3.Ravina 2384202011
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya, sehingga
makalah dari mata kuliah Profesi keguruan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan
harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan, maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
Halaman depan.......................................................................................................i
Kata pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
A.Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................1
BAB II Pembahasan..............................................................................................2
A. Kesimpulan...............................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
v
maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua
kawasan itu. Pemikiran-pemikiran itu tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia,
dengan berbagai cara, seperti: di bawah oleh bangsa penjajah ke daerah jajahannya
melalui bacaan, dibawa oleh orang-orang yang pergi belajar ke Eropa atau Amerika
Serikat dan sebagainya. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran-pemikiran dari
kedua kawasan itu pada umumnya menjadi acuan dalam penetapan kebijakan di
bidang pendidikan di berbagai negara.
Selanjutnya, terdapat beberapa gagasan yang lebih bersifat satu gerakan dalam
pendidikan yang pengaruhnya masih terasa sampai kini, yakni gerakan-gerakan
pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian sekolah kerja, dan pengajaran
proyek. Gerakan-gerakan tersebut mendapat reaksi yang berbeda-beda di berbagai
negara,namun terdapat beberapa asas yang mendasarinya yang diterima secara luas.
Gerakan-gerakan ini sangat mempengaruhi cara-cara guru dalam mengelola kegiatan
belajar mengajar di sekolah titik oleh karena itu gerakan-gerakan itu dapat dikaji
untuk memperkuat wawasan pengetahuan tentang pengajaran.
vi
pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja dan demikian, suatu
aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor
tersebut untuk mengembangkan manusia.
a. Aliran Empirisme
b. Aliran Nativisme
vii
perkembangan anak titik penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak
mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat sebaliknya kalau anak
mempunyai pembawaan baik maka dia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk
dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar.
c. Aliran Naturalisme
viii
sejak saat kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan bebas. ia mengusulkan
perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya,
kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan,
Harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan
anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat(artificial(dan dapat membawa anak
kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan
naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak terbukti
malahan terbukti sebaliknya: pendidikan makin lama makin diperlukan.
d. Aliran konvergensi
Perintis aliran ini adalah William stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah
disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat
bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa
pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang
baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada
diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu titik sebagai
contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga
hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi
lingkungannya, anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun
mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu
tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa
Jawa bahasa Sunda, bahasa Inggris, dan sebagainya. Aliran konvergensi pada
umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami
tumbuh-kembang manusia.
ix
e. Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Pemikiran dan Praktek pPendidikan di
Indonesia
Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya
dari anak (umpama pada bidang kesenian keterampilan dan sebagainya), namun
upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu
diusahakan pula secara optimal. Dengan dengan kata lain, meskipun peranan
pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu
dilakukan dengan pendekatan elektrik fungsional yakni diterima sesuai dengan
kebutuhan namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi titik seperti
telah dikemukakan, tumbuh kembang manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan itu sendiri, dan anugrah titik faktor
terakhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut
menentukan nasib manusia (Sulo Lipu la Sulo,1981:38-46).
Khusus dalam latar persekolahan, kini terdapat sejumlah pendapat yang lebih
menginginkan agar peserta didik lebih ditempatkan pada posisi yang seharusnya,
yakni sebagai manusia yang dapat dididik dan juga dapat mendidik dirinya sendiri
x
beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu
atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pola komponen lainnya. Gerakan-
gerakan baru itu pada umumnya telah memberi kontribusi secara bervariasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah sekarang ini.
1) dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung. Betapa
pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-
sifat atau dasar-dasar orang pengajaran
2) pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak
aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar dan catat saja.
3) pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
Untuk anak pun alam sekitar tidak berbeda dengan untuk orang dewasa, segala
kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri dalam luka
maupun suka (perhelatan, kelahiran, kematian, pesta desa, panen, penanaman ladang,
dan sebagainya). Demikianlah alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan
pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang
spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas
dan diambil dari alam sekitarnya.
xi
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovi Deminat decroly (1871-1932) dari
Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat di samping pendapatnya tentang
pengajaran global pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan: Ecole pour
la Vie,par la Vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk
dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus
diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oleh karena itu
anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-
citanya) dan pengetahuan (tentang dunianya lingkungannya tempat hidup di hari
depannya).
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.J.A
Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran,
ingatan, bahasa, dan tangan (keterampilan kerja tangan). Dikemukakan bahwa sekolah
kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan Tidak hanya demi kepentingan
individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat titik dengan kata lain sekolah
berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik yakni:
xii
(1) menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau
orang lain dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
(2) agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu
(3) agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi
negara.
d. Pengajaran Proyek
pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di
Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan
sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif,
dengan kata lain menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin
titik pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting utamanya dalam
masyarakat yang maju.
xiii
e. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Indonesia
Perguruan kebangsaan taman siswa didirikan oleh Ki Hajar (lahir 2 Mei 1889
dengan dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli tahun 1932 di
Yogyakarta yakni dalam bentuk Yayasan , selanjutnya mulai didirikan Taman Indria
atau taman kanak-kanak dan kursus guru. selanjutnya Taman muda atau SD ,disusul
xiv
Taman dewasa, merangkap Taman guru atau Mulo kue school .sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya prasajana dan sarjana Wiyata.
dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan dari
pendidikan bersekolah ,pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat. dari asas ini tampak jelas pendirian taman siswa itu lebih baik memajukan
pengajaran untuk rakyat umum daripada mempertinggi pengajaran tapi mengurangi
xv
tersebarnya pendidikan dan pengajaran .perguruan kebangsaan Taman Siswa lebih
mementingkan sebanyak pendidikan dan pengajaran bagi rakyat umum dengan kata
lain pemerataan pendidikan.
Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari
siapapun yang mengikat baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. dari asas
"hidup" dengan kekuatan sendiri inilah maka taman siswa mampu hidup dan
mempertahankan kepribadiannya sepanjang masa.
Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelajari sendiri segala usaha yang dilakukan .dari asas ini bersifat keharusan
untuk hidup sederhana dan hemat Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya
keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi
keselamatan bagi anak-anak asas berhamba kepada anak didik ini menunjukkan hasrat
taman siswa untuk menampilkan pendiri-pendidiknya dalam arti yang semurni-
murninya pendidik yang bekerja tanpa pamrih, Ikhlas, penuh pengorbanan ,demi
kebahagiaan anak-anak semata-mata. kualifikasi pendidik yang seperti inilah yang
berhak memiliki sebutan "pamong" atau istilah sekarang pahlawan tanpa tanda jasa.
Ketujuh asas tersebut diumumkan pada tanggal 3 Juli 1922 bertepatan dengan
berdirinya taman siswa yang disahkan oleh kongres taman siswa yang pertama di
Yogyakarta pada tanggal 7 Agustus 1930 ketujuh asas itu akan tetap hidup sebagai
sifat-sifat yang Hakiki dari taman siswa yang tak dapat diubah dikurangi atau
ditambah Selama nama taman siswa di pakai meskipun dalam bentuk isi dan cara
melaksanakan harus selalu disesuaikan dengan alam dan zamannya
Pasal pertama ;di sinilah kita dapat disaksikan sendiri terkandungnya dasar
kemerdekaan bagi tiap-tiap orang yang mengatur dirinya sendiri. Dijelaskan di situ
bahwa kebangsaan tadi bukan bebasan yang leluasa namun kebebasan yang terbatas
dan harus mengingati tertib Damainya hidup bersama. Dengan tegas ayat kedua dalam
pasal itu mengemukakan tujuan daripada hidup Merdeka tadi yaitu hidup" tertib
xvi
"damai bukan hanya tertib atau teratur saja namun sebetulnya tak ada rasa
damai ,namun tak ada peraturan tertib itulah cita-cita tertib nama yang abadi.
Bagaimana cara kita melaksanakan asas ini terhadap anak-anak murid kita barang
tentu kita masih masih dapat menemukan sendiri dengan menyesuaikannya dengan
keadaan masing-masing misalnya ketertiban di dalam kelas yang dicapai dengan
kekerasan dengan memukul anak yang ribut dengan kata-kata keras atau kasar
bukanlah ketertiban yang sejati ketertiban yang dicapai dari cara demikian
mengakibatkan tertib namun menimbulkan "kegelisahan" atau menjauhkan
"ketentraman" dan ketertiban yang demikian tidak dapat langgeng kalau si guru tidak
ada pastilah kekayaan akan kembali lain daripada itu anak-anak tidak akan terdidik
menjadi anak ini jiwa" tertib damai "sebaliknya mereka akan menjadi orang yang
bertabita takut dan dihinggapi perasaan rendah.
Pasal ke-dua ; Di sini masih teruskan keterangan dasar kemerdekaan itu Yakni
dengan ketegasan bahwa kemerdekaan tadi hendaknya dikenakan terhadap caranya
anak-anak berpikir yaitu jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran
orang lain akan tetapi bisakanlah anak-anak menjadi sendiri .segala pengetahuan
dengan menggunakan pikirannya sendiri begitu pula caranya anak-anak melakukan
sikap batinnya merasakannya memeliharanya kesiapan dan sebagainya hendaknya
Jangan pula dipelopori namun perilaku kebebasan secukupnya kepada mereka juga
dalam mewujudkan kemauannya menjadi tenaga Janganlah dilakukan paksaan-
paksaan atau tekanan tekanan merdekakanlah batinnya ,pikirannya dan tenaganya
itulah syarat-syarat untuk membimbing anak-anak akan menjadi orang-orang yang
merdeka lahir dan batin.
Pasal ke-tiga; dalam pasal ini terkandung sementara kepentingan yang harus
diperhatikan sekalipun tidak sampai menjadi dasar atau yang patut dimasukkan ke
dalam keterangan Dasar 1945 .dalam pasal itu singgungan kepentingan-pentingan
umumnya disebabkan karena bangsa kita selalu menyesuaikan diri dengan hidup dan
penghidupan ke barat-baratan hal ini terdapat pula dalam sistem pendidikan dan
pengajaran yang terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran ,hingga menyuburkan
jiwa intelektualitis dengan segala akibat-akibatnya .dalam pasal 3 itu dapatlah kita
lihat keterangan yang mengenai dasar kebudayaan yang selalu tampak dalam usaha
xvii
kita dan bersama-sama dengan dasar kodrati pasti akan terdapat memberi kepuasan
dalam hidup kita.
Pasal ke-lima; inilah asas yang sangat penting bagi semua orang yang sungguh-
sungguh berhasrat mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya Janganlah
menerima bantuan yang dapat mengikat diri kita baik berupa ikatan lahir maupun
batin boleh kita menerima bantuan dari siapapun juga asalkan tidak mengikat
kepemilikan rupa sehingga dapat mengurangi kemerdekaan dan kebebasan kita dan
dengan positif tegas dinyatakan di situ bahwa pokok daripada asas kita
ialah ;berkehendak mengusahakan kekuatan diri sendiri.
Pasal ke-enam; di sini terdapatlah syarat yang mutlak dalam kita mengejar
kemerdekaan diri itu yaitu keharusan untuk membelanjai diri dengan segala usaha
sistem itu mulai dulu terkenal sebagai Zelf begrotings system, yang bagai golongan-
golongan lain yang ingin hidup merdeka dan bebas amat syukurlah rupanya untuk
menirunya kesukaran tadi disebabkan karena untuk menegakkan sistem membelanjai
sendiri tadi diperlukan keharusan untuk hidup sederhana.
Pasal ketujuh; teranglah dalam pasal ke-7 ini harus adanya keikhlasan layak dan
batin pada kita untuk mengorbankan segala kepentingan kita kepada selamat dan
bahagianya anak-anak yang kita didik
xviii
1. Asas kemerdekaan, harus diartikan disiplin pada diri sendiri Oleh diri sendiri atas
dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun berbagai anggota
masyarakat. maka itu kemerdekaan menjadi alat pengembangan pribadi yang kuat dan
dasar dalam suatu pertimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai dan
tempat keanggotaannya.
2. Asas kodrat alam, berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk
adalah sesuatu dengan kodrat alam ini .ia tidak bisa lepas dari kehendaknya tetapi
akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang
mengandung kemajuan yang dapat kita Gambarkan sebagai pertumbuhannya tiap-tiap
benih suatu pohon yang kemudian berkembang menjadi biji besar dan akhirnya
berbuah dan setelah menyebarkan benih biji yang baru pohon tersebut mengakhiri
hidupnya dengan keyakinan bahwa dharmanya akan dibawa terus dengan tubuhnya
lagi benih-benih yang disebarkan.
xix
Tujuan perguruan kebangsaan Taman Siswa dapat dibagi dua jenis ,yakni tujuan
yayasan atau keseluruhan perguruan dan tujuan pendidikan tujuan pertama itu (pasal 8
)adalah;
1. Sebagai yang dinyatakan dalam keterangan "asas Taman Siswa" tahun 1922 pasal 1
,tujuan Taman Siswa sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
2. Tertib yang sebenarnya tidak akan ada jika tidak ada damai antara manusia dan
damai antara manusia itu hanya mungkin ada di dalam Keadilan Sosial sebagai wujud
berlakunya kedaulatan terhadap kemanusiaan yang menghilangkan segala rintangan
oleh manusia terhadap sesamanya dalam syarat-syarat hidupnya serta menjamin
terbaginya cara-cara hidup layak batin secara rata-rata sama rasa sedangkan tujuan
pendidikan ( pasal 13 )yaitu; tujuan pendidikan Taman Siswa ialah pembangunan
pendidik menjadi manusia yang merdeka lahir batin ,Luhur akal Budinya serta
sehat ,jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna, bertanggung
jawab atas keserasian bangsa ,tanah air, serta manusia pada umumnya.
1). Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar
hingga tingkat tinggi ,baik yang bersifat umum maupun bersifat keguruan, serta
memberi pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk keperluan hidup dan
penghidupan masyarakat sesuai dengan asas ,dasar, dan tujuan pendidikan Taman
Siswa yang selalu mengingat atau menyesuaikan dengan kecerdasan zaman dan
kemajuan dunia.
xx
3). Menumbuhkan dan memaksakan lingkungan hidup keluarga taman
siswa ,sehingga tampak benar wujud masyarakat taman siswa yang dicita-citakan.
1). Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan
hidup Taman Siswa ,baik yang bersifat umum untuk meningkatkan kecerdasan
masyarakat maupun pendidikan karya untuk meningkatkan kecakapan dan
kemampuan hidupnya.
xxi
sarjanawiyata dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu
merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan yang juga mungkin dicapai
oleh Yayasan Pendidikan lainnya.
Meskipun hampir semua upaya pendidikan yang telah dilakukan oleh orang
Indonesia di zaman penjajahan adalah sebagai sarana perjuangan kemerdekaan
Indonesia, namun Taman Siswa menduduki Tempat khusus dalam peran
perjuangannya itu sebagaimana tercermin dalam namanya dengan mencantumkan
"kebangsaan" pada tahun 1992 maka Taman Siswa telah tampil sebagai pelopor
persatuan dan kesatuan Indonesia berdasarkan asas kebangsaan dan kebudayaan
Indonesia.
Seperti diketahui persatuan dan kesatuan itu sangat diperlukan oleh setiap bangsa
yang Bhineka agar Tunggal Ika seperti Indonesia
Akhirnya perlu dikemukakan harapan seperti yang tercermin dalam tajuk rencana
harian Kompas menyebut kongres ke-16 hari dan jadi ke-70 taman siswa dengan
judul; "menyegarkan kembali semangat humanisme Ki Hajar Dewantara "yakni
perlunya penyegaran untuk mengantisipasi perkembangan masyarakat yang serba
cepat dan tak terduga, Seperti dikemukakan dalam tajuk itu penyebaran itu telah lama
berlangsung dalam Taman Siswa namun mulai meredup.
Setelah berturut Asal itu disempurnakan oleh Ki Hajar sarmidi menjadi Panca
Dharma ,kimos tauhid dengan konsep penerapannya di bidang ekonomi, Muhammad
Said dengan filsafat kekeluargaan ,dan terakhir kisarino dengan pendidikan kedesaan.
kita punya kesan tak ada lagi barang baru dari taman siswa.
Karena tanpa penyegaran dan dinamisasi dapat terjadi Taman Siswa sebagai
"indonesia kecil" bisa mengikuti "sesama Taman Siswa "lain yakni perguruan
kebangsaan yang bersemangat nasionalisme yang satu persatu mati demikian Kompas
Harapan Kita semua penyegaran terus seperti diketahui hari jadi pendiri taman siswa
itu telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
xxii
kayu taman (Sumatera Barat).
Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia pada saat
itu bahkan pada bulan Desember Tahun 1948 sewaktu Belanda menyerang ke
kayutaman seluruh gedung InS di bumi hanguskan, termasuk ruang baru pada bulan
Mei 1950 ruang pendidikan 1952 InS pendidikan pencetakan sri Dharma yang
menerbitkan majalah bulanan sendi dengan sasaran khalayak dan anak-anak.
Pada awal didirikan ,ruang pendiri ins mempunyai asas-asas sebagai berikut;
3. Pendidikan masyarakat.
5.menentang intelektualisme
2. Kemanusiaan
3. kesusilaan
4. kerakyatan
5. kebangsaan
xxiii
7. percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan
22. waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek dan murid-murid
sebagai subjek bila hal ini mungkin barulah para guru menjadi subjek atau murid
menjadi objek
24. diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria atau berani benar
xxiv
28 a. sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-baiknya
29. hemat.
Beberapa usaha yang dilakukan ruang pendidik ins kayu taman yang dalam
bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan
seperti ruang rendah (setara Sekolah Dasar )ruang dewasa ( setara sekolah
menengah )dan sebagainya perlu ditekankan bahwa program pendidikan NS tersebut
sangat mengutamakan pendidikan keterampilan kerajinan dengan mengutamakan
menggambar pekerjaan tangan dan sejenisnya.
Terdapat pula program khusus untuk menjadi guru yakni tambahan 1 tahun
setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar dan praktek mengajar.
Di samping bidang kelembagaan itu ruang pendidik kayu taman juga
menyelenggarakan usaha lain .sebagai bagian mencerdaskan kehidupan bangsa yakni
penerbitan sendi ( majalah anak-anak) buku dengan judul kunci 13, mencetak buku-
buku pelajaran dan lain-lain. seperti diketahui upaya-upaya dari ruang pendidikan
tersebut dilakukan sebagai usaha mandiri dan menolak bantuan yang mungkin akan
membatasi kebebasannya.
Seperti harapan kepada Taman Siswa ,ruang pendidikan iNS kayu taman juga
diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi seiring dengan perkembangan
xxv
masyarakat dan IPTEK .di samping itu upaya-upaya pengembangan ruang pendidikan
tersebut seyogianya dilakukan dalam kerangka pengembangan sisdiknas ,sebagai
bagian dari usaha mewujudkan cita-cita ruang pendidik iNS yakni mencerdaskan
seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
xxvi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu kini dan dan masa yang akan
datang terus berkembang titik hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau
gerakan baru dalam pendidikan. Aliran atau gerakan tersebut mempengaruhi
pendidikan di seluruh dunia termasuk pendidikan di Indonesia.Dari sisi lain, di
Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan yang dapat
dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa dan INS kayu
tanam.
Kajian tentang berbagai aliran atau gerakan pendidikan itu akan
memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan.
Hal itu sangat penting, agar para pendidik dapat memahami, dan pada
gilirannya kelak dapat memberi kontribusi terhadap dinamika pendidikan itu
titik dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan dan
wawasan historis tersebut, setiap tenaga kependidikan diharapkan untuk
memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang
dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau
tindakan sehari-hari.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya,
dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua
DAFTAR PUSTAKA
xxvii
Dasar ilmu pendidikan. Materi Dasar pendidikan program Akta Mengajar V, Buku
IIA. (1918). Jakarta : Proyek PIPT Ditjen Dikti Depdikbud.
La Sulo, Sulo Lipu. (1984). Pendekatan dan teknik teknik suvervisi klinis. Jakarta;
P2LPTK Dikjen Dikti Depdikbud.
Soejono, Ag. (1981). Aliran baru dalam pendidikan dan pengajaran. Jakarta:
Harapan masa
Undang- undang tentang sistem pendidikan nasional (UU RI No. 2 Tahun 1989) dan
peraturan pelaksanaanya. Jakarta ; Sinar grafika
Said, Muh. (1981). Pendidikan abad kedua puluh dengan latar belakang
kebudayaannya. Jakarta: Mutiara
xxviii