Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap

Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

PENGARUH FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME


TERHADAP RUMUSAN KONSEP PENDIDIKAN
SERTA TINJAUAN ISLAM TERHADAPNYA
Ali Mubin
alimubin1972@gmail.com
(Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Abstrak:
Rekontruksionisme mengasumsikan manusia makhluk sosial mempunyai orientasi ke
masa lalu dan sekarang dengan tujuan pendidikan terhadap pembentukkan masyarakat yang
lebih baik dengan kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan sosial di
atas kepentingan individu tujuannya tanggung jawab tentang masa depan masyarakat. Dan
Pengaruh filsafat rekonstruksionisme terhadap pendidikan adanya perubahan rancangan
kurikulum, metode, media, azas belajar, budaya dan sumber belajar ke arah yang lebih
progresif yang dianggap mampu menjawab tantangan zaman, dan pendidikan harus
memadukan antara daya nalar, pikir, akal dan rasio dengan hati yang menjadi patokan dan
ukuran tingkah laku manusia dengan iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Kata Kunci: Filsafat, Rekonstruksionisme, Rumusan pendidikan Islam

A. Pendahuluan individual interprenurship dirubah kearah


Kemunculan filsafat coorperative yang bersendikan konsep
rekontruksionisme ini berangkat dari kerja sama kolektif. Konsep ini, kemudian
kondisi masyarakat Amerika pada mampu meningkatkan taraf kehidupan
khususnya dan masyarakat industri pada masyarakat yang lebih baik. Keadaan ini,
umumnya, yang semakin meninggalkan meyakinkan para pemikir pendidikan
sebuah tatanan dunia yang diidam- bahwa pendidikan perlu mempunyai
idamkan. Perkembangan ilmu, teknologi, konsep dan peran yang positif dalam
dan industrialisasi pada satu sisi mengadakan rekontruksi masyarakat.
memberikan kontribusi positif bagi Masyarakat yang direkontruksi ini,
peningkatan kesejahteraan, akan tetapi hendaknya lebih mengutamakan
disisi lain ia telah menimbulkan pengaruh- kebersamaan dari pada kepentingan-
pengaruh yang negatif. Masyarakat yang kepentingan individu.
tenang, tentram, dan damai, pelan-pelan Pada dasarnya rekonstruksionisme
telah tergiring pada keterasingan. Ada sepaham dengan perealisme dalam hendak
yang menganggap, kondisi ini karena mengatasi krisis kehidupan modern. Hanya
adanya sifat loises faire, kompetisi yang saja jalan yang ditempuh berbeda, jika
terlalu berlebihan sehingga bermuara pada perealisme memilih untuk kembali kepada
pemenuhan kepentingan individual dari kebudayaan lama yang telah teruji dan
pada kepentingan sosial, pada masyarakat terbukti mampu membawa manusia
Amerika. mengatasi krisis sedangkan
Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan rekonstrukinisme berusaha membina suatu
di bidang ekonomi, yang semula berbentuk consensus yang paling luas dan paling

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 69
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

mungkin mencapai tujuan utama dan perenialisme memilih cara tersendiri, yakni
tertinggi dalam kehidupan manusia untuk dengan kembali kea lam kebudayaan lama
mencapai tujuan itu, rekonstruksinisme (regressive road culture) yang mereka
berusaha mencari kesepakatan semua anggap paling ideal. Sementara itu aliran
orang mengenai tujuan utama yang dapat rekonstruksionisme menempuhnya dengan
mengatur tata kehidupan manusia dalam jalan berupaya membina suatu consensus
suatu tatanan baru seluruh lingkungannya. yang paling luas mengenai tujuan pokok
Oleh karena itu, pada aliran dan tertinggi dalam kehidupan umat
rekonstruksionisme ini, peradaban manusia manusia. Aliran rekonstruksionisme
masa depan sangat ditekankan. berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan
Rekonstruksionisme menaruh perhatian dunia merupakan tugas semua umat
terhadap pendidikan dalam kaitannya manusia. Karenanya, pembinaan kembali
dengan masyarakat. daya intelektual spiritual yang sehat
melalui pendidikan yang tepat dan
B. Pemikiran Filsafat membina kembali manusia dengan nilai
Rekonstruksionisme dan norma yang benar pula demi generasi
1. Pemikiran aliran filsafat sekarang dan generasi yang akan datang,
rekonstruksionisme dalam bidang sehingga terbentuk dunia baru dalam
pendidikan pengawasan umat manusia. Di samping itu,
Dalam filsafat pendidikan, aliran aliran ini memiliki persepsi bahwa masa
rekonstruksionisme merupakan suatu aliran depan suatu bangsa merupakan suatu dunia
yang berusaha merombak tata susunan yang diatur dan diperintah oleh rakyat
lama dengan membangun tata susunan secara demokratis, bukan dunia yang
hidup kebudayaan yang bercorak modern.1 dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita
Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya yang sesungguhnya tidak hanya teori,
sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu tetapi mesti diwujudkan menjadi
berawal dari krisis kebudayaan modern. kenyataan, sehingga mampu meningkatkan
Menurut Muhammad Noor Syam, kedua kualitas kesehatan, kesejahteraan dan
aliran tersebut memandang bahwa keadaan kemakmuran serta keamanan masyarakat
sekarang merupakan zaman yang tanpa membedakan warna kulit, keturunan,
mempunyai kebudayaan yang terganggu nasionalisme, agama (kepercayaan) dan
oleh kehancuran, kebingungan dan masyarakat bersangkutan.
kesimpangsiuran. a. Pandangan Ontologis
Meskipun demikan, prinsip yang Aliran rekonstruksionisme
dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama memandang bahwa realita itu bersivat
dengan prinsip yang dipegang oleh aliran universal, realita itu ada dimana-mana dan
filsafat perenialisme. Keduanya sama disetiap tempat. Menurut Muhammad
mempunyai visi dan cara yang berbeda Noor Syam, untuk mengerti realita, kita
dalam pemecahan yang akan ditempuh tidak hanya harus melihat sesuatu yang
untuk mengembalikan kebudayaan yang konkrit tetapi juga sesuatu yang khusus,
serasi dalam kehidupan. Aliran karena realita yang kita ketahui dan hadapi
tidak terlepas dari suatu sistem, selain
1 substansi yang dipunyai dari tiap sesuatu
Ibid, hal. 118

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 70
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

tersebut. Sebagai substansi, tiap realita itu Nya. Dalam perkembangan selanjutnya,
selalu bergerak dan berkembang dari penafsiran ini didukung oleh Thomas
potensialitas menuju aktualitas, sehingga Aquinas. Menurut Thomas Aquinas, untuk
gerakan tersebut mencakup tujuan dan mengetahui realita yang ada harus
terarah, guna mencapai tujuannya masing- berdasarkan iman, sementara
masing dengan caranya sendiri, karena tiap perkembangan rasional hanya dapat
realita memiliki perspektif tersendiri. dijawab dan mesti diikuti dengan iman.
Pada prinsipnya aliran b. Pandangan Epistimologis
rekonstruksionisme memandang alam Kajian epistimologis, aliran ini lebih
metafisika merujuk dualism. Menurut merujuk kepada pendapat aliran
Bakry, aliran ini berpendirian bahwa alam pragmatism dan perenialisme.Menurut
nyata ini mengandung dua macam hakikat aliran ini, untuk memahami realita
sebagai asal sumber, yakni hakikat materi memerlukan suatu asas tahu. Maksudnya,
dan hakikat ruhani. Kedua macam hakikat kita tidak mungkin memahami realita ini
ini memiliki ciri yang bebas dan berdiri tanpa melalui proses pengalaman dan
sendiri, azali dan abadi.Dan hubungan hubungan dengan realita terlebih dahulu
keduanya menciptakan hubungan dalam melalui penemuan ilmu pengetahuan.
alam. Menurut Descartes, pada umumnya Karenanya, baik indera maupun rasio
manusia tidak sulit menerima prinsip sama-sama berfungsi membentuk
dualism ini, yang menunjukkan bahwa pengetahuan yang sesungguhya.
kenyataan lahir dapat segera ditangkap Aliran ini juga berpendapat bahwa
oleh panca indera manusia, sementara dasar dari suatu kebenaran dapat
kenyataan batin segera diakui dengan dibuktikan dengan self-efidence, yakni
adanya akal dan perasaan hidup. Dibalik bukti yang ada pada diri sendiri, realita dan
gerak realita sesungguhnya terdapat eksistensinya. Dengan kata lain
kausalitas yang menjadi pendorong dan pengetahuan yang benar buktinya ada di
penyebab utama atau kausa prima.Kausa dalam pengetahuan ilmu itu sendiri.
prima ialah Tuhan, yang menggerakkan Sebagai ilustrasi, adanya Tuhan tidak perlu
Kausa prima ialah Tuhan, yang dibuktikan dengan bukti-bukti lain atas
menggerakkan sesuatu. Tuhan adalah eksistensi Tuhan. Pedoman aliran ini
aktualitas murni yang sama sekali sunyi berasal dari ajaran Aristoteles yang
dari substansi. Menurut Muhammad Noor membicarakan dua hal pokok, yakni
Syam, pemikiran di atas berasal dari pikiran (ratio) dan bukti (efidence) yang
gerakan intelektualitas pada abad menggunakan jalan silogisme. Silogisme
pertengahan yang mencapai kristalisasi menunjukkan hubungan logis antara
pada abad IX – XIV, yang memberikan premis mayor, premis minor, dan
argumentasi rasio tentang eksistensi kesimpulan (conclusion), yang memakai
Tuhan. Seorang tokoh utama Scholastic, cara pengambilan kesimpulan deduktif dan
Alselpus, menyatakan bahwa secara kritis induktif.
realita semesta dapat dipahami dan tidak c. Pandangan Aksiologis
ada sesuatu di alam nyata ini di luar Dalam proses interaksi sesama
kekuasaan Tuhan, karena semua itu manusia diperlukan nilai-nilai. Begitu juga
sebagai perwujudan dari kesempurnaan- dalam hubungan manusia dengan alam

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 71
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

semesta, prosesnya tidak mungkin direncanakan biasanya bersifat idea, suatu


dilakukan dengan sikap netral. Dalam hal cita-cita tentang manusia atau warga
ini, manusia sadar ataupun tidak sadar negara yang akan dibentuk. Kurikulum ini
telah melakukan proses penilaian, yang lazim mengandung harapan-harapan yang
merupakan kecenderungan manusia. Tapi sering berbunyi muluk-muluk.2
secara umum ruang lingkup pengertian Kurikulum dapat ditinjau dan
“nilai” ini tidak terbatas. Menurut ditafsirkan dari segi lain, diantaranya;
Barnadib, aliran rekontruksionisme 1) Kurikulum dapat dilihat sebagai
memandang masalah nilai berdasarkan produk, yakni sebagai hasil karya para
asas-asas supranatural, yaitu menerima pengembang kurikulum.
nilai natural yang universal, yang abadi, 2) Kurikulum dipandang sebagai
berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat program, yakni alat yang dilakukan
manusia adalah emanasi potensial yang oleh sekolah untuk mencapai
berasal dari Tuhan. Atas dasar pandangan tujuannya, ini dapat berupa
inilah tinjauan tentang kebenaran dan pembelajaran berbagai mata pelajaran
keburukan dapat diketahui. Kemudian tetapi dapat juga meliputi segala
manusia sebagai subjek telah memiliki kegiatan yang dianggap dapat
potensi-potensi keabadian dan keburukan mempengaruhi perkembangan siswa.
sesuai dengan kodratnya. Kebaikan itu 3) Kurikkulum dapat pula dipandang
akan tetap tinggi nilainya bila tidak sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dikuasai oleh hawa nafsu, disinilah akal dipelajari siswa, yakni pengetahuan,
berperan menentukan. sikap keterampilan tertentu.
Neo-Thomisme memandang bahwa 4) Kurikulum sebagai pengalaman siswa.
etika, estetika, dan politik sebagai cabang Ketiga pandangan di atas berkenaan
dari filsafat praktis yang berhubungan dengan perencanaan kurikulum,
dengan prinsip-prinsip moral, kreasi sedangkan pandangan ini mengenai apa
estetika, dan organisasi politik. Karenanya, yang secara aktual menjadi kenyataan
dalam arti teologis, manusia perlu pada tiap siswa. Ada kemungkinan,
mencapai kebaikan tertinggi, yakni bersatu bahwa apa yang diwujudkan pada diri
dengan Tuhan, kemudian berfikir rasional. anak berbeda dengan apa yang
Terkait dengan masalah estetika, maka diharapkan menurut rencana.
hakikat keindahan khusus atau pancaran Para pengembang kurikulum harus
dari unsur keindahan universal yang abadi mempunyai nilai filosofi yang jelas tentang
yakni Tuhan. apa yang mereka junjung tinggi. Filsafat
yang kabur akan menimbulkan kurikulum
2. Pengaruh filsafat rekonstruksionisme yang tidak menentu arahnya. Kurikulum
terhadap asas belajar, kurikulum, sebagai rekontruksi sosial mengutamakan
budaya dan metode pendidikan. kepentingan sosial di atas kepentingan
a. Pengaruh filsafat rekontruksionisme individu. Tujuannya adalah tanggung
terhadap kurikulum jawab tentang masa depan masyarakat.
Kurikulum adalah sesuatu yang Tugas kurikulum demikian bukanlah
direncanakan sebagai pegangan guna 2
mencapai tujuan pendidikan. Apa yang S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1995), hal. 8

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 72
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

sesuatu yang baru akan tetapi selalu tentang masyarakat yang akan dibentuk,
merupakan suatu bagian dari fungsi bahkan suatu masyarakat yang ideal,
pendidikan, karena pendidikan selalu utopia.
berkaitan tujuannya dengan masa Tokoh lain yang terkenal adalah
mendatang. Hingga manakah taraf Paulo Freire, melaksanakan pendekatan ini
tanggung jawab itu berbeda-beda menurut di dunia ketiga. Ia berusaha agar orang
pendapat pendidik tertentu. Sekolah menyadari benar-benar keadaan
biasanya dipandang sebagai agen of social sosiokulturalnya di mana ia hidup agar
change, badan untuk mengadakan mereka tergerak untuk mengubahnya dan
perubahan sosial. Sekolah merupakan memperbaiki nasibnya. Banyak kesulitan
jembatan antara masa kini dengan masa menurut Freire yang dihadapinya, antara
mendatang, antara realitas masa kini lain cara berfikir masyarakat yang telah
dengan masa datang.3 dipengaruhi dan dikendalikan oleh
Dalam pendekatan ini terdapat dua masmedia, sistem pendidikan yang
aliran, yakni yang bersifat adaptif dan mempertahankan status quo, dan
reformatories. Yang pertama pemimpin-pemimpin politik yang
menginginkan agar individu dipersiapkan mendahulukan kepentingan golongan elite
untuk menghadapi perubahan-perubahan di atas kepentingan masyarakat banyak.
yang pasti terjadi di masa mendatang b. Pengaruh filsafat rekontruksionisme
dengan harapan agar ia sanggup terhadap asas belajar
mempertahankan hidupnya dalam dunia Menurut Jerome Bruner, belajar
yang serba dinamis dan tidak stabil ini. adalah memperoleh informasi, yang
Untuk itu kurikulum perlu didasarkan atas bersamaan atau yang bertentangan dengan
masal-masalah sosial, ekonomi, politik yang ada, mentransformasinya, yaitu
sekarang agar murdi-murid mampu memanipulasinya dengan intrapolasi dan
menghadapinya kelak. Golongan reformis ekstrapolasi, agar sesuai dengan tugas yang
bukan hanya mempersiapkan individu dihadapi, dan mengecek keserasiannya
untuk menghadapi masalah di masa depan, dengan tugas. Untuk ini diperlukan
akan tetapi juga menginginkan agar pertimbangan dan penilaian.5
individu turut aktif mengadakan perubahan Ada dua prinsip penting yang
yang diinginkan. Salah seorang diantara dikemukakan dalam tulisan Bruner, yakni;
mereka adalah Ivan Illic. Penganut 1) Perolehan pengetahuan adalah proses
kontruksi sosial mengutamakan hubungan aktif
kurikulum dengan masa depan masyarakat 2) Individu secara aktif merekontruksi
bukan dengan keadaan sekarang. Mereka pengalamannya dengan menghubung-
menaruh kepercayaan atas kesanggupan kan pengetahuan baru dengan “internal
manusia untuk membentuk masa modal” atau struktur kognitif yang
depannya.4 Harold G. Shane, penganut telah dimilikinya.
reformis futurologist melihat kemungkinan Pendekatan Bruner disebutnya
bagi manusia untuk mengadakan pilihan “konseptualisme instrumental” berdasarkan
dua segi proses kognitif, yakni:
3
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum,
5
(Bandung: Citra Aditia Bakti, 1993), hal. 24 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta:
4
Ibid, hal. 25 Bumi Aksara, 1995), hal. 85

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 73
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

1) Manusia mengkontruksi model pada bukan karena dipaksakan oleh orang


dirinya tentang dunia realitas, dan ia lain. Seseorang harus bersedia
mengenal dunia berdasarkan model itu. mengalami bermacam-macam
2) Model itu semula diadopsi, diterima kesukaran dan berusaha dengan tekun
dari kebudayaannya, kemudian untuk mencapai tujuan yang berharga
mengadopsi, menyesuaikannya bagi baginya.
keperluan dirinya. Persepsi pada 2) Selain tujuan pokok yang hendak
hakikatnya proses konstruktif, dicapai, diperolehnya pula hasil-hasil
mengkatagorisasi informasi atau sambilan atau sampingan, belajar lebih
mengangkat informasi pada taraf berhasil dengan jalan berbuat atau
katagori. Karena itu manusia tidak melakukan. Belajar sebagai
pasif, juga tidak reaktif, melainkan keseluruhan aktivitas, tidak dengan
aktif. otaknya atau secara intelektual saja,
Menurut Bruner, sekolah didirikan tetapi juga secara sosial, emosional,
masyarakat sebagai alat untuk etis dan estetika.
meningkatkan kemampuan intlektual anak, 3) Dalam hal belajar seorang
dengan cara: memerlukan bantuan dan bimbingan
1) Menerjemahkan teori menjadi struktur dari orang lain. Untuk belajar
yang dapat dipahami anak melalui diperlukan insight apa yang dipelajari
dialog antar guru dan anak harus benar-benar dipahami. Belajar
2) Mengembangkan rasa kepercayaan bukan menghafal fakta lepas secara
pada siswa akan kemampuannya verbalitas.
memecahkan masalah dengan 4) Di samping mengejar tujuan belajar
menggunakan kemampuan mentalnya. yang sebenarnya, seorang sering
3) Membimbing siswa agar ia sendiri mengejar tujuan-tujuan lain, misalnya:
dapat mempelajari berbagai macam orang belajar main badminton, juga
bahan pelajaran atau memecahkan ingin menjadi juara. Belajar lebih
masalah yang dirumuskannya sendiri, berhasil, apabila usaha itu memberi
menggunakan kemampuan mentalnya sukses yang menyenangkan.
secara ekonomis dengan mencari 5) Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi
relevansi dan memahami struktur harus didahului oleh pemahaman.
bahan yang dipelajarinya serta Belajar hanya mungkin kalau ada
memupuk kejujuran intelektual. kemauan dan hasrat untuk belajar.6
Prinsip-prinsip Belajar Transfer Belajar
Menurut S. Nasution, belajar itu Salah satu tujuan utama dalam
tidak sesederhana seperti digambarkan pendidikan ialah transfer of leraning.
oleh ilmu jiwa, melainkan sangat Dengan transfer dimkasud kesanggupan
kompleks. Dari hasil penelitiannya, ada seseorang untuk menggunakan suatu
beberapa prinsip belajar diantaranya: kecakapan, pengertian, prinsip-prinsip dan
1) Agar seorang benar-benar belajar ia lain-lain yang diperolehnya dalam suatu
harus mempunyai suatu tujuan. Tujuan lapangan ke dalam situasi yang baru.
itu harus timbul dari atau berhubungan 6
dengan kebutuhan hidupnya dan S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 48

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 74
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

Jenis-jenis Belajar sempit adalah sekolah, yaitu pengajaran


Menurut S. Nasution, bahwa belajar yang diselenggarakan di sekolah sebagai
itu berhubungan erat dengan hal yang lembaga formal, sedangkan dalam
harus dipelajari, belajar berenang tidak pengertian luas adalah, segala pengalaman
sama sifatnya dengan belajar memecahkan belajar yang berlangsungkan dalam segala
soal matematika. Adapun jenis-jenis lingkungan dan sepanjang hidup. Bahwa
belajar menurut S. Nasution adalah sebagai pendidikan adalah segala situasi hidup
berikut; yang mempengaruhi perkembangan
8
1) Belajar berdasarkan pengamatan individu. Adapun fungsi metode secara
(sensory type of learning) umum adalah sebagai pemberi jalan atau
2) Belajar berdasarkan gerak (motor type cara yang sebaik mungkin bagi
learning) pelaksanaan operasional dari ilmu
3) Belajar berdasarkan hafalan (memory pendidikan tersebut. Sedangkan dalam
type learning) konteks lain metode dapat merupakam
4) Belajar berdasarkan pemecahan sarana untuk menemukan, menguji dan
masalah (problem type of learning) menyusun data yang diperlukan bagi
5) Belajar berdasarkan emosi (emotional pengembangan disiplin suatu ilmu.9
type learning) Adapun macam-macam metode pendidikan
Azas-azas belajar tersebut, jelas menurut Omar Muhammad al-Tommy al-
sangat dipengaruhi oleh filsafat Syaibani, untuk dijadikan pegangan bagi
rekontruksionisme, karena tujuan belajar seorang guru ada lima puluh enam metode
adalah bukan hanya otaknya saja, tetapi yang terbagi dalam sebelas kelompok,
secara keseluruhan, baik secara sosial dan yaitu sebagai berikut;10
emosional, juga untuk bisa menata hidup 1) Metode mengajar yang dasarnya pada
yang lebih baik di masa yang akan datang. alat-alat dan bahan-bahan yang
c. Pengaruh filsafat rekontruksionisme digunakan padanya, seperti metode
terhadap metode pendidikan kitab, metode perpustakaan, metode
Menurut Abudin Nata, dari segi laboratorium dan metode proyek.
bahasa metode berasal dari dua perkataan 2) Metode-metode yang berdasar pada
yaitu meta dan hodos. Meta berarti: cara yang diikutinya dalam
“melalui“ dan hodos berarti: “jalan“ atau mengemukakan fakta, seperti metode
“cara“. Dengan demikian metode dapat peraturan, metore lukis-lukisan, metode
berarti cara atau jalan yang harus dilalui contoh, metode lawatan ilmiah dan
untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, pelajaran, metode partisipasi untuk
adapula yang mengatakan bahwa metode latihan.
adalah suatu sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan ilmu atau 8
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan;
tersistemasikanya pemikiran.7 Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di
Pendidikan bisa diartikan secara luas
Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindi Persada), hal. 3
dan sempit, pendidikan dalam pengertian 9
Opcit, hal. 146
10
Omar Muhammad al-Tomy, alih bahasa
7
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Hasan Langgulung, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, tt), hal. 143 (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 558

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 75
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

3) Metode yang berdasar pada 10) Metode yang digunakan pada cara
penyusunan mata pelajaran, seperti dalam penilaian dan ulangan, seperti
metode penyusunan masa, metode metode lisan, metode laporan tertulis,
penyusunan psikologi, metode dan metode ujian tertulis.
penyusunan logic, metode penyusunan 11) Metode yang berdasarkan panca indra
mengikuti perkara, mata pelajaran, unit luar, seperti metode penglihatan,
pelajaran, atau mengikuti masalah metode pendengaran, dan metode
kehidupan. gerakan.11
4) Metode berdasarkan pada tujuan yang Adapun menurut Abudin Nata,
dituju oleh guru, seperti metode bahwa metode pendidikan terbagi atas 7
nasiahat, petunjuk dan bimbingan, (tujuh) macam, yaitu;
metode latihan, metode menikmati dan 1) Metode teladan
apresiasi, metode pemikiran, 2) Metode kisah-kisah
kesimpulan dan analisa, metode 3) Metode nasihat
penaksiran dan metode pengembangan 4) Metode pembiasaan
pengalaman. 5) Metode hukum dan ganjaran
5) Metode yang berdiri atas tujuan murid, 6) Metode ceramah
seperti metode penyelesaian atas 7) Metode diskusi.12
masalah, metode proyek. d. Tinjauan Islam Terhadap Filsafat
6) Metode yang berhubungan atas timbal Rekontruksionisme
balik antara murid dan guru seperti Pada prinsipnya filsafat
metode pengangkatan, metode rekrontruksionisme berupaya mencari
pelajaran terarah, metode proyek yang kesepakatan antara sesama manusia agar
dipilih dengan bebas. dapat mengatur tata kehidupan manusia
7) Metode yang berhungan timbal balik dalam suatu tatanan dan seluruh
antara murid-murid antara yang satu lingkungannya, maka pendidikan perlu
dengan yang lain, seperti kegiatan merombak tata susunan lama dan
perseorangan, metode kegiatan panitia, membangun tata susunan hidup
dan metode kegiatan kerjasama. kebudayaan yang baru, sehingga perlu
8) Metode-metode berdasarkan pada kerjasama antar umat manusia. Para tokoh
derajat keturutsertaan murid- murid pendidikan Islam telah banyak membahas,
pada proses pendidikan, seperti metode tentang pondasi pendidikan dalam Islam
persembahan bersama murid-murid, terutama filsafat sebagai konsep dasar
metode keturutsertaan tersusun dari maju mundurnya suatu pendidikan. Telah
murid-murid, metode memperdengar- menjadi mafhum bersama bahwa keadaan
kan bersama dan metode kegiatan dari masyarakat Islam diberbagai tempat dan
pihak murid-murid. negeri mengalami berbagai masalah
9) Metode yang berdasar pada derajat budaya, ekonomi, sosial dan politik, Hal
kebebasan berfikir, seperti metode ini disebabkan karena kaum muslimin
autokrasi atau tangan besi, metode tidak melaksanakan dengan sempurna
pengambilan kesimpulan dari awal,
11
metode kesimpulan terpimpin dan 12
Ibid, hal. 560
metode percobaan. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, tt), hal. 143

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 76
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

ajaran-ajaran dan hukum-hukum agama C. Kesimpulan


dalam segala urusan kehidupannya. Begitu Dari uraian tersebut di atas dapat
juga sebab keterbelakangan pemikirannya, disimpulkan bahwa filsafat
melupakan pendidikan, dan mengikuti rekontruksionisme mengasumsikan bahwa
orang lain dalam segala hal. manusia itu adalah makhluk sosial yang
Menurut Hasan Langgulung, bahwa mempunyai orientasi ke masa lalu dan
langkah pertama yang harus diambil untuk sekarang dengan tujuan pendidikan
memperbaiki proses pendidikan dalam terhadap pembentukkan masyarakat yang
sistem pendidikan yang dilaksanakan di lebih baik dengan kurikulum sebagai
negeri-negeri Islam adalah berusaha rekonstruksi sosial mengutamakan
membina filsafat pendidikan yang kepentingan sosial di atas kepentingan
menyeluruh, realistik, fleksibel mengambil individu yang tujuannya adalah tanggung
landasan-landasan dan prinsip-prinsipnya jawab tentang masa depan masyarakat.
dari prinsip-prinsip dan ajaran Islam yang Pengaruh filsafat rekonstruksionisme
mulia dan aqidahnya berkaitan dengan terhadap pendidikan yaitu adanya
alam, manusia, masyarakat dan kehidupan. perubahan rancangan kurikulum, metode,
Juga yang berhubungan dengan watak ilmu media, azas belajar, budaya dan sumber
pengetahuan manusia, watak-watak nilai belajar ke arah yang lebih progresif yang
moral dan watak proses pendidikan dan dianggap mampu menjawab tantangan
fungsinya dalam kehidupan.13 Aliran jaman. Islam memandang bahwa
filsafat pendidikan yang digunakan oleh pendidikan dianggap berhasil jika sanggup
masyarakat muslim harus menggabungkan menyatukan antara idealitas dengan
keaslian dan kemajuan serta bersumber rasionalitas pelaku pendidikan. Lebih
dari Islam yang kekal, juga kandungan- dalam Islam membuat konsep bahwa
kandungan yang terdiri dari aqidah yang pendidikan harus memadukan antara daya
sesuai dengan fitrah dan diterima oleh akal nalar, pikir, akal dan rasio dengan hati
yang sehat, juga harus dikaitkan dengan yang menjadi patokan dan ukuran tingkah
akhlak, juga mengenai yang kaitannya laku manusia. Out put pendidikan
hubungan antara manusia dengan semua dikatakan baik jika menghasilkan para
yang ada dalam alam jagat yang luas baik cendekiawan yang mahir dalam berbagai
benda atau bukan dengan penciptannya disiplin ilmu, juga hatinya beriman dan
yaitu Allah SWT. bertaqwa kepada Allah SWT.
Jadi pada prinsipnya selagi aliran
filsafat rekontruksionisme baik landasan DAFTAR PUSTAKA
ontologis, epistomologis dan aksiologisnya
tidak bertentangan dengan konsep-konsep Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan
Islam di atas, maka Islam akan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husana,
menerimanya dengan terbuka, tetapi 1992.
apabila nilai-nilai filsafat tersebut Muhammad al-Tomy, Omar, alih bahasa
bertentangan dengan konsep-konsep Islam Hasan Langgulung, Filsafat
tentu akan sendirinya akan ditolak. Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979.
13
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan
Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husana, 1992), hal. 37

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 77
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

Mudyahardjo, Redja, Pengantar _________, Didaktik Asas-asas Mengajar,


Pendidikan; Sebuah Studi Awal Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Tentang Dasar-dasar Pendidikan ________, Pengembangan Kurikulum,
Pada Umumnya dan Pendidikan di Bandung: Citra Aditia Bakti, 1993
Indonesia, Jakarta: Raja Grafindi
Persada. Jalaludin dan Idi, Abdullah, Filsafat
Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Media, 2007.
Jakarta: Gaya Media Pratama, 2006.
S. Praja, Juhaya, Aliran-aliran Filsafat dan
Nasution, S, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Etika, Jakarta: Prenada Media, 2005.
Bumi Aksara, 1995.

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 78
Pengaruh Filsafat Rekonstruksionisme Terhadap
Rumusan Konsep Pendidikan Serta Tinjauan Islam Terhadapnya

Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 1 Maret 2018. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 70

Anda mungkin juga menyukai