Nama : RAHMAWATI
NIM 2122020024
Semester : 1 (satu)
Prodi : PIAUD
Tangerang – Banten
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara faktual aktivitas pendidikan adalah aktivitas antar
manusia, oleh manusia untuk manusia. Beberapa pakar sudah
menyampaikan berbagai macam opini mengenai pendidikan, pada
umumnya mereka setuju jika Pendidikan itu diadakan dalam rencana
meningkatkan semua kemampuan kemanusiaan menuju yang
positif (Dardiri,2010).
Pada masa sekarang pendidikan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul
berbagai pemikiran – pemikiran yang membawa pembaharuan
Pendidikan atau yang disebut juga dengan aliran – aliran Pendidikan.
Pemikiran – pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran
– pemikiran yang lama mengalami perkembangan dan pembaharuan
dari masa ke masa. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah
dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-
pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan
dengan kebutuhan yang diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aliran pendidikan?
2. Apa saja aliran – aliran dalam pendidikan?
3. Apa pengertian pilar – pilar pendidikan?
4. Apa saja yang termasuk pilar pendidikan umum?
5. Apa saja yang termasuk pilar pendidikan islam?
6. Bagaimana contoh pembelajaran dengan pilar Pendidikan umum
dan islam?
1
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian aliran Pendidikan.
2. Mengetahui apa saja aliran-aliran dalam Pendidikan.
3. Mengetahui pengertian pilar-pilar Pendidikan.
4. Mengetahui apa saja yang termasuk pilar pendidikan umum.
5. Mengetahui apa saja yang termasuk pilar Pendidikan islam.
6. Mengetahui contoh pembelajaran dengan pilar Pendidikan umum
dan islam.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Aliran Empiris
Figur aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris
yang hidup pada tahun 1632- 1704. Teorinya dikenal dengan
Tabula Rasa (meja lilin), yang mengatakan bahwa anak yang
lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Kertas putih akan
mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor
bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan.
Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan
(sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari
lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.
3
Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar
memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan
lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima
pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan
membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Aliran Nativisme
Figur aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah
filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788- 1880. Aliran ini
berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor
bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil
pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan
demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan
oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak
memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan
sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik.
Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak
akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan.
Misalnya, anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan
mewarisi sifat dan bakat orang tua. Prinsipnya, pandangan
nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah
terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya
psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta
kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik
maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada
titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orang tua
yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik
yang mungkin melebihi ke-mampuan orang tuanya, mungkin
juga hanya sampai pada setengah kemampuan orang tuanya
4
3. Aliran Naturalisme
Figur aliran ini adalah J.J. Rousseau. la adalah filosof
Prancis yang hidup tahun 1712- 1778. Naturalisme mempunyai
pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak
karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran naturalisme sering
disebut negativisme. Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang
proses pembelajaran yaitu:
a) Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri.
Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan
kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam
dirinya secara alami.
4. Aliran Konvergensi
Figur aliran Konvergensi adalah William Stem. la
seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-
1939. Aliran Konvergensi merupakan kombinasi dari aliran
Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir
di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan
perkembangan anak
5
selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor
pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung
oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin
baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang
sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan
anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang
dibawa anak.
Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap
bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau
bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak
menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor
tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut
belum bisa ditetapkan.
1. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat
pada anak (child- centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau
bahan pelajaran (subject- centered).
2. Esensialisme
6
nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-
nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan
melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di
dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
3. Rekonstruksionalisme
4. Perennialisme
5. Idealisme
7
bahwa yang nyata hanyalah idea.
7
Beberapa penjelasan tentang aliran pendidikan modern tersebut,
dapat terlihat bahwa pandangan ini cenderung memusatkan
pada kemandirian siswa. Namun, guru juga tetap memiliki peran
dalam pembelajaran di kelas. Di Indonesia pandangan modern ini
mengarah pada kurikukulm 2013 dengan adanya slogan “student
centered” atau pembelajaran terpusat pada siswa. Artinya, setiap
pembelajaran yang dilakukan mendorong anak agar mampu secara
mandiri menggali informasi sendiri sedangkan guru sebagai fasilitator
saja.
8
melainkan dinilai dari segi proses, bagaimana cara anak
tersebut memperoleh pengetahuan, bukan apa yang diperoleh anak
tersebut.
Learning to know juga mengajarkan tentang life long
of education atau yang disebut dengan belajar sepanjang hayat.
Arti pendidikan sepanjang hayat (long life education) adalah
bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa,
tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya (Suprijanto, 2008: 4). Hal ini
menegaskan bahwa pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan
dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi
proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah
diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang
ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan
kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh
dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
perkembangan budayanya.
2. Learning To Do
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak.
“di sini para peserta didik diajak untuk ikut serta dalam
memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah
tindakan nyata”. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja
sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam
berbagai situasi dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan
kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill sangat
penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena
sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses
penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh,
dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik
sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki
kemampuan soft skill dan hard skill.
Hard skill merupakan kemampuan yang harus menuntut
9
fisik, artinya hard skill memfokuskan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan
9
kemampuan peserta didik. Penguasaan kemampuan hard skill
dapat dilakukan dengan menerapkan apa yang dia dapatkan /apa
yang telah dipelajarinya di kehidupan sehari-hari, contohnya anak
disekolah belajar tentang arti penting sikap disiplin, maka untuk
memahami dan mengerti tentang disiplin itu, anak harus belajar untuk
melakukan sikap disiplin, baik dirumah, disekolah atau dimanapun.
Dengan begitu anak menjadi tahu dan faham tentang pentingnya sikap
disiplin.
Selanjutnya adalah soft skill, artinya keterampilan yang
menuntut intelektual. Soft skill merupakan istilah yang mengacu
pada ciri-ciri kepribadian, rahmat sosial, kemampuan berbahasa dan
pengoptimalan derajat seseorang Jadi yang dimaksud dengan
kemampuan soft skill adalah kepribadian dari masing-masing
individu. Soft skill tidak diajarkan tetapi gurulah yang harus
mencontohkan, seperti sikap tanggung jawab, disiplin, dan lain
sebagainya. Dengan memberikan contoh tersebut, anak akan mencoba
untuk menirukan apa yang dilihat. Hal itu merupakan bagian dari
menumbuhkan kemampuan soft skill.
3. Learning To Be
Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan
melatih peserta didik agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat
mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan cita-citakan.
10
pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk
arah sekaligus menjadi mediator bagi peserta didik. Hal ini sangat
diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta didik
secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara
pada bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi
manusia yang berperi kemanusiaan.
11
Indikator Pilar-Pilar Pendidikan UNESCO
a. Learning to Know (Belajar Mengetahui)
12
E. Macam-macam Pilar Pendidikan Islam
Pendidikan sangat penting untuk masa depan mereka.
Apabila kita sebagai orang tua salah dalam memberikan pendidikan
kepada anak- anak kita, maka akan berakibat fatal. Tidak hanya fatal
terhadap masa depan anak-anak kita, tapi juga fatal terhadap kita
sendiri kelak di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Demikian juga
sebaliknya jika kita sebagai orang tua bersungguh-sungguh dalam
memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, maka
berarti kita sudah memberikan hadiah terbaik untuk masa depan
mereka, dan juga tentunya bernilai positif bagi diri kita sebagai
orangtua ketika dimintai pertanggung jawaban kelak di hadapan
Allah subhanahu wa ta’ala.
1. Pendidikan Tauhid
13
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati
itu air
13
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci
lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS.al-Mu’minun [23]: 12-
14).
2. Pendidikan Akhlak
14
Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan
bahwa ‘Abdullah bin Wahab pernah berkata;
“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal
adab dibanding ilmunya.” –
3. Pendidikan Ibadah
15
shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci,
shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.
(HR. Al-Bukhari).
18
BAB III
SIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maskuns.my.id/2021/03/aliran-aliran-pendidikan-schools-of.html
https://sosiopedia.com/macam-macam-aliran-pendidikan-modern/
https://www.silabus.web.id/pengertian-empat-pilar-pendidikan/
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2014/08/28/28206/tiga-pilar-
penting-pendidikan-islam-bagi-anak.html
20