Anda di halaman 1dari 18

MARINE INVERTEBRATE

GNATHOSTOMULA DAN GASTROTRICHA


“Spesies Haplognathia ruberrima”

Disusun oleh
YUDHA HERNAWAN
26040120140177
ILMU KELAUTAN C

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
1. ANALISIS PEMBELAJARAN

Melakukan Klasifikasi
Berdasar Phyla Invertebrata
Laut

Menerangkan Cirii-Ciri
Morfologi Tiap Phyla Yang
Termasuk Invertebrata Laut

Menerangkan Proses Evolusi


Invertebrata Laut Secara
Umum

Ciri-Ciri Sebaran Phyla Konsep Fungsi Nilai Ekonomis,


Morfologi Dan Dalam Biologis Secara Nilai Ekologis Dan
Taksonomi Invertebrata Laut Umum Habitat
Invertebrata Laut Invertebrata Laut

Taxonomi Invertebrata Laut

Konsep-Konsep Invertebrata
Secara Umum Dan
Avertebrata Laut
2. TINJAUAN MATA KULIAH
I. Deskripsi Singkat
Mata kuliah invertebrata laut merupakan mata kuliah yang
mempelajari hewan-hewan multiseluler yang tidak bertulang belakang dan
hidup pada lingkungan laut. Pada mata kuliah ini membahas mengenai
pengetahuan tentang berbagai invertebrata laut seperti phylum Porifera,
Cnidaria, Annelida, Echinodermata, Mollusca, dan Arthropoda. Filum
tersebut ditinjau dari segi taksonomi, klasifikasi, morfologi, anatomi serta
habitatnya. Standar kompetensi mata kuliah invertebrata laut ini adalah
setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami fauna
invertebrata laut serta habitatnya. Mahasiswa juga mampu memahami fungsi
fauna invertebrata laut serta keberadaannya pada suatu habitat yang mendasari
dan menunjang bidang ilmu kelautan.

II. Relevansi
Dengan mempelajari filum mikroskopik, yaitu Gnathostomula
dan Gastrotricha maka dapat dihubungkan dengan matakuliah planktonologi,
karena mata kuliah planktonologi membahas tentang zooplankton yang
merupakan hewan mikroskopik. Gnathostomula dan Gastrotricha juga
memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga memiliki potensi untuk
dibudidayakan, hal ini memiliki relevansi dengan matakuliah mariculture
yang merupakan mata kuliah mengenai budidaya hewan laut.

III. Kompetensi atau Tujuan


2.1. Standar Kompetensi
2.1.1. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami fauna
invertebrata laut serta habitatnya serta memahami fungsi fauna invertebrata
laut dan keberadaannya pada suatu habitat yang mendasari dan menunjang
bidang ilmu kelautan.
2.2. Kompetensi Dasar
2.2.1. Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian tubuh dan struktur
morfologi dari jenis-jenis organisme invertebrata laut.
2.2.2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi terhadap organisme invertebrata
laut.
2.2.3. Mahasiswa mampu melakukan menjelaskan anatomi organisme
invertebrata laut.

IV. Petunjuk Belajar


Agar anda berhasil dalam mempelajari buku ini dengan mudah,
maka berusaha lah untuk bersungguh-sungguh memahami karakteristik dari
filum Gnathostomula dan Gastrotricha. Apabila masih terdapat kekurangan
dalam pembahasannya, carilah informasi lebih lanjut mengenai filum
Gnathostomula dan Gastrotricha dengan referensi berdasarkan jurnal dan
buku. Evaluasilah diri anda dengan cara pemahaman setiap karakteristiknya.

3. ISI RINGKASAN
Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah
terang dari filum Gnathostomula. Mereka biasanya ditemukan di pantai
terlindung, dekat rumput laut, hutan bakau, dan diantara terumbu karang dan
hidup pada substrat berpasir dan lumpur di pantai laut dangkal. Spesies ini
memiliki kebiasaan makan berupa memakan mikroflora seperti bakteri dan
benang jamur yang menempel pada substrat pasir. Mereka menyisir makanan
menggunakan basal plate nya. Cacing ini memiliki kelamin ganda atau
disebut dengan hermaprodit dan berkembang biak dengan cara bertelur.
I. PENDAHULUAN
Haplognathia ruberrima merupakan salah satu spesies dari filum
Gnathostomulida. Spesies ini memiliki klasifikasi menurut WoRMS (2021),
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Gnathostomulida
Ordo : Filospermoidea
Family : Haplognathiidae
Genus : Haplognathia
Spesies : Haplognathia ruberrima

Gambar 1. Spesies Haplognathia ruberrima

(Sumber: Sterrer dan Sorensen, 2014)

Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah terang,


dengan ukuran yang relatif besar yaitu lebih dari 3mm dan memiliki tubuh yang
ramping atau langsing. Gnathostomulida ini tersebar di seluruh dunia diantaranya
yaitu di Atlantik Utara, Karibia, Pasifik Selatan, Mediterania, dan juga ditemukan
di Guadelouoe, Hindia Barat Prancis (Pascal et al., 2015). Panjang dari spesies
Haplognathia ruberrima ini dapat tumbuh hingga 3.500 μm dengan diameter 140
μm sehingga spesies ini termasuk dalam filum Gnathostomulida terbesar.
Kebanyakan spesies ini memiliki warna merah bata, coklat kemerahan, dan merah
muda. Hal ini disebabkan oleh butiran pigmen yang terletak di jaringan epidermis
hewan ini. Ciri fisik dari spesies ini yaitu memiliki kepala (rostrum) yang ramping
dan runcing, tidak memiliki sepasang bulu sensorik, ujung posterior hewan ini bulat
seragam. Selain itu, pada rahang kokohnya (jaws) dilengkapi dengan gigi yang
tajam seperti sayap. Bentuk basal plate nya seperti perisai yang diatur dengan duri
dorsal (Knaus dan Reiger, 1979).

II. KARAKTERISTIK ORGANISME


1) Habitat
Spesies ini hidup pada substrat berpasir dan lumpur di pantai laut
dangkal, dan dapat bertahan dalam lingkungan dengan kondisi hipoksia yaitu
konsentrasi oksigen rendah tetapi hidrogen sulfida yang tinggi. Spesies ini paling
suka hidup pada substrat pasir yang kaya akan detritus di daerah sublittoral yang
dangkal. Mereka biasanya ditemukan di pantai terlindung, dekat rumput laut, hutan
bakau, dan diantara terumbu karang. Sebagian besar dari Haplognathia ruberrima
ini ditemukan pada zona intertidal dan zona intertidal dangkal dengan kedalaman
mencapai 400 m (Lammert, 1981).

2) Distribusi
Haplognathia ruberrima ini tersebar di seluruh dunia, seperti di Swedia
yang ditemukan pada tahun 1964, Laut Utara, Hawaii, Adriatik utara, Carolina
Utara, Bermuda, Fiji, Pulau Canary, Bahamas, Australia, kedua sisi Atlantik Utara,
dan Mediterania (Sterrer dan Sosrensen, 2014).

3) Feeding

Spesies Haplognathia ruberrima memiliki kebiasaan memakan


makanan yang menempel pada butiran pasir, seperti hifa jamur dan bakteri. Mereka
menggigit menggunakan gigi rahangnya (fearsome jaws), dan mereka bukanlah
predator tetapi hanya memakan mikroflora seperti bakteri dan benang jamur. Gigi
rahang (fearsome jaws) yang terlihat menggunakan mikroskop cahaya ini tersusun
dari jarum agregat yang sama seperti yang ditemukan pada gigi dan memiliki tiga
baris gigi (Sorensen dan Sterrer, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Riedl (1969), menunjukkan bahwa selama proses feeding, Gnathostomulida akan
menggaruk atau menyisir substrat dengan cara meluncurkan basal plate nya dengan
kuat ke substrat dasar, kemudian rahangnya (jaws) akan menangkap partikel yang
dilewatinya. Kemudian partikel seperti hifa jamur tersebut akan langsung ke bagian
usus tengah (midgut) dengan cepat.

Gambar 2. Rahang (Jaws) dari Haplognathia ruberrima

(Sumber: Sterrer dan Sorensen, 2014)


Dari pengamatan langsung dan analisis terstruktur yang dilakukan oleh
peneliti mengenai skenario feeding dari Haplognathia ruberrima yaitu, mereka
bertindak sebagai hewan pengikis yang mencabut makanannya (seperti filamen
bakteri) dari bagian substrat, kemudian basal plate dipindahkan ke bagian depan
dengan basal plate dorsalis yang berkontraksi. Selanjutnya, makanan nya
dimiringkan ke bawah dan dikeluarkan dari mulut oleh basal plate dorsalis
sehingga gigi akan mengarah ke perut. Lalu, penarikan makanan dilakukan dengan
merelaksasi basal plate dorsalis yang berkoordinasi dengan kontraksi basal plate
retractor. Makanan yang mengendur tersebut kemudian ditangkap oleh rahangnya
(jaws) yang digerakkan maju mundur dari mulut oleh konstruktor saat dibuka oleh
diduktor. Yang terakhir, rahangnya (jaws) tersebut kemudian menutup secara cepat
tetapi pasif dan gerakan itu terjadi saat diduktor rileks. Kemudian makanan akan
dicerna. Mereka biasanya memakan bakteri, protista, dan jamur yang mereka
temukan saat bergerak melalui sedimen (Sterrer dan Sorensen, 2014).

4) Predasi
Menurut Pascal et al. (2014), Haplognathia ruberrima mencari
makanannya berupa mikroorganisme di butiran sedimen melalui bagian mulut
kutikula nya. Mikroorganisme yang menjadi makanannya dan sudah teramati
seperti cyanobacteria dan hifa jamur. Gnathostomulida memiliki peranan dalam
sedimen karena memiliki kaitannya dengan produksi mikroba tertinggi sehingga
Gnathostomulida berperan penting dalam trofik bakteri. Selain itu, pada spesies
Haplognathia ruberrima selama proses feeding, mereka akan menelan bakteri
pengoksidasi sulfur dengan prinsip kemoautotro karena spesies ini hidup di tempat
yang kekurangan oksigen.

Gnathostomula atau yang sering disebut cacing rahang (jaw worms)


berukuran mikroskopis yang hidup di lingkungan pasir dan berlumpur. Seperti
namanya, cacing ini memiliki bagain mulut rumit dengan rahang yang berpasangan
dan pelat basal terpisah yang dihubungkan dengan ligamen dan otot.
Gnathostomula berbeda dari semua hewan invertebrata yang diketahui memiliki
epidermis yang sepenuhnya termonosiliasi, yaitu setiap sel epidermis hanya
membawa satu silia (beberapa gastrotrichs memiliki bagian tubuh yang
dimonosiliasi). Gnathostomulida tidak memiliki lebih dari satu silia dalam satu sel.
Silia yang fleksibel disusun daerah berbentuk tapal kuda di dahi, di sisi kepala dan
di dua baris bagian bawah tubuh. Silia di dahi menciptakan arus yang memindahkan
partikel makanan ke mulut.Ususnya lurus dan tidak memiliki anus. Gnathomula
memiliki bagian rahang yang sangat kecil mulai dari 4 μm hingga 14 μm. Spesies
dari filum ini akan memperpanjang rahangnya di luar mulutnya saat makan dan
memuntahkan makanan yangg tidak dapat dicerna. Makanan utamanya dari spesies
ini yaitu bakteri, ganggang biru-hijau dan diatom. Spesies ini menangkap partikel
makanan secara langsung mengigit menggunakan rahangnya (Kristensen and
Funch, 2000).
5) Reproduksi
Haplognathia ruberrima ini berkelamin ganda atau biasa disebut
dengan hermaprodit. Pada organ kelamin betina, ovarium berbentuk seperti buah
pir memanjang yang tidak berpasangan dan terletak di bagian dorsal antara organ
usus dan epidermis. Theovary ini terdiri dari 4-6 oosit (Mainitz, 1983). Sedangkan
pada organ kelamin jantan, pada hewan ini terletak pada tubuh bagian posterior dan
terdiri dari testis yang berpasangan ataupun juga yang tidak berpasangan. Organ
jantan ini terdiri dari vasa deferentia, penis, dan pori genital (Sterrer, 1997).

Gambar 3. Proses penetasan telur Haplognathia ruberrima

(Sumber: Sterrer dan Sorensen, 2014)


Semua spesies dalam filum Gnathostomulida adalah hermaprodit,
meskipun pada organ pematangan jantan biasanya mendahului daripada gonad pada
betina. Pembuahan silang secara serentak dilakukan pada Filospermoidea, tetapi
tidak mungkin pada taksa lain. Kelenjar jantan membuka dan ditekan sehingga akan
melekat pada epidermis pasangan, dimana sperma tersebut akan bergerak aktif
menembus jalan sehingga akan berada di antara sel usus. Pada tahap ini, mereka
biasanya akan berlama-lama baik sendiri maupun berkelompok sebelum membuahi
telur. Setelah proses kopulasi akan lebih kompleks, dimana folikel testis yang
matang disuntikkan dibawah kulit pasangannya (atau vagina) dengan menggunakan
stilet penis nya. Folikel yang disuntikkan tersebut, akan berubah menjadi prebursa
pertama dan selanjutnya menjadi bursa. Yang membedakannya adalah lapisan khas
dan bentuk corongnya. Sperma lalu dikemas dengan rapat di bursa dan telur akan
matang (Riedl, 1971).
Selanjutnya setelah telur matang, zigot muncul berbentuk bulat dan
akan menempel ke substrat. Pembelahan dimulai beberapa jam setelah oviposisi,
dengan divisi pertama dan kedua meridional, hampir sama, dan holoblastik. Setelah
20 jam pembelahan lebih lanjut menghasilkan mikrometer yang menutupi
permukaan hewan. Sel ujung akan muncul pada hari ketiga, dan pada hari keempat
gastrulasi epibolik selesai (Sterrer et al., 2001). Juvenile dari hewan ini yang sudah
menetas memiliki panjang sekitar 100 μm dan monosiliasi sempurna. Sensor
anterior dan rahang belum ada, tetapi ada bagian faring, termasuk bagian tengah
dari basal plate. Pada spesies Haplognathia ruberrima, dalam kapsul telur
berbentuk bulat tetapi tidak berwarna, memiliki ukuran 170x120 μm. Kemudian
bentuk remaja dari hewan ini perlahan-lahan berputar dan melakukan hentakan
hingga menembus kapsul. Pada hewan ini kemudian berkembang dan memiliki
faring dengan basal palate yang sepenuhnya lengkap dengan 9-10 duri. Sedangkan
pada rahangnya juga sudah bisa terlihat. Organ jantan pada hewan ini selalu muncul
lebih dahulu daripada organ betinanya (Muller dan Ax, 1971).

6) Nilai Ekonomi dan nilai ekologis

Gnathostomula dapat menjadi bioindikator dari suatu perairan. Hal


tersebut dikarenakan gnathostomula hidup pada kolom perairan dalam waktu yang
cukup lama. Menurut Yusal (2019), biota air yang dapat menjadi bioindikator dari
perairan adalah biota yang hidup dan menetap lama serta berukuran mikroskopik
hingga makroskopik. Penggunaan gnathostomula sebagai bioindikator sangatlah
efektif. Hal tersebut dikarenakan gnathostomula memiliki ukuran yang berada di
antara makroskopik dengan mikroskopik. Secara ekonomi gastrotricha tidak
memiliki nilai ekonomi. Namun keberadaannya sangat penting bagi biota yang
memiliki nilai ekonomi tinggi.

III. KESIMPULAN
Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah terang
dari filum Gnathostomula. Mereka biasanya ditemukan di pantai terlindung, dekat
rumput laut, hutan bakau, dan diantara terumbu karang dan hidup pada substrat
berpasir dan lumpur di pantai laut dangkal. Spesies ini memiliki kebiasaan makan
berupa memakan mikroflora seperti bakteri dan benang jamur yang menempel pada
substrat pasir. Mereka menyisir makanan menggunakan basal plate nya. Cacing ini
memiliki kelamin ganda atau disebut dengan hermaprodit dan berkembang biak
dengan cara bertelur.
PEMBAHASAN TUGAS DI PPT

Spesies Haplognathia ruberrima termasuk kedalam ordo


Filospermoidea dimana ordo ini pada organ jantan memiliki kelenjar saluran
sperma yang berpasangan tetapi tidak memiliki otot khusus dalam penis. Penis
tersebut hanya memiliki satu jenis sel dan tanpa ada lumennya. Selain itu, juga
ditemukan struktur yang lebih kompleks dimana kelenjar sperma berbentuk seperti
huruf H dan mempunyai 3 kelompok otot penis. Penis tersebut memiliki dua jenis
sel dan satu lumen. Pada saat proses senggama, hewan ini diasumsikan akan
mengeluarkan penisnya. Sedangkan pada organ kelamin betina, ovarium memiliki
bentuk seperti buah pir yang tidak berpasangan dan terletak di punggung antara
organ usus dan epidermis. Ovarium tersebut membentang dari belakang faring
sampai ke belakang tubuh tengah. Apabila dihubungkan dengan stadium juvenil
pada spesies ini maka bentuk dari organ jantan dan organ betina sudah dapat diamati
pada masa tersebut, namun hewan ini memiliki dua organ kelamin dalam satu
individu dimana hewan ini memiliki ovarium tunggal dan satu atau dua testis.
Sehingga hewan ini disebut hermaprodit simultan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hewan ini tidak dapat dibedkan mana yang individu jantan dan mana indiidu
betinanya, tetapi dapat dibedakan organ kelaminnya karena memiliki bentuk yang
berbeda. Jadi, hewan ini tidak dapt dibedakan jenis kelaminnya juga apabila dilihat
dari warna tubuh hewan ini, ukuran tubuh, bulu, atau ciri fisik lainnya. Hal ini
dikarenakan hewan ini berukuran mikroskopik dan pengamatan mengenai organ
kelamin hanya dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop, khususnya yang
mikroskop elektron.

Pada hewan cacing ini terdapat perbedaan jenis sperma pada masing-
masing ordonya, dimana pada ordo Filospermoidea disebut dengan filiform,
conulus (dalam Conophoralia), dan kerdil (dalam Scleropelia). Apabila harus
membedakan hewan muda dengan hewan dewasa, dimana formasi gamet sudah
terbentuk pada hewan dewasa maka sulit untuk dilakukan tetapi mungki. Karena
organ kelamin hewan ini berukuran sangat kecil dan pengamatannya harus
menggunakan mikroskop elektron. Saat ini, jurnal yang membahas tentang
mengenai kematangan organ reproduksi pada Gnathosthomulida sangat sedikit
sekali. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa perubahan hewan muda ke hewan
dewasa juga terjadi pada spesies ini, akan tetapi pengamatan mengenai erubahan
tersenut dilakukan dengan mengamati morfologi atau bentuk spesifik dari organ
kelaminnya. Sedangkan jurnal yang membahas tentang pematangan organ kelamin
belumlah banyak.

Spesies Haplognathia ruberrima ini melakukan reproduksi pada saat


musim-musim tertentu yaitu pada saat musim kawin. Pada saat kawin, organ jantan
akan disuntikkan ke organ betina individu yang lain. Kemudian sperma akan
menembus dengan membuka jalan menuju ke organ dalam antara usus dan
epidermis, selanjutnya usu akan dikemas rapat di bursa dan lama-lama telur akan
menetas. Individu yang lahir pada musim yang sama umumnya memiliki organ
kelamin yang hampir sama juga. Karena pada spesies ini pada satau individu
ditemukan satu ovarium dan 1 atau 2 testis (hermaprodit simultan). Tetapi pada
umumnya sel organ dari jantan akan tumbuh lebih dulu mendahului organ betina.

Untuk pernyataan yang terakhir, dimana pernyataan terkait populasi


atau komunitas suatu individu spesies ini apakah ditemukan komunitas lain pada
tahun yang sama dan juga apakah terdapat perbedaan rentang umur pada komunitas
yang yang lainnya. Terkait dengan pernyataan ini, saya tidak bisa menjawabnya
karena studi atau jurnal yang membahas mengenai pernyataan tersebut masihlah
sangata sedikit dan sulit ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Knauss, E. B. and R. M. Reiger.179. Fine Structure of the Male Reproductive
System In Two Species of Haplognathia Sterrer (Gnathostomulida,
Filospermoidea). Zoomorphologie., 94: 33-48.

Kristensen, R. M. and P. Funch. 2000. Micrognathozoa: A New Class With


Complicated Jaws Like Those Of Rotifera And Gnathostomulida.
Journal of Morphology., 246(1) : 1-49.

Lammert, V. 1981. Ultrastruktur des Pharynx von Haplognathia rosea (Sterrer,


1968) (Gnathostomulida). Thesis, University of Gottingen, 43 p.

Mainitz, M. 1979. The fine structure of gnathostomulid reproductive organs: New


characters in the male copulatory organ of Scleroperalia.
Zoomorphologie., 92: 241-272.

Müller, U. And P. Ax. 1971. Gnathostomulida von der Nordseeinsel Sylt mit
Beobachtungen zur Lebensweise und Entwicklung von Gnathostomula
paradoxa Ax. Mikrofauna Meeresbodens., 9: 1–41.

Pascal, P. Y., C. Bellemare, W. Sterre, H.T. S. Boschker, S. G. Rozzo and O. Gros.


2015. Diet of Haplognathia ruberrima (Gnathostomulida) in a
Caribbean marine mangrove. Marine Ecology., 36(2): 246-257.

Riedl R. J. 1969. Gnathostomulida from America: First record of the new phylum
from North America. Science., 163: 445–452.

Riedl, R. J. 1971. On the genus Gnathostomula (Gnathostomulida). Int. Rev. der


gesamten Hydrobiol., 56: 385-496.

Sørensen M. V. and W. Sterrer. 2002. New Characters in the Gnathostomulid


Mouth Parts Revealed by Scanning Electron Microscopy. Journal Of
Morphology., 253: 310–334.

Sterrer, W. 1997. Gnathostomulidafrom the Canary Islands. PBSW., 110(2): 186-


197.
Sterrer, W. and M. V. Sørensen. 2014. Phylum Gnathostomulida: Handbook of
Zoology Online. De Gruyter, Denmark, 68 p.

Sterrer, W., W. Salvenmoser, and R. M. Rieger. 2001. Sperm ultrastructure of


Gnathostomaria lutheri Ax (Gnathostomulida: Scleroperalia). Marine
Ecolpgy., 22: 3–11.

WoRMS .2021. Haplognathia ruberrima (Sterrer, 1966). Accessed at:


http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=114746 on
2021-05-24.
Yusal, M. S. et al. 2019. Analisis Ekologis Meiofauna Sebagai Bioindikator Di
Pesisir Pantai Losari, Makassar. Bionature., 19(1): 335-340.
Page 1

LAMPIRAN

PLAGIARISM SCAN REPORT


Date 4140‐12‐42

Words 1000

0% 100% Characters 7464


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Haplognathia ruberrima merupakan salah satu spesies dari filum Gnathostomulida. Spesies ini memiliki klasifikasi menurut
WoRMS ﴾0414﴿, sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Gnathostomulida
Ordo : Filospermoidea
Family : Haplognathiidae
Genus : Haplognathia
Spesies : Haplognathia ruberrima

Gambar 1. Spesies Haplognathia ruberrima

Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah terang, dengan ukuran yang relatif besar yaitu lebih dari
3mm dan memiliki tubuh yang ramping atau langsing. Gnathostomulida ini tersebar di seluruh dunia diantaranya yaitu di
Atlantik Utara, Karibia, Pasifik Selatan, Mediterania, dan juga ditemukan di Guadelouoe, Hindia Barat Prancis ﴾lrsKrl et al.,
2014﴿. Panjang dari KprKirK Hrplugurehir rnbrrrier iui drpre enebnh hiuggr 3.211 μe drugru dirererr 021 μe Krhiuggr
spesies ini termasuk dalam filum Gnathostomulida terbesar. Kebanyakan spesies ini memiliki warna merah bata, coklat
kemerahan, dan merah muda. Hal ini disebabkan oleh butiran pigmen yang terletak di jaringan epidermis hewan ini. Ciri
fisik dari spesies ini yaitu memiliki kepala ﴾enreKur﴿ yang ramping dan runcing, tidak memiliki sepasang buki sensorik,
ujung posterior hewan ini bukat seragam. Selain itu, pada rahang kokohnya ﴾Kars﴿ dilengkapi dengan gigi yang tajam
seperti sayap. Bentuk basal plate nya seperti perisai yang diatur dengan duri dorsal ﴾Knrus dan Reiger, 8980﴿.

II. KARAKTERISTIK ORGANISME


0﴿ Habitat
Spesies ini hidup pada substrat berpasir dan lumpur di pantai laut dangkal, dan dapat bertahan dalam lingkungan dengan
kondisi hipoksia yaitu konsentrasi oksigen rendah tetapi hidrogen sulfida yang tinggi. Spesies ini paling suka hidup pada
substrat pasir yang kaya akan detritus di daerah sublittoral yang dangkal. Mereka biasanya ditemukan di pantai terlindung,
dekat rumput laut, hutan bakau, dan diantara terumbu karang. Sebagian besar dari Haplognathia ruberrima ini ditemukan
pada zona intertidal dan zona intertidal dangkal dengan kedalaman mencapai 400 m ﴾erreert, 0980﴿.

4﴿ Distribusi
Haplognathia ruberrima ini tersebar di seluruh dunia, seperti di Swedia yang ditemukan pada tahun 1964, Laut Utara,
Hawaii, Adriatik utara, Carolina Utara, Bermuda, Fiji, Pulau Canary, Bahamas, Australia, kedua sisi Atlantik Utara, dan
Mediterania ﴾rrrrrer dan Sosrensen, 2014﴿.

3﴿ Feeding
Page 2
Spesies Haplognathia ruberrima memiliki kebiasaan memakan makanan yang menempel pada butiran pasir, seperti hifa
jamur dan bakteri. Mereka menggigit menggunakan gigi rahangnya ﴾Kars reuKrrrf﴿, dan mereka bukanlah predator tetapi
hanya memakan mikroflora seperti bakteri dan benang jamur. Gigi rahang ﴾Kars reuKrrrf﴿ yang terlihat menggunakan
mikroskop cahaya ini tersusun dari jarum agregat yang sama seperti yang ditemukan pada gigi dan memiliki tiga baris gigi
﴾urKurrur dan Sterrer, 4114﴿. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riedl ﴾8680﴿, menunjukkan bahwa selama proses
feeding, Gnathostomulida akan menggaruk atau menyisir substrat dengan cara meluncurkan basal plate nya dengan kuat
ke substrat dasar, kemudian rahangnya ﴾Kars﴿ akan menangkap partikel yang dilewatinya. Kemudian partikel seperti hifa
jamur tersebut akan langsung ke bagian usus tengah ﴾engdie﴿ dengan cepat

Gambar Rahang ﴾Kars﴿ dari Haplognathia ruberrima


﴾rrbenr :
Dari pengamatan langsung dan analisis terstruktur yang dilakukan oleh peneliti mengenai skenario feeding dari
Haplognathia ruberrima yaitu, mereka bertindak sebagai hewan pengikis yang mencabut makanannya ﴾ierrprK filamen
irrekrb﴿ dari bagian substrat, kemudian basal plate dipindahkan ke bagian depan dengan basal plate dorsalis yang
berkontraksi. Selanjutnya, makanan nya dimiringkan ke bawah dan dikeluarkan dari mulut oleh basal plate dorsalis
sehingga gigi akan mengarah ke perut. Lalu, penarikan makanan dilakukan dengan merelaksasi basal plate dorsalis yang
berkoordinasi dengan kontraksi basal plate retractor. Makanan yang mengendur tersebut kemudian ditangkap oleh
rahangnya ﴾Kars﴿ yang digerakkan maju mundur dari mulut oleh konstruktor saat dibuka oleh diduktor. Yang terakhir,
rahangnya ﴾Kars﴿ tersebut kemudian menutup secara cepat tetapi pasif dan gerakan itu terjadi saat diduktor rileks.
Kemudian makanan akan dicerna. Mereka biasanya memakan bakteri, protista, dan jamur yang mereka temukan saat
bergerak melalui sedimen ﴾rrrrrer dan Sorensen ﴾2014﴿.

2﴿ Predasi
Menurut Pascal et al. ﴾2014﴿, Haplognathia ruberrima mencari makanannya berupa mikroorganisme di butiran sedimen
melalui bagian mulut kutikula nya. Mikroorganisme yang menjadi makanannya dan sudah teramati seperti cyanobacteria
dan hifa jamur. Gnathostomulida memiliki peranan dalam sedimen karena memiliki kaitannya dengan produksi mikroba
tertinggi sehingga Gnathostomulida berperan penting dalam trofik bakteri. Selain itu, pada spesies Haplognathia
ruberrima selama proses feeding, mereka akan menelan bakteri pengoksidasi sulfur dengan prinsip kemoautotro karena
spesies ini hidup di tempat yang kekurangan oksigen.
Gnathostomula atau yang sering disebut cacing rahang ﴾Kerua ars﴿ berukuran mikroskopis yang hidup di lingkungan pasir
dan berlumpur. Seperti namanya, cacing ini memiliki bagain mulut rumit dengan rahang yang berpasangan dan pelat basal
terpisah yang dihubungkan dengan ligamen dan otot. Gnathostomula berbeda dari semua hewan invertebrata yang
diketahui memiliki epidermis yang sepenuhnya termonosiliasi, yaitu setiap sel epidermis hanya membawa satu silia
﴾rprrrbrb gastrotrichs memiliki bagian tubuh yang iKriliKuuueid﴿. Gnathostomulida tidak memiliki lebih dari satu silia
dalam satu sel. Silia yang fleksibel disusun daerah berbentuk tapal kuda di dahi, di sisi kepala dan di dua baris bagian
bawah tubuh. Silia di dahi menciptakan arus yang memindahkan partikel makanan ke mulut.Ususnya lurus dan tidak
ereiliki runK. Gurehuenlr ereiliki brgiru rrhrug yrug Krugre krsil enlri drri 2 μe hiuggr 02 μe. rprKirK drri filne iui
akan memperpanjang rahangnya di luar mulutnya saat makan dan memuntahkan makanan yangg tidak dapat dicerna.
Makanan utamanya dari spesies ini yaitu bakteri, ganggang birn‐hisrn dru direue. rprKirK iui erurugkrp prreikrl
makanan secara langsung mengigit menggunakan rahangnya ﴾urKureKirs and Funch, 1114﴿.
2﴿ Reproduksi
Haplognathia ruberrima ini berkelamin ganda atau biasa disebut dengan hermaprodit. Pada organ kelamin betina, ovarium
berbentuk seperti buah pir memanjang yang tidak berpasangan dan terletak di bagian dorsal antara organ usus dan
rpidrreiK. Thruvrry iui errdiri drri 2‐6 uuKie ﴾Meiuirz, 3980﴿. Sedangkan pada organ kelamin jantan, pada hewan ini terletak
pada tubuh bagian posterior dan terdiri dari testis yang berpasangan ataupun juga yang tidak berpasangan. Organ jantan
ini terdiri dari vasa deferentia, penis, dan pori genital ﴾rrrrrer, 9880﴿.

Gambar 2. Proses penetasan telur Haplognathia ruberrima


﴾rrbenr:
Semua spesies dalam filum Gnathostomulida adalah hermaprodit, meskipun pada organ pematangan jantan biasanya
mendahului daripada gonad pada betina. Pembuahan silang secara serentak dilakukan pada Filospermoidea, tetapi tidak
mungkin pada taksa lain. Kelenjar jantan membuka dan ditekan sehingga akan melekat pada epidermis pasangan, dimana
sperma tersebut akan bergerak aktif menembus jalan sehingga akan berada di antara sel usus. Pada tahap ini, mereka
birKruyr rkru brrlrer‐lrer brik Krudiri ernpnu berkelompok sebelum membuahi telur.
Page 3

Matched Source

No plagiarism found

Anda mungkin juga menyukai