SEJARAH PENDIDIKAN
OLEH:
KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU :
FIRZA,S.PD,M.PD
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan, dengan
judul “PENDIDIKAN DI MASA PRA AKSARA DAN HINDU-BUDHA” . Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan pada program studi Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Padang.Akhirnya dapat selesai dengan bantuan dari banyak pihak.
Oleh karena itu penulis menggucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing ibuk Dr.Siti
Fatimah,M.Pd,M.Hum dan bapak Firza,S.Pd,M.Hum serta semua pihak yang telah membantu penulis
baik secara langsung maupun tidak.Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan tugas ini. Namun penulis menyadari masih banyak kekuranggan baik dari segi
isi,tulisan ataupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari para
pembaca makalah ini untuk memperbaiki tugas ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini
bermamfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan serta penggetahuan tentang materi
yang kami bahas dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan sejarah, dua hal yang saling berhubungan dan memiliki nilai guna
instrinsik. Pendidikan membutuhkan sentuhan masa lalu untuk mengambil kebijakan tentang
apa-apa yang pernah diajarkan oleh manusia terdahulu, sejarah merupakan berntuk kearifan
manusia masa kini. Dick and Carey (1998) berkata bahwa pendidikan merupakan kunci
kemajuan peradaban bangsa. Manusia tidak pernah lahir dalam keadaan penuh dengan
kecerdasan seperti sekarang, namun mengalami perkembangan. Mengacu pada buku berjudul
“Origin of The Human” milik Charles Darwin (1889), manusia berevolusi dari fisiknya yang
mirip dengan struktur anatomi primata menjadi struktur manusia seutuhnya dengan kapasitas
otak dan kemampuan masa kini. Suatu aturan alam dimana manusia berusaha untuk terus
menerus mencari kebenaran pengetahuan. Ini adalah bagian dari pendidikan yang paling
sederhana. Bukankah pendidikan diciptakan untuk memanusiakan manusia?
1
Di masa praaksara, pra artinya sebelum dan aksara artinya tulisan, dapat diartikan
manusia telah memiliki kebudayaan sebelum mengenal tulisan. Masa praaksara adalah jaman
pertama kali manusia mencoba mengembangkan berbagai kemampuannya baik di bidang
ekonomi, relijius, teknologi pembangunan, teknologi pertanian, pembuatan alat, dan pembagian
sosial dalam keluarga. Semua itu berusaha dikembangkan dari titik nol. Sejak mereka tercipta
melalui jenis Meganthropus Paleojavanicus, manusia jenis pertama ini hanya berkapasitas 350cc
yang otaknya minim sekali digunakan untuk bisa berpikir. Jenis ini belum memiliki
kebudayaan, pendidikan yang diterima hanya seputar menghasilkan keturunan, cenderung
nomaden (berpindah tempat), dan food gathering (mengambil makanan dari alam).
2
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin di capai dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab
rumusan masalah di atas,yakni;
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Masa Pra Aksara
Di masa praaksara, pra artinya sebelum dan aksara artinya tulisan, dapat diartikan
manusia telah memiliki kebudayaan sebelum mengenal tulisan. Masa praaksara adalah jaman
pertama kali
4
manusia mencoba mengembangkan berbagai kemampuannya baik di bidang ekonomi, relijius,
teknologi pembangunan, teknologi pertanian, pembuatan alat, dan pembagian sosial dalam
keluarga. Semua itu berusaha dikembangkan dari titik nol. Sejak mereka tercipta melalui jenis
Meganthropus Paleojavanicus, manusia jenis pertama ini hanya berkapasitas 350cc yang otaknya
minim sekali digunakan untuk bisa berpikir. Jenis ini belum memiliki kebudayaan, pendidikan
yang diterima hanya seputar menghasilkan keturunan, cenderung nomaden (berpindah tempat),
dan food gathering (mengambil makanan dari alam).
Manusia ketiga, adalah jenis homo (sapien, habilis, africanus, floreinsis, soloensis)
yang dianggap sebagai manusia paling sempurna diantara jenis manusia purba lainnya. Dapat
dikatakan bahwa pendidikan yang diterima manusia purba kala itu sudah mencapai tahap puncak,
mulai dikenalnya teknik pembuatan alat yang lebih sempurna seperti teknik pembuatan patung,
pembuatan pakaian, bangunan-bangunan besar ala megalithik yang digunakan sebagai tempat
pemujaan kepada roh, teknik penguburan, serta terbentuknya koloni manusia yang nantinya
menciptakan sistem kemasyarakatan yang kita kenal saat ini. Memang, pendidikan masa praaksara
dapat dikatakan sangat sederhana karena pada masa inilah manusia pertama kalinya belajar tentang
keterampilan hidup. Berdasarkan teori humaniora, pendidikan sebaik-baiknya memanusiakan
manusia menjadi pribadi yang lebih sempurna, mengolah pengetahuan di masa lalu untuk
kepentingan generasi di masa depan. Manusia purba mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada
5
kehidupan tanpa belajar, tidak ada belajar tanpa mengenal pengetahuan, dari yang sederhana
sekalipun.
Pendidikan Pada Masa Pra-Aksara, Manusia tidak pernah lahir dalam keadaan penuh
dengan kecerdasan seperti sekarang, namun mengalami perkembangan. Mengacu pada buku
berjudul “Origin of The Human” yang disusun oleh Charles Darwin, manusia berevolusi dari
fisiknya yang mirip dengan struktur anatomi primata menjadi struktur manusia seutuhnya dengan
kapasitas otak dan kemampuan masa kini. Pada masa pra-aksara ini tentunya manusia saat itu
masih belum mengenal tulisan,sehingga pengetahuannya masih belum efektif. Pendidikan pada
masa praaksara dapat dikatakan sangat sederhana, karena pada masa inilah manusia pertama
kalinya belajar tentang keterampilan untuk mempertahankan hidupnya,dimana manusia pada saat
itu sangat tergantung pada alam dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga
mereka melakukan suatu pewarisan pendidikan yang dilakukan dalam keluarga,sebagai orang tua
mereka mentransferkan pengetahuan kepada anaknya,misalnya anak perempuan di didik oleh
ibunya dengan mengajarkan cara menguliti hewan,mengawetkan makanan dan cara mengolah
makanan tersebut. Sedangkan anak laki-laki diajarkan oleh bapaknya mengenai cara-cara
memburu hewan,membuat perkakas dan lain sebagainya. Hewan yang diburu tentunya bermacam-
macam ada hewan darat dan ada juga hewan laut,sehingga untuk memburu hewan tersebut
dibutuhkan suatu alat bantu.Peralatan pada saat itu masih sederhana,dimana kita lihat dari hasil
kebudayaan yang dihasilkan masyakat prasejarah,mulai dari masa paleolithikum, mesolithikum,
neolithikum, megalithikum dan masa perundagian. Pada masa paleolithikum, mesolithikum,
neolithikum dan megalithikum alatnya masih sederhana,dimana alatnya terbuat dari kayu, tulang
dan umumnya adalah batu-batu,misalnya kapak genggam,kapak penetak,kapak perimbas,kapak
persegi dan yang lainnya. Pada masa Neolithik perkakas batu sudah diasah, sudah menetap,
melakukan food producing dan bercocok tanam tingkat. Dan pada masa perundagian mengalami
suatu perkembangan yang pesat dalam hal kebudayaan manusia saat itu,dimana pada masa
perundagian sudah mengenal peralatan dengan bahan logam sehingga pendidikan sudah diarahkan
untuk menguasai pembuatan beberapa benda logam,seperti gerabah berbahan perunggu, kapak
perunggu, bejana, nekara, moko dan lain-lain.Model pendidikannya pun tidak sama seperti
sekarang,dimana pada saat itu model pendidikannya berbentuk aplikatif langsung kelapangan atau
alam dan diturunkan secara turun temurun ke generasi selanjutnya.
6
B. Pendidikan Masa Hindu-Budha
Tujuan pendidikan pada masa itu identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup
untuk mencapai moksa bagi agama Hindu, dan manusia mencapai nirwana bagi agama Budha.
Karena itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa atau nirwana. Secara khusus dapat
dibedakan sebagai berikut:
8
1. Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan berujuan untuk menguasai kitab suci (Weda
untuk Hindu dan Triitaka untuk Budha) sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang
universal.
2. Bagi golongan Ksatria, pendidikan bertujuan untuk memiliki penegtahuan teoritis yang
berkaitan tentang pengaturan pemerintahan.
3. Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar masyarakat memiliki keterampilan yang
dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan yang secara turun temurun.
Selain tujuan terdapat sifat pendidikan masa itu, yaitu (1) Berpusat pada religi, karena
kehidupan atas dasar kepercayaan dan keagamaan meguasai segalanya, (2) Penghormatan yang
tinggi kepadaguru, (3) Pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja.
Bentuk pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum ada pendidikan
formal dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang ini. Namun dengan demikian ada
beberapa tempatyang bisa dijadikan sebagai lembaga pendidikan, antara lain:
9
1. Pesantren atau Padepokan
2. Pura
Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukan bagi putra-putri raja
belajar.
3. Pertapaan
Karena orang yang bertapa dianggap memiliki pengetahuan kebatinan yang sangat
tinggi. Oleh karena itu para pertapa menjadi tempat bertanya segala hal yang berkaitan akan
hal gaib.
4. Keluarga
Di keluarga lah menjadi tempat belajar bagi anak-anak kepada orang tuanya
(Sumiatie,2015:5- 9).
Kurikulum pendidikan pada masa Hindu Budha meliputi agama, bahasa sanksekerta
termasuk membaca dan menulis, keterampilan memahat atau membuat candi, dan bela diri atau
ilmu berperang (Arta,2015:37). Kurikulum pada masa itu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
padamasanya dimana agama lebih diutamakan dari pada ilmu yang lain.
Pada sekitar abad ke-14 sampai abad ke-16 menjelang jatuhnya kerajaan hindu di
Indonesia, kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara meluas seperti sebelumnya tetapi
dilakukan oleh para guru kepada siswanya yang jumlahnya terbatas dalam suatu padepokan.
Kelompok bangsawan, ksatria dan kelompok elit lainya mengirimkan anaknya kepada guru untuk
ididik atau guru di undang untuk datang mengajar anak mereka.
Secara umum pendidikan pada masa Hindu Buddah dilakukan oleh masing-masing
orang tua kepada anaknya sesuai dengan kastanya masing-masing. Kemampuan berdagang dan
bertani diajarkan dengan baik pada tingkat umur seseorang pada saat itu. Khusus untuk kasta
ksatria maka pendidikan yang didapat dari kaum bramana yang mengajar di kuil-kuil. Bentuk
10
pendidikan secara infomal, jadi murid bisa keluar atau berpindah ke guru yang lain dengan mudah.
Biasanya murid yang datang ke guru, tetapi untuk kalangan raja dan putra mahkota biasanya akan
memanggil guru untuk datang ke istana untuk mengajarkan ilmu pemerintahan, sastra, ilmu sosial
dan ilmu pasti. Selain itu ada juga ada sebagian kaum brahmana yang belajar ke India untuk
memperdalam ilmu yang dimilikinya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa prasejarah atau yang dikenal zaman praaksara. Di zaman ini manusia
masih belajar dari alam dengan apa yang mereka butuhkan. Ada tiga masa perkembangan
pendidikan masa ini, yaitu Meganthropus, Pithecanthropus, Homosapien. Kemudian pendidikan
pada zaman Hindu dan Budha ini melalui penyebaran agama yang pada waktu dulu belum ada
sekolah-sekolah yang kita lihat sekarang ini. Dulu para biarawan maupun ulama menjadi guru itu
tanpa di kasih imbalan dunawi. Mereka juga mendapatkan pendidikan dari keluarganya juga, kalau
keluarganya ahli petani maka anaknya akan belajar dari seorang ayahnya dan ilmu yang di
perolehnya juga hanya untuk anaknya saja. Mereka belajar keterampilan, kesatriaan dan
sebagainya. Anaknya seorang raja mempunyai tempat tersendiri untuk belajar yang disebut
dengan Pura, sejauh ini putra-putrinya belajar tentang ilmu tata kenegaraan, sopan santun dan
ilmu bela diri. Materi yang diajarkan bukan hanya bersifat umum tapi mempelajari ilmuilmu yang
bersifat spiritual religious juga.
B. Saran
Demikianlah hasil makalah yang dapat kami paparkan. Semoga bermanfaat dan dapat
menambah wawasan terkhusus bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya. Dan dengan ini, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saranyang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan tugas makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Jojonegoro,Wardiman.1996.LimaPuluhTahunPerkembanganPendidikanIndonesia.Jakarta:Departemen
PendidikandanKebudyaan.
Okhaifi Prasetyo. 2021. Pendidikan Indonesia Pada Masa Prasejarah dan Hindu- Buddha. Jurnal Ilmu-
Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 8 (2), 177- 184
https://bentuk-pendidikan-pada-masa-hindu-budha-islam.com
13