Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT UMUM
ALIRAN PROGRESIVISME & REKONSTRUKSIONISME DALAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Dosen pengampu: Elsi Ariani, M.Si

Disusun oleh:
Siska itaniyah 161220092

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PBA 2/C


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ALIRAN FILSAFAT PROGRESIVISME DAN REKONSTRUKSIONISME” tepat
pada waktunya.
Penulisan naskah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu mata FILSAFAT UMUM.
Adapun isi dari makalah yaitu tentang progresivisme dan rekotrusionisme.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. oleh karena itu, sangatlah diharapkan
saran dan kritik agar dapat menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.

Serang, 03 mei 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang
berdiri sendiri, melainkan suatu gerakan dan suatu perkumpulan yang didirikan pada
tahun 1918. Selama duapuluh tahunanprogresivisme merupakan suatu gerakan yang kuat
di amaerka serikat.
Gerakan progresif terkenai hias karena reaksinya terhadap formaline dan sekolah
tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin keras, belajar pasif, dan
banyak hal-hal kecil yang tidak bemanfaat dalam pendidikan.progresivisme ini dikenal
Dengan imbauannya kepada guu-guru, seperti : “ kami mengharapkan perubahan serta
kemajuan yang lebih cepat setelah perang dunia pertama.” Dalam hal ii gerakan
progresivisme merupakan semacam kendaraan mutahhir, untuk di gelarkan bersama.
Sedangan rontruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme,
gerakan ini lahir didasari atas suatu atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah masyarakat yang ada pada sekarang ini.
Progresivisme pendidikan di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus
terpusat pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukannya
memfokuskan pada guru atau bidang studinya. Berkelanjutan pada pendidikan
rekontruksionisme yaitu guru harus menyadarkan sipendidi terhadap maalah – maslah
yang dihadapi manusia ntuk diselesaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan sejarah progrsivisme dan rekontruksionisme
2. Bagaimana pandangan filsafat pendidikan islam tentang progrsivisme dan
rekontruksionisme
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui arti dan sejarah progresivisme dan rekontruksionisme
2. Mengetahui cara pandang filsafat mengenai aliran pogresivisme dan
rekonstruksionisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Progresivisme dan Rekonsruksionisme
1. Pengertian Progresivisme dan Sejarahnya
Progresivisme berasal dari kata “progress” yang berarti kemajuan. Dan secara
huruf dapat diartikan sebagai aliran yang memginginkan kemajuan secara cepat.
Secara istilah progresisme adalah suatu aliran yang menekankan,menekankan disini
berarti menekan pada pendidikannya di masa depan dan bahwa pendidikan bukanlah
sekedar pemberian yang diberika kepada pendidik tetapi hendalah berisi aktivitas-
aktivitas ang mengarah pada keampuan berpiir merea agar mereka dapat berpikir
secara sistematis sesuai dengan kemampuan mereka.
Progresivisme juga disebut sebagai instrumentalisme, karena aliran ini
menganggap bahwa kemampuan berpikir intelegensi manusia sebagai alat untuk
hidup yaitu alat untuk mengembangkan kepribadian manusia.
Gerakan ini dikenal dengan imbauannya kepada guru-guru :” kami mengharapkan
perubahan ,serta kemajuan yang lebih cepat setelah perang dunia pertama”. Dengan
melandanya “adjustment” pada tahun 30an aliran progresivisme ini melancarkan
gebrakannya dengan ide-ide perubahan social. Dalam peruabhan ini yang lebih
diutamakan adalah perkembangan individual peserta didik seperti cita-cita mereka
untuk masa depan dan menyesuaikan dengan prubahan-perubahan yang terjadi.
Progrsivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yand didirikan pada tahun
1918. Gerakan progresivisme ini sangat berpengaruh dalam pendidikan bangsa
Amerika pada permulaan abad ke 20an.
Pada tahun 1994 gerakan ini dibubarkan dan memilh ganti nama dengan
"American Educational Fellowship”. Gerakan progresivisme ini mulai mengalami
kemunduran setelah Rusia berhasil meluncurkan satelit pertamanya yaitu “Sputnik”.
Contoh gerakan progresivismeya yang memberikan perlawanan terhadap formalis
yang berlebihan dan bosan dari sekolah atau kependidikan yang tradisional,:
progresivisme menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak cara- cara
belajar yang pasif dan lain sebagainya.
Progresivisme kurang menyutujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter baik
yang tibul pada saat zaman dahulu atau yang sekarang, pendidikan yang otoriter
dapat diperkirakan mempunyai masalah kesulitan untuk mencapai tujuan yang baik,
karena kurang menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada kemampuan
peserta didik dalam proses pendidikan.
Progresivisme sangat menghargai kemampuan berfikir yang dapat menumbuhkan
kemajuan berfikir menjadi inti perhatian progresivisme karena ia merupakan bagian
utama dari kebudayaan. Progresivisme juga dianggap sebagai “the liberal road of
culture” yang berarti kebebsan mutlak menuju arah kebudayaan, maksudnya nilai-
nilai yang dianut besifat flesibel terhadap perubahan dan toleran.
2. Pengertian Rekonstruksionisme dan Sejarahnya
Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris “reconstric” yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan rekonstrusionisme yaitu
merombak tata susunan yang lama menjadi susunan yang bercorak modern, dan aliran
inipun disebut dengan aliran konstruksi social.
Rekonstruksionisme dianggap sebagai alian sejak awal sejarahnya di tahun 1920
bertepatan dengan lahirnya karya John Dewey yang berjudul “ Reconstruktion in
philosophy “ yang kemudian digerakkan secara nyata oleh George Count yang selalu
ingin menjadikan lembaga pendidikan sebagai wahana rekonstruksi masyarakat.
Rekonstruksionisme ini pula telah diformulisasikan oleh George S. Count dalam
sebuah karya klasiknya “ Dare the school build a new social order “ yang diterbitkan
pada tahun 1932.
Rekonstruksionisme di Barat bercita-cita mewujudkan dan melaksanakan
perpaduan antara ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi modern dan
seni modern dalam suatu kebudayaan yang dibina bersama oleh seluruh kedaulatan
bangsa-bangsa sedunia.
Rekonstruksionism berusaha mencari kesepakatan semua orang tentang tujuan
yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan yang baru diseluruh
lingkunganya, rekonstruksionisme juga ingin merombak tata susunan lama dengan
susunan yang baru melalui lembaga dan proses pendidikan. Menciptakan masyarakat
baru melalui rekonstruksionisme adalah suatu keharusan.
B. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Progresivisme dan Rekonstruksionisme
1. Progresivisme
Filsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa peserta didik mempunyai akal
dan kecerdasan sebagai potensi mereka yang mana merupakan suatu kelebihan
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. kelebihan yang ada pada diri manusia
adalah bekal untuk menghadapi segala problematika yang akan ia hadapi dan bekal
pula untuk memecahkannya. Kualitas pendidikan tidak dapat ditentukan semata-mata
danstandarisasi untuk suatu nilai kebaikan, kebenaran atau keindahan, melainkan
semua kualitas yang dimiliki si pendidik itu bagaimana ia melanjutkanya agar terus
menerus mampu merekonstruksi berbagai pengalaman.
Seiring dengan pandangan diatas filsafat pendidikan islam mengakui bahwa
peserta didik memang mempunyai potensi akal yang dapat dikembangakan dan
mengakui pula bahwa peserta didik itu pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif
dan dinamis. Namun pendidikan islam tidak mengakui akal dan pontesinya saja,
tetapi mengakui bahwa peserta didik mempunyai banyak potensi yang menurut Hasan
Langgulung bahwa potensi itu banyak seerti banyaknya sifat-sifat tuhan yang
terkandung dalam asma’ alhusna, dan diantara banyaknya potensi tersebut yang perlu
dikembangkan adalah potensi beragama. Ada beberapa pendapat para tokoh
mengenai progrevisme :
a. William James (11 januari 1842- 26 agustus 1910 )
William James seorang psychologist dan seorang filosof amerika yang
sangat terkenal. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga
aspek dari eksistensi organic, harus memepunyai fungsi biologis dan nilai
kelanjutan hidup. Dan ia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu
dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan
alam.
b. John Dewey (1859-1952)
John Dewey adalah seorang professor di Universitas Chicago dan
Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah progresivisme
yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata
pelajarannya sendiri. Maka muncullah “child centered school”.
Progresivisme mempersiapkan anak masa kini disbanding masa depa yang
belum jelas, seperti yang diungkapkan dalam bukunya bahwa pendidikan
adalah proses dari kehidupan dan pendidikan adalah proses dari kehidupan
dan bukan persiapan masa yang akan datang.
2. Rekonstruksionisme
Aliran rekonstruksionisme berpandangan bahwa realita itu bersifat universal,
realita itu ada dimana saja dan sama disetiap tempat. Pada prinsipnya aliran ini
memandang alam metafisika dualism dimana alam nyata ini mengandung dua
hakikat, jasmani dan rohani. Kedua macam hakikat itu memilik ciri yang bebas dan
berdiri sendiri, azali dan abadi, hubungan antara keduanya menciptakan suatu
kehidupan alam.
Rine Descartes seorang tokoh menyatakan bahwa umumnya manusia tidak sulit
menerima prinsip dualism ini yang menunjukan bahwa kenyataan lahir dapat segera
ditanggap oleh panca indera manusia sementara kenyataan batin segera diakui dengan
adanya akal dan perasaan hidup.
Muhammad Iqbal sebagai tokoh rekonstruksionisme dari dunia islam
mengatakan, bahwa hakikat manusia adalah segenap kekuatan diri yang akan tahu
siapa dirinya, apabila dirinya dapat berkembang dengan baik, maka eksistensinya
dalam masyarakat dan duniapun akan diakui.
Aliran ini memandang manusia sebagai mahluk social. Manusia tumbuh dan
berkembang dalam keterkaitannya dengan proses social dan sejarah dari masyarakat.
Pendidikan mempunyai peran untuk mengadakan pembaharuan dan pembangunan
masyarakat. Islam juga mengajarkan kepada manusia tentang proses social, tapi
proses social dalam islam bersifat absolut yang bersumber pada akal semata. Proses
social dalam islam seperti diisyaratkan Allah dalam alquran :
Yang artinya “ orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan), antara kedua saudarau itu dan takutlah terhadap
allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Muhammad Iqbal menyebutkan, bahwa tujuan pendidikan adalah mampu
membangun dunia bagi masyarakat dengan menggunakan kemampuan akal, indera,
dan intuisi oleh karena itu tiga aspek ini harus tertuang dalam kurikulum pendidikan.
Pendidikan harus menjadikan subjek didiknya mampu mnggunakan ilmu pengetahuan
yang diraihnya sebagai wahana atau bekal nilai-nilai spiritual.
John dewey sebagai seorang tokoh mengatakan bahwa, pengembangan watak
manusia selalu berinteraksi dengan kondisi-kondisi yang mengelilinginya dalam
menghasilkan daya. Oleh karena itu manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan
masyarakatnya. Manusia adalah bagian terpenting dalam masyarakat, sehingga
apapun yang dia lakukan selalu berkenaan denan pembentukan kebudayannya. Lebih
lanjut lagi ia mengatakan bahwa kebebasan adalah hak esensial manusia, namun
dalam pengembangannya memerlukan hubungan dengan sesuatu yang berada diluar
dirinya dan disinilah manusia harus menjadi bagian dalam suatu masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Progresivisme merupakan bukan berarti tidak mengakui atau menghilangkan nilai-
nilai absolut seperti yang didapat dalam agama, progresivisme hanya mengaki nilai
kebudayaan saja. Dalam pandangan filsafat pendidikan islam proses pendidikan
didasarkan pada nilai-nilai absolut yang dapat membimbing pikiran, kecerdasan dan
kemampuan dasar untuk berkembang dan tmbuh. Dengan nilai absolut itulah
pendidikan akan terarah ke tujuan akhir yang tidak berubah-ubah.
2. Rekonstruksionisme meruakan suatu perubahan yang mendasar dalam kependidikan
meliputi keseluruhan sistem pedidikan guna merombak atau menbentuk pendidikan
pada pandangan yang baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Tidak hanya potensi akal dan pikiran yang akan mewujudkan tujuan atau cita-cita
tetapi yang lebih utama adalah potensi beragama. Dan manusia adalah segenap
kekuatan diri yang akan mengembangkan dirinya dan yang akan menentukan sapa
dia, apabila dia dapat berkembang dengan baik maka, eksistensinya dalam dunia dan
masyarakatpun akan baik
B. SARAN
Makalah ini tertuju untuk para pelajar yang ingin mengetahui ilmu tentang aliran
progresivsme dan rekontruksionisme, agar menerti dan paham bahwa yang menekankan
diri kita adalah sebuah ilmu pengetahuan karena dngan ilmu pengetahuan kita akan
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis,2015, filsafat pendidikan islam jilid 1;Jakarta, kalam mulia
Ihsan Hamdani & Ihsan Fuad,1998, Filsafat pendidikan islam; bandung, CV Pusaka Setia
Assegaf Rachman, 2011, filsafat pendidikan islam, Jakarta, PT. RajaGrafindo persada.

Anda mungkin juga menyukai