Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERTEMUAN 12

NAMA : NADIA WULAN SARI

NIM : 22003117

PRODI : PENDIDIKAN LUAR BIASA

MATKUL : FILSAFAT PENDIDIKAN

D. PENGAMPU : Dra. WIRDATUL ‘AINI,M.Pd

A. Pengertian Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme


Kata progresivisme berasal dari kata progresif. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) progresif memiliki makna ke arah maju; berpikiran kearah perbaikan
sekarang; bertingkat tingkat naik. Menurut istilah progresif dapat di artikan sebagai suatu
tindakan perubahan menuju perbaikan yang maju. Kata progresivisme juga sering kali di
kaitkan dengan kata progres yang bermakna kemajuan. Maka kata progresivisme dapat
diartikan salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang akan membawa
perubahan. Aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang
menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang
positif. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu mebawa perubahan pada diri peserta
didik menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat
menyesuikan diri dengan kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, progresivis me
sangat menghendaki adanya pemecahan masalah dalam proses pendidikan.
Pada dasarnya aliran progresivisme ini memiliki sifat umum dalam
pengelompokannya. Adapun sifat tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
sifat-sifat positif dan sifat-sifat negative
1. Suatu sifat dikatakan positif apabila progresivisme menaruh kepercayaan terhadap
kekuatan alamiah dari diri manusia, kekuatan yang diwarisi oleh manusia dari sejak
lahir. Terutama pada kekuatan-kekuatan untuk terus menerus melawan dan mengatas i
takhayul, dan kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang mengancam.
2. Sifat negatif bahwa progresivisme menolak otoritarisme dan absolutisme, dalam semua
bentuk seperti agama, politik etika, dan epistomologi. Sehingga melalui sifatsifat ini
progresivisme yakin bahwa manusia memiliki kesanggupan-kesanggupan untuk
mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup meresapi rahasia-rahasia alam,
dan sanggup menguasai alam (Zuhairini, 2009: 21).

Menurut Gutek (1974:138) progresivisme menekankan pada konsep ‘progress’;


yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan
metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan
personal manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial. Dalam konteks ini, pendidikan akan
dapat berhasil manakala mampu melibatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga mereka mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kehidupannya.

Senada dengan itu, Muhmidayeli (20011:151) menjelaskan bahwa

progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah

sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah

berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka secara

menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah,

seperti penyediaan ragam data empiris dan informasi teoritis, memberikan analisis,

pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling

memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi. Progresivis me


merupakan salah satu aliran dalam filsafat pendidikan modern.

Menurut John S. Brubacher sebagaimana dikutip Jalaludin dan Abdullah Idi


(2012:82)

aliran progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh

William James (1842- 1910) dan John Dewey (1859-1952) yang menitik beratkan pada

segi manfaat bagi hidup praktis. Artinya, kedua aliran ini sama-sama menekankan pada

pemaksimalan potensi manusia dalam upaya menghadapi berbagai persoalan kehidupan


sehari-hari. Di samping itu, kesamaan ini di dasarkan pada keyakinan pragmatisme bahwa

akal manusia sangat aktif dan ingin selalu meneliti, tidak pasif dan tidak begitu saja

menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan kebenarannnya secara empiris (Uyoh

Sahdullah, 2003:120). Berkaitan dengan pengertian tersebut, progresivisme selalu

dihubungkan dengan istilah the liberal road to cultural, yakni liberal bersifat fleksibel

(lentur dan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka, sering ingin mengetahui dan

menyelidiki demi pengembangan pengelaman (Djumransjah, 2006:176). Maksudnya

aliran progresivisme sangat menghargai kemampuan-kemampuan seseorang dalam upaya

pemecahan masalah melalui pengamalaman yang dimiliki oleh masing- masing individu.

Dari beberapa penjelesan tersebut dapat dipahami bahwa aliran progresivisme adalah suatu

aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik

pendidikan menuju ke arah yang positif.

B. Manfaat Aliran Filsafat Progresivisme


Aliran filsafat progresivisme dalam pendidikan menghendaki adanya perubahan
pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju dan berpusat pada peserta didik. Beberapa
manfaat dari penerapan aliran filsafat progresivisme dalam dunia pendidikan antara
lain:
a. Mendorong kemajuan
Aliran progresivisme mengharapkan adanya kemajuan yang dapat membawa
perubahan pada masa depan
b. Meningkatkan keterampilan
Peserta didik diberikan kebebasan berpikir serta mengembangkan bakat dan
keterampilannya
c. Meningkatkan kemandirian
Aliran progresivisme mendorong setiap individu untuk bebas dan dan bersikap
pragmatis dalam menghadapi berbagai tantangan permasalahan dalam
kehidupannya
d. Meningkatkan partisipasi
Aliran progresivisme mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
berpusat pada anak dan menjadikan para pendidik hanya sebagai fasilita tor,
pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik.
e. Meningkatkan kreativitas Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengembangka n
kreativitasnya dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya, aliran progresivis me
menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana
peserta didik diberikan kebebasan berpikir serta mengembangkan bakat dan
keterampilannya

C. Tokoh-tokoh Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme


Beberapa tokoh dalam aliran filsafat pendidikan progresivisme, antara lain :
1. William James (11 Januari 1842 - 26 Agustus. 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik,
barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar
fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari
ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.

2. John Dewey (1859 - 1952)


Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivisme" yang lebih menekakan pada
anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child
Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapka n
anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas. Filsafat yang dianut Dewey
adalah bahwa dunia fisik itu real dan perubahan itu bukan sesuatu yang tak dapat
direncanakan. Perubahan dapat diarahkan oleh kepandaian manusia. Sekolah mesti
membuat siswa sebagai warga negara yang lebih demokratik, berpikir bebas dan
cerdas. Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan dikembangkan dengan
mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk menyelesaikan persoalan barn.
Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi pengalaman. Untuk memecahkan
problem, Dewey mengajarkan metode ilmiah dengan langkahlangkah sebagai berikut:
sadari problem yang ada, definiskan problem itu, ajukan sejumlah hipotesis untuk
memecahkannya,uji telik konsekuensi setiap hipotesis dengan melihat pengalama n
silam, alami dan tes solusi yang paling memungkinkan.

3. Hans Vaihinger (1852 - 1933)


Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan. Satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah
gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di
dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan sematamata; jika pengertian itu
berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tabu saja bahwa
kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

Anda mungkin juga menyukai