OLEH
KELOMPOK : 1
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.Kami
ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “ Aliran
Filsafat Pendidikan Progressivisme ”.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengatahuan dan penggalan
untuk para pembaca.bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Masalah...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Aliran Progressivisme..................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kecerdasan. Dengan kecerdasan yang bersifat dinamis dan kreatif, peserta didik
mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkn problem-problem yang ada.
Terkait dengan itu semua, untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas peserta
didik menjadi tanggung jawab dunia pendidikan.
Progresivisme menghendaki adanya asas fleksibilitas demi memajukan
pendidikan. Untuk tujuan itu, menurut John Dewey, pendidikan harus bersifat
demokratis. Dalam konteks ini, pendidikan lebih berfungsi memberikan
kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik, sehingga potensi-potensi yang
dimiliki peserta didik dapat berkembang dengan baik. Progresivisme menekankan
pada demokrasi. Ada lima hal yang dibutuhkan di dalam proses pendidikan.
Pertama, pendidik atau guru tidak dibolehkan berlaku otoriter. Pendidik atau guru
berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik sebagai subjek didik. Peran
pendidik adalah membantu peserta didik dengan sistem Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Pendidik mendampingi peserta didik yang sedang belajar dengan
memberikan penghayatan emosional dan motivasi agar peserta didik berkembang
secara mandiri. Kedua, dalam proses pendidikan tidak mengeksklusifkan pada
metode yang terlalu fokus pada buku. Hal ini dikarenakan fokus pendidikan
adalah peserta didik. Ketiga, tidak menggunakan metode hafalan, karena hafalan
hanya membuat subjek didik atau peserta didik bersifat pasif atau tidak aktif.
Keempat, pendidikan harus terbuka dengan kenyataan sosial artinya bersikap
luwes sesuai dengan kenyataan sosial sehingga pengetahuan pun dapat berubah-
ubah. Kelima atau yang terakhir, dalam pengajaran tidak diperkenankan
menggunakan hukuman fisik.1
Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah dilatar belakangi ketidak
puasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional, cenderung
otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran. Ini berakar
1
Mustaghfiroh, Siti. "Konsep “merdeka belajar” perspektif aliran
progresivisme John Dewey." Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran 3.1 (2020): 142-
145.
4
dari semangat pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni gerakan
pembaharuan politik Amerika. Adapun aliran progresif pendidikan Amerika
mengacu pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat. Pendapat lain
menyebutkan bahwa aliran progresivisme secara historis telah muncul pada abad
ke-19, namun perkembangannya secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20,
khususnya di negara Amerika Serikat. Kedua pendapat tersebut meskipun sedikit
berbeda pandangan, namun dapat ditarik benang merahnya yaitu perkembangan
aliran progresivisme ini secara pesat terjadi pada abad ke-20.
Ada beberapa prinsip pendidikan yang ditekankan dalam aliran progresivisme,
di antaranya:
a. Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
b. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
c. Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing atau pengarah.
d. Sekolah harus kooperatif dan demokratis.
e. Aktifitas lebih fokus pada pemecahan masalah, buka untuk
pengajaraan materi kajian.2
Teori progresivisme menempatkan peserta didik pada posisi sentral dalam
melakukan pembelajaran. karena peserta didik mempunyai kecenderungan
alamiah untuk belajar dan menemukan sesuatu tentang dunia di sekitarnya dan
juga memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi dalam
persoalan. Aliran ini berpandangan bahwa manusia atau peserta didik seharusnya
dididik untuk kehidupannya. Kecenderungan dan kebutuhan tersebut akan
memberikan kepada peserta didik suatu minat yang jelas dalam mempelajari
berbagai menjadi manusia yang dapat memahami kehidupan di masa mendatang.
Peserta didik dilihat sebagai makhluk yang bebas, aktif, kreatif, dan dinamis.
Kedudukan manusia sangat penting dalam menentukan kemajuan dan
perkembangan kebudayaan dan peradaban. Dengan akal budinya, manusia
2
Fadlillah, M. Kecenderungan progresivisme dalam pendidikan di Indonesia.
Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran , 5 (1), (2017) hlm. 18-20.
5
mampu menciptakan ilmu pengetahuan, sarana, kebutuhannya, sehingga mampu
menghasilkan perubahan dan perkembangan (progress). Peserta didik dalam
pendidikan progresivisme dituntut agar selalu melakukan usaha-usaha mandiri
untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berbagai bidang yang ditekuni.
Tuntutan ini tentu dengan melihat berbagai pengalaman yang ada dalam
kehidupan sekitar sebagai bagian dari pengetahuan kebudayaan yang sangat
mendukung perkembangan diri peserta didik. Tampak bahwa filsafat
progresivisme menempatkan manusia sebagai mahkluk biologis yang utuh dan
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku hidup. Filsafat
progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan
dewasa ini, dengan meletakan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada
peserta didik, baik secara fisik maupun dalam ranah berpikir. Oleh karena itu
filsafat progresivisme tidak menyetujui sistem pendidikan yang otoriter. Sebab
pendidikan yang otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup
sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran dan mematikan daya
kreasi baik secara fisik maupun psikis peserta didik. 3
6
Dalam konteks ilmu umum, kritisisme dan progresivisme muncul pada sosok
Khayyam yang berupaya mengurai baik fisika maupun matematika tidak langsung
masuk ke ranah teologi yang bersifat formal dengan memberi stempel bahwa
matematikanya Islami atau tidak Islami. Hal yang dia lakukan membahas secara
kritis substansi keilmuan matematik dengan demonstrasi matematika pula. Dalam
Fi Syarh Ma Asykala min Mushadarat Kitab Uqlidus memuat kritik/pembahasan
atas teori garis sejajar Euclide. Baru pada bagian lain Khayyam mengkritik teori
paralel Euclide. Di sini Khayyam menunjukkan kualitasnya dalam bidang
geometri. Ia tidak seperti intelektual Muslim sekarang yang tergesa-gesa, secara
teologis (bukan substansi ilmunya itu sendiri) memvonis karya orang lain (Barat)
sebagai islami atau bukan. Khayyam menolak postulat kelima Euclide yang
menggunakan sifat kesamaan jarak, padahal hampir semua matematikawan saat
itu menerimanya tanpa reserve termasuk Haytsam dan Anaritius.
Selain Qur‟an dan Sunnah yang dijadikan pijakan oleh aliran humanisme
progresif filsafat pendidikan Islam, dasar lokal kenegaraan juga menjadi perhatian
aliran ini. Islam pada dasarnya universal dan nilai universal Islam terdapat dalam
dasar kenegaraan Indonesia yaitu Pancasila. Sistem pendidikan nasional di
Indonesia pasti berideologi Pancasila. Namun, ideologi Pancasila tidak harus
dipandang bertentangan dengan Islam. Secara tematis (al-maudu‟i), nilai-nilai al-
Qur‟an teradopsi dalam Pancasila, meskipun tidak seluruhnya dan tidak mungkin
seluruhnya. Konteks kesatuan dan persatuan Republik Indonesia yang terdapat
dalam Pancasila bisa dijelaskan dalam „ibrah Nabi Dawud dan Sulaiman pada
QS. Al-Baqarah [2]: 251; QS. Al- Anbyâ [21]: 79; QS. Saba‟ [34]: 10 dan QS.
Shâd [38]: 26. Ayat-ayat tersebut menyinggung kewibawaan wilayah serta
kekuatannya sebagai titik sentral dalam membangun suatu peradaban.
Humanisme progresif filsafat pendidikan Islam tidak hanya menekankan
keunikan dan otentisitas di antara individu tetapi juga menekankan adanya
kebersamaan demi mencapai kemajuan di antara individu. Pendidikan dalam arti
ini perlu diarahkan pada pencapaian kualitas individu yang kreatif sehingga
7
perilaku anak didik tidak harus seragam, tetapi juga memperhatikan aspek
menghargai hak-hak orang lain. Humanisme progresif dalam filsafat pendidikan
Islam tidak mencetak manusia egois tetapi membentuk manusia kâffah yang terus
bersinergi dalam keragaman. Tidak ada pemisahan unsur-unsur perorangan atau
kolektif. Hal yang paling penting semua tersatukan dalam tujuan akhir manusia
yaitu mengabdi kepada Tuhan. Praktiknya melalui perantara manusia. Jika
manusia yang dihadapinya ridha maka Tuhan akan meridhainya pula. Prinsip
ikhlas dalam beramal shaleh terhadap sesama menjadi kunci humanisme progresif
pendidikan Islam.4
4
Aprison, W. Humanisme Progresif dalam Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Jati, 27(3), 2016. Hlm 411-414.
8
John Dewey. Kemudian keempat hal demikian dapat terwujud melalui manajemen
pendidikan yang progresif.5
5
Supriatna, U. Manajemen Pendidikan dalam Konstelasi Progresivisme
(Review Filsafat Pendidikan John Dewey). QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial,
dan Agama , 13 (2), 2021.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulis semoga kepada pembaca dapat memahami materi yang
telah diuraikan dan jelaskan dengan hal-hal yang berkaitan mengenai pentingnya
memahami “Aliran Filsafat Pendidikan Progressivisme”
10
DAFTAR PUSTAKA
11