Anda di halaman 1dari 12

Vertebrata kelas Condrichtyes, hiu dan kerabatnya disebut ikan bertulang rawan karena mereka

memiliki endiskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan dan bukan dari tulang keras.
Namun demikian, pada sebagian besar spesies, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran
berkalsium. Terdapat sekitar 750 spesies yang masih hidup dalam kelas ini. Rahang dan sirip
berpasanagan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang paling besar dan
paling beraneka ragam terdiri dari hiu dan ikan pari.

Chondrichthyes berasal dari bahasa Yunani, chondros yang berarti rawan, dan ichthyes yang berarti
ikan, jadi Chondrichthyes berarti ikan bertulang rawan. Chondrichthyes memiliki rahang, mempunyai
sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri
atas tulang rawan bukan tulang sejati. Contoh spesies Chondrichthyes antara lain ikan hiu (Squalus
sp.), ikan pari (Makararaja sp.), pari listrik (Torpedo marmorata), pari macan (Taeniura lymma), dan
Chimaera sp. Golongan hewan ini memiliki habitat di laut. Chondrichthyes sendiri dibagi menjadi dua
subkelas yaitu Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holocephali (chimera, kadang-kadang disebut
hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri).

Chondrichthyes seperti dijelaskan diatas memiliki rangka yang terdiri dari tulang rawan. Notokorda,
yang ada pada hewan yang muda lambat laun akan digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes
juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat
menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.

Mulut Chondrichthyes terletak di bagian bawah (ventral) dengan lidah dan rahang. Rahang tertutup
oleh gigi. Kulit tubuhnya rertutup oleh sisik-sisik plakoid yang kasar, berisi dentin (mesodermal) dan
dilapisi dengan email (ektodermal). Otot-otot tubuh memiliki segmen (miotom). Ciri tubuhnya
berbeda dengan ikan bertulang sejati, yaitu mereka tidak memiliki kelenjar renang. Kelenjar renang
ini penting untuk membantu ikan mengapung. Karena ikan bertulang rawan tidak memilikinya, maka
ia harus terus bergerak agar dapat mengapung. Chondrichthyes memiliki dua pasang sirip dengan
sirip ekor yang pada umumnya hereroserkal (lobus dorsal lebih besar). Chondrichthyes merupakan
salah satu hewan yang paling purba yang sebagian besar tubuhnya tidak mengalami evolusi.

Alat pencernaan pada chondrichthyes lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus,
rektum, dan kloaka. Kloaka merupakan lubang keluar dari sistem pencernaan, sistem ekskresi, dan
sistem reproduksi. Lubang hidung berpasangan dan berfungsi untuk indra penciuman. Alat kelamin
terpisah dan fertilisasi terjadi secara eksternal atau internal. Chondrichthyes bersifat ovipar atau
ovovivipar. Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan
khusus di kelaminnya. Mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya
ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah
organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang
sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.

Salah satu spesies Chondrichthyes yang paling dikenal adalah Hiu. Hiu memiliki penglihatan yang
tajam, tetapi tidak dapat membedakan warna. Lubang hidung berfungsi sebagai indra penciuman,
bukan untuk proses pernapasan. Hiu merupakan hewan ovovivipar. Telur dibuahi secara internal dan
tetap berada di dalam oviduk (saluran telur). Embrio di dalam telur mendapatkan makanan dari
kuning telur dan berkembang menjadi anak hiu. Telur kemudian menetas di dalam uterus dan
lahirlah anak hiu. Hiu jantan memiliki alat kopulasi yang disebut klasper. Klasper berupa sepasang
penjepit pada sirip pelvis untuk memindahkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina.
CIRI UMUM CHONDRICHTYES

Chondrichthyes berasal dari kata chondros atau cartilage yang berarti tulang rawan dan Ichthyes
yang berarti ikan. Jadi, chondrichtyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai
dua pasang sirip dan sirip caudal kebanyakan heteroserkal (lobus dorsal lebih besar), lubang hidung
berpasangan, celah insang berjumlah lima, lengkung insang berupa tulang rawan dan di tengah-
tengahnya mengandung arteri dari saraf dan dihubungkan oleh jaringan pengikat, habitat di laut,
dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati.

Skeleton

Chondrichtyes tidak mempunyai rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies
besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas. Karena tidak
memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limfa dan jaringan khusus di kelaminnya.
Mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan
bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang
mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi,
tidak mempunyai kedua organ ini.

Pelengkap

Kulit keras mereka ditutupi dengan gigi dermal (lagi dengan Holocephali sebagai pengecualian
sebagai gigi hilang pada orang dewasa, hanya disimpan pada organ menggenggam terlihat di depan
laki-laki kepala), juga disebut skala placoid atau dentikel kulit , sehingga merasa seperti amplas. Pada
sebagian besar spesies, semua dentikel dermal berorientasi pada satu arah, membuat kulit terasa
sangat halus bila digosok dalam satu arah dan sangat kasar jika digosok dengan arah yang lain.
Kecuali Torpediniformes, yang memiliki tubuh yang tebal dan lembek, dengan lembut, kulit longgar
tanpa dentikel kulit dan duri.

Awalnya girdle dada dan panggul, yang tidak mengandung unsur kulit, tidak terhubung. Kemudian
setiap pasangan sirip perut menjadi tersambung di tengah ketika berevolusi. Dalam sinar , sirip dada
telah tersambung ke kepala dan sangat fleksibel. Salah satu karakteristik utama yang ada di
kebanyakan hiu adalah ekor heterocercal, yang membantu dalam memperoleh tenaga.

Tubuh meliputi

Chondrichthyes memiliki skala toothlike disebut dentikel atau skala placoid. Dentikel menyediakan
dua fungsi, perlindungan, dan dalam kebanyakan kasus perampingan. Kulitnya liat, dilindungi oleh
sisik plakoid atau tanpa sisik yang kecil dan mempunyai banyak kelenjar mucus. Memiliki sirip
median dan sirip yang berpasangan. Mulut pada sisi ventral kepala, dengan gigi-gigi yang dilapisi
email, memiliki 2 atau 1 lekuk hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, memiliki
rahang atas dan rahang bawah intestinum dengan spiral valve.

Hal ini diasumsikan bahwa gigi lisan mereka berevolusi dari dentikel kulit yang bermigrasi ke dalam
mulut, tetapi bisa sebaliknya sebagai teleost ikan bertulang clupeoides Denticeps memiliki sebagian
besar kepalanya tertutup oleh kulit gigi (seperti halnya, mungkin, Atherion elymus , lain ikan
bertulang). Ini adalah kemungkinan besar karakteristik berevolusi sekunder yang berarti ada tidak
selalu merupakan hubungan antara gigi dan timbangan dermal asli. Placoderms tidak memiliki gigi
sama sekali, tetapi terdapat lempeng tulang yang tajam dalam mulut mereka. Dengan demikian,
tidak diketahui mana gigi dermal atau lisan berevolusi pertama.

Sistem Pernafasan

Chondrichthyes bernapas melalui 5-7 insang , masing-masing berada di dalam celah yang terpisah
tergantung pada spesies. Secara umum, spesies pelagis harus tetap berenang untuk menyimpan air
beroksigen [bergerak melalui insang mereka sementara spesies demersal aktif dapat memompa air
di melalui spirakel mereka dan keluar melalui insang mereka.

Spirakel adalah lubang kecil ditemukan di balik setiap mata. Ini dapat mengecil dan melingkar,
seperti ditemukan di Nurse Shark (Ginglymostoma cirratum), dapat diperpanjang dan bercelah
seperti, seperti ditemukan di Wobbegongs (Orectolobidae). Banyak yang lebih besar, spesies pelagis
seperti Hiu Makarel (Lamnidae) dan Hiu Perontok (Alopiidae) tidak lagi memiliki spirakel.

Sistem Reproduksi

Jenis kelamin terpisah, gonade berpasangan, saluran reproduksi bermuara pada kloaka, fertilisasi
internal, ovipar namun ada juga yang ovovipar, telurnya besar dengan banyak kuning telur,
berkembang langsung, tidak mengalami metamorphosis, yang jantan memiliki satu pasang alat
kelamin luar (clasper). – bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar
yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama perkembangannya hingga
menetas.

B. SUBKELAS CHONDRICHTYES

Kelas chondrichthyes mencakup 2 sub kelas yaitu Elasmobranchi yang dibedakan atas ordo
Squaliformes dan ordo Rajiformes, serta subkelas Holecephali. Ordo Squaliformes mencakup semua
jenis ikan hiu sedangkan ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa
perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak celah insang, perlekatan sirip dada dan
wujud dari ekornya. Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus atau
ikan chimaera. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan
jumlah celah insangnya.

a) Subkelas Holochepali (Chimaera)

Cirri-ciri :

§ Insang ada empat pasang

§ Celah Insang satu pasang

§ Tidak mempunyai spiracle

§ Tidak mempunyai sisik

§ Tidak bercloaca
§ Yang jantan memiliki “intromintent organ” (clasper) yang terletak didepan sirip perut dan pada
bebrapa ikan (genus Chimaera) mempunyai tenaculum (semacam clasper) di kepala bagian depan

§ Contoh spesiesnya adalah ikan Chimaera

b) Subkelas Elasmobranchii (cucut, pari, dan hiu)

Ciri-ciri

· Jumlah insang dan celah insang berkisar antara 5-7 pasang

· Mempunyai spiracle

· Sisik bertipe placoid atau tidak ada

· Mempunyai cloaca

· Ikan jantan mempunyai pelvis intromitten organ (myxopterygia)

SubKelas Elasmobranchii

Ikan Hiu

a. Karakteristik Eksternal

Ikan hiu biasanya memiliki dua sirip dorsal tetapi pada beberapa spesies mereduksi tinggal satu dan
ada sebuah sirip anal. Ekor ikan hiu umumnya heteroserkal, tersusun oleh dorsal flange yang besar,
melebar kearah distal dari skeleton aksial dan sebuah ventral flange kecil. Sirip kaudal dan pelvik
berperan penting dalam lokomosi, dan kenyataan adanya struktur siri tersebut untuk menopang
tubuh. Sirip pektoral berfungsi untuk pengendali, sirip pelvik (juga sirip dorsal dan anal) berfungsi
menjaga keseimbangan dan mempertahankan tubuh agar tetap di dalam air. Tulang di bagian
ventral dari pusat sirip ikan hiu disebut korakoid, sedangkan yang memanjang kearah dorsal dibagian
tepi sirip disebut skapula.

Pada yang jantan, sirip caudal itu berubah menjadi klasper sebagai alat untuk memindahkan sperma
kepada hewan betina. Mulut ventral, lubang hidung dua buah yang terletak disebelah ventral kepala.
Celah insang lima buah dan terletak dibelakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum,
yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip pelvic. Tubuh tertutup oleh sisik.

Sisik adalah bagian tubuh luar dan merupakan ciri sangat penting baik untuk ikan tulang keras
maupun ikan tulang rawan. Sisik umumnya sebagai pelindung dan penutup tubuh. Berdasarkan asal,
struktur dan fungsi sedemikian bervariasi sehingga sisik merupakan hal yang penting dalam
klasifikasi. Kulit ikan hiu atau ikan karang terasa seperti amplas (amril) karena banyak sisik-sisik kecil
yang tertanam pada kulit. Sisik ini dikenal sebagai sisik bertipe plakoid dan strukturnya sama dengan
struktur gigi. Setiap sisik tersusun dari lempengan tulang di bagian basal, menuju ke atas menembus
kulit kemudian mengarah ke belakang membentuk tonjolan seperti duri yang tersusun dari dentin.
Seperti pada gigi, disana ada lubang pusat (pulpa), dimana terdapat banyak saluran darah. Spina
ditutupi oleh lapisan yang lebih keras, dipercayai terbuat dari bahan sama dengan email gigi tidak
ada perbedaan prinsip antara sisik dan gigi ikan hiu, kecuali pada ukuran gigi lebih besar, keduanya
adalah barang yang bias hilang dan diganti. Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya
ditakuti organisme lain. Tulang gigi kelompok ikan hiu ini berasal dari dermal.

Pada kelompok hiu, terdapat berbagai tipe gigi yang berbeda. Namun, pada umumnya gigi pada
rahang bawah merupakan gigi untuk mempertahankan posisi makanan, sedangkan gigi rahang atas
berguna untuk mencabik daging mangsa

Vertebrata laut lainnya memecahkan masalah hidup didalam suatu lingkungan hiperosmotik dengan
cara berlainan. Ikan hiu menghasilkan ureasebagai limbah nitrogen dan menahannya didalam cairan
tubuh interna dalam konsentrasiyang begitu tinggi sehingga daya tarik osmotik air kedalam berada
dalam keseimbangan dengan difusi keluar, akibat kadar garam luar yang lebih tinggi.

Insangnya tidak permeabel terhadap urea seperti halnya pada insang sebagian besar ikan
lainnya.konsentrasi urea dalam cairan tubuh ikan hiu dapat mencapai 100 kali kadar pada
mammalia, suatu tingkat yang jauh melebihi toleransi vertebrata lainnya. Garam yang berakumulasi
baik melalui makanan yang masuk maupun melalui difusi ke dalam melewati permukaan seperti
insang, dikeluarkan oleh ginjal dan oleh suatu kelinear khusus yang mengekskresi garam yang
terdapat dibagian kaudal usus hiu.

Ikan hiu tidak memiliki gelembung renang tetapi mempunyai hati yang sangat besar dengan kadar
minyak yang sangat tinggi. Minyak ini disamping mengurangi kepadatan jaringan juga merupakan
persediaan energi yang penting.

Tidak ada perbedaan prinsip antara mata ikan dan vertebrata lain, kecuali hanya ada cara akomodasi
atau adaptasi spesial akibat cara hidup. Akomodasi atau kemampuan mata untuk mengatur dengan
sendirinya atau mengatur secara otomatis untuk melihat dekat atau jauh, pada ikan dilengkapi
dengan gerakan lensa mata ke samping atau ke muka belakang sehingga dapat merubah jarak retina
yang paling sensitif.ikan hiu yang merupakan predator, selalu memiliki jarak pandang dan selalu
menggerakkan lensa matanya ke depan atau menjauhi retina untuk melihat obyek agar tampak lebih
besar.

b. Morfologi dan Fisiologi Sistem organ

V sistem skeleton

Otak dan organ-organ sensori dibungkus dan dilindungi oleh kondrokranium. Di bawahnya ada
skeleton visceral yang terdiri dari rahang bawah dan lengkung-lengkung insang.

Vertebrae 2 macam : batang dan ekor, masing-masing dengan lengkung-lengkung neural. Hanya
vertebra kaudal yang berisi lengkung-lengkung haemal. Sirip-sirip disokong oleh tulang rawan, dan
bagian distal diperkuat dengan jari-jari keratin. Ada sabuk-sabuk pectoral dan pelvic yang berturut-
turut menyokong sirip-sirip pectoral dan pelvic.

V sistem otot
Otot-otot diseluruh tubuh secara teratur bersegmen (metamerik) disebut miotom. Otot-otot itu
bermodifikasi di kepala dan di apendiks.

V sistem pencernaan

Dari mulut kemudian rahang menutup. Faring terbuka lateral ke dalam 5 pasang celah insang. Lalu
menuju ke Esofagus yang ada di sebelah posterior faring, barsatu dengan bagian kardial lambung
menuju ke bagian pilorik lambung, lalu berkelok ke depan membentuk huruf U. Selanjutnya dari
duodenum, kemudian menuju ke usus yang berkatup spiral, dan berakhi di rectum dan kloaka.

V sistem respirasi

Terdapat variasi perlengkapan insang pada berbagai ikan. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang
ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut spirakel. Hemibrankhia dipisahkan satu
dengan lain oleh septum interbrankia yang tersusun dari lengkung kartilago. Masing-masing septa
brankhialis ini menutup bagian yang terbuka dari insang berikutnya kearah posterior. Celah insang
yang terakhir mengandung semibranch (setengah insang) pada dinding anterior. Celah-celah insang
lainnya baik di dinding anterior maupun posterior mempunyai setengah insang. Jadi pada tiap sisi
faring ada 9 buah setengah insang.

Disamping itu ada sisa insang (insang vestigial) yang disebut pseudobranch pada tiap spirakulum.
Pseudobranch adalah sepasang celah insang pertama dari 6 pasang celah insang pada waktu embrio.
Air masuk melalui mulut, melewati faring, lalu keluar melewati celah-celah insang.

V sistem sirkulasi

Jantung hanya mempunyai 1 atrium dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan
satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya
menuju aorta ventral yang lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk
ke dalam insang. Dalam insang terdapat kapiler-kapiler. Kapiler-kapiler lalu bersatu membentuk
aorta dorsalis, dan dari sini darah masuk kedalam seluruh tubuh. Darah vena lalu kembali melalui 2
buah saluran Cuvier (yaitu vena cardinal umum) dan masuk ke dalam sinus venosus. Saluran Cuvier
itu bermuara dalam sinus venosus melalui vena cardinal anterior dan vena cardinal posterior.

Darah dari dinding saluran pencernaan masuk kedalam hati melalui vena porta hepatis lalu ke
sinus venosus melalui sinus-sinus hati. Vena porta renalis membawa darah dari ujung posterior ke
kapiler-kapiler mesonefros, dan dari ginjal ini darah masuk ke vena cardinal posterior.

V sistem ekskresi
Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-
paru. Sistem ekskresi ikan seperti juga vertebrata lain yang mempunyai banyak fungsi antara lain
untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil
dari metabolism protein. Untuk itu berkembang tiga tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan
metanefros. Pada ikan hiu fungsi duktus gonad dan ginjal telah berkembang dilengkapi dengan
duktus urinaria. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh.

BAGIAN 2

Kelas Chondrichthyes memiliki endoskeleton yang seluruhnya terdiri atas cartilago dengan sedikit
calsificasi, tetapi tulang sebenarnya tidak ada. Eksoskeleton yang terdiri atas sisik placoid tractus
digestivus, apparatus respiratorium, sistem radio vaskulator dan banyak lainnya (Radiopoetra, 1993:
h. 2).

Sebagian besar hiu tubuhnya berbentuk spindle shape yang melancip di kedua ujungnya. Ekornya
heterocercal yang digunakan untuk berenang. Celah insang lateralal, terdapat spirakel di belakang
mata. Mempunyai hati yang di penuhi oleh minyak, sirir terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral)
dan sirip perut (pelvic). Satu atau dua sirip punggung (dorsal), satu sirip ekor, kadang-kadang
terdapat sepasang sirip dubur (anal). Hiu adalah sekelompok sub ordo Selachimorpha ikan dengan
kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang rramping (Aimirawati, 2011).

Ikan hiu dan pari terbesar adalah para pemakan-suspensi yang memangsa plankton. Namun
demikian, sebagian besar hiu adalah karnivora yang menelan mangsanya secara utuh atau
menggunakan rahang dan geliginya yang sangat tajam untuk menyobek daging dari hewan yang
terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Geligi hiu mungkin berkembang dari sisik yang bergerigi yang
menutupi kulit kasarnya. Saluran pencernaan pada banyak hiu memiliki proporsi yang lebih pendek
dibandingkan dengan saluran pencernaan banyak vertebrata lain. Di dalam usus halus hiu terdapat
suatu katup spiral (spiral valve), yaitu penonjolan berbentuk pembuka botol yang meningkatkan luas
permukaan dan memperlema aliran makanan di sepanjang saluran pencernaannya yang pendek
(Campbell, 2003: h. 255).

a. Morfologi

Ikan hiu kecil (+ 1 m), memiliki banyak silindris, ujung lancip, kepala pipih. Ada sirip median dorsal.
Sirip kaudal heteroserkal. Yang berpasangan adalah sirip pektoral dan sirip pelvik. Pada yang jantan,
sirip kaudal itu berubah menjadi klasper (organ untuk memeluk ikan hiu betina ketika perkawinan).
Mulut ventral. Lubang hidung dua buah, di sebelah ventral kepala. Mata di sebelah lateral. Celah
insang 5 buah, di belakang mata. Disebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan
celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu
peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip pelvik. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik
plakoid yang asalnya homolog dengan gigi (mesodermal dan ektodermal). Seperti pada gigi, sisik
placoid itu berisi dentin (mesodermal) dan dilapisi dengan email (ektodermal) (Djarubito, 1989: h.
185).

b. Anatomi
Pada pengamatan anatomi ikan hiu ditemukan adanya jantung yang termasuk sistem sirkulasi, ginjal
yang termasuk sistem ekskresi, kantung empedu, hati, lambung, pankreas, dan anus yang termasuk
sistem pencernaan ikan hiu.

c. Sistem respirasi

Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar
dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen
(lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta
akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air(Jasin,
1984: h. 46).

d. Sistem Pencernaan

Alat pencernaan terdiri atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di
dalam cavum oris terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan
mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada
bagian posterior terdapat otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang
membantu penyerapan makanan. Hepar terdiri atas dua bagian menempati rongga sebelah anterior
dan padanya terdapat vesica felea (kantung empedu) ke dalam intestinum(Jasin, 1984: h. 44).

e. Sistem sirkulasi

Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan
satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya
menuju aorta ventral yang lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk
ke dalam insang(Djarubito, 1989: h. 186).

f. Sistem Reproduksi

Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit). Yang
betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang masak
melepaskan diri, menembus selaput ovarium, dan masuk kedalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk
ke dalam ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk itu masing-
masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang sampai menjadi ikan hiu yang
dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2 testes. Spermatozoa mencapai saluran Wolff melalui vas
eferen yang banyak jumlahnya. Saluran Wolff itu berfungsi sebagai vas deferens(Djarubito, 1989: h.
189).

g. Habitat

Ikan hiu (Carcharias menissorah) hidup di selurh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini
biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini
dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.

a. Morfologi

Bentuk umum ikan pari adalah pipih dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat
mata yang berdekatan dengan spiracle sebagai alat indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling
sudut dari tubuhnya, pinna pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang berfungsi untuk
memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
b. Anatomi

Bagian anatomi yang nampak pada saat pembedahan ikan pari tersebut adalah mulut, hati, empedu,
pankreas, lambung, usus, dan anus yang termasuk ke dalam alat sistem pencernaan, adapun jantung
berperan sebagai sistem sirkulasi ikan pari.

c. Sistem Respirasi

Ikan pari melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan
keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang dan spiracle, insangnya terdiri atas
filamen yang banyak mengandung pembuluh darah, meliputi Archus branchia, Filamen branchia, Gill
rakers.

d. Sistem Pencernaan

Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka, dan anus. Pada mulut
terdapat rahang yang bergigi. Faring terbuka dan berhubungan dengan 5 celah insang. Hepar terdiri
dari 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan ada kelenjar pankreas.

e. Sistem Sirkulasi

Cor terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh auriculum dan
ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian bersambung dengan conus arteriosus terus ke ventral
aorta yang bercabang 5 pasang arteri afferent branchialis mengambil O2 yang terdapat dalam
gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent branchialis darah
masuk aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang pertengahan dorsalis dari rongga coelom
(Djarubito, 1989: h. 186).

f. Sistem Reproduksi

Seks terpisah, alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan beberapa vasa eferensia yang menuju
vasa deferensia. Saluran itu terbentang di bawah ginjal dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat
kelamin betina terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung di sebelah dorsal dengan satu
membran dan dua buah oviduk yang menjulur disepanjang tubuh(Jasin, 1984: h. 47).

g. Habitat

Ikan pari (Trygon sephen) dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar dasar
laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya.

BAGIAN 3

a. Ikan Hiu

Hiu atau cucut adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan
yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang
(kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di
belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi
kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai
beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi, Euprotomicrus bispinatus,
sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus,
ikan terbesar, yang bertumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan
plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling
terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di
Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

b. Ikan Pari

Ikan pari adalah salah satu spesies ikan di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip

Lainnya mencapai hampir 7 meter. Bobot terberat ikan pari sendiri yang pernah diukur mencapai 3
ton.

Ikan pari dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh dunia, kurang lebih antara 35o lintang utara
hingga 35o lintang selatan. Persebarannya yang luas dan penampilannya yang unik menyebabkan
ikan ini memiliki banyak nama mulai dari “manta Pasifik”, “manta Atlantik”, “devil fish”, hingga “sea
devil”. Di Indonesia sendiri, ikan pari memiliki aneka nama lokal seperti cawang kalung, serta
plampangan.

Ikan pari belakangan dikategorikan sebagai “dekat dengan ancaman” (near threatened) oleh IUCN
karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah, namun di masa depan
diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam punah. Populasi ikan pari
dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin
terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah. .

Ikan pari memiliki fisik yang secara umum memiliki dada yang lebar serta ekor kecil seperti cambuk.
Sirip dadanya yang lebar membuat tubuhnya terlihat pipih. Ikan pari bergerak memakai sirip
dadanya dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh
sehingga saat dilihat, ikan pari seolah-olah sedang terbang di dalam laut. Kulit ikan pari juga
diselubungi lapisan lendir. Lapisan lendir ini diduga ada hubungannya untuk melindungi kulitnya
yang rentan. Ikan

Pari juga memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan hiu kerabatnya sehingga mereka
dianggap lebih cerdas dibandingkan kerabatnya yang lain.

Ciri khas ikan pari adalah sepasang “tanduk” di dekat mulutnya. “Tanduk” ini sebenarnya adalah
sepasang sirip sefala (kepala) yang membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton
makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut. Di dalam mulutnya juga terdapat 300 gigi kecil
berbentuk pasak dan nyaris tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini tidak digunakan untuk makan,
namun gigi ini berguna saat ikan pari melakukan perkawinan. Ikan pari juga memiliki lima pasang
celah insang di bagian bawah tubuhnya untuk mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di
bagian dalam celah insangnya terdapat tapis insang atau piringan penyaring (filter plate) yang
berfungsi untuk menangkap plankton yang masuk Bersama dengan air laut.

Ikan pari memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat, hingga nyaris
putih. Pola warna pada tubuh ikan pari juga bervariasi di mana pada pari manta yang ditemukan di
Pasifik timur bagian bawah tubuhnya berwarna dominan hitam, sementara pada jenis pari manta
yang ditemukan di Pasifik barat, warna bagian bawah tubuhnya pucat. Belum diketahui apa fungsi
dan penyebab dari pewarnaan bervariasi ini, namun warnanya yang bervariasi memudahkan para
ilmuwan untuk membedakan ikan pari dari wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Hal unik lain
seputar pewarnaan ikan pari adalah mereka memiliki semacam pola di bagian bahu serta bawah
tubuhnya dan pola-pola ini berbeda pada setiap individu ikan pari sehingga dianggap mirip dengan
sidik jari pada manusia.

Ikan pari adalah hewan yang secara umum memiliki perilaku yang tenang. Ia juga menunjukkan
perilaku bersahabat dengan para penyelam sehingga penyelam yang kebetulan berada di dekatnya
bisa memegang dan bahkan menungganginya. Ia juga biasa terlihat di dekat permukaan laut dan di
sekitar terumbu karang. Ikan pari bisa dijumpai dalam jumlah cukup besar di wilayah-wilayah yang
kaya akan plankton, namun ikan pari diketahui tidak menunjukkan tanda-tanda interaksi sosial satu
sama lain maupun membentuk kelompok.

Ikan pari dikenal sebagai salah satu ikan besar yang memakan plankton (filter feeder). Ia makan
dengan cara membuka mulutnya sambil berenang sehingga plankton yang berada dalam air masuk
ke dalam mulutnya. Ia juga bisa menggunakan sepasang sirip kepalanya yang mirip tanduk itu untuk
mengarahkan plankton agar masuk ke mulutnya. Dengan cara ini ia dianggap berburu secara pasif
karena ia tidak mengejar mangsanya untuk makan. Ikan pari juga diketahui memakan hewan-hewan
kecil seperti udang dan anak ikan.

Di musim kawin, sejumlah besar ikan pari akan berkumpul untuk mencari pasangan kawin. Beberapa
pari jantan bisa saling bersaing untuk mendapatkan pari betina pasangannya. Pari jantan yang
berhasil mendapatkan pari betina akan berpegangan pada sirip pasangannya menggunakan giginya
dan merapatkan perutnya, lalu memulai perkawinan dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke
dalam lubang kelamin betina. Perkawinan berlangsung selama kurang lebih 90 detik.

Ikan pari adalah ovovivipar di mana telur menetas saat masih berada di dalam tubuh induknya.
Seekor pari betina bisa membawa 2 bayi ikan pari sekaligus dalam tubuhnya. Periode “kehamilan”
ikan pari sendiri belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan bisa berlangsung antara 9-12
bulan. Bayi ikan pari yang baru menetas lalu keluar dari tubuh induknya dengan kondisi sirip yang
masih terlipat.

Bayi ikan pari mulai aktif segera setelah ia mengembangkan siripnya dan bisa langsung mulai
berenang. Seekor bayi ikan pari yang baru lahir diketahui bisa berukuran selebar 1,2 meter dan
seberat 45 kg. Bayi ikan pari bisa tumbuh sangat cepat karena dalam waktu satu tahun, lebar tubuh
mereka sudah mencapai hampir 2 kali lebarnya saat pertama kali lahir. Usia maksimal ikan pari
sendiri yang diketahui mencapai 20 tahun.

Ikan pari terkenal karena ia bisa melompat keluar dari air dan karena ukuran tubuhnya yang besar, ia
selalu menarik perhatian saat sedang melakukan lompatan. Ada beberapa teori mengenai sebab
mereka melompat dari air. Mereka mungkin melakukan itu untuk melarikan diri dari pemangsanya
atau untuk melepas parasit yang menempel pada tubuhnya. Teori lainnya, ikan pari menggunakan
itu untuk berkomunikasi satu sama lain. Ikan pari juga diperkirakan melompat keluar air untuk
menunjukkan kekuatannya saat sedang mencari pasangan.

Ikan-ikan kecil diketahui sering berada di dekat ikan pari. Salah satu spesies ikan laut yang paling
sering diketahui suka berada di dekat ikan pari adalah ikan remora (Echeneida sp.). Ikan ini biasa
ditemukan menempel pada bagian bawah tubuh ikan pari memakai semacam penghisap pada
bagian atas tubuhnya. Remora mendapat keuntungan dengan menempel pada ikan pari karena ia
terlindung dari pemangsa.
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003

Djarubito, Mukayat. Zoologi Dasar. Jakarta; Erlangga. 1989

Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya; Wijaya utama. 1984

Kimball, Jhon W., Siti Tjitrosomo, dan Nawangsari Sugiri. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta; Erlangga.
2009

Radiopetra. Zoologi Dasar. Jakarta; Erlangga. 1993

Anda mungkin juga menyukai