id
oleh
ABSTRACT
') Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi - LIPI, Jakarta
15
Tulisan ini bertujuan untuk mem- peneliti asing yang berminat untuk melakukan
berikan gambaran secara umum tentang spons laut penelitian spons di Indonesia. Jadi ada baiknya
(khususnya kelas Demospongiae). Hewan ini kalau kita sebagai "tuan rumah" juga mengenal atau
banyak terdapat diperairan Indonesia dan jenis- memiliki pengetahuan tentang spons, baik itu
jenisnya terlengkap di dunia (SOEST 1989). dalam segi taksonomi, ekologi maupun
Tidak mengherankan kalau banyak manfaatnya.
Gambar 1. Salah satu struktur sel spons yang paling sederhana. a: Oskula, b: Sel penutup (pinakosit), c: Sel
amobosit, d : Sel pori (porosit), e : Pori saluran masuk (ostia), f: Telur, g: Spikula triaxon, h:
Mesohil, i:Sel mesenkim j: Bulu cambuk (flagella), k : Sel kolar (choanosit), 1 : Sklerosit,
m : Spikula monoaxon (Di gambar kembali dari BUCHSBAUM 1948).
16
17
18
Gambar 4. Contoh kerangka retikulasi periferal yang tertentu (sayatan tegak lurus permukaan spons). a:
retikulasi periferal yang rapat. b: retikulasi ganda.
19
Gambar 5. Contoh struktur yang tak beraturan dalam Hadromerida. a: Sayatan transversal pada spons
yang merambat. b: Sayatan tegak lurus permukaan.
Gambar 6. Contoh bentuk korteks tertentu (sayatan tegak lurus permukaan). Kumpulan dari "styles"
umumnya muncul kepermukaan luar korteks dan membentuk seperti tonjolan bulu-bulu sikat
pada lapisan papilanya
20
Gambar 7. Contoh struktur (a) dan korteks (b) spons Choristida . Pada sayatan tegak lurus terhadap
permukaan, "ectochrote" dengan kumpulan "euaster" kecil membentuk atap "cribriporal",
yang didukung dari bawah oleh "microxea". Lapisan "sterrastral" yang tebal mengandung
"exochone", "sphincter" dan "endochone"; lapisan "hyaline" bawah mengandung "cladome"
dari "orthotriaene"; dalam periferal "choanosom", "endochone" yang pendek berlapis
menjadi subkorteks dan akan beranastomosa ke kanal dalam.
b. Spongin :
Karakter ini sangat penting untuk menghilangkan kristal "bleach" tersebut.
menentukan arsitektur kerangka spons dari Kemudian dapat ditaruh di atas preparat
kelas Demospongiae. Spongin ini juga untuk pengujian di bawah mikroskop. Untuk
menyumbangkan konsistensi dan tekstur tubuh membuat preparat permanen, materi yang
spesimen. teiah dilarutkan dengan natrium hypoklorit,
c. Spikula : dibilas dengan aquadest. Kemudian materi
pada umumnya, setiap individu spons dibilas lagi dengan alkohol 100% beberapa
memiliki lebih dari satu macam bentuk kali disentrifus untuk memisahkan kristal
spikula. Sehingga perlu adanya pengamatan "bleach" dan air dari materi tersebut.
yang rinci tentang bentuk-bentuk mikroskopis
Kemudian endapan dipipet dengan hati-hati
dari setiap spikula yang dikandungnya.
dan ditaruh diatas kaca preparat sampai kering.
Untuk melihat spikula-spikula ini,
Setelah itu, ditutup dengan "Canada Balsam"
sedikit potongan spons dilarutkan dengan
natrium hypoklorit dalam tabung test. Setelah dan kaca penutup.
materi spons tersebut larut, bilas materi Untuk pengujian spikula tertentu dapat
tersebut dengan aquadest beberapa kali untuk menggunakan "scanning electron microscope
21
(S.E.M.)". Caranya sebagai berikut : materi primer yang berperan untuk mebentuk spons dan
yang telah dilarutkan dengan "bleach", perkembangan substruktur internal. Mikrosklera
dilanjutkan dengan sentrifus. Kemudian tidak berfungsi seperti peranan megasklera,tetapi
larutan "bleach" nya dipisahkan, sedangkan membentuk kelompok antara kumpulan
endapannya direndam dalam 20% HNO3. megasklera atau tersebar pada permukaan atau
Setelah dibilas dengan aquadest, dapat membran internal (BERGQUIST 1978)
dilanjutkan pembilasannya dengan 100% Ukuran, bentuk dan susunan dari masing-
alkohol. Terakhir, materi endapan tersebut masing spikula yang dikandung oleh hewan
diberi lapisan emas dalam preparat khusus untuk spons sangat berguna untuk menentukan
pengujian di bawah mikroskop elektron. klasifikasinya, Bentuk dan nama dari
Secara fungsinya, spikula dibagi dua megasklera dan mikrosklera diilustrasikan pada
kategori, yaitu : Megasklera dan mikrosklera. gambar (8 - 12).
Megasklera adalah komponen dad kerangka
23
Gambar 1 1 . Mikrosklera bentuk bintang atau "astrose" (a-e: Streptosklera; f-o: "Euaster").
a & b: "Plesiaster", c: "Amphiaster", d: "Metaster", e; "Spiraster", f: "Oxyaster", g:
"Oxyspheraster" h: "Pycnaster", i: "Strongylaster", j: "Tylaster", k: "Anthaster", 1:
"Anthospheraster", m: "Sterrospheraster", n: "Sterraster", o: "Aspidaster".
Gambar 12. Mikrosklera bentuk sigma atau Sigmatosklera. a & b: "sigma", c: "Serrate sigma", d:
"Diancistra", e: "Toxon", f: "Forcep", g: "Arcuate chela" (pandangan depan & samping), h:
"Palmate isochela" (pandangan depan & samping), i: "Palmate anisochela" (pandangan depan
& samping), k: "Anchorate isochela" (pandangan depan & samping), 1: "Birotulate", m:
"Bipocillium".
24
25
26
27
Spons yang berada di lingkungan yang keruh dan partikel yang sangat kecil (diameter < 50µm)
berarus keras, oskulanya cenderung berada di yang tidak tersaring oleh hewan-hewan laut
puncak permukaan tubuh atau kadangkala lainnya (BERGQUIST 1978).
menyerupai cerobong. Spons dari jenis Mycale hidup
Predator dan kompetisi juga dapat bersimbiosa dengan karang (Tubipora),
mempengaruhi morfologi dari spons. beberapa dimana spons tersebut hidup di dalam rongga
jenis dari opisthobranchia, prosobranchia dan karang tersebut (SOEST & VERSEVELDT
echinodermata dikenal memangsa spons. 1987). Sedangkan spons pengebor seperti
Sehingga secara evolusi, spons akan Cliona hidup pada substrat yang berkapur, seperti
beradaptasi untuk menghindar dari predator- pada cangkang moluska, karang dan coralline
predator tersebut, misalnya merubah menjadi algae. Spons pengebor dapat menyebabkan
spons pengebor (SOEST unpublished). Spons bioerosi terhadap karang (WILKINSON. 1983).
juga berkompetisi dengan alga dan karang dalam Tetapi ada beberapa jenis spons yang dapat
hal mendapatkan cahaya. pada lingkungan mengikat beberapa patahan-patahan karang
yang agak gelap (mungkin terhalang atau di sampai tumbuh menjadi karang baru (WULFF.
perairan yang agak dalam), spons berhasil 1984).
mendapatkan cahaya, misalnya secara evolusi
Beberapa hewan laut seperti kerang,
spons berhasil tumbuh di antara sela-sela alga
kepiting, tunicata, polychaeta, amphipoda,
dan karang dengan bentuk tubuh bercabang.
isopoda dapat hidup atau berlindung secara
Beberapa spons memiliki warna yang
menetap atau sementara di dalam spons. Jadi
berbeda walaupun dalam satu jenisnya.
spons juga merupakan habitat bagi hewan-hewan
Beberapa spons juga memiliki warna dalam
lain yang lebih kecil darinya (BERGQUIST
tubuh yang berbeda dengan pigmentasi luar
1978).
tubuhnya. Spons yang hidup di lingkungan yang
gelap akan berbeda warnanya dengan spons REPRODUKSI
sejenis yang hidup pada lingkungan yang cerah.
Warna spons tersebut sebagian dipengaruhi oleh Pada umumnya hewan spons
fotosintesa mikrosimbionya (misal berwarna berkelamin ganda (hermaprodit), tetapi
ungu dan merah jambu). Mikrosimbion spons memproduksi sel telur dan sel spermanya pada
umumnya adalah cyanophita (cyanobacteria waktu yang berbeda. Hewan ini dapat juga
dan eukariot alga seperti dinoflagella atau berkembang biak (reproduksi) secara aseksual
zooxanthella (WILKINSON 1980). (fragmentasi).
Spons adalah hewan "filter feeder" yang BERGQUIST (1978) melaporkan
menetap, dimana hewan ini dapat hidup dengan bahwa dalam reproduksi seksual, hewan ini
baik pada arus air yang kuat, karena aliran air membutuhkan air yang mengalir untuk
tersebut menyediakan kumpulan makanannya membantu pertemuan sperma dengan telur.
dan oksigen. Makanan spons terdiri dari detritus Pejantan melepaskan spermanya melalui
organik seperti bakteri, zooplankton dan oskula, kemudian mengalir dan masuk ke
phytoplankton yang kecil-kecil yang mana secara dalam saluran masuk (ostia). Kemudian
efektif ditangkap oleh sel-sel berbulu sperma tersebut ditangkap oleh "Chaonocyte" dan
cambuknya. Spons adalah hewan "filter feeder" bertemu dengan telur dalam mesohil. Pada
yang dapat menyaring jenis spons yang ovipar, telur yang telah dibuahi
dikeluarkan dari tubuh spons dan
28
kemudian menetas. Sedangkan, pada jenis makanan yang ada ditubuhnya, kemudian
spons yang vivipar, larva spons dikeluarkan beregenerasi membentuk tunas baru atau
dari tubuh spons dan berenang dengan bulu kompleks gemmula untuk menjadi spons
getarnya selama selang waktu tertentu sampai dewasa (BERGQUIST 1978). Cara reproduksi
mendapat tempat menempel yang sesuai. fragmentasi ini dapat ditiru untuk membuat
Larva dari kelas Calcarea disebut kultur spons.
"amphibiastula" (Gambar 13a) sedangkan
larva dari kelas Demospongia disebut MANFAAT DAN NILAI EKONOMIS
"parenchymula" (Gambar 13c). Setelah SPONS
menempel, larva mengalami metamorfosa
menjadi individu muda, disebut "olynthus" Beberapa jenis spons telah dikenal
pada Calcarea (Gambar 13b) dan "rhagon" memiliki manfaat seperti untuk bioindikator
pada Demospongia (Gambar 13d). pencemaran, indikator dalam interaksi
Pcrtumbuhan spons muda menjadi individu komunitas dan juga dipakai sebagai alat
yang dewasa dipengaruhi oleh temperatur, penggosok (bath sponges). Beberapa jenis
salinitas, kekeruhan, arus air, kemiringan spons kaya akan senyawa kimia seperti
dasar, sedimen, serta kompetisi ruang karotin, asam amino bebas, sterol, asam
(BERGQUIST & TIZARD 1969). lemak, brominat phenol, derivat senyawa
Reproduksi aseksual umumnya dengan dibromotyrosine dan bromopyrol
fragmentasi. Potongan-potongan dari spons (BERGQUIST & HARTMAN 1969;
yang patah dapat hidup dengan cadangan BERGQUIST 1978; LAWSON et al. 1984),
Gambar 13. Ilustrasi larva dari Calcarea (a & b) dan Demospongiae (c & d).
a : Amphibiastula, b: Olynthus, c : Parenchymella, d : Rhagon.
29
serta senyawa kimia baru (CAPON et al. beberapa ilmuwan dari berbagai bidang seperti
1986) dan juga memiliki nilai yang penting taksonomi, ekologi, fisiologi serta biokimia
untuk industri farmasi (ALLEN et al. 1986). yang saling terkait dan berkaitan. Hal ini
Hal ini disebabkan beberapa jenisnya memiliki penting, karena spons bukanlah hewan yang
sifat antibiotis yang tinggi (BERGQUIST & telah siap pakai untuk mencapai nilai tambah
BEDFORD 1978; AMADE et al. 1978) serta tersebut. Hal lain yang juga sama pentingnya
"antifouling", dan "antiinflamatory" (BAKUS adalah bahwa, dalam pencarian senyawa-
et al. 1984). HOOPER et al (1978) senyawa kimia baru tersebut bukan berarti
mengidentifikasi senyawa kimia yang untuk mengeksploitasi spons secara tidak
dikandung beberapa jenis spons untuk "Kimia bijaksana, tetapi hasil penemuan tersebut
-Taksonomi", diantaranya adalah : pigmen akan dipakai sebagai pola atau model untuk
karotin dalam spons jenis Antho, Eurypon, membuat senyawa sintetisnya (apabila
Clathria, dan Cyamon; asam amino bebas memang sudah positif bermanfaat untuk
dalam spons jenis Clathria; Clathriopsumma. industri kimia/farmasi).
Selanjutnya HOOPER et al (1978) Dalam pengambilan spesimen spons
mengekstrak spons jenis Amphinomia di laut harus selalu mempertimbangkan sifat-
sulphured dan Trikentrion flabelliforme dalam sifat ekologis hewan spons tersebut, sehingga
fraksi ethanol/hexane yang mana menunjukkan akan mendapatkan hasil yang lebih efisien
sifat antimikroorganisma (E. coli; B.subtilis dari segi waktu, tenaga, pikiran dan biaya.
dan S. cerevisiae) yang paling positip Dan yang lebih penting pula yaitu pada
dibandingkan dengan aktifitas antibiotik dari pengambilan spesimen tidak sampai
jenis spons lainnya. Sifat antibiotis ini, mengganggu ekosistem itu sendiri.
mungkin disebabkan oleh sulfur (zat belerang)
yang dikandung simbion spons tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Secara fisiologis, proses metabolisme
hewan spons juga dipengaruhi oleh beberapa ALLEN, T.M., SHARMA, A. and DUBIN,
faktor lingkungan, seperti : temperatur, R.E. 1986. Potential new anticancer
kekeruhan, kekuatan arus, cahaya, salinity drugs from marine organisms col-
serta faktor-faktor kimiawi lainnya. Sehingga lected at Enewetak Atoll. Bull. Mar.
jenis spons yang sama tetapi masing-masing Sci. 38 (1): 4-8.
hidup pada kondisi lingkungan yang berbeda,
AMADE, P., CHARROIN, C, BABY, C.
dapat memiliki keaktifan metabolit sekunder
and VACELET, J. 1987. Antimicro-
yang berbeda pula (DAVIDSON pers. comm).
bial activities of marine sponges from
the Mediterranean Sea. Mar. Biol. 94
KESIMPULAN
(2) : 271-276.
Perairan Indonesia memiliki jenis-jenis AMIR, I. 1992. Sponge fauna of coral reef
hewan spons yang terlengkap di dunia. ecosystem in the Seribu Islands and
Pemanfaatan dan nilai ekonomis hewan spons Ujung Kulon. In Third ASEAN Sci-
laut dapat pula diterapkan untuk kemajuan ence and Technology Week Confer-
dan pembangunan bangsa Indonesia, salah ence Proceedings. Vol.6. Marine Sci-
satu caranya adalah melalui kerjasama antara ence Living Coastal Resources.
30
31