Disusun oleh
YUDHA HERNAWAN
26040120140177
ILMU KELAUTAN C
Melakukan Klasifikasi
Berdasar Phyla Invertebrata
Laut
Menerangkan Cirii-Ciri
Morfologi Tiap Phyla Yang
Termasuk Invertebrata Laut
Konsep-Konsep Invertebrata
Secara Umum Dan
Avertebrata Laut
2. TINJAUAN MATA KULIAH
I. Deskripsi Singkat
Mata kuliah invertebrata laut merupakan mata kuliah yang
mempelajari hewan-hewan multiseluler yang tidak bertulang belakang dan
hidup pada lingkungan laut. Pada mata kuliah ini membahas mengenai
pengetahuan tentang berbagai invertebrata laut seperti phylum Porifera,
Cnidaria, Annelida, Echinodermata, Mollusca, dan Arthropoda. Filum
tersebut ditinjau dari segi taksonomi, klasifikasi, morfologi, anatomi serta
habitatnya. Standar kompetensi mata kuliah invertebrata laut ini adalah
setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu memahami fauna
invertebrata laut serta habitatnya. Mahasiswa juga mampu memahami fungsi
fauna invertebrata laut serta keberadaannya pada suatu habitat yang mendasari
dan menunjang bidang ilmu kelautan.
II. Relevansi
Dengan mempelajari filum mikroskopik, yaitu Gnathostomula
dan Gastrotricha maka dapat dihubungkan dengan matakuliah planktonologi,
karena mata kuliah planktonologi membahas tentang zooplankton yang
merupakan hewan mikroskopik. Gnathostomula dan Gastrotricha juga
memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga memiliki potensi untuk
dibudidayakan, hal ini memiliki relevansi dengan matakuliah mariculture
yang merupakan mata kuliah mengenai budidaya hewan laut.
3. ISI RINGKASAN
Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah
terang dari filum Gnathostomula. Mereka biasanya ditemukan di pantai
terlindung, dekat rumput laut, hutan bakau, dan diantara terumbu karang dan
hidup pada substrat berpasir dan lumpur di pantai laut dangkal. Spesies ini
memiliki kebiasaan makan berupa memakan mikroflora seperti bakteri dan
benang jamur yang menempel pada substrat pasir. Mereka menyisir makanan
menggunakan basal plate nya. Cacing ini memiliki kelamin ganda atau
disebut dengan hermaprodit dan berkembang biak dengan cara bertelur.
I. PENDAHULUAN
Haplognathia ruberrima merupakan salah satu spesies dari filum
Gnathostomulida. Spesies ini memiliki klasifikasi menurut WoRMS (2021),
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Gnathostomulida
Ordo : Filospermoidea
Family : Haplognathiidae
Genus : Haplognathia
Spesies : Haplognathia ruberrima
2) Distribusi
Haplognathia ruberrima ini tersebar di seluruh dunia, seperti di Swedia
yang ditemukan pada tahun 1964, Laut Utara, Hawaii, Adriatik utara, Carolina
Utara, Bermuda, Fiji, Pulau Canary, Bahamas, Australia, kedua sisi Atlantik Utara,
dan Mediterania (Sterrer dan Sosrensen, 2014).
3) Feeding
4) Predasi
Menurut Pascal et al. (2014), Haplognathia ruberrima mencari
makanannya berupa mikroorganisme di butiran sedimen melalui bagian mulut
kutikula nya. Mikroorganisme yang menjadi makanannya dan sudah teramati
seperti cyanobacteria dan hifa jamur. Gnathostomulida memiliki peranan dalam
sedimen karena memiliki kaitannya dengan produksi mikroba tertinggi sehingga
Gnathostomulida berperan penting dalam trofik bakteri. Selain itu, pada spesies
Haplognathia ruberrima selama proses feeding, mereka akan menelan bakteri
pengoksidasi sulfur dengan prinsip kemoautotro karena spesies ini hidup di tempat
yang kekurangan oksigen.
III. KESIMPULAN
Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah terang
dari filum Gnathostomula. Mereka biasanya ditemukan di pantai terlindung, dekat
rumput laut, hutan bakau, dan diantara terumbu karang dan hidup pada substrat
berpasir dan lumpur di pantai laut dangkal. Spesies ini memiliki kebiasaan makan
berupa memakan mikroflora seperti bakteri dan benang jamur yang menempel pada
substrat pasir. Mereka menyisir makanan menggunakan basal plate nya. Cacing ini
memiliki kelamin ganda atau disebut dengan hermaprodit dan berkembang biak
dengan cara bertelur.
PEMBAHASAN TUGAS DI PPT
Pada hewan cacing ini terdapat perbedaan jenis sperma pada masing-
masing ordonya, dimana pada ordo Filospermoidea disebut dengan filiform,
conulus (dalam Conophoralia), dan kerdil (dalam Scleropelia). Apabila harus
membedakan hewan muda dengan hewan dewasa, dimana formasi gamet sudah
terbentuk pada hewan dewasa maka sulit untuk dilakukan tetapi mungki. Karena
organ kelamin hewan ini berukuran sangat kecil dan pengamatannya harus
menggunakan mikroskop elektron. Saat ini, jurnal yang membahas tentang
mengenai kematangan organ reproduksi pada Gnathosthomulida sangat sedikit
sekali. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa perubahan hewan muda ke hewan
dewasa juga terjadi pada spesies ini, akan tetapi pengamatan mengenai erubahan
tersenut dilakukan dengan mengamati morfologi atau bentuk spesifik dari organ
kelaminnya. Sedangkan jurnal yang membahas tentang pematangan organ kelamin
belumlah banyak.
Müller, U. And P. Ax. 1971. Gnathostomulida von der Nordseeinsel Sylt mit
Beobachtungen zur Lebensweise und Entwicklung von Gnathostomula
paradoxa Ax. Mikrofauna Meeresbodens., 9: 1–41.
Riedl R. J. 1969. Gnathostomulida from America: First record of the new phylum
from North America. Science., 163: 445–452.
LAMPIRAN
Words 1000
Haplognathia ruberrima merupakan salah satu spesies dari filum Gnathostomulida. Spesies ini memiliki klasifikasi menurut
WoRMS ﴾0414﴿, sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Gnathostomulida
Ordo : Filospermoidea
Family : Haplognathiidae
Genus : Haplognathia
Spesies : Haplognathia ruberrima
Haplognathia ruberrima adalah spesies cacing berwarna merah terang, dengan ukuran yang relatif besar yaitu lebih dari
3mm dan memiliki tubuh yang ramping atau langsing. Gnathostomulida ini tersebar di seluruh dunia diantaranya yaitu di
Atlantik Utara, Karibia, Pasifik Selatan, Mediterania, dan juga ditemukan di Guadelouoe, Hindia Barat Prancis ﴾lrsKrl et al.,
2014﴿. Panjang dari KprKirK Hrplugurehir rnbrrrier iui drpre enebnh hiuggr 3.211 μe drugru dirererr 021 μe Krhiuggr
spesies ini termasuk dalam filum Gnathostomulida terbesar. Kebanyakan spesies ini memiliki warna merah bata, coklat
kemerahan, dan merah muda. Hal ini disebabkan oleh butiran pigmen yang terletak di jaringan epidermis hewan ini. Ciri
fisik dari spesies ini yaitu memiliki kepala ﴾enreKur﴿ yang ramping dan runcing, tidak memiliki sepasang buki sensorik,
ujung posterior hewan ini bukat seragam. Selain itu, pada rahang kokohnya ﴾Kars﴿ dilengkapi dengan gigi yang tajam
seperti sayap. Bentuk basal plate nya seperti perisai yang diatur dengan duri dorsal ﴾Knrus dan Reiger, 8980﴿.
4﴿ Distribusi
Haplognathia ruberrima ini tersebar di seluruh dunia, seperti di Swedia yang ditemukan pada tahun 1964, Laut Utara,
Hawaii, Adriatik utara, Carolina Utara, Bermuda, Fiji, Pulau Canary, Bahamas, Australia, kedua sisi Atlantik Utara, dan
Mediterania ﴾rrrrrer dan Sosrensen, 2014﴿.
3﴿ Feeding
Page 2
Spesies Haplognathia ruberrima memiliki kebiasaan memakan makanan yang menempel pada butiran pasir, seperti hifa
jamur dan bakteri. Mereka menggigit menggunakan gigi rahangnya ﴾Kars reuKrrrf﴿, dan mereka bukanlah predator tetapi
hanya memakan mikroflora seperti bakteri dan benang jamur. Gigi rahang ﴾Kars reuKrrrf﴿ yang terlihat menggunakan
mikroskop cahaya ini tersusun dari jarum agregat yang sama seperti yang ditemukan pada gigi dan memiliki tiga baris gigi
﴾urKurrur dan Sterrer, 4114﴿. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riedl ﴾8680﴿, menunjukkan bahwa selama proses
feeding, Gnathostomulida akan menggaruk atau menyisir substrat dengan cara meluncurkan basal plate nya dengan kuat
ke substrat dasar, kemudian rahangnya ﴾Kars﴿ akan menangkap partikel yang dilewatinya. Kemudian partikel seperti hifa
jamur tersebut akan langsung ke bagian usus tengah ﴾engdie﴿ dengan cepat
2﴿ Predasi
Menurut Pascal et al. ﴾2014﴿, Haplognathia ruberrima mencari makanannya berupa mikroorganisme di butiran sedimen
melalui bagian mulut kutikula nya. Mikroorganisme yang menjadi makanannya dan sudah teramati seperti cyanobacteria
dan hifa jamur. Gnathostomulida memiliki peranan dalam sedimen karena memiliki kaitannya dengan produksi mikroba
tertinggi sehingga Gnathostomulida berperan penting dalam trofik bakteri. Selain itu, pada spesies Haplognathia
ruberrima selama proses feeding, mereka akan menelan bakteri pengoksidasi sulfur dengan prinsip kemoautotro karena
spesies ini hidup di tempat yang kekurangan oksigen.
Gnathostomula atau yang sering disebut cacing rahang ﴾Kerua ars﴿ berukuran mikroskopis yang hidup di lingkungan pasir
dan berlumpur. Seperti namanya, cacing ini memiliki bagain mulut rumit dengan rahang yang berpasangan dan pelat basal
terpisah yang dihubungkan dengan ligamen dan otot. Gnathostomula berbeda dari semua hewan invertebrata yang
diketahui memiliki epidermis yang sepenuhnya termonosiliasi, yaitu setiap sel epidermis hanya membawa satu silia
﴾rprrrbrb gastrotrichs memiliki bagian tubuh yang iKriliKuuueid﴿. Gnathostomulida tidak memiliki lebih dari satu silia
dalam satu sel. Silia yang fleksibel disusun daerah berbentuk tapal kuda di dahi, di sisi kepala dan di dua baris bagian
bawah tubuh. Silia di dahi menciptakan arus yang memindahkan partikel makanan ke mulut.Ususnya lurus dan tidak
ereiliki runK. Gurehuenlr ereiliki brgiru rrhrug yrug Krugre krsil enlri drri 2 μe hiuggr 02 μe. rprKirK drri filne iui
akan memperpanjang rahangnya di luar mulutnya saat makan dan memuntahkan makanan yangg tidak dapat dicerna.
Makanan utamanya dari spesies ini yaitu bakteri, ganggang birn‐hisrn dru direue. rprKirK iui erurugkrp prreikrl
makanan secara langsung mengigit menggunakan rahangnya ﴾urKureKirs and Funch, 1114﴿.
2﴿ Reproduksi
Haplognathia ruberrima ini berkelamin ganda atau biasa disebut dengan hermaprodit. Pada organ kelamin betina, ovarium
berbentuk seperti buah pir memanjang yang tidak berpasangan dan terletak di bagian dorsal antara organ usus dan
rpidrreiK. Thruvrry iui errdiri drri 2‐6 uuKie ﴾Meiuirz, 3980﴿. Sedangkan pada organ kelamin jantan, pada hewan ini terletak
pada tubuh bagian posterior dan terdiri dari testis yang berpasangan ataupun juga yang tidak berpasangan. Organ jantan
ini terdiri dari vasa deferentia, penis, dan pori genital ﴾rrrrrer, 9880﴿.
Matched Source
No plagiarism found