ALIRAN PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
1. Ellya Rahma
2. Juwita Ambarsari
3. Yulia Ristiana Dewi
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsepsi dan Aliran Konvensional dalam Pendidikan............................. 2
B. Konsepsi dan Aliran “Baru” dalam Pendidikan........................................ 3
C. Aliran “Tradisional” dan “Maju” dalam Pendidikan................................ 5
D. Taman Siswa dan Ins Sebagai Awal Pendidikan di Indonesia.................. 6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di manapun dan kapanpun menyelenggarakan usaha pendidikan,
tidak hanya itu, manusia terutama para ahlinya juga memikirkan berbagai hal
yang menyangkut usaha pendidikan itu sehingga terungkaplah pemikiran-
pemikiran tentang factor-faktor yang mendasari perkembangan manusia
(individu) dalam kaitannya dengan usaha pendidikan serta dasar-dasar
penyelenggaraan pendidikan yang lebih praktis dan metodologis.
Di Indonesia, penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan
tertentu telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan, karenanya banyak teori
yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Adapun Aliran-aliran pendidikan itu terdiri dari aliran Konvensional
dan Aliran baru yang kini sedang berkembang.
Penyelenggaraan dan pemikiran tentang pendidikan ini banyak yang
secara langsung menerima pengaruh dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas,
khususnya pemikiran yang “baru: dan “maju” dari luar negeri. Setelah
kemerdekaan, bangsa Indonesia terus menerus mengusahakan sistem pendidikan
atas dasar Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran pendidikan?
2. Apa saja aliran-aliran pendidikan?
3. Bagaimana perbandingan antara aliran pendidikan di zaman dulu dan di
zaman modern seperti sekarang ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran pendidikan
3. Untuk mengetahui perbandingan antara aliran pendidikan di zaman dulu
dan di zaman modern seperti sekarang ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir
mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun anak lahir dengan pembawaan
buruk.Namun akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin menjauhkan anak
dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat
“artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.
Dengan demikian , aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya, factor kemampuan individu
anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.
4. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan
Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua
aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik
dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.
3
1. Pengajaran Alam Sekitar
Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan
tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan
dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling
memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.
Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah menetapkan tujuan, mengadakan
persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati. Keuntungan
Pengajaran Alam Sekitar adalah
a) Menentang verbalisme dan intelektualisme
b) Dapat membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk
melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.
c) Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif
d) Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak
Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-
1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda.Pengajaran alam sekitar ini
dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek
pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.
O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi
tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat
instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki
dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.
3. Sekolah Kerja (Pendidikan Individual dan Social)
Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat
dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang
yaitu untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang
individu harus dibina agar dirinya dapat berkembang secara penuh
menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan
4
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar
setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi-tingginya.
4. Pengajaran Proyek
W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
proyek prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiah dan
memasyarakat. Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui
suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Berikut langkah-langkah
Pokok Pengajaran Proyek yaitu :
1. Persiapan
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian
5
bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, dapat
disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan
adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh waktu, bersifat menuntun,
dan telah turun menurun dari zaman ke zaman sejak zaman renaissance.
3. Aliran Perenialisme
Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang
sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih nyata
dari pada perubahan, dan keadaan tetap itu lebih ideal daripada terjadinya
perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquino.
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta
dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat mengetahui
segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini menegaskan
bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra. Dengan
demikian aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari
seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang
bisa dipindahkan.
6
c) Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa
mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
d) Pedidika n harus merata untuk seluruh rakyat
e) Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
f) Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih
2. INS (Indonesische Nederland School)
INS didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutaman Sumatera Barat
oleh Moh.Syafei. Adapun tujuan dari INS adalah :
a) Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan
b) Memberi pendidika yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
c) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
d) Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung
jawab
e) Berusaha untuk dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan
dari orang lain yang mengurangkan kebebasan.
Sebagai seorang pejuang Moh. Safeii menekankan bahwa Indonesia harus
memiliki watak yang merdeka, dengan memberikan alat yang akan
menyadarkannya. Dengan dasar konsepsi tersebut INS didirikan dengan memakai
system sekolah kerja yang kreatif, untuk ini sekolah menyediakan sebanyak-
banyaknya dan selengkap-lengkapnya fasilitasnya pendidikan yang dapat
menampung pengembangan bakat anak sesuai dengan kodrat lahir
danbatin.Kegiatan pendidikan di INS meliputi bidang-bidang berikut :
1. Bidang pendidikan Keterampilan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Karya seni
4. Pendidikan manajemen
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Aliran konvensional dalam pendidikan, antara lain aliran Empirisme,
nativisme, naturalism, konvergensi, telah sejak lama tumbuh di Eropa.
Konsepsi aliran ini lebih menekankan pada factor-faktor yang mendasari
perkembangan anak dan faktor-faktor inilah yang dijadikan dasar
pertimbangan perlu atau tidak perlunya usaha pendidikan.
2. Aliran baru dalam pendidikan tidak lagi lagi mempersoalkan perlu atau tidak
perlunya pendidikan melainkan lebih mengutamakan penyelenggaraan usaha
pendidikan untuk perkembangan anak sebesar-besarnya. Di Eropa
berkembang antara lain aliran pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat
perhatian, dan sekolah kerja
3. Berbagai aliran pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat seperti
Perenialisme, progesivisme, esensialisme, rekonstruksionalisme.
4. Taman Siswa dan Ins adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang
berdasarkan semangat kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak sebelum
kemerdekaan.
8
DAFTAR PUSTAKA