Anda di halaman 1dari 9

Inventarisasi Flora dan Fauna Di Kawasan Cagar Alam Gebugan

Gunung Ungaran, Desa Limbangan


Tim KKN PPM Limbangan

2019

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan tropis antara dua benua
(Asia dan Australia) dan dua Samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) yang terdiri
atas sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Wilayah Indonesia
luasnya sekitar 9 juta km2 (2 juta km2 daratan, dan 7 juta km2 lautan). Luas wilayah Indonesia
ini hanya sekitar 1,3% dari luas bumi, namun mempunyai tingkat keberagaman kehidupan yang
sangat tinggi. Untuk tumbuhan, Indonesia diperkirakan memiliki 25% dari spesies tumbuhan
berbunga yang ada di dunia atau merupakan urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah
spesies mencapai 20.000 spesies, 40% merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia. Famili
tumbuhan yang memiliki anggota spesies paling banyak adalah Orchidaceae (anggrek-anggrekan)
yakni mencapai 4.000 spesies. Untuk jenis tumbuhan berkayu, famili Dipterocarpaceae memiliki
386 spesies, anggota famili Myrtaceae (Eugenia) dan Moraceae (Ficus) sebanyak 500 spesies dan
anggota famili Ericaceae sebanyak 737 spesies, termasuk 287 spesies Rhododendrom dan 239
spesies Naccinium (Whitemore 1985 dalam Santoso 1996).
Keanekaragaman flora fauna yang melimpah merupakan modal dasar bagi pembangunan
nasional yang dapat dimanfaatkan bagi kemakmuran bangsa. Pemanfaatan keanekaragaman ini
harus memperhatikan aspek kelestarian sehingga keanekaragaman tersebut tetap terjaga. Setiap
daerah memiliki tanaman dan binatang yang hanya terdapat di daerah tersebut, yang biasa disebut
dengan istilah flora fauna lokal atau endemik. Flora fauna local adalah jenis tanaman dan hewan
yang secara alami hanya terdapat pada wilayah tertentu saja dan tidak terdapat di daerah lain.
Oleh karena itu jenis flora fauna ini disebut dengan istilah flora fauna khas yang biasanya
menjadi simbol bagu daerah tersebut.
Desa Limbangan merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Kendal dengan
luas sekitar 833.570 Ha, memiliki wilayah yang berbukit-bukit dengan ketinggian sekitar 450 m
dpl terdiri dari 45.800 Ha pemukiman, 152.625 Ha sawah, 355.000 Ha kebun, 17.000 Ha hutan
dan 263.139 Ha perkebunan milik swasta. Desa Limbangan dilalui oleh dua sungai besar yaitu
sungai Kebrok dan sungai Kalimoyo serta terdiri dari lima dukuh, yaitu Tercel, Bulu Sari,
Brujulan, Borangan dan Banyuwindu.
Desa Limbangan merupakan desa yang masih asri. Potensi yang dimiliki adalah
kondisinya yang masih lestari, dengan panorama yang tergolong masih asri dan kaya akan
keanekaragaman hayati. Keindahan panorama yang dimiliki tidak terlepas dari susunan vegetasi
yang masih beragam yang berpadu dengan kekayaan alam lainnya. Komposisi hutan alam dan
pepohonan mendukung keberadaan flora-fauna alam yang khas,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis flora fauna lokal di
Desa Limbangan, Kabupaten Kendal, dengan melakukan identifikasi dan diharapkan dapat
membantu dalam upaya konservasi dan mempertahankan keberadaan flora fauna lokal ini dimasa
mendatang dengan menyediakan data dan informasi mengenai flora fauna khas Limbangan,
sehingga dapat dijadikan bahan acuan bagi yang memerlukannya.
2. Metode penelitian

Lokasi dan waktu penelitian


Wilayah kegiatan penelitian dilakukan di Desa Limbangan, Kendal, Jawa Tengah yang
terfokus di area hutan Dusun Banyuwindu dan Borangan. Area ini masih menjadi bagian dari
kawasan Gunung Ungaran tepatnya terletak di sebelah barat daya Gunung Ungaran dan
berbatasan dengan hutan alam sehingga keanekaragaman flora dan faunanya masih beragam.
Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2019.

Gambar 1.1 Peta Lokasi Desa Limbangan

Prosedur penelitian
Pengumpulan data flora dan fauna dilakukan dengan cara: (a) pengamatan langsung di
lapangan; (b) wawancara dengan masyarakat setempat; dan (c) penelusuran data sekunder.
Metode yang dilakukan yaitu pengamatan dengan metode transek. Pengamatan langsung di
lapangan terfokus di area hutan pinus, persawahan, dan perkebunan kopi di kawasan Dusun
Banyuwindu dan Dusun Borangan.
Flora yang didata yaitu berupa kelompoK semak, perdu, herba, dan pohon. Sementara
fauna yang didata yaitu kelompok mamalia, aves, insect, dan herpet. Identifikasi spesies
dilakukan dengan bantuan buku- buku panduan dan studi literatur lain. Data yang diperoleh
ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif.
Metode pengamatan :
1. Pengamatan langsung
a. Metode Transek Jalur (Strip Transect)
Metode pengamatan menggunakan transek jalur dilakukan melalui pengamatan
sepanjang jalur yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian mencatat seluruh jenis
mamalia yang ditemukan secara langsung dan satwa tersebut masuk ke dalam jalur
pengamatan. Panjang dan lebar jalur pengamatan yang digunakan disesuaikan dengan
kondisi topografi dan kerapatan tegakan pada lokasi pengamatan.
b. Pengamatan Cepat (Rapid Assesment)
Metode ini digunakan untuk mengetahui jenis-jenis mamalia yang terdapat di lokasi
pengamatan. Pengamatan tidak harus dilakukan pada suatu jalur khusus atau lokasi khusus.
Pengamat cukup mencatat jenis-jenis mamalia yang ditemukan, misalnya pada saat
melakukan survei lokasi, berjalan di luar waktu pengamatan, dan sebagaianya. Metode ini
dapat digunakan untuk mengetahui jenis-jenis mamalia yang berada di lokasi pengamatan,
tetapi tidak dapat digunakan untuk menghitung pendugaan populasi.

c. Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai bahan acuan untuk mendapatkan data awal
mengenai keberadaan berbagai spesies mamalia pada lokasi pengamatan berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya. Selain data yang didapatkan dari penelitian sebelumnya, data juga
didapatkan melalui wawancara dengan masyarakat sekitar dan juga tokoh masyarakat.

3. Hasil penelitian

Dari keseluruhan hasil eksplorasi yang telah dilakukan selama 5 hari menunjukkan
bahwa tedapat beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang beragam. Untuk jenis tumbuhan yang
telah terdata adalah sejumlah 60 spesies. Dan untuk total jumlah fauna yang telah terdata oleh
him kami sejumlah 46 spesies. Jumlah total tersebut meliputi 21 jenis burung, 4 jenis mamalia, 4
jenis amfibi, 3 jenis capung, dan 10 jenis kupu-kupu.
Dari hasil eksplorasi di lapangan dan data flora dan fauna yang tercatat dalam tally sheet adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data Burung

No. Nama Jenis Nama Ilmiah


Ayam Hutan
1
Hijau Gallus varius
Blekok
2
Sawah Ardeola speciosa
Lonchura
3
Bondol Jawa leycogastroides
Bondol
4
Peking Lonchura punctulata
5 Bubut Jawa Centropus nigrorufus
Burung-
6
gereja Erasia Passer montanus
Cekakak
7
Jawa Halcyon cyanoventris
Cekakak
8
Sungai Todirhamphus chloris
Cinenen
9
Pisang Orthotomus sutorius
10 Elang Hitam Ictinaetus malayensis
11 Elang Sikep Spilornis cheela
Madu Asia
Elang Ular Takur
12 16
Bido Pernis ptilorhynchus Tenggeret Psilopogon australis
13 Kuntul Kecil Egretta garzetta Streptopelia
Kutilang 17
14 Tekukur chinensis
Biasa Pycnonotus aurigaster 18 Walet Collocalia linchi
Takur Kadalan Phaenicophaeus
15 Ungkut- Psilopogon 19
Kembang javanicus
Ungkut haemacephala
Layang-
20
Layang Asia Hirundo rustica
Layang-
21
Layang Batu Hirundo tahitica

Tabel 3.2 Data Mamalia


NO. Nama Jenis Nama Ilmiah
1. Tupai Akar Tupaia glis
2. Bajing kelapa Callosciurus notatus
3. Tikus pohon Rattus tiomanicus
4. Celurut rumah Suncus murinus

Tabel 3.3 Data Herpetofauna


NO. Nama Jenis Nama Ilmiah
1. Bangkong kolong Duttaphrynus
melanostictus
2. Kongkang kolam Hylarana
chalconota
3. Kodok sawah Fejervarya
cancrivora
4. Kodok tegalan Fejervarya
limnocharis
5. Cicak rumah Cosymbotus
platyurus
6. Tokek Gekko gecko
7. Cekibar Draco volans
8. Kadal kebun Eutropis
multifasciata

Tabel 3.4 Data Insekta


NO. Nama Ilmiah
1. Vestalis luctuosa
2. Neurothemis
terminate
3. Crocothemis servilia
4. Papilio memnon
5. Graphium sarpedon
6. Graphium doson
7. Eurema hecabe
8. Eurema blanda
9. Junonia iphita
10. Ypthima newara
11. Euploea Eunice
12. Cyrestis lutea
13. Ariadne Ariadne
Tabel 3.5 Data Tumbuhan

NO. Nama Lokal Nama Ilmiah 20. Kecutan Oxallis


Barrelieri
1. Jengkol Archidendron 21. Opo-opo Desmodium Sp
Pauciflorum
2. Kamboja Plumeria 22. Simbukan Paederia
tomentosa
3. Seruni Sphagneticola 23. Selasih Ocimum
trilobata (L.) basilicum
4. Penjalin Celtis tetranda 24. Patikin Hydrocotyle
sibthorpioides
5. Lantana Lantana 25. Tempuyung Sonchus
camara arvensis

6. Maja Aegle 26. Daun rumput Murdannia


marmelos Beijing ioriformis
7. Daun mimba Azadirachta 27. Sawi Tanah N. montanum
indica A. Juss

8. Murbei Morus sp 28. Sisir Cudrania Sp


9. Zodia Evodia glabra 29. Senggani Melastoma
candidum
10. Sembung- Sphaeranthus 30. Jarong Achyranthes
sembungan indicus aspera

11. Orok-orok Crotalaria 31. Puludan Urena Lobata


juncea L.
12. Begonia Begonia sp 32. Kemuning liar Murraya
paniculata
13. Urang aring Eclipta 33. Jabon Neolamarckia
prostrate cadamba
14. - Persicaria 34. Putri malu Mimosa
maculosa pudica
15. Singowalang Petiveria 35. Pulai Alstonia
alliacea scholaris
16. Tursimah Centrosoma 36. Albizia Albizia sp
pubescens
17. Wedus Ageratum 37. Oxalis Marsilea
wedusan conyzoides crenata
18. Umyung Gynura 38. Paku air Azolla pinata
aurantiaca.

19. Jarongan / Stachytarpheta 39. Paku air Whotled


pecut kuda jamaicensis pennywort
40. Nangsi Villebrunea 51. Rumput teki Cyperus
rubescens rotundus
41. Benda/bendo Artocarpus 52. Benalu Loranthus sp
elasticus singkong
42. Sambiloto Andrographis 53. Sidaguri Sida
paniculata rhombifolia
43. Anting-anting Acalypha 54. Beluntas Pluchea
indica. L Indica
44. Rumput merak Themeda 55. Leng-lengan Leucas
arguens lavandulifolia
45. Ciplukan Physalis 56. Daun Siegesbeckia
angulate Nampong orientalis
46. Alang-alang Imperata 57. Calliandra Calliandra
cylindrical tweediei
47. Rumput gajah Pennisetum 58. Pinus Pinus merkusi
purpureum
schamach
48. Rumput Hedyotis 59. Lumut paku Polytrichum
mutiara corymbosa commune
(L.)
49 Cakar ayam Selaginella 60. Suplir Adinaum
doederleinii Cuneatum
50. Rumput bambu Lophatherum
gracile

Pentingnya keberadaan satwa terhadap penyeimbang ekosistem, menjadikan fokus


perhatian keberadaan satwa sebagai hal yang perlu dilakukan guna menjaga kelangsungan
spesies-spesies yang ada. Mamalia merupakan komponen biotik yang terdapat pada HPGW.
Keberadaannya memberi kontribusi bagi regenerasi komponen biotik lainnya seperti
tumbuhan. Mengetahui akan pentingnya keberadaan satwa liar, sehingga beberapa pihak
menyebut hutan tanpa satwa liar sebagai “mati secara ekologis” (Augeri et al. 2006). Kesadaran
akan keberadaan satwa menjadikan negara-negara melakukan upaya perlindungan satwa liar
melalui adanya kebijakan konservasi serta bergabung dalam konvensi internasional seperti
RAMSAR, CBD, dan CITES.
Upaya perlindungan satwa di dalam negeri dilakukan dengan adanya Undang-undang
Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Berdasarkan adanya upaya konservasi tersebut, kami
mengelompokkan flora dan fauna yang telah didapatlan datanya melalui eksplorasi, dan diperoleh
status flora dan fauna di Desa Limbangan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Data Fauna Beserta Status Konservasinya

Tatus Konservasi
Nama Jenis Nama Ilmiah
IUCN CITES P.106
Ictinaetus
Elang hitam LC Appendix II Dilindungi
malayensis
Elang sikep
Spilornis cheela LC Appendix II Dilindungi
madu asia
Pernis
Elang ular bido LC Appendix II Dilindungi
ptilorhynchus
Trenggiling Manis javanica CR Appendix I Dilindungi
Monyet ekor Macaca Tidak
DD Appendix II
panjang fascicularis Dilindungi
Trachypithecus
Lutung hitam VU Appendix II Dilindungi
auratus
Tidak
Tupai akar Tupaia glis DD Appendix II
Dilindungi
Tidak
Garangan jawa Herpestes javanicus LC Appendix III
Dilindungi
Paradoxurus Tidak
Luwak LC Appendix III
hermaphroditus Dilindungi
Leptophryne
Kodok darah CR - Dilindungi
cruentata
Kupu-kupu raja Troides helena LC Appendix II Dilindungi

Proses eksporasi dan pengamatan dibantu menggunakan teropong binokuler, dan untuk
proses identifikasi menggunakan nernagai macam buku literature. Diantaranya adalah buku
Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan oleh John MacKinnon, buku Mamalia
di Kalimantan, sabah, Sarawak, & Brunei Darussalam oleh Junaidi Payne, buku Rodent di Jawa
oleh Agustinus Suyanto, buku Identification Guide For Butterfly of West Java oleh Dr. Christian
H. Shculze, Buku Capung Sumba, buku Odonata Semarang Raya oleh HALIASTER Universitas
Diponegoro, Amfibi Gunung Ungaran Jawa Tengah oleh Misbahul Munir, buku Panduan
Bergambar Afibi Jawa Oeh Mirza Khusni, dan buku Flora Pengunungan Jawa oleh C. G. G J.
van Steenis.
Selama dilakukannya eksplorasi, tidak semua data flora maupun fauna ditemukan secara
langsung. Namun, data juga di lengkapi melalui studi literatur dan melalui wawancara yang
dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar dan tokoh – tokoh masyarakat di desa. Kemudian
dari data primer (data hasil eksplorasi), data sekunder (data hasil studi literatur), dan data hasil
wawancara digabungkan dan ditabulasikan menjadi satu data utuh. Lalu dengan pencarian status
konservasi yang dilakukan melalui situs resmi IUCN, CITES, dan Peraturan Menteri LHK RI
NOMOR P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

4. Kesimpulan
Pengamatan yang dilakukan menghasilkan data 60 spesies tumbuhan, dan 46 spesies
hewan. Namun, setelah dilakukan tabulasi dengan data sekunder dan hasil wawancara bersama
masyarakat sekitar dan tokoh - tokoh masyarakat, di dapatkan data 62 spesies tumbuhan, dan
179 spesies hewan. 179 spesies hewan tersebut meliputi 104 spesies burung, 16 spesies mamalia,
17 spesies amfibi, 4 spesies reptil, 16 spesies capung, dan 22 spesies kupu-kupu.

5. Saran
Pengamatan dan eksplorasi sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan guna pendataan
terbaru keberadaan flora dan fauna di Desa Limbangan. Dan juga dibutuhkannya beberapa tenaga
ahli pada bidang kelas hewan maupun tumbuhan yang berpengalaman dan memumpuni saat
melakukan pendataan dan identifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai