.
Beberapa Prinsip Progresivisme :
1. Peran pendidik secara tidak spntan, tapi mengarahkan siswa, kekurangan
dan hasrat murid pasti memastikan yang sudah dipelajari, anak diperlukan
mengembangkan dirinya dan pendidik harus mengarahkannya
2. Pendidikan perlu mendorong kerja sama, tidak membangun rival, pada
dasarnya manusa itu sosial, Progresivisme berprespektif bahwa kasih sayang
dan persaudaraan lebih berguna untuk edukasi dari pada rivalitas dan upaya
sendiri. Edukasi ialah penyusunan pengalaman, mengarah pada penyusunan
seseorang dalam bermasyarakat
5. Kehidupan demokratis melahirkan kondisi yang dibuthkan untuk
perkembangan demokrasi, perkembangan dan edukasi saling terhubung.
Beberapa komentar di lempar pada perspektif progresivisme antaranya ialah:
1.Menghiraukan kurikulum yang sudah ditetapkan
2. Menyurutkan edukasi dan dampak pendidik
.
Contoh aliran rekonstruksionisme
1.Artikel yang berjudul “future shock” (kejutan masa depan) karya Alvin
Toffler telah membuka mata dunia bahwa manusia telah mengalami tekanan
yang hebat jika dibebani perubahan dalam waktu yang sangat singkat.
2.memahami realita alam nyata memerlukan suatu azas.
3.Anak, sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya
dan sosial.
4. Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih focus pada penciptaan agen perubahan
melalui pertisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.
5. Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas
hidup yang nyata bersama sesamanya.
Prinsip-Prinsip Rekonstruksionisme
Masyarakat dunia sedang dalam kondisi krisis, jika praktik-praktik yang ada sekarang
tidak dibalik (di ubah secara mendasar), maka peradaban yang kita kenal ini akan mengalami
kehancuran.
Disini akan dipaparkan prinsip rekonstruksionisme lebih lanjut:
a. Solusi efektif satu-satunya bagi persoalan-persoalan dunia kita adalah penciptaan tatanan
sosial yang menjagat.
Kerja sama yang menyeluruh dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi
penduduk dunia yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan
sumber daya alamnya.
Menurut rekonstruksionisme, umat manusia sekarang hidup dalam masyarakat dunia
yang mana kemampuan teknologinya dapat membinasakan kebutuhan material semua orang.
b. Pendidikan formal menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial
Kritik-kritik rekonstruksi sosial menandaskan bahwa Brameld dan kolega-koleganya
memberikan kepercayaan yang sangat besar terhadap kekuatan guru dan pendidik lainnya
untuk bertindak sebagai instrumen utama perubahan sosial.
Kalangan rekonstruksionis melihat sekolah sebagai agen kekuatan utama yang
menyentuh kehidupan seluruh masyarakat, karena ia menyantuni anak-anak didik selama usia
mereka yang paling peka.
c. Metode-metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang
bertumpu pada kecerdasan ‘asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan
solusi yang valid bagi persoalan-persoalan umat manusia
Beberapa pengamat memberikan catatan bahwa rekonstrusionisme mempunyai
kepercayaan besar terhadap kecerdasan dan kemauan baik manusia sesuatu yang oleh
beberapa kalangan disebut sebagai sebuah kepercayaan utopis.
d. Jika pendidikan formal adalah bagian tak terpisahkan dari solusi sosial dalam krisis dunia
sekarang, maka ia harus secara aktif mengajarkan perubahan sosial
Pendidikan harus memunculkan kesadaran peserta didik akan persoalan-persoalan
sosial dan mendorong mereka secara aktif memeberikan solusi. Kesadaran berani untuk
mempertanyakan status quo dan untuk mengkaji isu-su kontroversial dalam agama,
masyarakat, ekonomi, politik, dan pendidikan.
Masyarakat dunia yang ideal, menurt rekonstruksionisme, haruslah” berada dibawah
kontrol mayoritas warga masyarakat yang secara benar meguasai dan menentukan nasib
mereka sendiri.
Alvin Toffler, mengatakan kita harus menciptakan sebuah sistem pendidikan
superinsdustrial. Maka dari itu, kita harus mencari tujuan –tujuan dan metode-metode di masa
akan datang , bukan justru dimasa lalu.[4]