NIM : 4193311059
Kelas : 19F
Kelompok : 3
Kondisi lingkungan demikian telah membentuk suatu tipe ekosistem pulau kecil yang
unik dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan akan sulit untuk pulih kembali
bila mengalami gangguan. Suatu kebijakan yang tepat bahwa pulau ini telah ditetapkan
sebagai kawasan konservasi dengan status cagar alam. ( Partomihardjo, 2008 )
Defenisi biodiversitas cukup banyak, tetapi salah satu defenisi yang paling mudah
dipahami yaitu “ kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,
genetika yang dikandungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup”.
Setiap tingkatan biologi mempunyai arti penting bagi keberlangsungan hidup spesies dan
komunitas alami, dan semua itu penting bagi manusia. Keanekaragaman spesies mewakili
jangkauan adaptasi evolusi dan ekologi suatu spesies terhadap lingkungan tertentu. ( Salim,
2018)
Sebagian besar menyatakan keanekaragaman hayati tidak sama dengan jumlah spesies,
karna istilah yang pertama bersifat lebih umum. Jika yang dimaksud keanekaragaman
terbatas pada jumlah spesies, menurut kalangan ini lebih sesuai dipakai istilah kekayaan
spesies. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan system
biologis. ( Leksono, 2011 )
b. Bahan
b. Biodiversitas Fauna
2. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini, lokasi yang menjadi tempat pengamatan biodiversitas fauna dan flora
adalah di FMIPA Unimed. Flora yang ditemukan pada 1×1 m lapangan rumput adalah
Aldeniandia (Rumput Mutiara), Gunura divarirata (Rumput Dewa), Chuperus rotundus
(Rumput jarum), Bryophita (Lumut), Brachiaria detumbens (Rumput bede), Mimosa pudica
(Putri malu), Phylontus urinaria (Meniran), Centella asiatica (Pegagan), Cyperus rotundus
(Rumput teki), Lopatherium gracile (Rumput bambu), Penisetum purpereum (Rumput gaja),
Amaranthus spinosios (Bayam duri), Volvariella sp (Jamur), Caladium (Daun keladi), dan
Pteridium aquilinum (Paku). Masing-masing flora tersebut ditemukan 1 buah.
Sedangkan fauna yang ditemukan pada 1×1 m lapangan rumput adalah Anax imperator
(Capung), Malaria anopheles sp (Nyamuk), Rana macrodon (Katak), Nephila maculate
(Laba-laba), Achatina fulica (Siput), Caelifera (Belalang), Macrothylaciarubi (Ulat bulu),
Lumbricina (Cacing), Formitidae (Semut), dan Grillidae (Jangkrik). Masing-masing fauna
tersebut ditemukan 1 ekor.
Kesimpulan
Leksono A. S., 2011, Keanekaragaman Hayati Teori dan Aplikasi, UB Press, Malang.
Njurumana G. N., 2016, Masyarakat Desa dan Manajemen Biodiversitas Flora Pada Sistem
Pekarangan di Kabupaten Sumba Tengah, Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea,
Vol 5(1): 25-36.
Partomihardjo T., Ismail, 2008, Keanekaragaman Flora Cagar Alam Nusabarong, Jurnal
Biologi, Vol 9(1): 67-80.