal ini ditandai dengan adanya aliansi Fronco-Rusia yang ditanda tangani
anatara Perancis dan Rusia. Perjanjian ini yang mengikat Rusia sehingga
mengharuskan Kekaisaran Rusia untuk terun ke Perang Dunia 1. Tidak
hanya itu saja, faktor lain yang mengikat Rusia yaitu adanya perluasan
wilayah dan perasaan psikologis historis yang mengikat Rusia sebagai
bangsa Slav juga meruakan faktor yang mendorong kekaisaran Rusia terjun
kedalam dunia pertempuran. Hal ini mengakibatkan kondisi internal dalam
negaranya menjadi kacau dan tidak stabil.

8
Perang Dunia 1 berdampak pada krisis ekonomi, krisis sosial, dan
krisis politik. Dalam perang dunia 1 Rusia tidak memiliki persiapan yang
kuat dalam bidang peratahan, sehingga menyebabkan Rusia mengalami
kekalahan, seperti melawan Jepang pada tahun 1905. Tidak hanya itu saja,
hal ini juga berdampak pada nasib para buruh yang ada di Rusia. Pada
tahun 1912 sudah mulai nampak kembali perlawan-perlawan dari kaum
tertindas. Misalnya perlawan buruh tambang emas yang mogok kerja dan
menuntut hasil kerja 8 jam. Kemudia pada tahun 1914 manuver-manuver
eropa mempersiapkan medan untuk pecahnya Perang Dunia 1. Setelah
kaum kiri menaruh harapan pada bangkitnya kelas buruh, mereka harus
mengahadap sebuah perkembangan yang begitu tidak enak. Terjadi
perpecahan antara pihak sosialis moderat yang mendukung perang
imperialis tersebut, dan pihak revolusioner yang menolak perang tersebut.
Perpecahan tersebut terjadi pada tahun 1912 disaat diadakan
Kongres Partai Bolshevik di Praha. Pada hari-hari awal, perang imperialis
mendapatkan dukungan yang sangat luas dari masyarakat. Namun
dukungan itu semakin merosot karena massa rakyat di masing-masing
negeri harus berkorban terus. Jutaan laki-laki berjatuhan di garis depan.
Sedangkan kaum perempuan harus mengurus rumah tangga sekaligus
bekerja berjam-jam di pabrik dengan upah yang sangat kecil. Kaum buruh
perempuan disektor-sektor yang pengorganisisrnya terlemah menjadi
katalisator bagi seluruh revolusi.
Pembukaan terhadap revolusi Rusia dimulai dengan pemoggokkan
massal di konpleks industri Putilov, di Pegrograd yang memproduksi
senjata dan lokomatif, pada bulan Januari 1917. Sector yang paling militant
adalah para pekerja pabrik mesiu di daerah Vyborg. Di sektor ini Partai
Bolshevik cukup kuat, tetapi para pemimpin partai setempat tidak setuju
dengan aksi mogok yang mereka anggap premature. Namun begitu kaum
buruh perempuan turun ke jalan, para pekerja Vyborg segera memeperat
solidaritas untuk mogok kerja. Sehingga menimbulkan kekacauan dalam
ibukota.

9
Menurut Basuki (2008: 139) bahwa Pada tanggal 23 Februari 1917
(bertepatan dengan tanggal 8 Maret pada penanggalan kita), bertepatan
dengan Hari Perempuan Sedunia, kaum buruh perempuan dari Industri
Petrograd nekad mengadakan pemoggokkan untuk memperingati hari besar
itu.Sehingga melalui uraian tersebut bahwa pada saat itu terjadi peristiwa
besar yang dilakukan oleh kaum buruh perempuan, menuntut hak-hak yang
seharusnya mereka dapatkan.Sehingga pada saat itu juga para pemimpin
Bolshevik menyepakati untuk mengirimkan dukungan, disusul kemudian
oleh para pemimpin Manshevik dan Sosial-Revolusioner.Akhirnya
pemimpin Komite Buruh Vyborg, komite paling militan di Petrograd,
mengirim pula dukungannya. Pawai pada tanggal 23 februari terebut
membawa massa sekitar 90.000 buruh. Demonstrasi berlaanjut dihari kedua
tersebut membawa massa yang lebih banyak lagi yaitu sekitar 240.000
buruh. Dari hari kehari massa terus bertambah, dan ini terjadi sampai
dengan hari ketiga. Pada aksi di hari ketiga merupakan penentu diakannya
aksi tersebut, sehingga menghasilkan pemihakkan terhadap kaum buruh.
Dibuktikan bahwa pada malam tanggal 27 februari 1917 seluruh garnisum
Petrograd yang berkekuatan 150.000 orang telah sirna sama sekali.
Sebagaian dari mereka menyebrang kepada kaum buruh, sebagaian lagi
melarikan diri dan yang lain, terutama para perwira sudah tewas.
Penggulingan kekuasaan Tsar dan penghapusan otokrasi Feodal dai tanah
Rusia tinggal selangkah lagi, hal ini di ungkapkan oleh Basuki (2008: 141-
142) dalam tulisannya tentang ”Peranan Lenin Dalam Revolusi Rusia
Tahun 1917”, Perhatikan tabel berikut.

No Waktu Jumlah Pemogok


1 23 Februari 1917 90. 0000
2 24 Februari 1917 240.000
3 27 Februari 1917 ˃240.000

Menurut Menurut Basuki (2008: 142) bahwa sepekan


pemoggokkan dan pertempuran dilakukan, tepatnya pada tanggal 2 Maret
1917 Tsar Nikholas II memutuskan untuk mengundurkan diri dari tahta

10
kekaisaran Rusia.Dan terjadi kekosongan yang kemudian diisi oleh
pangeran Lvov. Uraian tersebut menjelaskan bahwa dengan kemunduran
tersebut tentunya juga sistem pemerintahan dan motor yang menggerakkan
pemerintahan juga berakhir. Sehingga pada saat itu sistem monarki yang
sudah terjadi selama berabad-abad dengan adanya kemunduran tersebut
monarki tadi juga terhapus.Pada pabrik-pabrik yang ada di Rusia mulai
dibentuk komite-komite untuk mengatur sistem pabrik tersebut.

2. Revolusi Oktober 1917


Proses terjadinya revolusi oktober ini merupakan lanjutan dari
revolusi februari ditahun yang sama. Sebelum pada revolusi Oktober ini,
sebenaranya sudah ada peristiwa-peristiwa yang mengawali pada bulan
Juli dan bulan September. Pemberontakkan pada bulan Juli tersebut masih
dapat ditangani oleh pemerintahan sementara tersebut.Namun
pemberontakan pada bulan September 1917 pemrintahan sementara mulai
kehilangan eksistensinya. Dipicu oleh pemberontakkan Kornilov, soviet-
soviet diseluruh Rusia makin percaya diri, sehingga menumbuhkan
keradikalan mereka samai akhirnya mereka menyadari bahwa kekuasaan
negara harus berada ditangan mereka, dan menghilangkan pemerintahan
yang bersifat sementara itu.
Pemerintahan Sementara ini harus segera digulingkan karena bagi
Lenin pemerintahan sementara memiliki faktor-faktor yang akan
berdampak bagi masyarakat kaum tertndas. Ada tiga pendapat Lenin
mengenai pemerintahan sementara, yaitu:
a. Pemeritahan sementara adalah suatu pemerintahan oligarki, borjuis, dan
bukan pemerintahan seluruh rakyat dan tidak mampu memberikan baik
perdamaian, maupun roti, ataupun kebebasan penuh.
b. Pemerintahan sementara tidak dapat digulingkan sekarang juga, sebab
pemerintahan sementara sedang tetap bertahan lewat suatu persetujuan
yang langsung dan tidak, juga formal.
c. Pemerintahan sementara tidak dapat digulingkan dengan cara biasa,
sebab ia bersandar pada dukungan yang diberikan kepada borjuis.

11
Sehingga dapat dikatakan bahwa menurut Lenin kaum buruh
adalah kaum Marxsit yang memihak perjuangan kelas proletar melawan
pemabukan borjuis. Puncak dari revolusi oktober ini yaitu pada 10 Oktober
1917 terjadinya pertemuan antara pemimpin Bolshevik dengan perwakilan-
perwakilan dari soviet buruh dan soviet prajurit Petrograd. Kemudian pada
tanggal 12 Oktober 1917 utusan-utusan Soviet Petrograd berkumpul lagi
untuk menetapkan pembentukkan Komite Militer untuk menyiapkan
insureksi. Pada tanggal 16 Oktober 1917, komite ini disahkan secara resmi
oleh sidang Pleno Komite Soviet. Pata tanggal 17 Oktober 1917 pada utusan
soviet prajurit di Petrograd mengeluarkan resolusi yang isinya menolak
mengakui pemerintahan sementara dan hanya akan mengakui soviet
Petrogrand sebagai kekuasaan yang resmi. Pada tanggal 21 Oktober 1917,
komite militer Revolusioner, yang terdiri dari para buruh dan prajurit,
meneluarkan pernyataan Petrogrand berada dibawah kekuasaan mereka dan
tidak boleh ada kegiatan militer dan propaganda apapun kecuali atas izin
mereka.Pada tanggal 23 Oktober 1917 Soviet Petrogrand diizinkan
mengirimkan wakilnya pada staf Umum Angkatan Perang Rusia. Pada
tanggal 24 oktober 1917, Komite menerbitkan pengumuman bahwa
kekerasan dan kejahatan di Petrogrand tidak akan ditolelir. Pada tanggal 25
Oktober 1917 Pengawal Merah dan Soviet Prajurit dari Kronstadt bergerak
menduduki tempat-tempat penting. Revolusi oktober ini berhasil
memenangkan revolusi di Pertrogrand dan termasuk kemenangan yang
sangat hebat.Tidak hanya karena konspirasi dari Bolshevik melainkan juga
hasil dari perjuangan rakyat yang melawan.

3. Terbentuknya USSR
Pada tahun 1917, setelah berakhirnya Revolusi Bolshevik dan
tumbangnya kekuasaan Tsar Rusia, Uni Republik-Uni Republik Sosialis
Soviet ini menjadi negara pertama yang diperintah oleh kaum
komunis.Lenin kemudian membawa Rusia keluar dari peperangan.Rusia
harus membayar Mahal untuk mencapai sebuah perdamaian.Melakukan
perjanjian dengan Jerman pada bulan Maret 1918 Rusia harus menyerahkan
polandia bagian Timur, negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania) dan

12
Finlandia serta setuju untuk mengakui bahwa Ukrania sebagai negara
merdeka.Namun, dengan kekalahan Jerman dalam perang Dunia I,
Pemerintah Soviet menguasai kembali wilayah Ukraina, meskipun belum
dapat menguasai negara-negara laut Baltik.Banyak peristiwa yang
mengawali sebuah pembentukkan USSR tersebut, salah satunya yaitu
perang saudara.
Pada tahun 1922 menjelangterbentuknya USSR, Rusia terdiri dari
20 daerah republic kesukuan.Sebagai seseorag yang mempunyai cita-cita
untuk membentuk suatu negara sosialis, maka Lenin mendukung
terbentuknya Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet) yang berdasarkan
bentuk federasi, persamaan dan sukarela. Deklarasi tentang pembentukkan
Uni Soviet (USSR) yang terdiri dari Rusia, Ukraina, Belarus, Zakaukasus
(yang terdiri dari Georgia, Armenia dan Azerbaijan) diresmikan pada
sidang 1 seluruh Soviet pada tanggal 30 Desember 1922. Dalam
kesempatan tersebut juga disahkan perjanjian Uni yang menjadi dasar
eksistensi negara ini.
Pada tanggal 30 Desember 1922 lahirlah Uni Soviet-soviet
Republik Sosialis atau dipendekkan menjadi Uni Soviet.Komite sentral
merupakan lembaga tertinggi negara yang bekerja pada masa antar sidang.
Untuk pertamakalinya dipilih 4 ketua komite sentral, yaitu M.I Kalinin
(Rusia), G.I Petrovsky (Ukraina), A.G Chervyakov (Belarus) dan N.N
Narimanov (Zakavkasia). Sedangkan sebagai ketua Dewan Mentri Unit
terpilih V.I Lenin yang saat itu sedang sakit.
Sebagai dasar negara disahkan Konstitusi Uni Soviet pada Sidang
II Seluruh-Soviet bulan Januari 1924.Kalinin terpilih sebagai ketua Komite
Sentral, sedangkan A.I Rishkov menggantikan Lenin. Menurut Konstitusi,
setiap republic di Uni Soviet memiliki hal yang sama sebagai negara yang
berdaulat. Setiap republic memiliki parlemen (Dewan Soviet Tertinggi),
dewan eksekutif (Dewan Mentri dan Mahkamah Agung).Pada intinya Uni
Soviet ini terdisi dari legislative, eksekutif dan yudikatif.Sistem politiknya
dikendalikan oleh Partai Komunis.Prinsip partai ini adalah hanya orang-
orang yang didukung partai sajalah yang dapat dipilih sebagai wakil.

13
Sejak meninggalnya Lenin (1924) pucuk pimpinan negara yang
identic dengan kepemimpinan Partai Komunis erpecahnya sedikitnya
dalam dua faksi: Kubu Stailin dan Kubu Trotsky. Perebutan pengaruh
untuk mengisi puncak kekuasaan terjadi sejak saat itu.Stailin menggantikan
Lenin dan menguasai kepemimpinan Partai Komunis Uni Soviet sekaligus
pemimpin negara.Ia memperkuat struktur birokrasi dan melancarkan
kebijakan represif untuk menghacurka lawan-lawan politiknya. Kebijak
yang diusung oleh Stalin dikenal dengan nama Stainlisme. Melalui partai
Komunis, Stalin membawahi komite sentral, membawahi Dewan
Komisaris Rakyat (Dewan Mentri), memimpin Komite Keamanan Negara
sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Seiring berjalannya waktu, beberapa tahun saat dari kelahirannnya,
Uni Soviet yang mengusung semboyan: “Proletar Seluruh Negara
Bergabunglah!” mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun
1924 telah bergabung Uzbekistan dan Turkmenistan, lalu disusul
Tadjikistan (1929), Kizgizia dan Kazakhstan (1936). Negara-negara Baltik
seperti Lituania, Estonia dan Latvia bergabung pada tahun 1940.

C. Dampak Revolusi Bolshevik


Tocqueville (1955:125-134) bukunya yang berjudul“The Old Regime
and the French Revolution”ada lima dampak revolusi. Pertama, terjadinya
perubahan secara kekerasan terhadap rezim politik yang lama, yang didasari
oleh legitimasi maupun simbol-simbol rezim baru. Kedua, pergantian elite
politik atau kelas yang sedang berkuasa dengan kelompok lainnya. Ketiga,
perubahan secara mendasar diseluruh bidang kelembagaan utama, hubungan
kelas dan sistem ekonomi yang menyebabkan terjadinya perombakan segenap
aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, ideologi dan mungkin budayaan.
Keempat, pemutusan secara radikal dengan segala hal yang telah lampau.
Kelima, memberikan kekuatan ideologis dan orientasi kebangkitan, mengenai
gambaran dan tujuan revolusi. Hal ini menunjukkanbahwa revolusi tidak hanya
membawa tranformasi kelembagaan melainkan juga perubahan terhadap sistem
pendidikan, sistem moral, dan berbagai aspek kehidupan manusia yang
kemudian diharapkana akan melahirkan manusia baru.

14
1. Dampak bagi Kekaisaran Rusia
Revolusi Februari tahun 1917 adalah tahap pertama Revolusi Rusia
tahun 1917 yang dimotori oleh buruh industri, petani dan tentara yang telah
meruntuhkan kelas-kelas borjuis pemilik tanah, kapitalis, serta penggulingan
rezim Tsar. Akibat dari revolusi ini adalah abdikasi Tsar Nicholas II,
runtuhnya kekaisaran Rusia, dan berakhirnya dinasti
Romanov.Pemerintahan Provisional tanpa protes setelah adanya abdikasi
Tsar Rusia. Perintah utama dari tentara Rusia sangat mewah terhadap
revolusi dan Pemerintah Provisional mengikuti segala abdikasi Tsar
Rusia (Vernadsky, 1961: 242).Pemerintahan provisional merupakan aliansi
antara kaum liberal dan kaum sosialis yang ingin melaksanakan reformasi
politik, membuat eksekutif yang dipilih secara demokratis, dan dewan
konstituante.Revolusi tersebut diperlukan karena bagi kaum Bholshevik
meyakini bahwa pertentangan sosial yang tidak terdamaikan di Rusia,
membutuhkan revolusi secara mutlak untuk memecahkan pertentangan itu.
Sedangkan revolusi tahap kedua di Rusia yang dikenal dengan
Revolusi Oktober terjadi pada tanggal 7 November 1917 menurut
penanggalan Gregorian di Rusia.Sedangkan menurut penanggalan Julian,
peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Oktober 1917, oleh sebab itu revolusi
ini disebut Revolusi Oktober karena Rusia menggunakan kalender
Julian.Pada 1917 Rusia masih menggunakan penanggalan Kalender Julian
yang mengadopsi dari Peter the Great, revolusi 1917 pertama yaitu revolusi
Februari (menurut Kalender Julian) atau Revolusi Maret (berdasar
Gregorian). Dua nama yang sering dipakai Revolusi Oktober dan revolusi
November (Heyman, 1993: 266).Eisenstadt (1978:286-287) menambahkan
dampak revolusi Bolshevik terhadap Rusia sebagai berikut. Pertama sistem
ekonomi liberal-kapitalis dirombak total dengan sistem yang sosialistis,
kelas menengah atau pengusaha dimusnahkan. Kemudian sistem sosial yang
berbasiskan individualisme diganti total dengan sistem yang berbasis
kolektivisme. Dan yang terakhir, semangat religiositas dibasmi dan
digantikan dengan semangat sekularisme bahkan materialisme.
a. Dampak Bidang Politik

15
Beberapa dampak tersebut adalah adanya sistem pemerintahan baru
yang diktator proletariat kekuasaan Bolshevik yang menggantikan sistem
pemerintahan kekaisaran otokrasi Tsar.Pasca revolusi Februari 1917
dibentuk pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Pangeran Georgi
Lvov menggantikan Tsar Nicholas II yang turun akibat revolusi
itu.Ketidak percayaan rakyat terhadap pemerintahan sementara yang
mengakibatkan hilangnya otoritas pemerintahan sementara tersebut.
Akibatnya pada bulan September 1917 diadakan pemilihan umum
anggota-anggota Dewan Soviet Petrograd dan Dewan Soviet di seluruh
kota besar dan kecil. Semangat itu diiringi dengan slogan Perdamaian,
Tanah, Kebebasan, Bolshevik meraih kemenangannya secara mayoritas.
Kemudian pasca Revolusi lanjutan Oktober 1917, Bolshevik membentuk
RSFSR (Rossiiskaya Sovietskaya Federativnaya Sotsialisticheskaya
Respublika).Kontitusi RSFSR pada tanggal 10 Juli 1918 menegaskan
bahwa bentuk negara adalah Diktatur Proletariat dalam bentuk kekuasaan
Soviet seluruh Rusia yang kuat, bertujuan untuk menghancurkan
dominasi borjuis dan penghentian penindasan manusia oleh manusia
sebagai perwujudan sosialisme, dimana tidak ada lagi perbedaan kelas
dan tidak ada lagi kekuasaan negara. Dalam undang-undang dasar yang
didalamnya mengatur beberapa tingkatan lembaga tinggi yang terdiri dari
perwakilan dari soviet kota dan soviet provinsi. Semua urusan
pemerintahan dilaksanakan oleh SNK (Dewan Komisaris Rakyat) sesuai
yang dimuat dalam konstitusi, menyebutkan bahwa telah mengatur hak
pilih aktif dan pasif warga negara, budget, lambang negara dan lagu
kebangsaan.Tidak ketinggalan kaum Bolshevik menghilangkan
kekuasaan lama dengan hala yang baru dengan muatan ideologi
komunis.Setelah berakhirnya revolusi Bolshevik dan tumbangnya
kekuasaan Tsar, Rusia menjadi negara pertama yang dipimpin oleh kaum
komunis. Seperti yang terdapat pada perjanjian Brest-Litovsk dengan
Jerman pada 16 Maret 1918, Rusia harus menyerahkan Polandia bagian
Timur, negara laut Baltik (Estonia, Latvia dan Lithuania), sebagian

16
Belarusia, Ardagan, Kare, Batum dan mengakui Ukaraina dan Finlandia
diakui sebagai negara yang merdeka(Fahrurodji, 2005: 132-134).
b. Dampak Bidang Sosial
Dampak di dalam bidang ini adalah terbetuknya sistem sosial yang
baru dengan bentuk masyarakat sosialis untuk menggantikan sistem
feodal yang lama.dibentuknya negara sosialis komunis pertama di Rusia
dan dunia yaitu Uni Soviet (Soyuz Sovietskikh Republik/SSR/USSR)
semua elemen bersatu di dalamnya. Dengan dibentuknya negara tersebut,
menjadikan tidak adanya lagi kesenjangan kelas dalam masyarakat kelas
atas dan kelas bawah.Tetapi seiring berjalannya waktu pada masa ini
terdapat perbedaan pandangan antara kubu merah Bolshevik dengan
kubu putih, kelompok sosialis lainnya.Hal ini yang nantinya memecah
belah rakyat untuk memilih berada dipihak yang mana. Peristiwa ini
dikenal dengan nama Perang Saudara (Grazhdanskaya Voina) yang
berlanglung kurang lebih selama dua tahun dengan korban jiwa tujuh
setengah juta (Fahrurodji, 2005: 135). Kemudian pada waktu bersamaan,
datang intervensi dari Amerika Serikat, Perancis, dan Jepang dengan
tujuan mengembalikan Rusia dalam bentuk kapitalisme.Dampak sosial
lainnya adalah diakuinya keberadaan dan kedudukan perempuan di Rusia
yang mempunyai hak dan kewajiban yang sejajar dengan laki-laki.Jadi
tidak ada lagi para pemilik tanah, kaum kapitalis dan para pedagang
besar.Pemerintah dari rakyat pekerja tanpa ada eksploitator, dan laki-laki
sederajat dihadapan hukum dengan perempuan.
c. Dampak Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem ekonomi sosialis yang menggantikan sistem
ekonomi kapitalis yang lama, dengan semua sara produksi, kegiatan
distribusi, harga barang komoditi, dan perdagangan luar dalam telah
diatur oleh negara. Pasca revolusi tersebut harta milik perseorangan
disamaratakan.Beberapa progam-progam pembangunan ekonomi kaum
Bolshevik yaitu pertama, nasionalisasi perbankan, digabungkan menjadi
bank tunggal bersama pemerintah.Kedua, nasionalisasi sindikat yang
menguasai industri-industri besar.Ketiga, pembentukan kontrol pekerja

17
atas produksi dan pembagian kerja sebagai langkah persiapan
nasionalisasi seluruh industri dan perdagangan.Keempat, pembentukan
monopoli pemerintah atas perdagangan luar negeri. Kelima, penyitaan
tanah-tanah milik tuan tanah, nasionaliasi tanah, serta pembentukan
Sovkhos (perekonomian Soviet) dan perkebunan-perkebunan sitaan milik
tuan-tuan tanah yang berskala besar. Dan yang keenam atau yang
terakhir, mengejar ketertinggalan ekonomi negara dengan cara memaca
atau menaikkan intensitas perkembangan kekuatan produksi(Fahrurodji,
2005: 131-132).
Dampak lain terutama akibat dari kebijakan penghapusan kelas
yang dikeluarkan oleh golongan Bolshevik adalah Rusia kehilangan kelas
yang potensial untuk menopang kekuatan industri negaranya. Selain itu
juga terdapat kelangkaan barang akibat dikonsentrasikanya industri dan
pertanian untuk keperluan perang yang sering disebut War
Communism(Komunisme Perang) kurun waktu 1918-1921. Pada akhir
bulan Januari 1921, Lenin memperkenalkan New Economic Policy
(NEP)sebagai pemulihan sistem ekonomi pasar denagn menghidupkan
kembali kekuatan pasar dalam pertanian, insustri kecil dan menengah.
d. Dampak Bidang Budaya
Agama Kristen Timur atau Kristen Ortodoks yang secara resmi ada
pada masa Vladimir Svyatoslavich.Dalam hal ini terdapat pemisahan
yang tegas antara lembaga negara dan gereja.Kemudian pelajaran yang
berkembang di sekolah-sekolah adalah memepelajari bahasa Rusia,
kesususastraan, serta sejarah.Adanya pengajaran mengenai vospitanie
yang artinya mengembangkan semangat komunisme ke dalam sikap dan
tingkah laku seseorang dengan bantuan organisasi Partai Komunis. Pada
konstitusi federasi Soviet yang disetujui tanggal 10 Juli 1918, dinyatakan
bahwa bagi kaum buruh dan kaum tani yang miskin akan disediakan
pendidikan. Komisaris pendidikan merencanakan sebagai gantinya suatu
jenis sekolah yang dinamakan sekolah buruh yang tidak ada perbedaan
kelas masyarakat.

2. Dampak bagi Kawasan Eropa

18
a. Dampak Bidang Sosial
Berawal dari kesadaran para kaum buruh dan para petani kecil dari
tahun 1895 sampai tahun 1904, jumlah rata-rata pemogok adalah 43.000
orang/tahun, dalam tahun 1906-1907 berjumlah 850.000 orang.
Kemudian jumlah pemogok terus menerus menurun sampai pada tahun
1909-1910 dengan jumlah 110.000 orang.Di Rusia para teroris Sosialis-
Revolusioner mulai melancarkan teror-terornya.Kemenangan yang
didasari atas adanya solidaritas internasional kaum buruh dari negeri-
negeri lain dengan mundurnya pasukan putih, sosialis- revolusioner
kanan dan Menshevik.Dukungan terbesar untuk melawan pasukan kontra
revolusioner adalah berasal dari Jerman.Kaum buruh, petani miskin dan
prajurit yang berada dibelakang Soviet dan Bolshevik telah mengalahkan
gabungan kaum monarkis dan borjuis.Pada bulan November 1920
seluruh kekuatan kontra revolusi dipatahkan dan perang saudara
dinyatakan telah berakhir.
b. Dampak Bidang Politik
Adanya solidaritas buruh internasional mengakibatkan
berkembangnya komunisme di kawasan negara-negara Eropa. Antara
lain revolusi Jerman 1918, Inggris 1926 dan Perancis 1930. Seperti yang
terjadi di Rusia, Jerman juga terjadi dualisme kekuasaan dewan buruh
muncul di sebelah parlemen pemerintahan Sosial-Demokrat. Gerakan
NAZI juga lahir pada tahun 1919 dan pada tahun 1926 di Inggris terjadi
pemogokan buruh. Selain lahirya solidaritas internasional buruh adalah
lahirnya ideologi komunis.Keberhasilan Lenin dalam memimpin
Revolusi Oktober 1917 di Rusia dan mendirikan Komunis Uni Soviet
menimbulkan pengaruh besar di Eropa.Sejak saat itu gerakan buruh
terpecah menjadi dua yaitu moderat (sosialis) dan revolusioner
(komunis). Tanpa adanya usaha dan perjuangan dari Lenin, ideology
Komunis ini akan membutuhkan waktu lama untuk berkembangnya dan
diakui oleh seluruh dunia. Pada saat ini paratai komunis yang besar di
Eropa Barat terdapat di Perancis yang berdiri tahun 1920, di Italia berdiri
pada tahun 1922, dan Portugal (Adisusilo, 1982: 176-177).

19
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Terbentuknya negara Rusia diawali dari kelompok suku bangsa Slavia
yang mendiami wilayah di dekat Baltik, tepatnya di sisi sebelah Selatan. Dari
kelompok suku bangsa Slavia ini akhirnya menyebar ke kelompok suku bangsa
yang lain, salah satunya adalah bangsa Rusy yang mendiami wilayah di dekat
sungai Dniepr. Dari bangsa Rusy tersebut akhirnya dikenal istilah Rus, Russky
dan Rossia atau Rusia. Pada mulanya bentuk pemerintahan di Rusia adalah
bentuk pemerintahan dinasti, yaitu Dinasti Ryurik dan juga Dinasti Romanov.
Revolusi Bolshevik adalah faktor sosial masyarakat pada waktu itu. Sistem
feodal yang berlaku di Rusia tidak hanya berdampak pada eksploitasi
kehidupan buruh dan petani, tetapi juga menimbulkan munculnya perbudakan.
Proses terjadinya revolusi Bolshevik terbagi menjadi dua bagian yaitu,
Revolusi Februari 1917 dan Revolusi Oktober 1917. Tidak hanya itu saja,
dalam proses revolusi Rusia tersebut juga dijelaskan tentang terbentuknya
USSR yang sistem politiknya diatur oleh Partai Komunis.
Revolusi tersebut memiliki lima dampak yang besar dan kemudian
mampu mempengaruhi terjadinya revolusi tersebut, lima adampak tersebut
yaitu: Pertama, terjadinya perubahan secara kekerasan terhadap rezim politik
yang lama, yang didasari oleh legitimasi maupun simbol-simbol rezim baru.
Kedua, pergantian elite politik atau kelas yang sedang berkuasa dengan
kelompok lainnya. Ketiga, perubahan secara mendasar diseluruh bidang
kelembagaan utama, hubungan kelas dan sistem ekonomi yang menyebabkan
terjadinya perombakan segenap aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik,
ideologi dan mungkin budayaan. Keempat, pemutusan secara radikal dengan
segala hal yang telah lampau. Kelima, memberikan kekuatan ideologis dan
orientasi kebangkitan, mengenai gambaran dan tujuan revolusi. Hal ini
menunjukkanbahwa revolusi tidak hanya membawa tranformasi kelembagaan
melainkan juga perubahan terhadap sistem pendidikan, sistem moral, dan

20
berbagai aspek kehidupan manusia yang kemudian diharapkana akan
melahirkan manusia baru.

B. Saran
Melihat keadaan bahwa peran revolusi Rusia dalam perkembangan
dunia saat ini juga berdampak pada perubahan negara-negara yang ada di
Dunia termasuk Indonesia.Sehingga melalui makalah ini penulis
menyarankan untuk pemerintah mampu menyediakan sumber-sumber yang
valid mengenai hal tersebut.Karena generasi Indonesia berhak tahu masalah
tersebut.Terutama bagi para sejarawan dan calon sejarawan, keterbatasan
sumber juga menjadi pemicu yang mengahambat sebuah penelitian.

21
DAFTAR RUJUKAN

Adisusilo, S. 1982. Sejarah Eropa dari Konggres Wina Sampai Dengan Perang
Dunia II. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Basuki, K.K. 2008. Peranan Lenin dalam Revolusi Rusia Tahun 1917. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Curtiss, J. Shelton. 1957. The Russian Revolution of 1917 (diterjemahkan). New


York: Van Nostrand Company.

Eisenstadt. 1986. Revolution and The Transformation of Societies. New York:


The Free Press.

Ensiklopedia. 1989. Negara dan Bangsa Jilid VII: Eropa dan Amerika Utara.
Jakarta: PT. Widyagara.

Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

Heyman, Neil. 1993. Russian History. New York: A Schaum Production.

Tocqueville, de A. 1955. The Old Regime and the French


Revolution(diterjemahkan). Garden City : Doubleday

Vernadsky, George. 1961. A History Of Russia(diterjemahkan). New Haven,


CT:Yale University Press.

22

Anda mungkin juga menyukai