Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Zufar Ammar Musyafa

NIM : 23040284085
Kelas : 2023 C

LAPORAN BACAAN

Judul MENGENAL FILSAFAT PENDIDIKAN


Penulis Rukiyati L.Andriyani
Progresivisme Berdasarkan Buku yang telah saya baca dari Rukiyati L.Andriyani
“Mengenal Filsafat Pendidikan”. Pemahaman saya menurut buku ini
tentang progresivisme yaitu pendidik haruslah senantiasa siap sedia
mengubah metode dan kebijakan perencanaan pembelajaran yang
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan
lingkungan. Inti pendidikan tidak terletak dalam usaha penyesuaian
dengan masyarakat atau dunia luar sekolah dan juga tidak terletak
dalam usaha untuk menyesuaikan dengan standar kebaikan,
kebenaran, dan keindahan yang abadi. Akan tetapi pendidikan
merupakan usaha terus menerus merekrontruksi pengalaman hidup.
 Landasan Ontologis Progresivisme
Bagi kaum progressif, tidak ada hal yang absolut. Tidak ada prinsip
apriori atau hukum alam yang abstrak. Kenyataan adalah
pengalaman transaksional yang selalu beubah, dinamis. Hukum-
hukum ilmiah hanya bersifat probalitas, tidak absolut. Hanya saja,
Dewey tidak mau terlibat lebih jauh dalam diskursus metafisika
tentang eksistensi Tuhan dan takdir manusia. Dewey mengatakan
bahwa manusia adalah pengalamannya. Manusia adalah organisme
yang memiliki pengalamannya sendiri. Suatu organisme tidak dapat
berada tanpa berinteraksi dengan lingkungannya.
 Landasan Epistemologis Progresivisme
Progresivisme memang menolak metafisika, tetapi mereka sangat
vokal mengenai epistemologi. Epistemologi ditempatkan sebagai
pusat dari filsafatnya. Mereka meyakini bahwa pengetahuan tidak
ada artinya tanpa pengalaman manusia yang terus berproses dan
disempurnakan. Selain pengalaman, kebenaran adalah aspek lain
yang menjadi perhatian para kaum progresif. Kebenaran itu juga
merupakan konsep sosial. Jika sekelompok orang mempunyai ide
atau opini dan kemudian opini tersebut ditelaah oleh orang yang
kompeten di bidangnya dan dinyatakan atau diakui benar menurut
mayoritas kelompok manusia tersebut, maka opini tersebut benar.
 Landasan Aksiologis Progresivisme
Kaum progressif meyakini bahwa nilai-nilai berasal dari
masyarakat. Nilai-nilai mengungkapkan keinginan, hasrat, minat,
aspirasi, dan ambisi individu-individu dan juga kelompok. Dengan
kata lain, apa pun yang dipandang berharga, atau diinginkan, itulah
artinya nilai bagi individu atau kelompok tersebut. Dewey
mengatakan bahwa manusia adalah pengalamannya. Manusia adalah
organisme yang memiliki penglamannya sendiri. Suatu organisme
tidak dapat berada tanpa berinteraksi dengan lingkungannya.
 Pandangan tentang Asas Belajar
John Dewey sebagai bapak progresivisme mengatakan bahwa
pendidikan dipandang sebagai proses dan sosialisasi, yaitu proses
pertumbuhan dan proses belajar dari kejadian di sekitarnya. Usaha-
usaha yang harus dilakukan guru adalah menciptakan kondisi
edukatif, memberikan motivasi-motivasi, memberikan stimulus-
stimulus sehingga akal peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Sekolah adalah bagian dari kehidupan, bukan sekedar pesiapan
untuk hidup. Apa yang dipelajari tidak banyak berbeda dengan apa
yang dipelajari dalam berbagai aspek hidupnya.
 Pandangan terhadap Kurikulum dan Metode
Kurikulum lebih difokuskan pada proses daripada isi. Kurikulum
dipusatkan pada pengalaman manusia. Pengalaman diperoleh karena
manusia terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Peserta didik diberi kebebasan memilih dalam pengalaman belajar.
Metode belajar yang diutamakan adalah problem solving dengan
langkah-langkah seperti metode ilmiah.
Rekontruksionism Berdasarkan Buku yang telah saya baca dari Rukiyati L.Andriyani
e “Mengenal Filsafat Pendidikan”. Pemahaman saya menurut buku ini
Sosial tentang Rekontruksionisme sosial yaitu Rekontruksionisme sosial
dengan tokoh-tokoh seperti Harold Rugg, George Counts, dan
Thedore Brameld menaruh perhatian yang besar pada hubungan
antara kurikulum sekolah dan perkembangan politik, sosial, dan
ekonomi suatu masyarakat. Aliran ini berpendapat bahwa sekolah
harus mendominasi atau mengarahkan perubahan atau rekonstruksi
pada tatanan sosial saat ini.
a. Pandangan tentang Dunia dan Pendidikan
Rekontruksionisme sosial beranggapan bahwa dunia dan moral
manusia mengalami degradasi di sana-sini sehingga perlu adanya
rekrontruksi tatanan sosial menuju kehidupan yang demokratis,
emansipatoris dan seimbang. Kaum rekrontuksionis percaya bahwa
dengan pendidikan yang baik, maka moral manusia dapat pula
menjadi baik. Pendidikan yang mengedepankan kepekaan sosial dan
perjuangan HAM mendapat penekanan. Kaum rekonstruksionis
percaya bahwa semua reformasi sosial muncul dalam kehidupan itu
sendiri.
b. Pandangan tentang Pendidik, Peserta Didik dan Kurikulum
Pendidik percaya bahwa rekontruksionisme sebagai sebuah paham
dan pedoman bertindak akan mampu untuk membantu peserta didik
dalam hubungannya dengan tujuan akademik dan tujuan personal
untuk kesejahteraan masyarakatnya, bangsa, dan dunia. Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa Kurikulum rekontruksionisme sosial
merupakan kendaraan atau sarana ideal untuk menolong orang
miskin, siswa miskin perkotaan, atau kelompok marginal lainnya
agar mereka memiliki daya tahan untuk hidup, berjuang untuk
mengubah hidup dan komunitasnya, sehingga pada akhirnya mereka
akan dapat memperbaiki kehidupannya. Pandangan Peserta Didik
lebih mirip dengan pandangan progresivisme dan banyak hal lain
lagi dari proogresivisme yang diterima oleh rekonstruksionisme.
Hanya saja menurut kaum rekontruksionisme, perubahan dilakukan
secara global, meliputi perubahan sikap dan perilaku umat manusia,
tidak cukup hanya dilingkungan tempat tinggal peserta didik saja.

Anda mungkin juga menyukai