Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

STUDI KASUS FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME

OLEH:

Muhammad Nurhamdi (210401502018)

Kelas A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2023

A. PENDAHULUAN

Filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli filsafat telah melahirkan berbagai
macam pandangan/ide yang salah satunya ialah lahirnya pandangan tentang
filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan bahwa dalam
sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran.

Ada banyak aliran filsafat pendidikan, dan salah satunya adalah aliran
rekonstruksionisme. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan
aliran perennialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern.

Anggapan umum pertama tentang filsafat adalah bahwa yang dibahas sebagai
hal yang tinggi, terlalu sulit, abstrak dan tidak berkaitan dengan masalah
kehidupan sehari-hari. Tak jarang filosof kerap digambarkan sebagai orang yang
mempunyai IQ dan instuisi yang jauh melebihi tingkat rata-rata manusia. Filsafat
sebenarnya merupakan studi tentang hakikat realitas dan keberadaan, soal apa
yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau salah. Filsafat berasal dari
kata Yunani philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan. Ini merupakan bidang
pemikiran manusia yang paling hakiki.

Rekonstruksionisme berasal dari kata Rekontruksi, tersusun dari dua kata


“Re” yang artinya kembali dan “konstruk” yang artinya menyusun. Jika keduanya
digabungkan maknanya menjadi penyusunan kembali. Dalam filsafat pendidikan
rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berupaya merombak tata susunan
lama dan juga tata susunan hidup kebudayaan yang mempunyai corak modern
serta menjadi kesepakatan antar manusia.

B. PEMBAHASAN

1. Filsafat Rekonstruksionisme

Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas


penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa.
Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat
akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai
dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang,
sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

Kemudian aliran ini memiliki potensi bahwa masa depan suatu bangsa
merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara
demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-
cita demokrasi yang sungguh bukan hanya sekedar teori tetapi harus
menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan
potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan,
kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa
membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme dan agama
(kepercayaan).

Filsafat Rekonstruksionisme adalah sebuah aliran dalam filsafat yang


berfokus pada proses rekonstruksi atau pembangunan kembali konsep-
konsep dasar dalam suatu bidang atau disiplin ilmu. Konsep-konsep
tersebut dikembangkan dengan mengacu pada sumber yang lebih luas dan
lebih terpadu, termasuk sejarah, teks-teks klasik, dan filsafat yang lebih
luas. Rekonstruksionis beranggapan bahwa ada banyak pemikiran dan
tradisi penting dalam sejarah yang sering terabaikan atau diabaikan, dan
dengan memperhatikan kembali pemikiran-pemikiran tersebut, kita dapat
membangun kembali pandangan yang lebih holistik dan terpadu tentang
dunia.Secara keseluruhan filsafat rekonstruksionisme menawarkan
pendekatan yang holistik dan terpadu dalam membangun kembali konsep-
konsep dasar dalam berbagai bidang ilmu dan membuka kesempatan untuk
memahami dunia dengan cara yang lebih luas dan lebih mendalam.

2. Sejarah Filsafat Rekonstruksionisme

Filsafat sebagai hasil pemikiran para ahli telah melahirkan berbagai


macam pandangan/ide yang salah satunya ialah lahirnya pandangan
tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan
bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran.
Salah satunya adalah aliran rekonstruksionisme.
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan
progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus
diperbaiki. Mereka bercita-cita mengkontruksi kembali kehidupan
manusia secara total. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan
bahwa kaum progresif hanya memikirkan yang ada sekarang. Selain itu
mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya melopori
melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali
masyarakat agar menjadi lebih baik.

Karena itu pendidikan harus mengembangkan ideologi


kemasyarakatan yang demokratis. Inilah alasan mengapa
rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan prograsif yang
hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah
masyarakat yang pada saat sekarang ini. Dalam aliran rekonstruksionisme
berusaha menciptakan kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum
lama. Prograsive pendidikan didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
harus terpusat pada anaknya bukan memfokuskan pada guru atau bidang
studi. Ini berkelanjutan pada pendidikan rekonstruksionisme yaitu guru
harus menyadarkan si pendidik terhadap masalah-masalah yang dihadapi
manusia untuk diselesaikan, sehingga anak didik memiliki kemampuan
memecahkan masalah tersebut.

3. Teori Pendidikan Aliran Rekonstruksionisme

Teori pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh


brameld terdiri dari Enam tesis, yaitu;

 Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka


menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar
budaya kita dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan
ekonomi dan sosial masyarakat modern. Sekarang peradaban
menghadapi kemungkinan penghancuran diri. Pendidikan harus
mensponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Oleh
karena itu, kekuatan technologi yang sangat kuat harus
dimanfaatkan untuk membangun ummat manusia, bukan untuk
menghancurkan.
 Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi saja,
dimana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol
oleh warganya sendiri.
 Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh
kekuatan budaya dan sosial. Menurut rekonstruksionisme, hidup
beradap adalah hidup berkelompok, sehingga kelompok akan
memainkan peran yang penting di sekolah. Pendidikan merupakan
realisasi dari sosial (social self realization). Melalui pendidikan,
individu tidak hanya mengembangkan aspek-aspek sifat sosialnya
melainkan juga belajar bagaimana keterlibatannya dalam
perencanaan sosial. Sehingga dari sini kita bisa lihat bahwa
rekonstuksi tidak mengabaikan masyarakat yang sangat berperan
dalam membentuk individu.
 Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan
cara bijaksana yaitu dengan memperhatikan prosedur yang
demokratis. Guru harus mengadakan pengujian secara terbuka
terhadap fakta-fakta, walaupun bertentangan dengan
pandangannya. Guru mendatangkan beberapa pemecahan alternatif
dengan jelas dan ia memperkenankan siswa-siswanya untuk
mempertahankan pandangan-pandangan mereka sendiri.
 Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya
dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini dan untuk
menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial. Yang penting dari
sini sains sosial adalah mendorong kita untuk menemukan nilai-
nilai, dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu
bersifat universal.
 Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran,
metode yang dipakai, struktur administrasi dan cara bagaimana
guru dilatih. Semua itu harus dibangun kembali bersesuaian
dengan teori kebutuhan tentang sifat dasar manusia secara rasional
dan ilmiah. Kita harus menyusun kurikulum dimana pokok-pokok
dan bagiannya dihubungkan secara integral, tidak disajikan sebagai
suatu sekuensi komponen pengetahuan.
 3. Pandangan-pandangan tentang rekontruksionisme
a. Pandangan Ontology
Dengan antologi dapat mengetahui tentang bagaimana hakekat
dari segala sesuatu, Aliran rekonsrtuksionisme memandang bahwa
realita itu bersifat universal, yang mana realita itu ada dimana dan
sama disetiap tempat. Menurut Noor Syam.Untuk mengerti suatu
realita beranjak dari sesuatu yang kongkrit dan menuju kearah
yang khusus menampakkan diri dalam perwujudan sebagai mana
yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca indra
manusia seperti hewan,dan tumbuhan atau bneda lain disekeliling
kita ,dan realita yang kita ketahui dan kita hadapi tidak terlepas
darisuatu system, selain subtansi yang dipunyai dari tiap- tiap
benda tersebut, dan dapat dipilih melalui akal pikiran.
b. Pandangan Epistimologis
Kajian epistimologis aliran ini berpijak pada pola pemikiran
bahwa untuk memahami realita alam nyata memerlukan suatu azaz
tahu, dalam arti bahwa tidak mungkin memahami reaalita ini tampa
melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita terlebuh
dahulu melalui penemuan suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan.
Karenanya baik indra maupun rasio sama-sama berfungsi
membentuk pengetahuan, dan akal dibawa oleh panca indra
menjadi pengetahuan dalam yang sesungguhnya.
c. Pandangan Ontologis
Barnadib mengungkapkan bahwa aliran rekonstruksionisme
memandang masalah nilai berdasarkan azas- azas supera natural
yakni menerima nilai natural yang universal, yang abadi
berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat manusia adalah emanasi
(pancaran ) yang potensial yang berasal dari dan dipimpin oleh
tuhan dan atas dasar inilah tinjauan tentang kebenaran dan
keburukan dapat diketahuinya. Kemudian manusia sebagai subyek
telah mempunyai potensi- potensi kebaikan dan keburukan sesuai
dengan kodratnya.

4. Implikasi Aliran Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap Peserta Didik


Dalam Pendidikan

Sisiwa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia


pembangun masyarakat masa depan dan perlu berlatih keras untuk menjadi
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat
masa depan. Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan
hal yang berharga. Keseluruhan pribadi dan tanggung jawab sosial
ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar belakang budaya.

Pada intinya aliran memandang manusia sebagai makhluk sosial.


Manusia tumbuh dan berkembang dalam keterkaitannya dengan proses
sosial dan sejarah dari pada masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan
untuk menandakan pembaharuan dan pembangunan masyarakat.
Perkembangan ilmu dan teknologi tidak hanya memberikan seumbangan
yang sangat berarti bagi masyarakat, namun juga membawa dampak
negatif. Masyarakat yang hidup damai berangsung-angsur diganti oleh
masyarakat yang coraknya tidak menentu dan tidak kemantapan, serta
yang lebih penting dari itu lepasnya individu dalam keterkaitannya dalam
masyarakat dan adanya ketersaingan.

C. KESIMPULAN

Rekonstruksionisme berasal dari kata Rekontruksi, tersusun dari dua kata


“Re” yang artinya kembali dan “konstruk” yang artinya menyusun. Jika keduanya
digabungkan maknanya menjadi penyusunan kembali. Dalam filsafat pendidikan
rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berupaya merombak tata susunan
lama dan juga tata susunan hidup kebudayaan yang mempunyai corak modern
serta menjadi kesepakatan antar manusia. Filsafat Rekonstruksionisme adalah
sebuah aliran dalam filsafat yang berfokus pada proses rekonstruksi atau
pembangunan kembali konsep-konsep dasar dalam suatu bidang atau disiplin
ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N. F. (2020, November 26). Apa itu Filsafat Menurut Para Ahli, Berikut
Manfaatnya dalam Kehidupan. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jabar/apa-itu-filsafat-menurut-para-ahli-
berikut-manfaatnya-dalam-kehidupan-kln.html
Imroini, F. (2020, Mei 28). Pengertian Filsafat Aliran Rekonstruksionisme dan
Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/fatratulimroini9032/5ecfb08fd541df489675
7a32/pengertian-filsafat-aliran-rekonstruksionisme-dan-tokoh-tokoh-
aliran-rekonstruksionisme
http://dheanurulagustina.blogspot.com/2011/12/teori-pendidikan-
rekonstruksionisme.html?m=1
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/course/view.php?id=23197
https://www.kumpulanmakalahmahmud.com/2013/10/filsafat-rekontruksionisme-
pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai