ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Oleh :
i
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Alira-Aliran
Pendidikan“.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan..................................................... 3
B. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan............................. 3
C. Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan.................................................... 7
D. Gerakan Baru dan Pengarunya terhadap Pelaksanaan di Indonesia...... 9
E. Dua Aliran Pokok di Indonesia............................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan
dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa
depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Seperti dalam bidang-bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan
itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-
pemikiran terdahulu selalu dinggap pro dan kontra oleh pemikir-pemikir baru,
dan demikian seterusnya.
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan
akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejahteraan, yakni
kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau,
tuntutan dan kebutuhan saat ini, serta perkiraan atau antisipasi masa dating.
Wawasan historis tersebut dapat berperan sebagai penangkal terhadap
kemungkinan kekeliruan kebijakan masa kini yang dapat berakibat bencana
di masa depan. Seperti diketahui, hasil pendidikan tidak segera tampak,
sehingga kekeliruan sekecil apapun akan menyebabkan upaya perbaikan yang
kadang-kadang sudah terlambat.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,
karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari yaman Yunani
kuno sampai kini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dipaparkan adalah sebagai berikut :
1
1. Apakah pengertian dari aliran-aliran pendidikan itu?
2. Bagaimana aliran klasik itu?
3. Bagaimana gerakan baru pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana dua aliran pokok pendidikan di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh
perintisnya adalah John Locke.
Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang
sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan
kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-
pengalaman yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya
mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap
tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupa sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan
sekitarnya tidak mendukung. Penganut aliran ini masih tampak pada
pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk pasif dan
dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu
tercermin pada pandangan scientific psychology dai B.F. Skinner ataupun
pandangan behavioral lainnya. Pandangan behavioral ini masih juga
bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam
proses belajar itu, sebagai berikut:
1) Pandangan yang menekankan stimulus (rangsangan) terhadap prilaku
seperti dalam “classical condidtioning” atau “respondent learning”.
2) Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan
dari sesuatu prilaku seperti dalam “operant conditioning” atau
“instrumental learning”.
3) Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi seperti
dalam “observational learning”, “social learning and imitation”,
“participant modelling”,dan “self-efficacy”.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
4
sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh
terhadap dan pendidikan anak.
Istilah nativisme dari asala kata natie yang artinya adalah terlahir.
Terdapat satu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas
yakni bahwa dalam diri individu terdapat satu inti pribadi yang
mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam
menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan
manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas.
Pandangan-pandangan tersebut tampak anatara lain humanistik
psychology dari Carl R. Rogers ataupun pandangan
phenomenology/humanistik lainnya.
Pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of refrence”
yang dimilikinya. Terdapat variasi pendapat dari pendekatan
phenomenology/humanistik tersebut sebagai berikut:
1) Pendekatan aktualisasi diri atau non-direktif (client centered) dari Carl
R. Rogers dan Abraham Maslow.
2) Pendekatan “personal construct” dari George A. Kelly yang
menekankan betapa pentingnya memahami hubungan “transaksional”
antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami
prilakunya.
3) Pendekatan “Gestalt”, baik yang klasik maupun pengembangan
selanjutnya.
4) Pendekatan “search for meaning” dengan aplikasinya sebagai
“Logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan betapa
pentingnya semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai
tantangan/masalah yang dihadapi.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa
semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan
baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan
yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.
5
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai
untuk perkembangan anak itu.
William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung
dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju ke
satu titik pertemuan yakni:Karena itu, teori W. Stern disebut tori
konvergensi (konvergen artinya memusat ke satu titik). Jadi menurut
teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia.
Terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting
dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Variasi pendapat tersebut
melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti
peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik penilaian
pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan
pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi
pengajaran (The Teaching Machine, belajar berprogram, dan lain-lain),
dan sebagainya.
2. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan
di Indonesia
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di Indonesia
melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa
6
penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang
belajar di negri Belanda pada masa penjajahan. Seperti telah dikemukakan,
tumbuh kembang manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni
hereditas, lingkungan, proses perkembangan itu sendiri, dan anugerah.
Faktor terkhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya
kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia.
Khusus dalam latar persekolahan, kini terdapat sejumlah pendapat
yang lebih menginginkan agar sejumlah peserta didik lebih ditempatkan
pada posisi yang seharusnya, yakni sebagai manusia yang dapat dididik
dan juga dapat mendidik dirinya sendiri. Hubungan pendidik dan peserta
didik seyogyanya adalah hubungan yang setara antara dua pribadi,
meskipun yang satu lebih berkembang dari yang lain. Hubungan tersebut
sesuai dengan asas “ing ngarsa sung tulada”, “ing madya mangun karsa”,
dan “asas tut wuri handayani”, serta pendekata cara belajar siswa aktif
(CBSA) dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, cita-cita pendidikan
seumur hidup dapat diwujudkan melalui belajar seumur hidup.
7
Fungsi pendidikan adalah menata masyarakat berdasarkan budaya
yang universal dengan berdasarkan budaya lokal yang berkembang ke arah
kebudayaan nasional dan kebudayaan global seperti Trikon dari Ki Hajar
Dewantara.
3. Aliran Kritikal
Freire menggaris bawahi dalam pendidikan terdapat tiga unsur
fundamental yakni : pengajar, peserta didik dan realitas dunia (Mansour
Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo : 2001 : 40). Hubungan antara
unsur pertama dengan unsur kedua seperti halnya teman yang saling
melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya tidak berfungsi secara
struktural formal yang nantinya akan memisahkan keduanya. Bahkan
Freire mengarai bahwa hubungan antara pengajar dan peserta didik yang
bersifat struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya bank”
(banking consept of education).
Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan sebagai
subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama – sama
berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya
mewakili dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya.
Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari”
(cognizable). Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu
manusia dalam konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek
aktif. Manusia kemudian belajar dari raelitas sebagai medium
pembelajaran.
4. Aliran Interpelatif
Tokoh aliran ini Bernstein. Menurut aliran ini tugas pendidikan adalah
mengajarkan berbagai peran dalam masyarakat melalui program - program
dalam kurikulum. Sedangkan untuk masa depan pendidikan berfungsi
menghilangkan berbagai bias budaya dan kelas-kelas sosial yang
membedakan antar kelompok elit dan rakyat jelata yang miskin.
5. Aliran Modern
Tokoh aliran ini adalah Derrida, Foucalt, Gramsci. Bagi mereka fungsi
pendidikan masa kini adalah transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi,
8
sedangkan masyarakat masa depan perlu menghargai kebhinekaan dan
keberagaman pendapat. Fungsi pendidikan adalah membina pribadi –
pribadi yang bebas merumuskan pendapat dan menyatakan pendapatnya
sendiri dalam berbagai perspektif. Individu yang diinginkan adalah
individu yang kreatif dan berfikir bebas termasuk berfikir produktif.
9
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat
maju.
Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan di Indonesia
Gerakan-gerakan baru tidak diadopsi seutuhnya di suatu
masyarakat atau negara tertentu, namun asas pokoknya menjiwai
kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara trsebut.
Kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu
akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk-
beluk pendidikan, serta memupuk wawasan hitoris dari setiap tenaga
kependidikan.
10
Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan
batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi
keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat
alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan
batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas
keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-Upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup.
Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat
kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-Hasil yang dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang
pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria
sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni
alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan
oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
(sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Asas INS Kayu Taman
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-
asas sebagai berikut
Berpikir logis dan rasional
Keaktifan atau kegiatan
11
Pendidikan masyarakat
Memperhatikan pembawaan anak
Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup
berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan
yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-Upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan,
menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-
anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-
gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
persekolahan), dan sejumlah alumni.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan
datang terus berkembang. Aliran/ gerakan tersebut mempengaruhi
pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi
lain, di Indonesia juga muncul gagasan–gagasan tentang pendidikan, yang
dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS
kayu tanam. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang
memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang
tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari
aliran–aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu
adalah yang paling baik. Sebab penggunaannya disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran
memiliki dasar–dasar pemikiran sendiri.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang
sampai sekarang masih di anut oleh masyarakat adalah aliran konvergensi,
karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran nativisme dan
empirisme dan juga merupakan aliran yang sempurna. Sedangkan
masyarakat Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi.
B. Saran
Untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia banyak hal yang
harus dilakukan, karena begitu kompleksnya permasalahan yang ada,
sehingga tidak mudah untuk memulai membenahinya dari mana. Namun
dalam hal ini tidak ada salahnya kita mencoba memperbaikinya melalui
permasalahan yang ada yakni melalui peningkatan mutu, relevansi, dan
pemerataan pendidikan. Ketiga hal ini merupakan bagian dari sistem
pendidikan Indonesia yang kita pandang cukup penting untuk memulai
pembenahan bagi sistem pendidikan di Indonesia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim, Drs. M., 1972, Ilmu Pendidikan, Paket Pengajaran pada
Proyek Kerjasama PT Stanvac-Indonesia, Pendopo, dengan IKIP Jakarta
(Di akses pada hari Rabu, tanggal 26 September 2012)
14