Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

STUDI IDENTIFIKASI BIOTA DAN VEGETASI DI PESISIR SELATAN


PULAU PENYENGAT

DOSEN PENGAMPU:

RIKA WULANDARI, S.Pi., M.Si

ASISTEN :

Muhammad Agi Saputra (160254243033)

Adi Wiranto (160254243025)

NAMA MAHASISWA : Kartika Dewi Cahyani S

NIM : 170254243002

KELOMPOK : Utara / Selatan / Timur / Barat


(*coret yang tidak termasuk)

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji

2019
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia mempunyai sumber daya hayati
yang tinggi. Kontribusi sumberdaya hayati pesisir saat ini terbanyak untuk memenuhi
kebutuhan protein masyarakat dari perikanan pesisir dan laut. Kebijakan pengembangan
ekonomi padat karya dan berbasis bahan baku serta ekstraktif, menimbulkan kerusakan
kawasan pesisir dan pulau kecil akibat kegiatan penambangan mineral, bahan baku
konstruksi, reklamasi untuk infrastruktur baru, budidaya perikanan pesisir dan lain-lain.
Kegiatan ini sangat mengancam kelestarian dan daya dukung hutan pesisir mangrove,
terumbu karang, serta pulau pulau kecil yang merupakan sumber kehidupan masyarakat
pesisir sejak lama.
Salah satu nya adalah sumber daya pesisir dan laut di daerah sekitar kota
Tanjungpinang memegang peranan penting dalam upaya pembangunan daerah, kawasan ini
memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
potensial serta kawasan pesisirnya memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi
seperti hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, ikan, mamalia, reptilia dan berbagai
jenis moluska. Pulau Penyengat merupakan salah satu pulau yang masuk dalam wilayah Kota
Tanjungpinang.
Perairan pesisir pantai Pulau Penyengat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk
tempat tinggal dan pelabuhan selain itu perairan tersebut dimanfaatkan sebagai jalur
transportasi laut. Sehingga aktivitas dari kegiatan pemanfaatan tersebut seperti pembuangan
sampah ataupun limbah rumah tangga yang berupa organik maupun non organik, baik
langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap keseimbangan ekosistem perairan
Pulau Penyengat.
B. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan
Tujuan penelitian ini Ingin mengetahui struktur komunitas biota yang meliputi
keanekaragaman dan keseragaman biota di Pulau Penyengat.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk memberi gambaran struktur
komunitas biota yang ada di Pulau Penyengat dan dapat digunakan sebagai informasi dasar
untuk memonitor secara berkelanjutan struktur komunitas biota di Pulau Penyengat.
II. Metode Praktikum
A. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah alat tulis, kamera
handphone, GPS dan modul praktikum.
B. Prosedur praktikum
1. Pemberian arahan oleh dosen pengampu
2. Menyusuri jalan dan menemukan titik pantai yang telah ditentukan
3. Mengambil gambar setiap stasiun, memberikan nomor pengamatan di peta, dan mencatat
spesifikasi pemotretan.
4. Mengambil gambar setiap biota yang hidup di perairan tersebut

III. Hasil dan pembahasan


A. Hasil
Titik Pengamatan : 0̊ - 55̍ 28̎ N , 104̊ - 25̍ 12̎ E (Lintang, bujur)
FLORA

No Komponen Vegetasi Jenis Nama Daerah

1. Komponen utama -

Lamun 1. Halophila sp -

2. Thalassia hemprichii -

Rumput Laut 3. Galaxaura elongata -

4. Galaxaura rugosa -

5. Padina sp -

Titik Pengamatan : 0̊ - 55̍ 27̎ N, 104̊ - 25̍ 00̎ E (Lintang, bujur)


FAUNA

No Jenis Fauna Nama daerah

1. Cerithidea Siput karang

2. Cypraeidea Siput

3. Turbo argyrostoma Keong mata lembu/sapi

4. Chamelea gallina Remis

5. Cerastoderma edule Kerang darah

6. Littorina littorea Siput laut

7. Laevistrombus canarium Gonggong

8. Conus sp Raja gonggong

9. Mediterranean mussel Kerang bulu

10. Octopus vulgaris Gurita


11. Protoreaster nodosus Bintang laut

12. Pentaceraster Bintang laut

13. Pilumnus vespertilio Ketam bulu

14. Scylla paramamosain Kepiting/ketam

15. Oulophyllia bennettae -

16. Haliclona anonyma -

B. Pembahasan

Gambar 1. Lokasi praktikum Pulau Penyengat


Lokasi pengambilan data dilakukan secara sengaja dengan menentukan 6 titik
disekitar selatan kawasan pulau penyengat. Dimana pada titik-titk sekitar selatan terdapat
berbagai jenis biota laut yang akan di bahas sebagai berikut :

1. Algae (rumput laut)


Rumput laut atau seaweed sebagai tumbuhan laut tingkat rendah yang hidup melekat
di dasar laut dikenal dengan berbagai nama, antara lain agar-agar, ganggang atau algae.

Galaxaura elongata Galaxaura rugosa Padina sp.


Gambar 2. Jenis-jenis lamun yang ditemukan di Pulau Penyengat
Berdasarkan data hasil praktikum, terdapat 3 jenis rumput laut di wilayah bagian
selatan pulau penyengat yaitu Galaxaura elongata, Galaxaura rugosa dan Padina sp.
2. Lamun
Dari hasil pengamatan jenis-jenis lamun yang ditemukan di Pulau Penyengat yaitu
Thalasia hemprichii, Halophila sp Beberapa jenis lamun dan hamparan lamun yang
ditemukan di Pulau Penyengat disajikan pada Gambar 3.

Thalassia hemprichii Halophila sp


Gambar 3. Jenis-jenis lamun yang ditemukan di Pulau Penyengat
Bila dibandingkan komposisi jenis antar stasiun nampak juga ada perbedaan dimana
pada stasiun 1 sampai 4 banyak ditemukan jenis lamun Thalasia hemprichii sedangkan jenis
Halophila sp hanya ditemukan pada stasiun 5.
3. Moluska
Selama praktikum banyak di temukan jenis moluska baik kerang dan siput yang
menempel di bebatuan ataupun lamun. Dan kebanyakan ditemukan di stasiun 1,3, dan 4
dikarenakan pada stasiun tersebut terdapat banyak bebetuan dan lamun.

Cerithidea Cypraeidea Turbo argyrostoma

Chamelea gallina Cerastoderma edule Littorina littorea


Laevistrombus canarium Conus sp Mediterranean mussel

Octopus vulgaris

Gambar 4. Jenis-jenis moluska yang ditemukan di Pulau Penyengat


Selain itu tedapat juga gurita jenis Octopus vulgaris pada stasiun 2. Adapun jenis
kerang di dapat adalah Chamelea gallina, Cerastoderma edule, dan Mediterranean mussel
dan jenis siput yang di dapat adalah Cerithidea, Cypraeidea , Turbo argyrostoma, Littorina
littorea, Laevistrombus canarium, Conus sp.
4. Terumbu Karang
Dari enam lokasi yang dijadikan sebagai titik pengambilan sampel nampak hanya 2
stasiun pengamatan yang terdapat ekosistem terumbu karang dan memiliki variasi kualitas
keberadaanya yaitu pada stasiun 3. Pada stasiun 3 nampak hanya satu jenis terumbu karang
yaitu jenis Oulophyllia bennettae.

Oulophyllia bennettae
Gambar 5. Jenis-jenis karang yang ditemukan di Pulau Penyengat
Dari hasil pengamatan terdapat juga lokasi ekosisitem terumbu karang yang sudah
menunjukan adanya kondisi terumbu karang yang sudah mati dan berbentuk bebatuan yang
berada pada stasiun 5.
5. Porifera
Dari hasil pengamatan terdapat juga jenis porifera yang menempel pada
bebatuan,namun hanya 1 jenis porifera yang ditemukan yaitu jenis Haliclona anonyma yang
di dapat pada stasiun

Haliclona anonyma

Gambar 5. Jenis-jenis porifera yang ditemukan di Pulau Penyengat


6. Asteroidea
Selain itu terdapat juga 2 jenis bintang laut dan 1 jenis bulu babi pada perairan selatan
Pulau Penyengat yang didapat pada stasiun 4 dan 5. Adapun jenis bintang laut yang
ditemukan adalah Protoreaster nodosus , Pentaceraster dan bulu babi jenis Parscentrotus
lividus. Adapun jenisnya dapat dilihat pada gambar 6.

Protoreaster nodosus Pentaceraster

Parscentrotus lividus

Gambar 5. Jenis-jenis Asteroidea yang ditemukan di Pulau Penyengat


Selain Pulau Penyengat banyak terdapat juga jenis-jenis biota laut di perairan
Indonesia seperti pada daerah Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Bengkulu. Dimana
pada daerah Sulawesi Utara terdapat ditemukan 14 jenis tumbuhan mangrove yang termasuk
dalam 10 famili, Selanjutnya disebutkan bahwa padang lamun di kawasan perairan kedua
pulau tersebut terdiri dari 2 famili dan 9 jenis dimana Vegetasi padang lamun di perairan
Sulawesi utara pada umumnya adalah termasuk tipe campuran dengan kombinasi beberapa
jenis lamun yang biasa tumbuh di daerah pasang surut, yakni mulai dari pinggir pantai
sampai dengan tubir. Kombinasi tersebut adalah Halodulepinifolia, Cymodocea rotundata,
Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thallasodendron hemprichii dan Halophila
ovalis. algae di kawasan perairan Sulawesi utara terdiri dari 12 jenis dan dari sejumlah algae
tersebut beberapa jenis diantaranya, yaitu marga Eucheuma dan Gracilaria Disamping itu,
rumput laut yang tumbuh secara alami di daerah tersebut, antara lain adalah jenis Caulerpa
racemosa, Acanthophora dendroides, Hypnea cerviconis dan Laurencia splendens.

Keanekaragaman jenis di lokasi penelitian relatif cukup tinggi. Krustasea yang


diperoleh dari perairan pesisir Teluk Kwandang adalah 71 jenis krustasea yang terdiri dari 47
marga 15 suku dan mewakili empat kelompok taksa yaitu: Anomura, Brachyura, Macrura dan
Stomatopoda. Jenis yang paling banyak ditemukan adalah kelompok taksa Brachyura dari
suku Xanthidae sebanyak 26 jenis. Pada umumnya, moluska di kawasan perairan ini hidup
berasosiasi dengan padang lamun, terutama dari jenis Thalassia hempricii dan Enhalus
acoroides. Namun demikian ada pula jenis moluska yang ditemukan di sekitar perairan
terumbu karang dan di dekat mangrove. Sejumlah jenis gastropoda yang ditemukan di
perairan Teluk Kwandang tersebut, 5 diantaranya memiliki nilai ekonomis. Jenis tersebut
adalah Columbella scripta (famili Collumbelidae), Cypraea Isabella (famili Cypraeidae),
Lambis lambis dan Strombus labiatus (famili Strombidae), dan Turbo chrysostomus (famili
Turbiidae). (http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxii(3)9-20.pdf)

Sedangkan di daerah Nusa Tenggara Timur hanya terdapat beberapa jenis biota laut
diantaranya Hasil pengamatan tentang ekosistem padang lamun di Wailiti Teluk Maumere,
Kabupaten Sikka, bahwa di lokasi pengamatan terdapat empat jenis lamun yang ditemukan
menyebar di tiga lokasi pengamatan, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,
Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium. Lamun jenis Enhalus acoroides dan
Thalassia hemprichii ditemukan di semua sub stasiun pengamatan, demikian juga jenis
Cymodocea rotundata, terlihat di semua stasiun pengamatan. Makroalga banyak ditemukan
hidup berasosiasi di ekosistem padang lamun, terutama pada stasiun 2 dan 3. Makroalga yang
ditemukan selama pengamatan di lokasi penelitian antara lain adalah jenis Caulerpa sp.,
Padina sp., Halimeda sp., Turbinaria sp, Ampiroa sp. dan Dyctyota sp.

Makroalga atau rumput laut merupaka vegetasi yang sering ditemukan hidup
berasosiasi dengan lamun di suatu perairan. Organisme megabentos yang paling banyak
ditemukan selama penelitian adalah gastropoda (Trochus sp.) dan bulu babi, khususnya di
stasiun 2. Selama pengamatan sering ditemukan berbagai jenis ikan hias maupun juvenile
ikan yang memanfaatkan padang lamun sebagai tempat untukberlindung danmencari makan.
Juvenil ikan beronang (Siganus sp.) banyak ditemukan sedang memakan perifiton yang
banyak tumbuh di permukaan daun lamun jenis Enhalus acoroides. Selain itu juvenile dari
ikan karang dan ikan Chaetodontidae banyak ditemukan berlindung dan memanfaatkan
beberapa koloni karang berabang (Acropora sp.) untuk tempat hidupnya. Beberapa koloni
karang bercabang banyak tumbuh berasosiasi di padang lamun di stasiun 1 dan 2 di lokasi
pengamatan. Megabentos yang sering ditemukan adalah bulu babi, teripang (Holothuria sp),
teripang sabuk raja, bivalvia (Anadara sp), tiram mutiara, kima, gastropoda (Conus sp.), dan
ular laut. Untuk beberapa stasiun, lamun terlihat hidup berasosiasi dengan terumbu karang
bercabang (Acropora sp.), karang massif, sub massif dan karang fungia.
(https://www.researchgate.net/publication/326061098_Keanekaragaman_Megabentos_yang_
Berasosiasi_di_Ekosistem_Padang_Lamun_Perairan_Wailiti_Maumere_Kabupaten_Sikka_N
usa_Tenggara_Timur)

Dan untuk daerah menggunakan transek ataupun pengamatan bebas di seluruh lokasi,
diperoleh sebesar 129 jenis karang batu yang termasuk kedalam 37 marga dan 15 suku.
Karang batu didominasi oleh bentuk pertumbuhan merayap sebagai mekanisme terhadap
lingkungan yang berenergi gelombang besar. Pengamatan ikan karang di 7 lokasi dijumpai
sebanyak 2.420 individu. Diperoleh sebanyak 113 jenis ikan karang yang mewakili 27 suku,
yaitu 12 jenis ikan indikator (Chaetodontidae), 66 jenis ikan mayor serta 35 jenis ikan
konsumsi (target). C. guttatissimus adalah jenis ikan indikator yang paling melimpah,
sedangkan untuk ikan mayor dan konsumsi berturut-turut didominasi oleh Neopomacentrus
azysron dan Pterocaesio tile. Dari hasil pengamatan terhadap populasi ekhinodermata,
ditemukan 8 spesies yang berasal dari anggota kelas Asteroidea, Echinoidea dan
Holothuroidea. Dari hasil pengamatan terhadap lamun, tercatat tiga jenis lamun, yaitu
Thallasia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium dengan penutupan
lamun sebesar 45-90 %. Karang hidup juga tercatat berdekatan dekat komunitas lamun.
Berbagai jenis ikan terlihat disekitar transek, baik yang berukuran kecil atau dewasa, selain
itu terdapat alga, sponge dan tripang.
(http://oseanografi.lipi.go.id/haspen/banner%20Kabupaten%20Kaur.pdf)
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Data dari praktikum di dapatkan bahwa di wilayah selatan Pulau Penyengat terdapat
banyak jenis biota laut diantaranya terdapat 3 jenis rumput laut di wilayah bagian selatan
pulau penyengat yaitu Galaxaura elongata, Galaxaura rugosa dan Padina sp, 2 jenis lamun
yaitu Thalasia hemprichii, Halophila sp Selain itu tedapat juga gurita jenis Octopus vulgaris
pada stasiun 2. Adapun jenis kerang di dapat adalah Chamelea gallina, Cerastoderma edule,
dan Mediterranean mussel dan jenis siput yang di dapat adalah Cerithidea, Cypraeidea,
Turbo argyrostoma, Littorina littorea, Laevistrombus canarium, Conus sp, terumbu karang
jenis Oulophyllia bennettae, porifera jenis Haliclona anonyma juga jenis bintang laut yang
yaitu Protoreaster nodosus , Pentaceraster dan bulu babi jenis Parscentrotus lividus.
Sedangkan di wilayah selatan Pulau Penyengat tidak terdapat mangrove.
Dan jika dibaandingkan dengan 3 daerah yaitu daerah Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timur dan Bengkulu, Pulau Penyengat termasuk daerah yang memiliki tingkat
keanekaragaman biota laut yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai