Perairan umum daratan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan yang tinggi, sehingga tercatat sebagai salah satu perairan dengan mega biodiversity di Indonesia. Komisi Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa kekayaan plasma nutfah ikan di perairan umum daratan Indonesia mencapai 25% dari jumlah jenis ikan yang ada di dunia (Kartamihardja et al., 2008). Ikan hidup di air dan bernafas dengan menyerap oksigen melalui insangnya. Ikan adalah hewan berdarah dingin, sehingga suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Habitat ikan hampir disemua genangan air yang berukuran besar. Baik air tawar, air asin maupun air payau. Ikan dapat diidentifikasi dengan 2 (dua) cara, yakni identifikasi ikan secara ex-situ dan in situ. Identifikasi ikan secara ex situ atau secara taksonomi adalah suatu usaha untuk mengidentifikasi ikan dengan mengambil sampel ikan, dilihat ciri-ciri meristik dan morfometriknya (atau dilihat sampel DNA nya) serta mencocokannya dengan kunci identifikasi dan taksonomi. Identifikasi ikan secara in situ atau secara hidroakustik adalah suatu usaha untuk mengenali atau 2 mengidentifikasi ikan dengan gelombang suara pada suatu area tertentu, dan waktu tertentu tanpa menyentuh ikan tersebut (Fauziyah, 2005). Keanekaragaman jenis ikan di Indonesia sangat tinggi, diperkirakan terdapat 4000 - 6000 jenis ikan di seluruh perairan Indonesia (LIPI, 2010). Di Indonesia terdapat 1300 jenis ikan yang hidup di perairan tawar (Wargasasmita, 2002). Family Cyprinidae memiliki lebih dari 3.268 spesies dan 321 genus yang merupakan salah satu Famili ikan air tawar terbesar di dunia (Cunha et al., 2002; Liu and Chen, 2003). Banyak ikan memiliki sisik dan menggunakan sirip untuk berenang. Ikan memiliki tulang belakang tetapi tidak memiliki telinga dan kelopak mata eksternal. Ikan juga memiliki kandung kemih udara, berguna untuk bertahan hidup. Insang ikan adalah organ khusus yang berisi ribuan pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Insang terus menyaring oksigen dari air dan masuk ke dalam aliran darah ikan. Insang juga berguna untuk buang air limbah dari aliran darah ikan. Beberapa ikan, seperti ikan hiu, memiliki beberapa bukaan insang. Ikan memiliki sisik tajam atau halus yang dapat melindungi ikan dari cedera. Ikan membuat penutup mukosa diatas sisik, yang membantu melindungi ikan terhadap infeksi oleh bakteri dan menjaga memasuki tubuh ikan. Mukosa ini juga berfungsi untuk mengurangi gesekan, yang membantu ikan dengan mudah berenang melalui air. Sekitar 800 spesies ikan hidup di Amerika Serikat dan ada 30.000 spesies di seluruh dunia. Para ilmuwan percaya bahwa ribuan spesies ikan belum teridentifikasi. Ikan adalah spesies yang lebih beragam daripada kelompok vertebraes lain. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Ikan
Ikan biasanya diklasifikasikan menjadi ikan tanpa rahang, ikan bertulang rawan, dan sisanya tergolong ikan bertulang keras. 2.2 Ciri Umum Ikan Ikan adalah hewan akuatik (hidup di air) yang memiliki ciri-ciri umum berikut: 1. Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor. 2. Tubuh ditutupi oleh kulit yang pada umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik, yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid. 3. Ikan memiliki sirip untuk berenang. 4. Endoskeleton tersusun atas tulang rawan atau tulang keras. 5. Ikan bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang). Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut labirin, contohnya pada ikan Trichogaster sp., Helostoma sp., Anabas sp., dan Osphronemus goramy (gurami). 6. Ikan memiliki organ tambahan berupa gelembung renang yang berfungsi membantu pernapasan dan sebagai alat hidrostatis. 7. Ikan bersifat poikiloterm (berdarah dingin/suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan). 8. Sistem peredaran darah tertutup tunggal, yaitu dalam satu kali peredaran, darah hanya satu kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruangan, yaitu satu ventrikel dan satu atrium. 9. Sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. 10. Alat ekskrsi berupa ginjal dengan tipe pronefron atau mesonefron. 11. Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem hormon. 12. Ikan memiliki alat indra berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra pembau, dan gurat sisi. 13. Gurat sisi terdapat di sepanjang sisi tubuhnya, berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air. 14. Alat kelamin terpisah atau hermafrodit. 15. Fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar tubuh) atau internal (di dalam tubuh). 16. Ikan bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar. 2.3 Ciri Khusus Ikan • Rangka tersusun atas tulang sejati • Tubuh ditutupi oleh sisik 2.4 Habitat Ikan Ikan dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin dengan kedalaman bervariasi.Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan dan dipelihara untuk hiasan dalam akuarium yang juga sering dikenal sebagai ikan hias. Hasil penangkapan ikan seluruh dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton pertahun. 2.5 Struktur dan Fungsi Tubuh Pada Ikan Tubuh ikan bagian luar dilindungi oleh sisik (skuama). Pada lapisan bawah sisik terdapat kulit yang banyak mengandung mukosa. Suhu tubuh ikan bergantung pada lingkungan di sekitarnya atau bersifat poikiloterm. Hal tersebut dimungkinkan karena ikan belum memiliki organ yang mengatur suhu tubuh. Pada bagian sisi tubuh terdapat gurat sisi. Alat ini berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air dan kedudukannya di dalam air. Ikan memiliki banyak sirip. Sirip ikan terdiri atas dua sirip dada, dua sirip perut, satu sirip punggung, satu sirip belakang dan satu sirip ekor. Sirip ekor ada beberapa tipe yaitu homoserkal (ikan mujair dan ikan mas), dipeserkal (hiu), heteroserkal (ikan cucut), dan protoserkal. Ikan telah memiliki saluran dan kelenjar pencernaan makanan. Saluran pencernaan ikan meliputi rongga mulut, faring, kerongkongan (esofagus), lambung, dan usus (intestinum). Di dalam rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut (kofius), lidah yang tidak dapat digerak-gerakkan, dan kelenjar mukosa. Ikan tidak memiliki kelenjar ludah. Usus ikan berbentuk pembuluh yang berkelok-kelok. Pada usus terdapat alat penggantung usus, disebut mesentrium. Kelenjar pencernaan makanan ikan terdiri atas hati dan pankreas. Hati berfungsi menghasilkan cairan empedu. Selanjutnya, cairan empedu ditampung di dalam kantong empedu yang tampak berwarna kehijauan. Di dalam usus, cairan empedu digunakan untuk mencerna lemak. Pankreas bersifat mikroskopik dan berfungsi untuk menghasilkan enzim- enzim pencernaan pada ikan, saluran urine dan saluran kelamin bergabung menjadi satu sehingga disebut sistem urogenitalia. Alat ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kantong kemih, dan porus ekskretorius. Sepasang ginjal ikan dihubungkan ke kantong kemih melalui ureter. Kantong kemih merupakan tempat penampungan urine dari ureter kanan dan kiri. Selanjutnya, urine dari kantong kemih dikeluarkan melalui porus ekskretorius. Kelenjar kelamin (gonad) ikan terdiri atas gonad jantan (testis) dan gonad betina (ovarium). Testis berfungsi menghasilkan spermatozoid, sedangkan ovarium menghasilkan sel telur. Morfologi ikan adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur organisme ikan Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan dermis. Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan dengan rangka luar (exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix) yang memiliki sisik sangat keras. Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang tak bersisik, kebanyakan dari sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae. Berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi : a. Sisik placoid: Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip dengan bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis. b. Sisik cosmoid Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu : Vitrodentine (dilapisi semacam enamel) Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler) Isopedine. Contoh ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain: Latimeria chalumnae. Sisik ganoid c. Dari luar sisik ini juga terdiri dari beberapa lapis, yaitu : Ganoine (Terdiri dari garan-garam an-organik) Lapisan yang seperti lapisan cosmoine Isopedine d. Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii. Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain: Polypterus Lepisostidae Acipencoridae Polyodontidae e. Sisik cycloid Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan lingkaran pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii). f. Sisik ctenoid Sisik cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang menempel pada tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii) 2.6 Bentuk mulut a) Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas: • Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix) • Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far) • Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon) • Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas. b) Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas: Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio) Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus) c) Tipe Mulut Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk, ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan habitat ikan tersebut. Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel. Berdasarkan letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe, yaitu : a. Terminal Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan. Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain: Ikan Tambangan (Lutjanus johni) Ikan Mas (Cyprinus carpio carpio) b. Sub terminal Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan. Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain: Ikan Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan Ikan Setuhuk Putih (Makaira indica). c. Superior Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala. Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain: Ikan julung-julung (Hemirhamphus far), dan Ikan Kasih Madu (Kurtus indicus). d. Inferior Inferior yaitu mulut yang terletak di bagian agak bawah ujung kepala. Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain: Ikan Pare Kembang (Neotrygon kuhlii), dan Ikan Cucut (Chaenogaleus macrostoma).
2.7. Bentuk Tubuh Ikan
Bentuk luar tubuh ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah menjadi dua secara membujur/memanjang dari pertengahan ujung kepala sampai ekor maka akan menghasilkan dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu apabila tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang maka belahan tubuh sebelah kanan tidak sama dengan belahan tubuh sebelah kiri. Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelompokan menjadi : a. Bentuk Pipih ( Compressed ) Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai lebar tubuh jauh lebih kecil dibandingkan dengan tinggi badan dan panjang tubuh. Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang agak lambat (sedang). b. Bentuk Bola (Globiform) Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini bertubuh pendek dan gemuk dan jika sedang mengembang maka bentuk tubuhnya akan menyerupai bola. Cara mengembangnya yaitu dengan cara mengisi badannya dengan udara. Biasanya terjadi saat ikan dalam keadaan bahaya. Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang lambat. c. Bentuk Kotak (Ostraciform) Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak. d. Bentuk Panah (Sagittiform) Bentuk tubuh ikan ini seperti anak panah, kepalanya lancip/ meruncing, badan memanjang kebelakang dengan bentuk yang hampir seimbang dan ekor bercagak. e. Bentuk Ular (Anguilliform) Tubuh ikan seperti ini berbentuk bulat memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil, serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Bentuknya seperti ular dengan ukuran panjang tubuh dapat mencapai 20 kali tingginya. f. Bentuk Torpedo/Cerutu (Fusiform) Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi yang hampir sama dengan lebarnya, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hamper meruncing pada kedua bagian ujung. Bentuk ikan ini menyerupai cerutu dan apabila dilihat dari depan maka tubuhnya membentuk lingkaran yang sempurna. Bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-lineuntuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Bentuk tubuh ini biasanya dimiliki oleh ikan yang sering melakukan migrasi. g. Bentuk Pita (Taeniform atau flatted-form) Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar, memanjang dan tipis menyerupai pita. Ikan ini cenderung bergerak lambat dengan cara berenang seperti ular yang membentuk huruf S. h. Bentuk gepeng atau picak (Depressed) Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Biasanya dimiliki oleh ikan yang suka hidup di dasar perairan dan mengendap-ngendap untuk menangkap mangsanya. i. Bentuk tali (Filiform), yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain: Snipe Eel (Nemichthys scolopaceus) Pipefish (Pseudophallus straksii) BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil makalah kami dengan judul karakteristik dan sifat fisik ikan secara umum. Ikan banyak memiliki ciri umum dari bentuk, habitat, dan struktur fungsi ikan yang dapat kita ketahui. Dari ciri-ciri khusus ikan memiliki rangka tersusun atas tulang sejati dan tubuhnya ditutupi oleh sisik. Habitat ikan secara umum berada di air tawar, air payau dan air asin. Pada struktur dan fungsi tubuh ikan di bagi menjadi 2 yaitu: bagian dalam dan luar. Pada bagian dalam strukturnya yaitu ingsan, lambung, usus, kantong kemi dan prangkeas. Pada bagian luar strukturnya yaitu: mulut, punggung, sirip, sirip ekor, sisik, mata dan lain-lain. Dari beberpa bentuk mulut ikan di bagi menjadi 4 yaitu: bentuk tabung, bentuk paruh, bentuk gergaji, dan bentuk terompet. Dalam tatalek mulut ikan memiliki beberapa tipe yaitu: tipe Terminal, tipe Sub Terminal, Superior, dan Inferior. Pada bentuk tubuh ikan memiliki beberapa ciri dari setiap spesies ada 9 ciri bentuk tubuh dari ikan yaitu: Bentuk Pipih, Bentuk Bola, Bentuk Kotak, Bentuk Panah, Bentuk Ular, Bentuk Torpedo, Bentuk Pita, Bentuk Gepeng atau Picak, dan Bentuk Tali. Dari hasil makalah yang kami buat kami dapat mengetahui jenis-jenis ikan dan struktur ikan dari bagian dalam hingga bagian luar ikan seperti sirip, mata, mulut, dan lain-lain. Sehingga kami tahu ikan janis mana yang dapat hidup di beberapa perairan. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, W.D. 1987. Systematics of the fishes of the family Lutjanidae
(Perciformes; Percoidei) the snappers. In: J.J. POLOVIA and S. RALSTON (eds.) Tropical Snapper and Groupers; Biology and Fisheries Management. Westivew Press. USA: 31 pp Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Armico Maharani, D. 2009.Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin.http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014) Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta Sudradjat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya, Jakarta Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta Wahyudin, Kholis. 2007. Panduan Lengkap Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta