Anda di halaman 1dari 15

Peradaban Lembah Sungai Nil

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

mata kuliah Sejarah Kebudayaan semester 4

Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Erniwati, SS, M.Hum

Abdul Salam, S.Ag, M.Hum

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Anjeli 21046054
2. Cicil Aprilya 21046103
3. Rara Amanda 21046186
4. Septia Wulan Sari 21046148

DAPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat-Nya kepada kelompok 2 sehingga atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nya lah kami dapat menyelesikan tugas makalah kami yang berjudul
“Peradaban Sungai Nil” Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu dan teman-teman yang telah mendukug penyusunan makalah ini.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai banyak hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Atas perhatiannya
kami mengucapkan terimakasih.

Padang,28 Februari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4
A. Letak Geografis .................................................................................................... 4
B. Kondisi Alam ....................................................................................................... 5
C. Perkembangan Kebudayaan ................................................................................. 7
D. Karakteristik 7 Unsur Kebudayaan ...................................................................... 8
E. Pengaruh Terhadap Budaya Lain ....................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab
kebudayaan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang
telah ada akan tetap berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah.
Kebudayaan bukan hanya kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup
seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok
masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita
jumpai di negaranegara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis,
seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah
menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.
Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan
kesenjangan sosial. Memang banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai
konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial,
budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik. Unsur-unsur yang
mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah bagaimana wujud dari
kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
B. Rumusan Masalah

1. Bagimana letak geografis sungai nil?


2. Bagaimana kondisi alam di wilayah sungai nil?
3. Apa saja perkembangan kebudayaan yang dihasilkan peradaban sungai nil?
4. Apa saja karateristik berdasarkan 7 unsur kebudayaan?
5. Bagaimana pengaruh peradaban terhadap budaya lain?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Letak Geografis

Sejarah Mesir pertamakali muncul di Mesir hulu sebuah lembah sempit di sungai
Nil bagian timur laut Afrika, sekitar 800 mil daridaerah antara Cataract dan Delta, dan
di Mesir hilir, yakni di Delta itu sendiri memanjang sepanjang 100 mil. Lembah sungai
Nil yang subur telah melahirkan peradaban Mesir kuno. Peradaban tersebut
berlangsung sejak sekitar tahun 3500 SM sampai 343 SM. Hal ini diketahui melalui
penemuan sebuah batu yang tertulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Batu tulis tersebut berhasil dipecah oleh seorang
bangsa Prancis yang bernama Jean Francois Champollion (1800), sehingga tahun itu
pula terbukalah tabir sejarah Mesir kuno yang berasal dari tahun 300 SM. Sungai Nil
adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil
bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.
Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat
negara yang dilewati sungai Nil yaitu :
1. Uganda
2. Sudan
3. Ethiopia
4. Mesir
Pada tiap tahunnya sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah
di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50
kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia
di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah
gurun Libya. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah. Kesuburan tanah di
sekitar lembah sungai Nil di Mesir, disebabkan oleh banjir yang membawa lumpur
akan tetapi dapat mengubah padang pasir menjadilembah-lembah yang subur. Hal
inilah yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban
di tempat tersebut. Peradaban lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat mesir
kuno. Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani, hasil
pertanian adalah gandum, sekoi dan jelai padi-padian yang biji atau buahnya keras. Air
Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan dan
4
waduk.

B. Kondisi Alam

Kebudayaan Mesir berkembangan di suatu lembah yang sangat subur sekitar lebih
kurang 1.200 Km. Di kedua sisi Sungai Nil bersambung dengan delta di Pantai Laut
Tengah. Daerah sebelah timur Mesir terdiri dari gurun pasir yang luas. Sebelah
baratnya terhampar gurun Libia, sedangkan sebelah timur terdapat gurun Arab yang
keduanya sering kali tidak turun hujan sampai bertahun-tahun. Akibat kondisi alam
yang demikian, daerah lembah sungai Nil sulit sekali dioalah bagi kepentingan
kehidupan zaman dahulu yang masih sederhana. Di lembah sungai Nil yang didiami
oleh bangsa Mesir, sebenarnya juga sediit sekali turun hujan, sehingga curuh air hujan
saja tidak dapat diandalkan untuk mendukung perkembangan bangsa tersebut.
Sepanjang tahun matahari bersinar terang karena daerah itu jarang sekali berawan.
Kondisi alam yang kering menyebabkan kehidupan masyarakat terpusat di sekitar
lembah sungai Nil. Bangsa Mesir menjadi sepenuhnya tergantung kepada air yang
mengalir di Lembah Sungai Nil. Aliran air di sungai ini merupakan anugerah yang
tiada ternilai harganya bagi bangsa Mesir karena sangat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan mereka dalam segala aspek termasuk sosial budayanya.
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil
dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan
waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang
merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai

5
oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi
atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Semua orang Mesir tidak mengetahui dari mana sumber aliran sungai Nil berasal
atau dimana sumber air yang membawa rahmat mereka. Pada abad ke-19 berkembang
kepercayaan bahwa sungai Nil berasal dari langit. Setiap tahun, yaitu bulan September
air sungai akan meluap sampai mengenai seluruh daratan di kedua belah sisi. Hanya
daerah perdalaman di daerah perbukitan yang tidak terkena banjir tahunan tersebut.
Bila bulan September telah berlalu air sungai berangsur-angsur surut seperti sedia kala
dan meninggalkan lapisan lumpur yang tebal. Lapisan lumpur itu yang menyebabkan
dataran ini menjadi sedemikain subur sehingga berkembang menjadi daerah pertanian
yang produktif dan menjadi lumbung gandum bagi bangsa Mesir dan bangsalainnya
di sekitar Mesir. Itulah sebabnya Mesir dijuluki sebagai “Negeri hadiah Sungai Nil“.
Orang Mesir percaya bahwa sungai Nil yang meluap tiap tahun itu disebabkan oleh
cucuran air mata Dewi Isis yang menangisi suaminya Dewa Osiris yang mati terbunuh.
Sebenarnya, meluapnya sungai Nil ini setiap tahun disebabkan oleh curahan hujan
yang sangat lebat di Daerah Nubis yang sekarang disebut Sudan dan Ethopia. Tanpa
curahan hujan di Nubia, maka daerah Mesir tidak ada bedanya dengan daerah yang
bergurun di sebelah timur dan baratnya.

Peta Sungai Nil

6
C. Perkembangan Kebudayaan

Setelah 3300 SM Mesir mengalami perkembangan di bidang pertanian. Mesir


menjadi sebuah kota dan mendirikan kota pertama di Mesir. Sebagai sebuah kota,
Mesir memiliki struktur yang sudah ,mulai teratur dengan membentuk sistem
pemerintahan di bawah pemerintahan bangsa Hyksos (1680-1580 SM). Bangsa Hyksos
menduduki Delta sungai Nil di utara Mesir Mereka memperkenalkan metode
pembuatan peralatan dari perunggu, seperti senjata dan alat pertanian. Selanjutnya
Mesir disatukan oleh Menes di bawah sebuah kerajaan pada tahun 3100 SM. Sejak itu
Mesir mulai memasuki zaman dinasti di bawah pimpinan seorang raja.
Mesir memasuki zaman imperium setelah berhasil mengusir bangsa Hyksos. Hal
ini dilakukan disaat Firaun Ahmose (1558-1533 SM) menjadi salah satu Firaun 18
dinasti yang mendesak bangsa Hyksos untuk pergi dari Mesir. Setelah itu Mesir pun
meluaskan kekuasaan ke sebelah Selatan, utara dan timur. Firaun Thutmose I (1512-
1500 SM) merebut Nubia di selatan dan Thutmose III (1490-1436 SM) menaklukan
Palestina dan Syria. Mesir menjadi imperium yang luas dan makmur. Dari perluasan
wilayah Mesir pun mendapatkan budak-budak yang nantinya akan digunakan untuk
mengerjakan berbagai mega proyek yang diinginkan oleh raja-raja Mesir berikutnya.
Kekuasaan beserta kekayaan para Firaun Mesir bertambah besar setelah terjadi
hubungan diplomatik dan perdagangan dengan bangsa Hittit. Babylonia dan Yunani di
kepulauan Aegia yang memisahkan Yunani dan Turki. Setelah mencapai puncak
kejayaan sebaga negara imperium, kemudian Mesir mengalami kemunduran ketika
bangsa Assyiria dan Persia dari Asia menaklukkannya pada tahun 670-525 SM. Persia
menjadikan Mesir sebagai bagian dari imperiumnya, namun hal ini segera berakhir
ketika Alexander the Great menyerang Persia dan menguasai seluruh imperium Persia
termasuk Mesir. Akibatnya Mesir pun menjadi bagian dari Yunani di Asia dan
membentuk dinasti yang baru, yakni Dinasti Ptolomeus, namun dinasti Ptolomeus
segera berakhir setelah Romawi menyerang Mesir dengan Ratu terakhir Mesir
Cleopatra. Salah satu ciri kebudayaan tinggi pada sebuah peradaban adalah adanya
penemuan huruf oleh masyarakat di wilayah tersebut, baik huruf yang diadaptasi dari
bangsa lain ataupun huruf yang langsung dibuat oleh perdaban itu. Huruf dapat
menjadi penentu kemajuan sebuah perdaban, seperti pada peradaban di kawasan
lembah Sungai Nil yang mengenal huruf hieroglif. Ditinjau dari bentuknya, huruf
hieroglif masuk dalam kategori huruf piktograf, yaitu huruf yang penulisannya diawali

7
dengan bentuk gambar. Temuan arkeologis mengenai keberadaan huruf hieroglif oleh
para ahli menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno banyak yang menuangkan
huruf-huruf hieroglif pada media kertas papirus, kayu, batu, dan logam.Umumnya
tulisan-tulisan yang ditemukan berisi gambaran kehidupan masyarakat Mesir. Tetapi
khusus di dinding piramida, banyak tulisan yang menerangkan kehidupan raja ketika
sedang berkuasa. Huruf hieroglif pertama kali berhasil dibaca oleh seorang akademisi
berkebangsaan Perancis bernama Francois Champollion pada awal abad ke-
19.Masyarakat Lembah Sungai Nil sering menggambarkan dewa mereka dalam bentuk
setengah manusia dan setenga hewan. Seperti penggambaran Dewa Anubis, yang
merupakan dewa kematian, diperlihatkan seperti manusia berkepala anjing. Selain itu
juga ada Dewa Ibis yang digambarkan seperti manusia berkepala burung.
Histiografi Mesir Kuno Sphinx Mesir Kuno

D. Karakteristik 7 Unsur Kebudayaan

1) Bahasa & Kesenian


Sebuah peradaban bisa dikatakan tinggi peradabanya adalah bila adanya
penemuan huruf oleh masyarakat di wilayah tersebut, baik huruf yang diadaptasi
dari bangsa lain ataupun huruf yang langsung dibuat oleh peradaban itu. Huruf
dapat menjadi penentu kemajuan sebuah perdaban, seperti pada peradaban di
kawasan lembah Sungai Nil yang mengenal huruf hieroglif.Berdasarkan
bentuknya, huruf hieroglif masuk dalam kategori huruf piktograf, yaitu huruf yang
penulisannya diawali dengan bentuk gambar.Temuan arkeologis mengenai
keberadaan huruf hieroglif oleh para ahli menunjukkan bahwa masyarakat Mesir
Kuno banyak yang menuangkan huruf-huruf hieroglif pada media kertas papirus,
kayu, batu, dan logam.
Salah satu temuan besar mengenai keberadaan huruf hieroglif terdapat pada
pahatan Batu Rosseta yang ditemukan di tepian sungai Rosseta. Selain itu juga
8
huruf hieroglif banyak dijumpai pada dinding-dinding bangunan piramida dan tugu
Obelisk.Umumnya tulisan-tulisan yang ditemukan berisi gambaran kehidupan
masyarakat Mesir. Tetapi khusus di dinding piramida, banyak tulisan yang
menerangkan kehidupan raja ketika sedang berkuasa. Huruf hieroglif pertama kali
berhasil dibaca oleh seorang akademisi berkebangsaan Perancis bernama Francois
Champollion pada awal abad ke-19
2) Sistem Peralatan & Teknologi
Keadaan lembah sungai nil banyak menentukan sifat-sifat manusia dan
kebudayaan penghuninya. Pelaksanaan pertanian di wilayah lembah sungai oleh
penduduk memerlukan pengaturan pembagian tanah dan pengukurannya. Dari
pegalaman peaksanaan tersebut timbul pengetahuan tentang ilmu ukur. Bentuk
bujur sangkar dipergunakan pada bentuk landasan bangunan-bangunan piramida.
3) Sistem Mata Pencaharian
Keadaan iklim dan terjadinya banjir di sungai nil pada waktu-waktu yang tetap
(musiman) menarik perhatian para pemikir mesir kuno untuk mengamati gejala
alam itu.Pola hidup yang menggantungkan diri pada sungai Nil,apabila musim
hujan,mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan
menghindar.Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama hingga populasi
peradaban pun semakin bertambah.Hal ini mengharuskan masyarakat
mengembangkan sistem pengaturan air yang baik hingga bisa digunakan setiap saat
dibutuhkan.
4) Sistem Pengetahuan
Meskipun terjadi banjir setiap tahunnya, tetapi masyarakat masih tetap memilih
tinggal di pinggir Lembah Sungai Nil. Alih alih pindah, masyarakat Mesir kuno
lebih memilih untuk mencari cara bagaimana mengatasi banjir serta
mengembangkan teknologi baru yaitu membuat kapal. Orang orang Mesir Kuno
banyak menggunakan transportasi kapal untuk mengangkut sayuran, ikan,
bebatuan, kayu, dll.Selain membantu dalam sektor pertanian, Lembah Sungai Nil
juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Mesir. Karena banyak
aktivitas yang terjadi di Sungai Nil, maka dibutuhkan tenaga kerja yang tidak
sedikit. Debit air Sungai Nil tidak pernah berkurang bahkan di musim kemarau
sekalipun. Hal ini semakin menunjukkan pentingnya Lembah Sungai Nil bagi
peradaban masyarakat Mesir Kuno.
Selain beberapa hal tersebut di atas, Lembah Sungai Nil juga ikut andil dalam
9
pembangunan Piramida. Piramida ialah sebuah bangunan yang digunakan sebagai
makam para Fir’aun Mesir.Untuk membangun sebuah Piramida membutuhkan
banyak batu bata dan batu batu besar.Batu bata serta batu batu besar tersebut
diangkut dari tempatnya lalu kemudian di bawa menggunakan perahu untuk di
kirim ke tempat Piramida tersebut akan dibangun. Tentunya dalam hal ini, para
pekerja memanfaatkan Lembah Sungai Nil untuk membawa batu bata serta batu
batu besar tersebut. Jadi, lembah Sungai Nil memiliki peranan yang cukup besar
dalam pembangunan Piramida yang sangat terkenal tersebut. Masyarakat Mesir
juga menggunakan siklus Lembah Sungai Nil sebagai kalender. 1 tahun terdiri dari
365 hari, 12 bulan, dan 3 musim. 3 musim ini didasarkan pada siklus Lembah
Sungai Nil. Awal tahun di mulai pada bulan Juli (kalender Romawi) di mana saat
Lembah Sungai Nil banjir.
5) Sistem Religi
Kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Nil bersifat politeisme, karena
mempercayai banyak dewa dalam kehidupan agama mereka. Walaupun demikian,
masyarakat Lembah Sungai Nil mempercayai adanya kedudukan dewa tertinggi
yang membawahi dewa-dewa lainnya, yaitu Dewa Amon-Ra atau Dewa Matahari.
Karena kedudukannya itulah, Dewa Ra menjadi dewa utama masyarakat Mesir
Kuno. Masyarakat kemudian membuat sebuah tempat khusus Dewa Ra, berupa
tiang batu yang menjulang tinggi, diberi nama Obelisk. Dewa lainnya yang
dianggap penting oleh masyarakat Mesir Kuno adalah Dewa Osiris, yang
memegang kebijakan di alam baka. Masyarakat Lembah Sungai Nil sering
menggambarkan dewa mereka dalam bentuk setengah manusia dan setenga hewan.
Seperti penggambaran Dewa Anubis, yang merupakan dewa kematian,
diperlihatkan seperti manusia berkepala anjing. Selain itu juga ada Dewa Ibis yang
digambarkan seperti manusia berkepala burung.
Masyarakat Mesir Kuno percaya akan kehidupan setelah mati, sehingga mereka
mengenal kebudayaan membuat mumi. Mereka berkeyakinan bahwa selama raga
manusia masih utuh, maka manusia itu akan tetap hidup. Proses pembuatan mumi
sangatlah sakral dan memerlukan biaya yang sangat besar. Oleh karenanya, hanya
kalangan keluarga kerajaan saja yang dapat dimumikan. Mayat-mayat yang sudah
dalam bentuk mumi tersebut kemudian disimpan di dalam bangunan Piramida
untuk menjaga agak tetap aman dari perubahan lingkungan

10
6) Warisan/Peninggalan Peradaban lembah Sungai Nil

a. Astronomi

Kehidupan agraris banga Mesir memengaruhi terhadap pengetahuannya yang


tinggi. Untuk mengetahui waktu bercocok tanam, panen atau berdagang dilihat dari
siklus musim yang datang setiap tahunnya. Yaitu dengan mengamati siklus bintang
Sirius atau Sothis yang bertepatan dengan pasang naiknya air Sungai Nil. Hasilnya
: mereka sudah mengenal kalender yaitu setahun terdiri dari 12 bulan, setiap bulan
30 hari, jadi setahun ada 360 hari, kemudian direvisi menjadui 365 hari

b. Hieroglyph

Hieroglyph adalah nama huruf kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah
piktograf dimana setiap gambar mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada
sebuah media kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat. Contoh pada Batu
Roseta yaitu batu bertulis yang ditemukan di tepi Sungai Roseta. Dalam batu ini
terdapat tulisan Hieroglyp dan tulisan Yunani Kuno.

c. Arsitektur

Peninggalan-peninggalan Mesir berupa patung dan bangunan yang besar


menunjukkan adanya teknologi pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan
bangunan tersebut berukuran besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx
(singa berkepala manusia sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan
obelisk (tugu batu untuk memuja Dewa Amon Ra).

E. Pengaruh Terhadap Budaya Lain

Sungai nil memiliki wilayah yaitu terusan zuez ,wilayah ini sangat
berpengaruh terhadap perdagangan. Wilayah terusan Suez memiliki posisi silang,
karena terletak antara benua Asia dan Afrika dan antara Laut Merah dan Laut
Tengah. Sebelum terusan Suez dibangun, fungsi utamanya adalah sebagai
penghubung antara Asia dengan Afrika. Setelah terusan dibangun, fungsi utamanya
adalah menghubungkan Laut Merah yang pada hakekatnya menghubungkan antara
benua Afrika-Asia-Eropa. Terusan Suez mempunyai arti penting bagi dunia antara

11
lain:
1. Memindahkan jalan besar perdagangan Asia-Eropa. Sebelum terusan Suez
dibangun jalan perdagangan Asia- Eropa dengan kapal laut dilakukan melalui
Afrika selatan, sedangkan setelah ada terusan Suez lebih banyak dipergunakan
jalan utara Afrika.
2. Memperpendek dan mempermudah hubungan AsiaEropa.
Contoh : jarak antara Karachi-London melalui selatan Afrika adalah 17.400 km,
tetapi dengan melalui utara Afrika atau terusan Suez jarak menjadi 9.800 km. Kapal
dari Indonesia ke Belanda memerlukan waktu dua bulan bila dipergunakan jalan
selatan, tetapi melalui jalan utara memerlukan waktu hanya satu bulan.
3. Terusan Suez menjadi urat nadi hubungan laut AsiaEropa.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Letak sungai nil yang sangat strategis membuat sungai ini menjadi
pusat peradaban yang sangat penting dalam sejarah. Kondisi alam di
sungai nil sangat kering sehingga membuat masyarakat di sekitar sana
bergantung pada air yang pada saat itu menjadi sumber mata air yang
sangat penting. Budaya saat itu cukup berkembang yang dapat kita lihat
bahwasanya masih ada peninggalan yang dapat kita lihat hingga saat ini.
Kemudian wilayah ini didominasi dengan adanya wilayah terusan tuez
yang menjadi pusat perdagangan dunia karena memiliki posisi silang
yang strategis.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih


banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan. Oleh sebab itu, penulis
berharap setelah makalah ini dibaca dapat diperbaiki dan
mengembangkan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

2023. “Hasil Kebudayaan Lembah Sungai Nil. Diakses dari


https://budisma.net/sejarah/hasil-kebudayaan-lembah-sungai-
nil.html, pada hari selasa,28 Februari 2023.

Hart. H. miscael. 2009. 100 Orang Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah.


Jakarta : Hikmah.

Hitti. K.Philip. 1970. The History of Arabs. Jakarta : Serambi. Hlm 41-44

Nada,Fitria. 2017. “Karakter Masyarakat di Lembah Sungai Nil”. Diakses di


https://kumparan.com/fitria-nada-
1650035408465271899/karakteristik-masyarakat-di-lembah-sungai-
nil-1xtbVOwkq4x/full, pada hari selasa,28 Februari 2023.

Read Dick Robert. 2005. Penjelajah Bahari Pengaruh Peradaban Nusantara di


Afrika. Jakarta. Mizan.

Schulberg Lucille.1983. Mesir yang Bersejarah. Jakarta : Tira Pustaka.

Susmihara. (2017).Sejarah Peradaban Dunia I. Cetakan II. Alauddin


University Press

Sumber: Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia.


Yogyakarta: Brilliant Book.

14

Anda mungkin juga menyukai