Anda di halaman 1dari 13

VIII.

KEANEKARAGAMAN BURUNG

A. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum keanekaragaman mamalia dilaksanakan pada Senin, 06 Maret 2023
dengan waktu dari 15.00 s.d 17.00 WIB. Lokasi praktikum ke 1 dilaksanakan di
bumi perkemahan mandalakitri (jalur ATV). Pengamatan ke 2 dilaksanakan pada
Rabu, 08 Maret 2023. Lokasi pengamatan ke 2 dilaksanakan di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango HM 01-08. Pengamatan ke 3 dilakukan di Bumi
perkemahan mandalawangi pukul 05.00 s.d 10.00 WIB
2. Alat dan Bahan
Alat adalah benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah
data, sedangkan bahan di dalam praktikum ini adalah obyek, obyek adalah segala
sesuatu yang nantinya akan diolah menjadi data. Praktikum Keanekaragaman
burung memerlukan beberapa alat dan obyek.
Tabel 1 Alat dan Obyek
No. Alat dan Obyek Fungsi
1. Alat tulis Mencatat hasil dari pengamatan dan
informasi ke dalam kertas
2. Kamera Mendokumentasi kegiatan pengamatan yang
saat itu dilakukan
3. Laptop Mengolah data yang telah diidentifikasi dan
diedit sesuai ketentuan
4. Microsoft Word Mengolah data dan menyusun paper
5. Tallyesheet Media mencatat hasil dari pengamatan
6. Binokular Mengamati mamalia

3. Jenis dan Metode Pengambilan Data


Jenis yang di temukan dari hasil pengamatan cukup banyak ada walet gunung,
gereja erasia, jinjing bukit, layang layang api, dan cucak kutilang. Metode
pengambilan data menggunakan metode IPA (Index Point Abaoudement)
dikarenakan mamalia dan burung dapat dilakukan pengamatan secara bersamaan.
Pengamatan menggunakan 15 titik dengan diameter 20 meter per titik dan jarak
antar titik sekitar 1-5 meter.
B. Kekayaan Jenis
Pengamatan pertama yang dilakukan di bumi perkemahan Mandala Kitri
ditemukan 7 jenis burung, dengan jumlah yang cukup banyak, dikarenakan cuaca
ketika pengamatan cerah berawan. Pengamatan menggunakan metode IPA dengan
15 titik di sekitar Mandalakitri. Jenis-jenis burung cukup beragam dikarenakan
masih alami nya udara di daerah Bumi Perkemahan Mandala Kitri dan belum
tercemar polusi. Total jumlah individu yang ditemukan 83 ekor dari 7 jenis burung.
Burung terbanyak dalam studi kasus kami yaitu walet linci.
Pengamatan kedua yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango HM 01-08. Pengamatan dilakukan pada Rabu, 08 Maret 2023 jam 05.00
s.d 10.00 WIB. Pengamatan kedua ditemukan 12 jenis burung dengan
menggunakan 16 titik, metode yang digunakan masih sama dengan pengamatan
pertama yaitu IPA. Burung yang ditemukan pada pengamatan kedua terbanyak
yaitu walet linci dengan penemuan 6 ekor. Pengamatan kedua cuaca berkabut
sedikit dan setelah itu cerah. Pengamatan menggunkan metode IPA dari HM 01 ke
jalur pengamatan burung lalu turun ke bawah arah HM 01.
Pengamatan ketiga yang dilakukan di Bumi Perkemahan Mandalawangi.
Pengamatan di lakukan pada Kamis, 16 Maret 2023 pukul 05.00 s.d 10.00 WIB.
Pengamatan kedua ditemukan 13 jenis burung dengan menggunakan metode IPA.
Titik yang digunakan pada pengamatan ketiga berjumlah 16 titik. Penemuan
terbanyak pada pengamatan ketiga adalah walet linchi dengan jumlah 12 individu.
Pengamatan dilakukan diawali pada danau mandalawangi, memutari danau
mandalawangi, memasuki jalur hutan rumah selaras, dan di akhiri pada blok
rasamala di Bumi perkemahan Mandalawangi.
Tabel 2 Daftar jenis burung yang dijumpai di Bumi Perkemahan Mandala Kitri
Lokasi
No Ordo/Suku/Jenis Nama Lokal
1 2 3
1. Collocalia linchi Walet linchi 40 6 12
2. Paser montanus Gereja 37 7
3.. Pycnhonotus aurigaster Cucak kutilang 1
4. Hirundo rustica Layang layang api 1
5. Hemipus picatus Jinjing batu 2 1 2
6. Accipiter trivirgatus Elang alap jambul 1
7. Lonchura leucogastroides Bondol jawa 3 6
8. Collocalia vulcanorum Walet gunung 3
9. Arborophila javanica Puyuh gongong jawa 1
10. Muscicapa feruginea Sikatan besi 2
11. Myiophoneus caeruleus Ciung batu siul 2
12. Enicurus velatus *Meninting kecil 3 1
13. Tephrodornis gularis Jinjing petulak 1
14. Cyanoptila cyanomelana Sikatan biru putih 1
15. Muscicapa dauurica Sikatan bubik 1
16. Amandava amandava Pipit benggala 4
17. Padda oryzivora *Gletik Jawa 4
18. Falco peregrinus Alap alap kawah 1
19. Falco cenchroides Alap alap layang 1
20. Circaetus gallicus Elang ular jari pendek 2
21. Ficedula westermanni *Sikatan belang 1
22. Todirhamphus chloris *Cekakak sungai 1
Ket: *Ditemukan tidak langsung

C. Penyebaran Vertikal dan Horizontal


Pengamatan pertama dilakukan di bumi perkemahaan mandalakitri (kawasan
wisata cibodas) pada jam 15.00 s.d 17.00 ditemukan nya 7 jenis burung dari 15 titik
yang digunakan. Penyebaran vertikal dari pengamatan pertama rata rata kisaran 5-
30 meter di atas permukaan tanah, dikarenakan jenis-jenis burung di lokasi
pengamatan pertama tidak ada burung yang dapat terbang sangat tinggi, hanya
elang alap eraasia yang dapat terbang tinggi di atas 30 meter diatas permukaan tanah
, titik yang dijadikan pengamatan memiliki tekstur tanah yang beragam yaitu tanah,
rumput, dan bebatuan. Aktivitas yang sering dilakukan jenis burung yang
ditemukan adalah terbang di udara dan bertengger di pohon, tidak ada jenis burung
yang ditemukan sedang makan. Burung yang ditemukan memiliki jumlah 86 ekor.
Gambar 1 Penyebaran vertikal burung pengamatan pertama
Penyebaran horizontal untuk pengamatan pertama yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Pengamatan menggunakan metode IPA (Index point
aboudement) dengan menggunakan 16 titik atau plot. Titik tersebar di bumi
perkemahan mandalawangi, atau lebih spesifiknya pada jalur ATV. Titik 11
merupakan titik terbanyak ditemukan nya jenis burung.

Gambar 2 Penyebaran horizontal burung pengamatan pertama

Pengamatan kedua dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango


HM 01-08 pada Rabu, 08 Maret 2023 jam 05.00 s.d 10.00 WIB. Pengamatan kedua
dilakukan pada pagi hari dengan cuaca sedikit berkabut tetapi tidak hujan.
Penyebaran vertikal yang terjadi di pengamatan kedua sangat bergam dikarenakan
vegetasi yang berada di lokasi pengamatan kedua berbeda beda tinggi nya, kisara
penyebaran vertikal yang terjadi di pengamatan kedua adalah 0-100 meter di atas
permukaan tanah. Burung yang ditemukan memiliki jumlah jenis 12 dengan jumlah
individu nya 31 ekor dikarenakan lokasi pengamatan kedua masih sangat alami dan
termasuk kedalam kawasan konservasi. Aktivitas yang dilakukan burung ketika
ditemukan sangat beragam mulai dari bertegger, berdiam di tanah, terbang, sampai
berjalan di tanah.

Gambar 3 Penyebaran vertikal burung pengamatan kedua


Penyebaran horizontal pengamatan kedua yang berlokasi di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango (HM 01-08). Pengamatan kedua menggunakan metode
IPA (Index point aboudement) dengan menggunakan 16 plot atau titik. Titik pada
pengamatan kedua tersebar di jalur pendakian, jalur pengamatan burung, dan jalur
menuju curug ciwalen. Titik 15 merupakan titik terbanyak ditemukan nya jenis
burung.

Gambar 4 Penyebaran horizontal burung lokasi pengamatan ke 2


Pengamatan ketiga dilakukan pada Bumi Perkemahan Mandalawangi.
Pengamatan dilakukan pada pukul 05.00 s.d 10.00. Cuaca ketika pengamatan cukup
cerah berkabut dikarenakan pengamatan dilakukan pada pagi hari. Pennyebaran
vertikal pada pengamatan ketiga tidak beraturan dikarenakan jalur pengamatan
memiliki vegetasi yang tertutup dan terbuka, danau mandalawangi memiliki
vegetasi yang terbuka sedangkan vegetasi yang tertutup adalah jalur arah hutan
rumah selaras. Tinggi di perkirakan 20-50 meter di atas tanah pada pengamatan
ketiga.

Gambar 5 Penyebaran vertikal burung lokasi pengamatan ke 3


Penyebaran horizontal yang ditemukan pada pengamatan ketiga dimulai dari
danau mandalawangi dengan tekstur dataran bebtauan dan tanah. Vegetasi titik 1
sampai 5 dilakukan di sekitar danau mandalawangi. Titik selanjutnya di lakukan di
jalur hutan rumah selaras, dengan tekstur dataran tanah yang berlumpur. Vegetasi
menuju hutan rumah selaras sangat tertutup menjadikan susah nya penemuan
buurng.
Gambar 6 Penyebaran horizontal burung pengamatan ke 3

D. Dekskripsi Penemuan Jenis


1. Walet linci (Collocalia linchi)
Burung walet linci ditemukan pada 2 lokasi pengamatan, bumi perkemahan
mandala kitri dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango HM 01-08. Aktivitas
yang biasa dilakukan burung ketika ditemukan adalah sedang terbang di udara,
dikarenakan kebiasaan burung walet linci adalah terbang di udara dan tidak
bertengger menurut John MacKinon, Karen Philipps, dan Bas van Balen. Walet
linci memiliki penyebaran vertikal rata rata 5-25 meter di atas permukaan tanah.
Walet linci juga termasuk kedalam penemuan terbanyak dari individu yang
ditemukan dari 2 lokasi pengamatan. Keunikan dari walet linci adalah terbang nya
yang cepat dan memiliki sayap yang berbentuk runcing.

Gambar 7 Walet linci(Collocalia linchi)


2. Gereja erasia (Paser montanus)
Burung gereja erasi ditemukan pada lokasi pertama yaitu bumi perkemahan
mandala kitri, dikarenakan burung gereja erasia sering nya ditemukan di perkotaan
dan pedeasaan menurut buku yang ditulis John MacKinnon, Karen Philipps, dan
Bas van Balen. Aktivitas yang dilakukan burung gereja erasia ketika ditemukan
adalah sedang berkelompok dan bertengger di bangunan-bangunan perkotaan
seperti masjid, rumah, dan kabel listrik. Penyebaran vertikal yang terjadi di burung
gereja erasia rata rata 3-10 meter di atas permukaan tanah. Keunikan burung gereja
erasia mereka selalu berkelompok kemanapun mereka pergi.
Gambar 8 Gereja erasia (Paser montanus)
3. Cucak kutilang (Pycnhonotus aurigaster)
Burung cucak kutilang ditemukan pada lokasi pengamatan yang berlokasi di
bumi perkemahan mandalakitri, dikarenakan cucak ketilang memiliki kebiasaan
tinggal di perkotaan dan pinggir hutan menurut John MacKinnon, Karen Philipps,
dan Bas van Balen. Penyebarang vertikal yang terjadi di cucak kutilang rata rata 2-
5 meter di atas permukaan tanah, dikarenakan burung tersebut suka menempati
vegetasi rendah. Keunikan dari cucak kutilang yaitu memiliki jambul berwarna
hitam, dan bagain bawah badan berwarna putih.

Gambar 9 Sketsa cucak kutilang (Pycnhonotus aurigaster)

4. Layang layang api (Hirundo rustica)


Burung layang layang api ditemukan pada lokasi pengamatan pertama
memiliki ciri fisik berwarna biru dan hitam, memiliki ekor seperti garpu dan leher
bawah berwarna merah. Burung layang layang api ditemukan pada titik 11 di dekat
parkiran mandalakitri saat sore hari. Layang layang api ditemukan secara individu
berjumlah 1 pada ketinggian 30-40 meter di atas permukaan dataran. Keunikan dari
burung layang layang api yaitu paruh berwarna oren kemerahan dan berwarna biru
kehitaman.

Gambar 10 Sketsa layang layang api (Hirundo rustica)


5. Jinjing batu (Hemipus hirundinaceus)
Burung jinjing batu ditemukan pada lokasi pertama dan lokasi kedua
dikarenakan penyebaran menurut John MacKinnon, Karen Philipps, dan Bas van
Balen memiliki ketinggian 700-1200 mdpl. Burung jinjing batu ditemukan rata rata
sedang bertengger pada tajuk tengah dengan ketinggian kisaran 5-20 meter di atas
tanah. Aktivitas yang dilakukan jinjing batu ketika ditemukan rata rata berpasangan
dan sedang bertengger. Keunikan dari jinjing batu adalah memiliki warna yang
berbeda pada setiap kelamin nya (jantan dan betina).

Gambar 11 Sketsa jinjing bukit (Hemipus picatus)


6. Elang alap jambul (Accipiter trivirgatus)
Burung elang alap erasia ditemukan pada lokasi pertama saat sedang terbang
di ketinggian 50-60 meter di udara pada sore hari. Burung elang alap erasia
ditemukan menggunakan binokular dan kamera. Keunikan dari Burung elang alap
erasia berwarna hitam dan putih di ekornya. Individu yang ditemukan hanya
berjumlah 1 dikarenakan elang alap erasia tidak biasa berkelompok.

Gambar 12 Elang alap erasia (Accipiter nicus)


7. Bondol jawa (Lonchura leucogastroides)
Burung bondol jawa ditemukan pada lokasi pengamatan kedua di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango HM 05. Penyebaran vertikal yang dilakukan
bondol jawa rata rata 0-1 meter dikarenakan menurut John MacKinnon, Karen
Philipps, dan Bas van Balen bondol jawa suka di atas tanah. Aktivitas ketika
ditemukan bondol jawa sedang berjalan di atas tanah pada HM 05. Keunikan bondol
jawa adalah memiliki perut yang sedikit gemuk.
Gambar 13 Habitat bondol jawa ketika ditemukan
8. Walet gunung (Collocalia vulcanorum)
Burung walet gunung ditemukan pada pengamatan kedua yang terletak di
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (HM 06). Burung walet gunung
ditemukan di udara. Aktivitas burung walet gunung ditemukan sedang terbang
dikarenakan menurut John MacKinnon, Karen Philipps, dan Bas van Balen walet
gunung memiliki kebiasaan terbang seperti walet linci dan burung burung walet
yang lainnya. Penyebaran vertikal burung walet gunung rata rata 10-20 meter di
atas permukaan tanah, pada lokasi kedua walet gunung hanya sedikit ditemukan
dikarenakan lokasi ke 2 memiliki vegetasi yang tertutu rapat. Burung walet gunung
yang ditemukan pada pengamatan ke 2 berjumlah 3 ekor. Keunikan dari burung
walet gunung memiliki sayap yang panjang, runcing, serta memiliki bentuk ekor
seperti huruf v.

Gambar 14 Habitat walet gunung ketika ditemukan


9. Sikatan besi (Muscicapa feruginea)
Burung sikatan besi ditemukan pada lokasi pengamatan kedua yang terletak di
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (HM 03). Burung sikatan besi ditemukan
pada titik 2 dengan jumlah 2 ekor. Penyebaran vertikal burung sikatan besi rata rata
10-15 meter di atas permukaan tanah. Aktivitas yang sedang dilakukan burung
ketika ditemukan sedang berjalan pada tajuk atas pohon walen. Sikatan ditemukan
sendirian di atas tajuk pohon secara berkala dikarenakan menurut John MacKinnon,
Karen Philipps, dan Bas van Balen burung sikatan besi memiliki kebiasan sendirian
di tenggeran rendah. Keunikan burung sikatan besi yaitu memiliki badan sedikit
gemuk, kepala berwarna abu abu kehitaman, dan tubuh bawah berwarna putih
gading.
Gambar 15 Habitat burung sikatan besi ketika ditemukan
10. Puyuh gongong jawa (Arborophila javanica)
Burung puyuh gonggong jawa ditemukan pada lokasi pengamatan kedua di
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (HM 02), dengan vegetasi tanah
dikarenakan menurut John MacKinnon, Karen Philipps, dan Bas van Balen burung
puyuh gongong jawa memiliki kebiasaan di tanah untuk mencari makan.
Penyebaran vertikal burung puyuh gonggong jawa yang ditemukan sekitar 0-2
meter diatas permukaan tanah, dikarenakan puyuh gongong jawa memiliki
kebiasaan di tanah. Aktivitas yang dilakukan burung tersebut ketika ditemukan
sedang berjalan di atas tanah yang gembur. Keunikan dari burung puyuh gonggong
jawa memiliki tubuh yang berwarna coklat dan memiliki corak di tubuh nya.

Gambar 16 Habitat burung puyuh gonggong jawa ketika ditemukan


11. Ciung batu siul (Myiophoneus caeruleus)
Burung ciung batu ditemukan pada lokasi kedua di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (HM 04). Vegetasi burung cincoang biru ketika ditemukan adalah
semai. Aktivitas yang dilakukan burung ciung batu siul ketika ditemukan adalah
sedang bertengger di semai. Penyebaran vertikal burung ciung batu siul sekitar 0-5
meter di atas permukaan tanah. Burung ciung batu siul di temukan di lokasi
pengamatan kedua berjumlah 2 ekor dengan berbeda titik. Keunikan dari burung
ciung batu siul adalah tubuh nya berwarna biru gelap dengan ekor berwarna merah
kecoklatan.

Gambar 17 Burung ciung siul (Myiophoneus caeruleus)


12. Meninting kecil (Enicurus velatus)
Burung meniting kecil didengar suara nya saja di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (lokasi jalur pengamatan burung). Suara yang didengar “hii-tii-tii”
pada kejauhan. Penyebaran vertikal burung meninting kecil diperkirakan berkisar
5-15 meter diatas tanah, dengan jumlah 2 atau 3 terdengar dari suaranya. Aktivitas
sedang berkicau. Keunikan dari meninting kecil kicauan nya merdu dan memiliki
nada.

Gambar 18 Meninting kecil (Enicurus velatus)


13. Sikatan biru putih (Cyanoptila cyanomelana)
Burung sikatan biru putih ditemukan pada lokasi pengamatan kedua di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (HM 05). Burung sikatan biru putih menempati
vegetasi menempati tajuk atas pohon. Penyebaran vertikal burung ini sekitar 10-20
meter di atas permukaan tanah. Keunikan dari burung sikatan biru putih. Keunikan
sikatan biru putih memiliki warna biru di bagian sayapnya .

Gambar 19 Habitat burung sikatan biru putih ketika ditemukan


14. Sikatan bubik (Muscicapa dauurica)
Burung sikatan bubik ditemukan di lokasi pengamatan kedua di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (Kantor pengelola TNGGP). Vegetasi yang di
tempati burung yaitu tajuk atas pohon. Penyebaran vertikal berkisar 10-15 meter di
atas permukaan tanah. Satwa yang ditemukan berjumlah 1 pada titik 16 (terakhir)
ketika ingin berjalang pulang. Keunikan dari sikatan bubik adalah sisi tubuh dan
dada bercorak samar, tubuh atas berwarna kecoklatan.
Gambar 20 Sikatan bubik (Muscicapa dauurica)
15. Jinjing petulak (Tephrodornis gularis)
Burung jinjing petulak ditemukan pada lokasi pengamatan kedua di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (Kantor pengelola TNGGP). Vegetasi yang di
tempati burung tajuk atas pohon. Aktivitas burung ketika ditemukan sedang
bertengger di atas pohon. Penyebaran vertikal burung jinjing petulak berikasr 15-
25 meter.

Gambar 21 Habitat burung jinjing petulak ketika ditemukan


16. Pipit benggala (Tephrodornis gularis)
Pipit benggala ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi pada titik 2 dan 5. Titik 2 dan 5 di lakukan pada arah
jalur pohon rumah selaras, vegetasi titik 2 dan 5 sedikit rapat, banyak pepohonan
untuk pipit benggala bertengger. Pipit benggala bertengger pada tajuk tengah pohon
dengan aktivitas sedang berkicau. Penyebaran vertikal pipit benggala sekitar 5-10
meter di atas permukaan tanah. Keunikan dari pipit benggala adalah memiliki
bercak merah padam pada tunggir.

Gambar 22 Habitat pipit benggala ketika ditemukan


17. Gletik jawa (Padda oryzivora)
Gletik jawa ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Gletik jawa ditemukan hanya suaranya pada kejauhan.
Gletik jawa di perkirakan sedang bertengger di vegetasi pohon dengan posisi satwa
tajuk tengah. Aktivitas yang dilakukan gletik jawa adalah sedang berkicau, gletik
jawa memiliki keunikan kicauan nya merdu dan memiliki nada. Gletik jawa
ditemukan dengan jumlah individu 4
Gambar 23 Habitat gletik jawa ketika ditemukan
18. Alap-alap kawah (Falco peregrinus)
Alap alap kawah ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Alap alap kawah ditemukan pada titik 8 dengan
vegetasi yang tertutup. Alap alap kawah ketika ditemukan sedang terbang menukik
kebawah dengan jumlah individu 1. Penyebaran vertikal alap alap kawah berkisar
5-10 meter di atas permukaan tanah, dengan penyebaran horizontal nya pada jalur
hutan rumah selaras. Keunikan alap alap kawah adalah ketika terbang dia akan
berakrobatik menukik kebawah dengan melebarkan sayapnya.

Gambar 24 Habitat alap alap kawah ketika ditemukan


19. Alap-alap layang (Falco cenchroides)
Alap alap layang ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Alap alap layang ditemukan pada titik 10 dengan
vegetasi yang sedikit tertutup. Alap alap layang ditemukan sedang bertengger pada
tajuk tengah pohon. Keunikan alap alap layang berwarna coklat dan bercorak hitam
dengan badan yang besar. Cuaca cukup cerah ketika ditemukannya alap alap
layang.

Gambar 25 Alap alap layang (Falco cenchroides)


20. Elang ular jari pendek (Circaetus gallicus)
Elang ular jari pendek di temukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di
bumi perkemahan mandalawangi. Elang ular jari pendek ditemukan pada titik 13
dan 15. Elang ular jari pendek ditemukan pada posisi satwa di udara sedang terbang
dengan ketinggian berkisar 45-50 meter di atas permukaan tanah. Elang ular jari
pendek terbang memutar untuk mencari mangsa. Keunikan elan gular jari pendek
dapat terbang di ketinggian 45-50 meter dan tidak banyak melakukan kepakan.

Gambar 26 Elang ular jari pendek (Circaetus gallicus)


21. Sikatan belang (Ficedula westermanni)
Sikatan belang ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Sikatan belang ketika ditemukan hanya suaranya,
dikarenakan vegetasi yang rapat menjadikan burung sikatan belang tidak terlihat.
Burung sikatan belang diperkirakan ditemukan pada ketinggian 5-7 meter, tajuk
tengah pohon. Burung sikatan belang memiliki keunikan kicauan nya memiliki
nada tinggi di awal lalu di akhir dengan nada rendah.

Gambar 27 Habitat sikatan belang ketika ditemukan


22. Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
Cekakak sungai ditemukan pada pengamatan ketiga yang dilakukan di bumi
perkemahan mandalawangi. Pengamatan menggunakan metode IPA dengan 16
titik. Burung cekakak sungai ditemukan pada titik ke 16. Burung cekakak sungai
ketika ditemukan sedang berkicau dan terbang dari tajuk tengah pohon 1 ke tajuk
tengah pohon yang lain. Penyebaran horizontal vertikal burung cekakak sungai
diperkirakan 7-10 meter di atas permukaan tanah, vegetasi ketika ditemukan
cekakak sungai terbuka dikarenakan titik 16 adalah lahan perkemahan.

Gambar 28 Habitat cekakak sungai ketika ditemukan

Anda mungkin juga menyukai