DISUSUN OLEH :
Kelompok VIII
Rifki Nistya Setiawan : 20200120056
Asrianti AR. : 20200120061
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Aliran-Aliran dalam Filsafat Pendidikan” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan Masalah.......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 5
A. Aliran Progressivisme............................................................................... 5
B. Aliran Esensialisme................................................................................... 7
C. Aliran Perennialisme.................................................................................. 9
D.Aliran Rekonstuksionalisme.................................................................... 11
E. Aliran Eksistensialisme............................................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
A. Kesimpulan............................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Progressivisme ?
2. Apa yang dimaksud dengan Aliran Esensialisme ?
3. Apa yang dimaksud dengan Aliran Perennialisme ?
4. Apa yang dimaksud dengan Aliran Rekonstuksionalisme ?
5. Apa yang dimaksud dengan Aliran Eksistensialisme ?
3
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Aliran Progressivisme.
2. Untuk mengetahui Aliran Esensialisme.
3. Untuk mengetahui Aliran Perennialisme.
4. Untuk mengetahui Aliran Rekonstruksionalisme.
5. Untuk mengetahui Aliran Eksistensialisme.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Progressivisme
5
menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak
didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk
itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar
“sekolah sambil berbuat” atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24).
Dalam asas modern – sejak abad ke-16 Francis Bacon, John Locke,
Rousseau, Kant dan Hegel dapat dapat disebut sebagai penyumbang-penyumbang
dalam proses terjadinya aliran pragmatisme-Progressivisme. Dalam abad ke-19
dan ke-20 ini tokoh-tokoh pragmatisme terutama terdapat di Amerika Serikat.
Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada pragmatisme
karena kepercayaan mereka akan demokrasi dan penolakan terhadap sikap
dogmatis, terutama dalam agama.
6
Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi
pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah
bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan
pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di
mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus
menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak
didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk
itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar
“sekolah sambil berbuat” atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24).
Dengan kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan
dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai
pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi
sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi
terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulh sekat
antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
B. Aliran Esensialisme
7
Immanuel Kant, segala pengetahuan yang dicapai manusia melalui indera
memerlukan unsure apriori, yang tidak didahului oleh pengalaman lebih dahulu.
Bila orang berhadapan dengan benda-benda, bukan berarti semua itu sudah
mempunayi bentuk, ruang, dan ikatan waktu. Bentuk, ruang , dan waktu sudah
ada pada budi manusia sebelum ada pengalaman atu pengamatan. Jadi, apriori
yang terarah bukanlah budi pada benda, tetapi benda-benda itu yang terarah pada
budi. Budi membentuk dan mengatur dalam ruang dan waktu. Dengan mengambil
landasan pikir tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai substansi spiritual yang
membina dan menciptakan diri sendiri (Poedjawijatna, 1983: 120-121).
8
seseorang dengan kebajikan dari yang Mutlak dalam arti penyesuaian
dengan hukum-hukum kesusilaan dan inilah yang disebut proses
pencapaian tujuan pendidikan oleh Herbert sebagai ‘pengajaran yang
mendidik’.
C. Aliran Perennialisme
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal dan abadi,
dari makna yang terkandung dalam kata itu’ aliran Perennialisme mengandung
kepercayaan filsafat yang berpegang teguh pada nilai-nilai dan norma-norma yang
bersifat kekal abadi.
9
factor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan
penyelesaian masalahnya.
10
‘kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani,
emosi, dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.
D. Aliran Rekonstruksionalisme
Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu
bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara
demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita
demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi
kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan
kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,,
keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
11
E. Aliran Eksistensialisme
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Mudah-mudahan makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kemudian, kami selaku penyusun meyakini bahwa di dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangatlah diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-filsafat
pendidikan.html/12/10/2011 (Diposkan oleh panji_aromdani di 21:47 )
Joe Park, Selected Readings in the Philosophy, New York, Macmillian Publishing
Co, Inc. 1974
14