Anda di halaman 1dari 3

ZOOLOGI VERTEBRATA

OSTEICHTHYES

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Ida Ayu Putu Lisya Dewi

2113041041

2B Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021/2022
Hal inti yang dapat diambil dari diskusi mengenai materi Osteichtyes yaitu:

Osteichthyes atau ikan bertulang sejati adalah ikan yang tubuhnya memiliki skleto berupa
tulang keras, terbungkus oleh kulit bersisik, memiliki bentuk seperti torpedo memiliki sirip untuk
berenang, serta menggunakan insang untuk bernapas. Osteichthyes memiliki sistem organ yang
lengkap dan kompleks. Osteichthyes memiliki sistem peredaran darah tertutup yang hanya mengalir
sekali ke jantung (sistem peredaran darah tunggal) yang artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi
peredaran darah. Respirasi Osteichthyes terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk
melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. Sistem ekskresi ikan sama seperti hewan vertebrata
(bertulang belakang) lain, yang memiliki banyak fungsi. Fungsi sistem ekskresi ikan yaitu untuk
regulasi kadar air tubuh, mengeliminasi sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein dan menjaga
keseimbangan garam. Osteichthyes terdapat sistem saraf yang pada umumnya ada pada vertebrata
berupa rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang
melalui impuls ke otak atau kelenjar.

Pada struktur internal dan eksternal bervariasi antarikan bergantung kepada kebiasaan renang
ikan. Contohnya bentuk bundar (rounded) biasanya dipunyai oleh ikan yang berenang lambat, misal
ikan gurame (Osphronemus goramy). Selain itu Cara menduga umur ikan yang tidak memiliki sisik
yaitu bisa dengan otolith adalah batu telinga diketahui dengan cara menggunakan mikroskop
binokuler, bisa juga menggunakan metode frekuensi panjang dengan cara mengukur panjang tubuh
ikan, yang selanjutnya menggunakan metode marking dan tangging yaitu pemberian tanda seperti
tanggal, nomer ataupun kode. Fungsi lain sisik ikan adalah untuk melindungi tubuh ikan dari cuaca
yang berubah-ubah, mempermudah gerak ikan dalam air, sisik ikan pada gurami berfungsi untuk
meningkatkan jumlah sel osteoblas, sisik ikan juga berfungsi untuk menstabilkan tubuh ikan.

Adapun ada lima tipe sisik pada ikan, yaitu: cosmoid, gonoid, placoid, cycloid, dan ctenoid.

 Cosmoid, umumnya terdapat pada ikan-ikan primitif, misalnya pada ikan Latimera sp. Sisik
cosmoid ialah sisik-sisik pada kelompok ikan crossopterygii, yang bagian luarnya dilapisi
oleh bahan seperti dentin disebut cosmin.
 Gonoid, misalnya terdapat pada ikan Sturgeen. Sisik ganoid adalah sisik-sisik ikan dari genus
Polypterus. Lapisan paling luar berupa ganoin.
 Placoid, bentuk sisik ini seperti duri terdapat pada ikan golongan ikan Chondrichthyes
(bertulang rawan), misalnya ikan cucut. Sisik placoid terdapat pada sisik ikan hiu dan sisik
ikan pari. Sisik tersebut melekat erat pada kulit, sehingga kulit ikan hiu atau ikan pari bila
dikeringkan dengan baik dapat digunakan sebagai “kertas amplas” atau “kertas gosok”. Sisik
placoid yang ideal terdiri atas bagian pangkal yang berbentuk berlian menempel kuat pada
lapisan dermis kulit, dan bagian yang menonjol ke posterior. Apabila kulit diraba dari arah
posterior ke arah anterior akan terasa kasar. Dalam perkembangannya, bagian ujung tonjolan
yang berupa spina (duri) di luarnya dilapisi oleh email seperti halnya gigi.
 Cycloid (sisik lingkaran), umumnya terdapat pada ikan-ikan yang berjari lemah
(Malacopterygii) misalnya pada ikan mas, ikan tawes, ikan hampal.
 Ctenoid (sisik sisir), sisik ini mempunyai etenii (duri) pada bagian posterior, umumnya
terdapat pada ikan-ikan yang berjari keras (Acanthopterygii), misalnya pada ikan tambakan,
ikan sepat, ikan belanak, dan sebagainya. Sisik cycloid, sisik-sisik pada kebanyakan ikan
bertulang yang kita kenal sehari-hari, seperti halnya sisik ctenoid. Lapisan luarnya berupa
bahan tulang. Perbedaan antara kedua macam sisik terakhir tersebut terletak pada bagian sisik
yang bebas. Pada sisik cycloid, bagian yang bebas tersebut adalah yang halus, sedangkan
pada sisik ctenoid bagian yang bebas tersebut bergerigi.
Adapun juga persamaan dari chondreichtyes dengan osteichthyes diantaranya yaitu:

1. Merupakan chordata air dan anggota dari kelas Pisces.


2. Memiliki endoskeleton dan eksoskeleton.
3. Pernapasan kedua ikan tersebut melalui insang.
4. Memiliki mulut dengan rahang.
5. Sirip berpasangan.

Serta keduanya merupakan hasil perkembangan evolusi dari agnatha, yang hidup pada periode
devon. Seperti pada chondrichtyes yang fosil-fosilnya ditemukan sejak periode devon contohnya
genus clasdoselache yang masih bertahan sampai sekarang hanya 3 kelompok yaitu: ikan hiu, ikan
pari, kimer atau chimaera, serta hampir semua spesiesnya merupakan penghuni lautan dan hidup
sebagai karnivor atau predator.

Selanjutnya ikan ada yang bersisik dan tidak bersisik dipengaruhi oleh habitatnya. Seperti
contohnya ikan lele, belut, dan sidat yang habitatnya di perairan rawa atau lumpur, ikan ikan tersebut
tidak memiliki sisik karena sisik tentu saja akan memperbesar gaya gesek sehingga lebih sulit untuk
bergerak dalam habitat tersebut. Sebagai gantinya ikan yang tidak memiliki sisik biasanya akan
memiliki kulit yang sangat licin dan mampu menghasilkan lendir sebagai bentuk pertahanan dirinya.
Lendri akan membuat mereka jauh lebih mudah bergerak karena kecilnya gaya gesek yang timbul.
Faktor yang menyebabkan adanya sisik dan tidak pada ikan, selain yang telah disebutkan oleh
kelompok penyaji adalah sebagai berikut. Pada dasarnya adanya sisik dan tidak pada ikan dibedakan
atas dua hal yakni secara alami dan buatan. Secara alami, yakni seperti yang disebutkan oleh
kelompok penyaji, karena habitat, dan pengaruh genital ikan itu sendiri. Secara buatan, dalam kasus
ini, kita akan mengambil contoh pada ikan cupang. Pada ikan cupang, dapat mengalami kehilangan
sisik akibat :

 Ikan cupang mengalami cedera.


 Terbakar pemanas akuarium.
 Adanya masalah dengan kualitas air.
 Ikan cupang mengalami infeksi jamur.
 Adanya kelainan Furunculois.
 Terserang parasit, seperti cacing jangkar.
 Adanya lubang pada ikan cupang.

Anda mungkin juga menyukai