Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

STUDI KASUS FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME

OLEH:

Kiki Reski Amalia (210401501023)

Kelas A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2023

A. PENDAHULUAN

Pada mulanya filsafat adalah induk dari segala cabang ilmu pengetahuan
yang ada, namun karena banyak permasalahan yang tidak dapat dijawab lagi oleh
filsafat sendiri, maka lahirlah cabang ilmu yang lain untuk menjawab segala
macam permasalahan yang timbul. Diantara permasalahan-permasalahan yang
timbul dan tidak dapat dijawab lagi oleh filsafat sendiri, yaitu permasalahan yang
timbul/terjadi di lingkungan pendidikan. Oleh karena itu lahirlah filsafat
pendidikan yang merupakan cabang filsafat sebagai pembantu dalam
memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat terpecahkan sendiri oleh filsafat,
khususnya dalam lapangan pendidikan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi


munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya perubahan-perubahan dan
permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan pendidikan yang tidak
mampu dijawab sendiri oleh filsafat. Selain itu, yang melatarbelakangi munculnya
filsafat pendidikan adalah banyaknya ide-ide baru dalam dunia pendidikan.

Anggapan umum tentang filsafat adalah bahwa yang dibahas sebagai hal
yang tinggi, terlalu sulit, abstrak dan tidak berkaitan dengan masalah kehidupan
sehari-hari. Tak jarang filosof kerap digambarkan sebagai orang yang mempunyai
IQ dan instuisi yang jauh melebihi tingkat rata-rata manusia. Filsafat sebenarnya
merupakan studi tentang hakikat realitas dan keberadaan, soal apa yang mungkin
diketahui serta perilaku yang benar atau salah. Filsafat berasal dari kata Yunani
philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan. Ini merupakan bidang pemikiran
manusia yang paling hakiki. Adapun pengertian filsafat menurut beberapa ahli
yaitu sebagai berikut:

1. Plato, mengatakan bahasa filsafat tidaklah lain dari pada pengetahuan tentang
segala yang ada.

2. Aristoteles berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan


asal segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
Rekonstruksionisme berasal dari kata Rekontruksi, tersusun dari dua kata
“Re” yang artinya kembali dan “konstruk” yang artinya menyusun. Jika keduanya
digabungkan maknanya menjadi penyusunan kembali. Dalam filsafat pendidikan
rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berupaya merombak tata susunan
lama dan juga tata susunan hidup kebudayaan yang mempunyai corak modern
serta menjadi kesepakatan antar manusia.

B. PEMBAHASAN

1. Filsafat Rekonstruksionisme

Filsafat Rekonstruksionisme adalah sebuah aliran dalam filsafat yang


berfokus pada proses rekonstruksi atau pembangunan kembali konsep-
konsep dasar dalam suatu bidang atau disiplin ilmu. Konsep-konsep
tersebut dikembangkan dengan mengacu pada sumber yang lebih luas dan
lebih terpadu, termasuk sejarah, teks-teks klasik, dan filsafat yang lebih
luas. Rekonstruksionis beranggapan bahwa ada banyak pemikiran dan
tradisi penting dalam sejarah yang sering terabaikan atau diabaikan, dan
dengan memperhatikan kembali pemikiran-pemikiran tersebut, kita dapat
membangun kembali pandangan yang lebih holistik dan terpadu tentang
dunia. Beberapa tokoh yang dikenal dalam aliran filsafat
rekonstruksionisme antara lain Hans-Georg Gadamer, Richard Rorty, dan
Alasdair Maclntyre. Gadamer berfokus pada pentingnya hermeneutik atau
interpretasi dalam memahami dunia, sementara Rorty menekankan
pentingnya mengeksplorasi dan membangun kembali tradisi pemikiran
yang lebih luas. Maclntyre, di sisi lain, menekankan pentingnya
mengembangkan etika dan moralitas yang didasarkan pada tradisi dan
sejarah yang lebih luas.

2. Sejarah Filsafat Rekonstruksionisme

Filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli telah melahirkan berbagai


macam pandangan/ide yang salah satunya ialah lahirnya pandangan
tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan
bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran.
Salah satunya adalah aliran rekonstruksionisme.

Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan


progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus
diperbaiki. Mereka bercita-cita mengkontruksi kembali kehidupan
manusia secara total. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan
bahwa kaum progresif hanya memikirkan yang ada sekarang. Selain itu
mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya melopori
melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali
masyarakat agar menjadi lebih baik.

Karena itu pendidikan harus mengembangkan ideologi


kemasyarakatan yang demokratis. Inilah alasan mengapa
rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan prograsif yang
hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah
masyarakat yang pada saat sekarang ini. Dalam aliran rekonstruksionisme
berusaha menciptakan kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum
lama. Prograsive pendidikan didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
harus terpusat pada anaknya bukan memfokuskan pada guru atau bidang
studi. Ini berkelanjutan pada pendidikan rekonstruksionisme yaitu guru
harus menyadarkan si pendidik terhadap masalah-masalah yang dihadapi
manusia untuk diselesaikan, sehingga anak didik memiliki kemampuan
memecahkan masalah tersebut.

Rekonstruksionisme dipelopori oleh Jhon Dewey yang memandang


pendidikan sebagai rekontruksi pengalaman-pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup. Sekolah haruslah merupakan gambaran
kecil dari kehidupan sosial di masyarakat, dan pendidikan sebagai alat
untuk membangun masyarakat masa depan.

3. Teori Pendidikan Aliran Rekonstruksionisme

Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh


brameld terdiri dari Enam tesis, yaitu;
 Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka
menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar
budaya kita dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan
ekonomi dan sosial masyarakat modern. Sekarang peradaban
menghadapi kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus
mensponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Oleh
karena itu, kekuatan technologi yang sangat kuat harus
dimanfaatkan untuk membangun ummat manusia, bukan untuk
menghancurkan.
 Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi saja,
dimana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol
oleh warganya sendiri.
 Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh
kekuatan budaya dan sosial. Menurut rekonstruksionisme, hidup
beradap adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok akan
memainkan peran yang penting di sekolah. Pendidikan merupakan
realisasi dari sosial (social self realization). Melalui pendidikan,
individu tidak hanya mengembangkan aspek-aspek sifat sosialnya
melainkan juga belajar bagaimana keterlibatannya dalam
perencanaan sosial. Sehingga dari sini kita bisa lihat bahwa
rekonstuksi tidak mengabaikan masyarakat yang sangat berperan
dalam membentuk individu.
 Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan
cara bijaksana yaitu dengan memperhatikan prosedur yang
demokratis. Guru harus mengadakan pengujian secara terbuka
terhadap fakta-fakta, walaupun bertentangan dengan
pandangannya. Guru mendatangkan beberapa pemecahan alternatif
dengan jelas dan ia memperkenankan siswa-siswanya untuk
mempertahankan pandangan-pandangan mereka sendiri.
 Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya
dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini dan untuk
menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Yang penting dari
sini sains sosial adalah mendorong kita untuk menemukan nilai-
nilai, dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu
bersifat universal.
 Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran,
metode yang dipakai, struktur administrasi dan cara bagaimana
guru dilatih. Semua itu harus dibangun kembali bersesuaian
dengan teori kebutuhan tentang sifat dasar manusia secara rasional
dan ilmiah. Kita harus menyusun kurikulum dimana pokok-pokok
dan bagiannya dihubungkan secara integral, tidak disajikan sebagai
suatu sekuensi komponen pengetahuan.

4. Implikasi Aliran Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap Peserta Didik


Dalam Pendidikan

Sisiwa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia


pembangun masyarakat masa depan dan perlu berlatih keras untuk menjadi
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat
masa depan. Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan
hal yang berharga. Keseluruhan pribadi dan tanggung jawab sosial
ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.

Pada intinya aliran memandang manusia sebagai makhluk sosial.


Manusia tumbuh dan berkembang dalam keterkaitannya dengan proses
sosial dan sejarah dari pada masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan
untuk menandakan pembaharuan dan pembangunan masyarakat.
Perkembangan ilmu dan teknologi tidak hanya memberikan seumbangan
yang sangat berarti bagi masyarakat, namun juga membawa dampak
negatif. Masyarakat yang hidup damai berangsung-angsur diganti oleh
masyarakat yang coraknya tidak menentu dan tidak kemantapan, serta
yang lebih penting dari itu lepasnya individu dalam keterkaitannya dalam
masyarakat dan adanya ketersaingan.
C. KESIMPULAN

Rekonstruksionisme berasal dari kata Rekontruksi, tersusun dari dua kata


“Re” yang artinya kembali dan “konstruk” yang artinya menyusun. Jika keduanya
digabungkan maknanya menjadi penyusunan kembali. Dalam filsafat pendidikan
rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berupaya merombak tata susunan
lama dan juga tata susunan hidup kebudayaan yang mempunyai corak modern
serta menjadi kesepakatan antar manusia. Filsafat Rekonstruksionisme adalah
sebuah aliran dalam filsafat yang berfokus pada proses rekonstruksi atau
pembangunan kembali konsep-konsep dasar dalam suatu bidang atau disiplin
ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N. F. (2020, November 26). Apa itu Filsafat Menurut Para Ahli, Berikut
Manfaatnya dalam Kehidupan. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jabar/apa-itu-filsafat-menurut-para-ahli-
berikut-manfaatnya-dalam-kehidupan-kln.html
Imroini, F. (2020, Mei 28). Pengertian Filsafat Aliran Rekonstruksionisme dan
Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/fatratulimroini9032/5ecfb08fd541df489675
7a32/pengertian-filsafat-aliran-rekonstruksionisme-dan-tokoh-tokoh-
aliran-rekonstruksionisme
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/course/view.php?id=23197
https://www.kumpulanmakalahmahmud.com/2013/10/filsafat-rekontruksionisme-
pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai