Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALIRAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Asep Sumariyak, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Ellya Rahma
2. Juwita Ambarsari
3. Yulia Ristiana Dewi

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan


Kelas : II PGSD Reguler

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmad-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Aliran Pendidikan” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Asep Sumariyak, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Penulis sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar penulis dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.

Belitang, Desember 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsepsi dan Aliran Konvensional dalam Pendidikan............................. 2
B. Konsepsi dan Aliran “Baru” dalam Pendidikan........................................ 3
C. Aliran “Tradisional” dan “Maju” dalam Pendidikan................................ 5
D. Taman Siswa dan Ins Sebagai Awal Pendidikan di Indonesia.................. 6

BAB III PENUTUP


Kesimpulan....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia di manapun dan kapanpun menyelenggarakan usaha pendidikan,
tidak hanya itu, manusia terutama para ahlinya juga memikirkan berbagai hal
yang menyangkut usaha pendidikan itu sehingga terungkaplah pemikiran-
pemikiran tentang factor-faktor yang mendasari perkembangan manusia
(individu) dalam kaitannya dengan usaha pendidikan serta dasar-dasar
penyelenggaraan pendidikan yang lebih praktis dan metodologis.
Di Indonesia, penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan
tertentu telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan, karenanya banyak teori
yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Adapun Aliran-aliran pendidikan itu terdiri dari aliran Konvensional
dan Aliran baru yang kini sedang berkembang.
Penyelenggaraan dan pemikiran tentang pendidikan ini banyak yang
secara langsung menerima pengaruh dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas,
khususnya pemikiran yang “baru: dan “maju” dari luar negeri. Setelah
kemerdekaan, bangsa Indonesia terus menerus mengusahakan sistem pendidikan
atas dasar Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran pendidikan?
2. Apa saja aliran-aliran pendidikan?
3. Bagaimana perbandingan antara aliran pendidikan di zaman dulu dan di
zaman modern seperti sekarang ini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran pendidikan
3. Untuk mengetahui perbandingan antara aliran pendidikan di zaman dulu
dan di zaman modern seperti sekarang ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi dan Aliran Konvensional dalam Pendidikan


Aliran ini terdiri atas 4 pilar utama, yaitu :
1. Aliran Empirisme
Aliran ini berdasarkan atas konsepsi yang menyatakan bahwa perkembangan
individu bergantung pada pengalaman-pengalaman yang di peroleh individu
tersebut selama hidupnya. Tokoh aliran ini adalah John locke (1632-1704)
seorang filsuf inggris teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae (meja berlapis
lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang baru lahir ke dunia seperti kertas
kosong yang putih bersih. Jhon locke berpendapat anak dilahirkan di dunia ini
tanpa pembawaan melainkan tabula rasa, artinya pengalaman yang akan
dihadapinya dapat mempengaruhinyauntuk membentuk tingkah laku, sikap, serta
watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Aliran Nativisme
Aliran ini bertolak belakang dengan konsepsi empirisme , yaitu perkembangan
individu ditentukan faktor bawaan sejak lahir. Tokoh aliran ini adalah
Schopenhaeur seorang fiolsof Jerman yang hidup pada tahun (1788-1880).
Yang berpendapat: Bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk, hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan
oleh pembawaan yang sudah di bawa sejak lahir.Prinsipnya , pandangan
Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya hasil yang telah terbentuk sejak
manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologisnya yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri
tiap individu.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini hampir bersamaan dengan aliran Nativisme , tokoh Aliran ini adalah
J.J Rousseau seorang filosof Prancis. Tahun (1712-1778) Rosseau berpendapat
dalam bukunya Email”Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari
sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia”. Berbeda dengan

2
Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir
mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun anak lahir dengan pembawaan
buruk.Namun akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin menjauhkan anak
dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat
“artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.
Dengan demikian , aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya, factor kemampuan individu
anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.
4. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan
Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua
aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik
dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.

B. Konsepsi dan Aliran “Baru” dalam Pendidikan


Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan
faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia (individu) dan
menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan berapa jauh usaha
pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu. Aliran
“baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perluya
pendidikan bagi individu yang perlu dikembangkan adalah bagaimana
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi
individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya.
Disini kita akan membahas beberapa aliran “baru” dalam pendidikan
bahan-bahan dalam buku Agus Suyono (1958 dan 1980) dipakai sebagai bahan
acuan dalam tulisan ini.

3
1. Pengajaran Alam Sekitar
Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan
tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan
dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling
memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.
Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah menetapkan tujuan, mengadakan
persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati. Keuntungan
Pengajaran Alam Sekitar adalah
a) Menentang verbalisme dan intelektualisme
b) Dapat membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk
melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.
c) Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif
d) Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak
Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-
1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda.Pengajaran alam sekitar ini
dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek
pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.
O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi
tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat
instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki
dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.
3. Sekolah Kerja (Pendidikan Individual dan Social)
Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat
dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang
yaitu untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang
individu harus dibina agar dirinya dapat berkembang secara penuh
menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan

4
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar
setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi-tingginya.
4. Pengajaran Proyek
W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
proyek prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiah dan
memasyarakat. Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui
suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Berikut langkah-langkah
Pokok Pengajaran Proyek yaitu :
1. Persiapan
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian

C. Aliran “Tradisional” dan “Maju” dalam Pendidikan


Konsepsi pendidikan ada yang cenderung bersifat tradisioanal dan ada
yang bersifat bila ia lebih menekankan peranan pendidik dan hal-hal lain di luar
anak didik. Sebaliknya suatu konsepsi pendidikan bersifat maju apabila
menempatkan anak didik pada kedudukan sentral dalam keseluruhan upaya
pendidikan.
Di Amerika Serikat berkembang pesat empat aliran filsafat yang masing-
masing memberikan penekanan yang berbeda yaitu lebih bersifat tradisional dan
maju, yaitu :
1. Aliran Progesivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta
mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupun masalah-masalah yang
bersifat mengancam dirinya. Konsepsi progresivisme memandang bahwa
perubahan, dan bukan keadaan tetap, merupakan inti dari kenyataan
2. Aliran Esensialisme
Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan
yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua aliran tersebut bertemu
sebagai pendukung esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus

5
bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, dapat
disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan
adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh waktu, bersifat menuntun,
dan telah turun menurun dari zaman ke zaman sejak zaman renaissance.
3. Aliran Perenialisme
Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang
sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih nyata
dari pada perubahan, dan keadaan tetap itu lebih ideal daripada terjadinya
perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquino.
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta
dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat mengetahui
segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini menegaskan
bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra. Dengan
demikian aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari
seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang
bisa dipindahkan.

D. Taman Siswa dan INS Sebagai Awal Pendidikan di Indonesia


Kedua pendidikan ini lahir sebelum masa kemerdekaan yang sama-sama
mengarahkan pada usaha-usaha menuju kemerdekaan bangsa
1. Perguruan kebangsaaan Taman Siswa
Didirikan oleh Kihajar Dewantara pada tanggal 03 Juli 1922. Ki Hajar
Dewantara adalah tokoh politik penentang penjajah Belanda yang mengutamakan
gerakannya di bidang pendidikan nasional.
Adapun asas-asas Taman Siswa adalah :
a) Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
tertibnya persatuan.
b) Pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka.

6
c) Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa
mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
d) Pedidika n harus merata untuk seluruh rakyat
e) Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
f) Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih
2. INS (Indonesische Nederland School)
INS didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutaman Sumatera Barat
oleh Moh.Syafei. Adapun tujuan dari INS adalah :
a) Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan
b) Memberi pendidika yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
c) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
d) Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung
jawab
e) Berusaha untuk dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan
dari orang lain yang mengurangkan kebebasan.
Sebagai seorang pejuang Moh. Safeii menekankan bahwa Indonesia harus
memiliki watak yang merdeka, dengan memberikan alat yang akan
menyadarkannya. Dengan dasar konsepsi tersebut INS didirikan dengan memakai
system sekolah kerja yang kreatif, untuk ini sekolah menyediakan sebanyak-
banyaknya dan selengkap-lengkapnya fasilitasnya pendidikan yang dapat
menampung pengembangan bakat anak sesuai dengan kodrat lahir
danbatin.Kegiatan pendidikan di INS meliputi bidang-bidang berikut :
1. Bidang pendidikan Keterampilan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Karya seni
4. Pendidikan manajemen

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Aliran konvensional dalam pendidikan, antara lain aliran Empirisme,
nativisme, naturalism, konvergensi, telah sejak lama tumbuh di Eropa.
Konsepsi aliran ini lebih menekankan pada factor-faktor yang mendasari
perkembangan anak dan faktor-faktor inilah yang dijadikan dasar
pertimbangan perlu atau tidak perlunya usaha pendidikan.
2. Aliran baru dalam pendidikan tidak lagi lagi mempersoalkan perlu atau tidak
perlunya pendidikan melainkan lebih mengutamakan penyelenggaraan usaha
pendidikan untuk perkembangan anak sebesar-besarnya. Di Eropa
berkembang antara lain aliran pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat
perhatian, dan sekolah kerja
3. Berbagai aliran pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat seperti
Perenialisme, progesivisme, esensialisme, rekonstruksionalisme.
4. Taman Siswa dan Ins adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang
berdasarkan semangat kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak sebelum
kemerdekaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali


Grafindo.

Suhartono, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan.


Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Sulaiman, Fathiyah Hasan. Aliran- Aliran dalam Pendidikan. Semarang: Dina


Utama, 1993.

Tirtaraharja,Umar. 2005. Pengantar Pendidilan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai