Anda di halaman 1dari 17

Makalah

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu : Mahmudah Tri Muanifah, M.Pd

Oleh :

1. Yuda Prasetyo (2014015001)


2. Triana Ady Saputra (2014015003)
3. Arni Setya Julita (2014015029)
4. Umi Hadiyati (2014015043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2014

i
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Alira-Aliran
Pendidikan“.

Makalah ini berisi tentang hal-hal yang mengenai aliran-aliran pendidikan.


Penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar
Pendidikan serta untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang
disajikan secara ringkas bagi para pembaca.Dalam kesempatan ini kami juga
mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca demi perbaikan kearah kesempurnaan. Semoga
makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 25 Oktober 2014

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah.................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran-aliran Pendidikan..................................................... 3
B. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan............................. 3
C. Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan.................................................... 7
D. Gerakan Baru dan Pengarunya terhadap Pelaksanaan di Indonesia...... 9
E. Dua Aliran Pokok di Indonesia............................................................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................ 13
B. Saran...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan
dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa
depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Seperti dalam bidang-bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan
itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-
pemikiran terdahulu selalu dinggap pro dan kontra oleh pemikir-pemikir baru,
dan demikian seterusnya.
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan
akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejahteraan, yakni
kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau,
tuntutan dan kebutuhan saat ini, serta perkiraan atau antisipasi masa dating.
Wawasan historis tersebut dapat berperan sebagai penangkal terhadap
kemungkinan kekeliruan kebijakan masa kini yang dapat berakibat bencana
di masa depan. Seperti diketahui, hasil pendidikan tidak segera tampak,
sehingga kekeliruan sekecil apapun akan menyebabkan upaya perbaikan yang
kadang-kadang sudah terlambat.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,
karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang
tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari yaman Yunani
kuno sampai kini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dipaparkan adalah sebagai berikut :

1
1. Apakah pengertian dari aliran-aliran pendidikan itu?
2. Bagaimana aliran klasik itu?
3. Bagaimana gerakan baru pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana dua aliran pokok pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian aliran pendidikan.
2. Mengetahui berbagai macam aliran klasik di Indonesia.
3. Mengetahui gerakan baru pendidikan di Indonesia.
4. Mengetahui dua aliran pokok pendidikan di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
1. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa untuk membuat makalah tentang
Pengantar Pendidikan, khususnya tentang aliran-aliran pendidikan.
2. Sebagai resume/ringkasan bagi mahasiswa untuk memberikan pelajaran
singkat pada orang lain tentang aliran-aliran pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran-Aliran Pendidikan

Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika


manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan
pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran
yang membawapembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan
itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-
pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-
pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi
pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya.

B. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan


Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih
sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa

3
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh
perintisnya adalah John Locke.
Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang
sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan
kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-
pengalaman  yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya
mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap
tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupa sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan
sekitarnya tidak mendukung. Penganut aliran ini masih tampak pada
pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk pasif dan
dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu
tercermin pada pandangan scientific psychology dai B.F. Skinner ataupun
pandangan behavioral lainnya. Pandangan behavioral ini masih juga
bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam
proses belajar itu, sebagai berikut:
1) Pandangan yang menekankan stimulus (rangsangan) terhadap prilaku
seperti dalam “classical condidtioning” atau “respondent learning”.
2) Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan
dari sesuatu prilaku seperti dalam “operant conditioning” atau
“instrumental learning”.
3) Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi seperti
dalam “observational learning”, “social learning and imitation”,
“participant modelling”,dan  “self-efficacy”.
b. Aliran  Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang

4
sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh
terhadap dan pendidikan anak.
Istilah nativisme dari asala kata natie yang artinya adalah terlahir.
Terdapat satu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas
yakni bahwa dalam diri individu terdapat satu inti pribadi yang
mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam
menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan
manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas.
Pandangan-pandangan tersebut tampak anatara lain humanistik
psychology dari Carl R. Rogers ataupun pandangan
phenomenology/humanistik lainnya.
Pengalaman belajar ditentukan oleh “internal frame of refrence”
yang dimilikinya. Terdapat variasi pendapat dari pendekatan
phenomenology/humanistik tersebut sebagai berikut:
1) Pendekatan aktualisasi diri atau non-direktif (client centered) dari Carl
R. Rogers dan Abraham Maslow.
2) Pendekatan “personal construct” dari George A. Kelly yang
menekankan betapa pentingnya memahami hubungan “transaksional”
antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami
prilakunya.
3) Pendekatan “Gestalt”, baik yang klasik maupun pengembangan
selanjutnya.
4) Pendekatan “search for meaning” dengan aplikasinya sebagai
“Logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan betapa
pentingnya semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai
tantangan/masalah yang dihadapi.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa
semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan
baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan
yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.

5
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai
untuk perkembangan anak itu.
William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung
dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju ke
satu titik pertemuan yakni:Karena itu, teori W. Stern disebut tori
konvergensi (konvergen artinya memusat ke satu titik). Jadi menurut
teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia.
Terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting
dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Variasi pendapat tersebut
melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti
peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik penilaian
pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan
pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi
pengajaran (The Teaching Machine, belajar berprogram, dan lain-lain),
dan sebagainya.
2. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan
di Indonesia
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di Indonesia
melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa

6
penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang
belajar di negri Belanda pada masa penjajahan. Seperti telah dikemukakan,
tumbuh kembang manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni
hereditas, lingkungan, proses perkembangan itu sendiri, dan anugerah.
Faktor terkhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya
kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia.
Khusus dalam latar persekolahan, kini terdapat sejumlah pendapat
yang lebih menginginkan agar sejumlah peserta didik lebih ditempatkan
pada posisi yang seharusnya, yakni sebagai manusia yang dapat dididik
dan juga dapat mendidik dirinya sendiri. Hubungan pendidik dan peserta
didik seyogyanya adalah hubungan yang setara antara dua pribadi,
meskipun yang satu lebih berkembang dari yang lain. Hubungan tersebut
sesuai dengan asas “ing ngarsa sung tulada”, “ing madya mangun karsa”,
dan “asas tut wuri handayani”, serta pendekata cara belajar siswa aktif
(CBSA) dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, cita-cita pendidikan
seumur hidup dapat diwujudkan melalui belajar seumur hidup.

C. Aliran – Aliran Baru dalam Pendidikan


Di dalam perkembangan pendidikan dewasa ini dapat kita identifikasi
lima aliran besar yaitu :
1. Aliran Fungsionaris
Tokoh aliran ini adalah Durkheim dan Parsons. Aliran fungsionalisme
berpendapat fungsi pendidikan masa kini adalah transmisi kebudayaan dan
mempertahankan tatanan sosial yang ada. Masa depannya mempersiapkan
dengan mendengarkan fungsi – fungsi dalam masyarakat masa depan.
2. Aliran Kulturalisme
Tokoh aliran ini adalah Brameld dan Ki Hajar Dewantara. Aliran ini
melihat fungsi pendidikan masa kini sebagai upaya untuk merekontruksi
masyarakat. Masyarakat mempunyai masalah – masalah yang dihadapi dan
upaya pendidikan adalah untuk mengatasi masalah – masalah tersebut
seperti identitas bangsa, benturan kebudayaan, preservasi dan
pengembangan budaya.

7
Fungsi pendidikan adalah menata masyarakat berdasarkan budaya
yang universal dengan berdasarkan budaya lokal yang berkembang ke arah
kebudayaan nasional dan kebudayaan global seperti Trikon dari Ki Hajar
Dewantara.
3. Aliran Kritikal
Freire menggaris bawahi dalam pendidikan terdapat tiga unsur
fundamental yakni : pengajar, peserta didik dan realitas dunia (Mansour
Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo : 2001 : 40). Hubungan antara
unsur pertama dengan unsur kedua seperti halnya teman yang saling
melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya tidak berfungsi secara
struktural formal yang nantinya akan memisahkan keduanya. Bahkan
Freire mengarai bahwa hubungan antara pengajar dan peserta didik yang
bersifat struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya bank”
(banking consept of education).
Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan sebagai
subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama – sama
berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya
mewakili dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya.
Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari”
(cognizable). Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu
manusia dalam konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek
aktif. Manusia kemudian belajar dari raelitas sebagai medium
pembelajaran.
4. Aliran Interpelatif
Tokoh aliran ini Bernstein. Menurut aliran ini tugas pendidikan adalah
mengajarkan berbagai peran dalam masyarakat melalui program - program
dalam kurikulum. Sedangkan untuk masa depan pendidikan berfungsi
menghilangkan berbagai bias budaya dan kelas-kelas sosial yang
membedakan antar kelompok elit dan rakyat jelata yang miskin.
5. Aliran Modern
Tokoh aliran ini adalah Derrida, Foucalt, Gramsci. Bagi mereka fungsi
pendidikan masa kini adalah transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi,

8
sedangkan masyarakat masa depan perlu menghargai kebhinekaan dan
keberagaman pendapat. Fungsi pendidikan adalah membina pribadi –
pribadi yang bebas merumuskan pendapat dan menyatakan pendapatnya
sendiri dalam berbagai perspektif. Individu yang diinginkan adalah
individu yang kreatif dan berfikir bebas termasuk berfikir produktif.

D. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di


Indonesia
1. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya
adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A.
Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan
Het Voll Leven.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari
Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping
pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua
pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran,
yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
3. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan
dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan
mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi
mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
4. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode
mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa
pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang
dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan

9
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat
maju.
 Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan di Indonesia
Gerakan-gerakan baru tidak diadopsi seutuhnya di suatu
masyarakat atau negara tertentu, namun asas pokoknya menjiwai
kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara trsebut.
Kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu
akan sangat bermanfaat untuk  memperluas pemahaman tentang seluk-
beluk pendidikan, serta memupuk wawasan hitoris dari setiap tenaga
kependidikan.

E. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia


Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu
dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang
Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai
tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk
yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah
yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat.

10
 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan
batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi
keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat
alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan
batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas
keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-Upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup.
Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat
kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-Hasil yang dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang
pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria
sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni
alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan
oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
(sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Asas INS Kayu Taman
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-
asas sebagai berikut
 Berpikir logis dan rasional
 Keaktifan atau kegiatan

11
 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan anak
 Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup
berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan
yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab.
 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-Upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan,
menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-
anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-
gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
persekolahan), dan sejumlah alumni.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan
datang terus berkembang. Aliran/ gerakan tersebut mempengaruhi
pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi
lain, di Indonesia juga muncul gagasan–gagasan tentang pendidikan, yang
dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS
kayu tanam. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang
memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang
tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari
aliran–aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu
adalah yang paling baik. Sebab penggunaannya disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran
memiliki dasar–dasar pemikiran sendiri.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang
sampai sekarang masih di anut oleh masyarakat adalah aliran konvergensi,
karena merupakan aliran yang menggabungkan antara aliran nativisme dan
empirisme dan juga merupakan aliran yang sempurna. Sedangkan
masyarakat Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi.

B. Saran
Untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia banyak hal yang
harus dilakukan, karena begitu kompleksnya permasalahan yang ada,
sehingga tidak mudah untuk memulai membenahinya dari mana. Namun
dalam hal ini tidak ada salahnya kita mencoba memperbaikinya melalui
permasalahan yang ada yakni melalui peningkatan mutu, relevansi, dan
pemerataan pendidikan. Ketiga hal ini merupakan bagian dari sistem
pendidikan Indonesia yang kita pandang cukup penting untuk memulai
pembenahan bagi sistem pendidikan di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim, Drs. M., 1972, Ilmu Pendidikan, Paket Pengajaran pada
Proyek Kerjasama PT Stanvac-Indonesia, Pendopo, dengan IKIP Jakarta
(Di akses pada hari Rabu, tanggal 26 September 2012)

Tirtarahardja,Umar dan La Sulo.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT RINEKA


CIPTA

14

Anda mungkin juga menyukai