Anda di halaman 1dari 36

FILUM MOLLUSCA

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang diampu oleh:
Dra. Ammi Syulasmi, M. S.

oleh :
Kelompok 6
Pendidikan Biologi A
Ai Nurlaelasari Rusmana 1304116
Mega Laeni 1300997
Nur Imam Ramdhani 1301964
Rivani Dwi Nurrachmani 1300388
Rizky Ayu Kania 1301315
Yayu Maria Ulfah 1300676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
A. Judul
Filum Mollusca
B. Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui keanekaragaman hewan yang termasuk dalam phyllum Mollusca
2. Mengobservasi morfologi dan struktur tubuh hewan-hewan yang termasuk dalam
phyllum Mollusca
3. Mengelompokan hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri
4. Mengetahui ciri-ciri khas dari setiap classis
C. Landasan Teori
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk Mollusca
sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan
bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya
lebih dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan
memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar,
di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (Suwignyo, 2005).
Filum Mollusca merupakan salah satu anggota hewan invetebrata. Anggota filum
ini antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan
spesiesnya Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar di samping
Arthropoda. Ciri umum yang dimiliki Mollusca adalah tubuhnya bersimetris bilateral,
tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ
reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat
kaki berotot yang secara umum digunakan untuk begerak, dinding tubuh sebelah dorsal
meluas menjadi satu pasang atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi
mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di
dalamnya berisi insang (Hala, 2007).
Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka ke dalam rongga mantel. Saluran
pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya mengandung
radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari
stomodeum yang umumnya merupakan daerah khusus untuk menyimpan makanan dan
fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran pencernaan terdapat ventrikulus
(lambung) dan sepasang kelenjar pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior
saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki
sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel.
Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami srkulasi ruang
terbuka. Darah mengandung homosianin, merupakan pigmen respirasi (Suwignyo,
2005).
Tidak semua hewan Mollusca memiliki cangkok. Anggota jelas Aplacophora tidak
memiliki cangkok, sedangkan kelas Chepalopoda juga tidak memiliki cangkok atau jika
ada mereduksi. Pada Mollusca lainnya cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting
yaitu penyokong tubuh Mollusca yang lunak dan menjaga dari serangan predator (Jutje,
2006).
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan
menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan
Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster =perut,
podos=kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau
kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot
(Achatina fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian
ventral tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat
terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung
tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.
Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda
akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan
rongga mantel (Adhi, 2011).
D. Metode Praktikum
1. Alat dan bahan
a. Alat
1) Mikroskop
2) Bak bedah
3) Pisau bedah
4) Jarum pentul
5) Cawan petri
6) Pinset
7) Alat tulis (pensil dan buku)
b. Bahan
1) Loligo sp. jantan dan betina segar
2) Achantina fulica segar
3) Beberapa awetan basah Mollusca
4) Beberapa awetan cangkok Mollusca
5) Specimens stage of Mollusca
2. Cara kerja
Pembedahan pada Loligo sp. untuk membedakan species jantan dan betina:
a. Alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum disiapkan.
b. Loligo sp. sebelum dibedah diamati terlebih dahulu morfologinya.
c. Loligo sp. yang akan dibedah diletakkan di papan bedah.
d. Loligo sp. dibedah pada bagian posterior tubuh melewati siphon sampai akhir
dorsal tubuh dengan gunting atau pisau bedah.
e. Loligo sp. yang sudah dibedah lalu diamati bagian anatominya dan dibedakan
antara struktur anatomi Loligo sp. yang jantan dengan yang betina.
Pembedahan pada Achantina fulica untuk mengamati struktur anatomi tubuhnya:
a. Achantina fulica diletakkan di cawan petri untuk diamati morfologinya.
b. Untuk pengamatan tubuh bagian dalam Achantina fulica dilakukan dengan
dikeluarkan bagian dalam tubuh dari cangkangnya.
c. Bagian dalam tubuh Achantina fulica yang telah dipisahkan dari cangkangnya
lalu diamati bagian-bagian tubuhnya.
d. Untuk observasi awetan-awetan basah dan kering dari phyllum Mollusca
dilakukan dengan mengamati atau mengidentifikasi bagian-bagian tubuh
awetan-awetan tersebut lalu digambar sesuai dengan hasil observasi.
E. Hasil pengamatan
Tabel E. 1 Identifikasi Phyllum Mollusca berdasarkan struktur tubuh

No. Nama Species Simetri Bentuk Mantel Tipe/ Alat Karakteristik Cangkok
Tubuh Tubuh letak kaki respirasi Warna Arah Jumlah
cangkok putaran cangkok
1. Chaetopleura Bilateral Pipih, Ada Pelekat Mantel Hitam Tidak 8 lempeng
sp. dorso- ada
ventral
2. Loligo sp. Bilateral Silindris Ada Di kepala Insang Putih Tidak Tidak ada
ada
3. Nautilus sp. Bilateral Melingkar Ada Di kepala Insang Putih Ke Satu
kanan
4. Sepia sp. Bilateral Silindris Ada Di kepala Insang Putih Tidak Tidak ada
ada
5. Gafrarium Bilateral Bulat telur Ada Seperti Ctenidia Putih Tidak Dua
divaricatum pipih kapak ada
6. Mytilus sp. Bilateral Bulat Ada Seperti Ctenidia Putih Tidak Dua
pipih kapak ada
7. Ostrea Bilateral Bulat Ada Seperti Ctenidia Putih Tidak Dua
virginica pipih kapak ada
8. Achatina fulica Bilateral Bulat Ada Kaki Paru- Coklat Ke Satu
meruncing otot/perut paru kanan
9. Babylonia Bilateral Bulat Ada Kaki Paru- Coklat/ Ke kiri Satu
spirata spiral otot/perut paru putih
10. Cypraea sp. Bilateral Bulat Ada Kaki Paru- Putih Ke kiri Satu
spiral otot/perut paru

Tabel E. 2 Tabel Klasifikasi Awetan Classis Polyplacophora


No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet
1 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Polyplacophora
Ordo: Chitonida
Familia:
Chaetoplueridae
Genus: Chaetopleura
Species: Chaetopleura
Gambar E.2.1 Chaetopleura sp. Gambar E.2.2 Chaetopleura sp.
sp. (Rusmana, 2014) (Say, 1838)
Tabel E. 3 Tabel Klasifikasi Awetan Classis Cephalopoda
No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet
1 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Cephalopoda
Ordo: Teuthida
Familia: Loliginidae
Genus: Loligo
Species: Loligo sp.

Gambar E.3.1 Loligo sp. Gambar E.3.2 Loligo sp.


(Rusmana, 2014) (Hillewaert, 2005)

2 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Cephalopoda
Ordo: Nautilida
Familia: Nautilidae
Genus: Nautilus
Species: Nautilus sp.

Gambar E.3.4 Nautilus sp.


Gambar E.3.3 Nautilus sp.
(Riken, 2007)
(Rusmana, 2014)

3 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Cephalopoda
Ordo: Octopoda
Familia: Octopodidae
Genus: Octopus
Species: Octopus sp.

Gambar E.3.5 Octopus sp.


Gambar E.3.6 Octopus sp.
(Rusmana, 2014)
(Junior, 2007)
4 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Cephalopoda
Ordo: Sepiida
Familia: Sepiidae
Genus: Sepia
Species: Sepia sp.
Gambar E.3.7 Sephia sp. Gambar E.3.8 Sephia sp.
(Rusmana, 2014) (Newbert, 2005)

Tabel E. 4 Tabel Klasifikasi Classis Gastropoda


No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet
1 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Neogastropoda
Familia: Babyloniidae
Genus: Babylonia
Species: Babylonia
spirata
Gambar E.4.1 Babylonia spirata Gambar E.4.2 Babylonia spirata
(Laeni, 2014) (Sahara, 2011)
2 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Caenogastropoda
Familia: Turritellidae
Genus: Turritella
Species: Turritella sp.

Gambar E.4.3 Turritella sp. Gambar E.4.4 Turritella sp.


(Laeni, 2014) (Ludwigia, 2012)

3 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Mesogastropoda
Familia: Potamididae
Genus: Telescopium
Species: Telescopium sp.

Gambar E.4.5 Telescopium sp. Gambar E.4.6 Telescopium sp.


(Laeni, 2014) (Rahman, 2011)

4 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Mesogastropoda
Familia: Conidae
Genus: Conus
Species: Conus ebracus

Gambar E.4.7 Conus ebracus Gambar E.4.8 Conus ebracus


(Laeni, 2014) (Rahman, 2011)
5 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Neogastropoda
Familia: Olividae
Genus: Oliva
Species: Oliva carneola

Gambar E.4.9 Oliva carneola Gambar E.4.10 Oliva carneola


(Laeni, 2014) (Bastien, 2010)

6 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Caenogastropoda
Familia: Cypraeidae
Genus: Cypraea
Species: Cypraea sp.

Gambar E.4.11 Cypraea sp. Gambar E.4.12 Cypraea sp


(Laeni, 2014) (Smithsonian, 2008)

7 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Caenogastropoda
Familia: Calyptraeidae
Genus: Crucibulum
Species: Crucibulum sp.

Gambar E.4.13 Crucibulum sp. Gambar E.4.14 Crucibulum sp.


(Laeni, 2014) (Bauchet, 2005)
8 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Caenogastropoda
Familia: Stromboidae
Genus: Strombus
Species: Strombus
virceus

Gambar E.4.15 Strombus virceus Gambar E.4.16 Strombus virceus


(Laeni, 2014) (Sari, 2009)

9 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Stylomatophora
Familia: Achantinidae
Genus: Achantina
Species: Achantina sp.

Gambar E.4.17 Achantina sp.


Gambar E.4.18 Achantina sp.
(Septi, 2014)
(Kevin, 2006)

10 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Dentaliida
Familia: Dentaliidae
Genus: Dentalium
Species: Dentalium sp.

Gambar E.4.19 Dentalium sp. Gambar E.4.20 Dentalium sp.


(Laeni, 2014) (Bruyne, 2007)
11 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Sorbeoconcha
Familia: Tonnaidae
Genus: Tonna
Species: Tonna variegata

Gambar E.4.21 Tonna variegata Gambar E.4.22 Tonna variegata


(Laeni, 2014) (Femorale, 2011)

12 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Pulmonata
Familia: Stylomaophora
Genus: Vaginula
Species: Vaginula sp.
Gambar E.4.23 Vaginula sp. Gambar E.4.24 Vaginula sp.
(Ayu, 2014) (Aslam, 2010)

13 Kingdom: Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis: Gastropoda
Ordo: Sorbeoconcha
Familia: Naticidae
Genus: Polinices
Species: Polinices sp.
Gambar E.4.25 Polinices sp. Gambar E.4.26 Polinices sp.
(Laeni, 2014) (Graham, 2011)
14 Kingdom : Animalia
Phyllum: Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Familia : Bursidae
Genus : Bursa
Species : Bursa rubeta
Gambar E.4.27 Bursa rubeta
Gambar E.4.28 Bursa rubeta
(Laeni, 2014)
(Ruddy, 2008)
15 Kingdom : Animalia
Phyllum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Lepidoptera
Familia : Papilionidae
Genus : Thais
Species : Thais sp.

Gambar E.4.29 Thais sp. Gambar E.4.30 Thais sp.


(Laeni, 2014 ) (Andrea, 2008)

Tabel E. 5 Tabel Klasifikasi Classis Bivalvia

Gambar Gambar
No. Klasifikasi
Pengamatan dari Internet
1 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Veneridae
Genus : Gafrarium
Species : Gafrarium
Gambar E.5.1 Gafrarium divaricatum Gambar E.5.2 Gafrarium divaricatum
divaricatum (Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)
2 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Veneridae
Genus :Gafrarium
Species : Gafrarium
dispar Gambar E.5.3 Gafrarium dispar
Gambar E.2.4 Gafrarium dispar
(Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)

3 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Ostreoida
Familia : Ostreoidae
Genus : Ostrea
Species : Ostrea Gambar E.5.5 Ostrea virginica Gambar E.5.6 Ostrea virginica
(Gmelin, 1791) (G. & Ph. Poope, 2010)
virginica
4 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Lucinidae
Genus : Epicodakia
Species : Epicodakia
Gambar E.5.7 Epicodakia divergens Gambar E.5.8 Epicodakia divergens
divergens (G. & PH. Poppe, 2010)
(Ayu, 2014)
5 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Familia : Arcidae
Genus : Barbatia
Species : Barbatia Gambar E.5.9 Barbatia decussate Gambar E.5.10 Barbatia decussata
(Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)
decussata
6 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Pterioida
Familia : Pinnidae
Genus : Pinna
Species : Pinna
Gambar E.5.11 Pinna muricata Gambar E.5.12 Pinna muricata
muricata (Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)

7 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Semelidae
Genus : Semele
Species : Semele
Gambar E.5.13 Semele crenulata Gambar E.5.14 Semele crenulata
crenulata (Anonim, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)
8 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Cardiidae
Genus :
Trachycardium
Species : Gambar E.5.15 Trachycardium rugosum
Gambar E.5.16 Trachycardium rugosum
(Ayu, 2014)
(G. & Ph. Poope, 2010)
Trachycardium rugosum
9 Kingdom: Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Familia : Cardiidae
Genus : Trachycardium
Species : Trachycardium Gambar E.5.17 Trachycardium Gambar E.5.18 Trachycardium
subrugosum subrugosum
subrugosum (Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)

10 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Mytiloida
Familia : Mytilidae
Genus : Mytilus
Gambar E.5.19 Mytillus sp. Gambar E.5.20 Mytillus sp.
Species : Mytilus sp. (Ayu, 2014) (G. & Ph. Poope, 2010)
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, species yang diamati terdiri dari banyak jenis yang
terbagi ke dalam empat kelas, diantaranya:
1. Classis Polyplacophora
a. Chaetopleura sp.
Chaetopleura sp.merupakan salah satu species Mollusca yang masuk ke
dalam classis polyplacophora. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis
polyplacophora karena memiliki beberapa karakteristik, yaitu bentuk tubuh
oval, pipih dorso-ventral dan pada dorsal tubuhnya dilindungi oleh delapan
keping cangkang yang tersusun tumpang tindih seperti genting. Kakinya
menempati daerah sepanjang bagian ventral tubuh. Chaetopleura sp. atau chiton
ini beberapa struktur dan perkembangannya nampak primitif, namun chiton
memiliki struktur yang sesuai dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan
cangkang mirip hewan lainnya. Hewan ini jika disentuh akan melekat erat pada
batu karang (Kastawi, 2005).
Kaki chiton terletak di permukaan ventral tubuh dan berfungsi untuk
melekat juga untuk bergerak. Gerak merayap chiton sangat lamban dan
disebabkan oleh gerakan gelombang otot kaki seperti gerakan yang dimiliki
keong. Bagian yang digunakan untuk melekat pada substrat adalah kaki dan
gelang. Pada dasarnya kaki bertanggung jawab untuk melekat, namun pada saat
seekor chiton diganggu maka gelang berperanan juga sebagai pelekat. Hal inilah
yang menyebabkan pelekatan chiton terhadap substratnya begitu erat (Kastawi,
2005).
Species ini banyak dijumpai di laut. Jumlah species yang hidup sampai saat
ini diperkirakan berjumlah 800 species dan banyak diantaranya dijumpai
sepanjang pantai barat Amerika Utara. Adapun fosilnya tercatat 350 fosil
chiton. Ukuran tubuh Chiton bervariasi dari 3 mm sampai 40 cm, tetapi
sebagian besar species berukuran panjang 3 sampai 12 cm (Kastawi, 2005).
2. Classis Cephalopoda
a. Loligo sp.
Loligo sp. merupakan salah satu species Mollusca yang masuk ke dalam
classis cephalopoda. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis cephalopoda
karena memiliki beberapa karakteristik yaitu tidak bercangkok dan anggota
gerak terdapat di daerah kepala (Syulasmi, Sriyati, Peristiwati, 2011).
Cephalopoda memiliki arti bahwa kaki bergabung dengan kepala dalam
bentuk tangan, tentakel dan atau sifon. Untuk melakukan lokomosi dilakukan
dengan cara menyemprotkan air melalui sifon, sedangkan tentakel dan tangan
digunakan untuk mencari makan. Dibandingkan dengan anggota phyllum
Mollusca lainnya, cephalopoda teradaptasi dengan kebiasaan berenang
(Kastawi, 2005).
Loligo sp. memiliki bentuk tubuh silindris. Sirip-siripnya berbentuk
trianguler atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Kepala dan mata
berkembang dengan baik. Pada kepalanya di sekitar lubang mulut terdapat 10
tentakel yang dilengkapi dengan alat hisap (sucker). Hewan ini pada umumnya
ditemukan pada daerah pantai dan paparan benua hingga kedalaman 400 m.
Beberapa species Loligo sp. hidup sampai di perairan payau (Hamzah, 2013).
b. Nautilus sp.
Nautilus sp. merupakan salah satu species Mollusca yang masuk ke dalam
classis cephalopoda. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis cephalopoda
karena meiliki anggota gerak terdapat di daerah kepala. Nautilus sp. merupakan
anggota classis cephalopoda yang memiliki cangkang (Syulasmi, dkk., 2011).
Cangkang Nautilus sp. berupa eksoskeleten yang melingkar, terbuat dari zat
kapur dan terbagi oleh sekat transversal menjadi kamar-kamar. Antara kamar
yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh sifunkulus, namun hewan ini
menempati kamar terluar. Nautilus sp. memiliki sejumlah tentakel tanpa batil
isap, mata sederhana, tidak mempunyai kromatofor, tidak ada kantung tinta,
memiliki dua pasang insang dan dua pasang nefridia. Hewan ini hidup di dekat
pantai dan terumbu karang di Samudra India dan Pasific (Kastawi, 2005).
c. Octopus sp.
Octopus sp. merupakan salahsatu species Mollusca yang masuk ke dalam
classis cephalopoda. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis cephalopoda
karena memiliki beberapa karakteristik yakni tidak bercangkok dan anggota
gerak terdapat di daerah kepala (Syulasmi, dkk., 2011).
Octopus sp. memiliki delapan lengan. Pada lengan tersebut terdapat alat
penghisap berbentuk bulatan-bulatan cekung yang digunakan untuk bergerak di
dasar laut. Selain itu, bulatan-bulatan tersebut berfungsi untuk menangkap
mangsa. Octopus sp. memiliki mulut yang berbentuk paruh. Bagian paruh ini
merupakan bagian terkeras dari tubuhnya. Paruh pada Octopus sp. digunakan
sebagai rahang untuk mebunuh dan menggigit mangsa menjadi bagian-bagian
kecil. Selain itu, Octopus sp. memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam
(Ahira, 2013).
Habitat utama Octopus sp. adalah terumbu karang yang ada di lautan luas.
Lengan-lengan yang dimilikinya membantunya untuk dapat bergerak didasar
laut. Pergerakan Octopus sp. dilakukan dengan cara merangkak atau berenang.
Jika ingin bergerak perlahan, Octopus sp. hanya perlu merangkak diselingi
sedikit berenang. Sementara jika ingin bergerak cepat, Octopus sp. harus
berenang. Pergerakan Octopus sp. akan sangat cepat jika sedang lapar atau
sedang berada dalam bahaya (Ahira, 2013).
d. Sepia sp.
Sepia sp. merupakan salahsatu species Mollusca yang masuk ke dalam
classis cephalopoda. Hewan ini dikelompokkan ke dalam classis cephalopoda
karena memiliki beberapa karakteristik yakni tidak bercangkok dan anggota
gerak terdapat di daerah kepala (Syulasmi, dkk., 2011).
Pada bagian dorsal Sepia sp. terdapat lengan dan tentakel. Pada bagian
anterior ujung terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan dan tentakel. Lokasi
mata terdapat pada kedua sisi kepala di daerah funnel, dua macam usus terdapat
di anterior sekitar mulut, satu lebih pendek dari lengan dan satu lebih panjang
dari sucker pada tentakel. Di dekat mata terdapat integumen yang tebal disebut
olfactory crest, dibawahnya ditemukan olfactory groove. Sepia sp. atau sotong
mempunyai sifon yang digunakan sebagai alat untuk menyemprotkan tinta
(Nurkatika, 2014).
Mantel pada sotong ini berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu dan
diselubungi selaput tipis yang berlendir. Pada kedua sisi dorsal mantel terdapat
sirip lateral berbentuk segitiga. Di sekeliling mulutnya terdapat delapan lengan
dan dua tentakel yang panjang. Pada permukaan lengan bagian dalam
dilengkapi dengan batil isap. Alat pergerakan sotong berupa cerobong dan sirip
yang letaknya di ujung dorsal. Sepia sp. ini sering disebut-sebut mirip dengan
Loligo sp. Namun pada sotong ini tubuhnya lebih gemuk dengan bentuk sirip
memanjang pada bagian posterior. Sepia sp. dapat dijumpai di daerah pantai,
perairan laut dangkal, perairan payau dan laut terbuka sampai kedalaman 400
meter (Nurkatika,2014).
3. Classis Bivalvia
a. Gafrarium divaricatum
Cangkang berbentuk bulat telur, memiliki lunule yang dangkal, cangkang
luar biasanya berwarna coklat atau putih dengan pola variabel gelap atau terang
dan pigmentasi coklat, di bagian permukaan cangkang dalam berwarna putih
dengan pantulan warna ungu. Di bagian posterior memiliki tiga gigi kardinal
pada setiap katup, tidak memiliki sinus.
b. Gafrarium dispar
Mirip dengan Gafrarium divaricatum, Gafrarium dispar ini dibedakan oleh
bentuk bulat telur nya, dan tulang rusuk radial lebih lunak di anterior daripada
di bagian posterior sisi luarnya. Warna eksterior putih dan ada yang bercorak
bintik coklat. Ada juga pigmentasi coklat di lunule dan atau garis-garis coklat
miring di sekitarnya, sedangkan bagian interiornya berwarna putih.
c. Acmea testudinalis
Species ini memiliki bentuk cangkang yang pipih dan menyerupai cangkang
penyu. Struktur cangkangnya membentuk kerucut dengan sebuah apeks anterior
yang runcing. Cangkangnya terlihat licin. Warna dasar dari Acmea testudinalis
ini adalah keabu-abuan, putih atau coklat kemerahan dengan coreng-coreng
putih atau berkas coklat. Species ini hidup di zona bebatuan intertidal dari
daerah pesisir sampai zona subtidal dengan kedalamn 50 meter.
d. Mytilus sp.
Species ini memiliki kaki berbentuk pipih seperti kapak. Mytylus sp.
memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga karena itulah
disebut Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh
jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan
menutup. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.
Kebanyakan dari species ini dijadikan sebagai bahan makanan.
e. Ostrea virginica
Species ini merupakan hewan Mollusca yang dikelompokkan ke dalam
classis bivalvia karena memiliki dua katup atau dua cangkang. Ostrea virginica
memiliki cangkang keras yang tersusun dari kalsium karbonat. Cangkangnya
tersebut membantu dalam perlindungan terhadap ancaman atau predator.
Species ini memiliki peran penting di dalam lingkungan, karena bertindak
sebagai penyaring atau filter feeder, hewan ini mengisap air dan menyaring
plankton dan detritus untuk ditelan, kemudian mengeluarkan airnya kembali, hal
tersebut membersihkan air yang berada di sekitarnya.
f. Epicodakia divergens
Epicodakia divergens ini berbentuk bulat dengan umbo di bagian dorsalnya.
Cangkang tersusun dari kalsium karbonat, cangkang tersebut relatif kuat dan
dapat melindungi bagian dalam dari hewan ini yang strukturnya lunak.
Umumnya berwarma putih atau putih dengan sedikit warna coklat muda atau
krem. Pada permukaan cangkang luar terdapat struktur garis yang menyebar
dari dorsal atau dari umbo ke arah ventral sampai tepi cangkang.
g. Barbatia decussata
Cangkang pada Barbatia decussata biasanya berwarna coklat atau putih
dengan berkas-berkas garis coklat. Struktur permukaan cangkang kasar, terdapat
pola garis dari arah dosal sampai ke bagian ventral dan berakhir di tepi
cangkang. Umbo sangat jelas terlihat. Species ini hidup di laut.
h. Pinna muricata
Hewan Mollusca ini digolongkan ke dalam classis bivalvia (bi= dua, valvia
= katup). Species ini memiliki bentuk cangkang yang menyerupai segitiga sama
kaki dengan umbo yang agak runcing, cangkangnya keras dan digunakan dalam
sistem pertahanan diri. Umumnya cangkang berwarna coklat atau putih dengan
berkas-berkas coklat atau keabuan.
i. Semele crenulata
Sama seperti anggota classis Bivalvia yang lainnya, Semele crenulata ini
memiliki dua katup atau cangkang dengan umbo pada bagian dorsalnya. Bentuk
cangkang bulat, dan umumnya species ini memiliki cangkang yang berwarna
putih kecoklatan atau keabuan dengan garis pertumbuhan melengkung
mengikuti bentuk cangkang dari arah anterior sampai posterior.
j. Trachycardium rugosum
Species ini secara morfolgi memiliki cangkang luar yang keras karena
tersusun dari kalsium karbonat dan umumnya berwarna putih dengan berkas
coklat. Struktur permukaana cangkangya kasar karena garis pertumbuhan pada
cangkannya membentuk garis-garis yang timbul. Memiliki umbo pada bagian
dorsal. Mempunyai kaki yang pipih dan menyerupai kapak. Ditemukan di zona
littoral dan sublittoral laut beriklim tropis.
4. Classis Gastropoda
a. Achatina sp.
1) Pengamatan Morfologi
Tubuh Achatina sp. terdiri atas kepala, leher, kaki dan masa jerohan.
Pada kepalanya memiliki dua tentakel dan berpasangan dengan ukuran yang
pendek dan berada di anterior yang memiliki saraf pembau serta sepasang
kedua yang berukuran lebih panjang memiliki mata. Letak mulut pada
Achatina sp. berada di bagian anterior kepala, di ventral tentakel. Tepat
dibawah mulut terdapat lubang yang berhubungan dengan kelenjar mukosa
kaki (pedal). Kaki lebar dan pipih dan terdiri atas otot. Kaki merupakan
organ yang berfungsi untuk bergerak (lokomosi) dan mengandung selaput
mukosa yang menghasilkan lendir untuk membantu selama bergerak. Kaki
dan kepala dapat ditarik kedalam cangkang (Kastawi, 2005).
2) Pengamatan Anatomi
Alat pencernaan makanan terdiri dari mulut, masa bukal, esofagus,
kelenjar ludah, tembolok, lambung, kelenjar pencernaan, usus, rektum, dan
anus. Pada bagian mulut terdapat radula untuk “memarut” tumbuhan.
Selanjutnya terdapat esofagus, kemudian lambung (ventrikulus), usus
(intestinum), yang berbelok ke depan lagi dan berakhir sebagai anus yang
terletak di mantel berdekatan dengan kepalanya. Selain itu di dekat lambung
terdapat hati yang berwarna kecoklatan. Hati melingkar-lingkar mengikuti
belitan cangkok (Syamsuri, 2004).
Sel telur dan spermatozoa dihasilkan oleh satu organ yang disebut
ovotestes karna hewan ini bersifat hemafrodit. Spermatozoa dihasilkan oleh
ovotestis keluar menuju ke saluran hermafroditikus kemudian ke saluran
sperma untuk selanjutnya menuju vas deferens. Untuk pemindahan
spermatozoa ke dalam vagina individu lain dibantu oleh penis. Telur juga
berasal dari ovotestis, keluar menuju saluran hermafroditikus selanjutnya
akan dibungkus oleh albumin dari kelenjar albumin. Kemudian telur akan
bergerak meluncur ke saluran oviduk lalu masuk ke vagina (Kastawi, 2005).
Jantung terletak di dalam ruang perikardium dan terdiri atas atrium dan
ventrikel berotot yang akan memompa darah ke seluruh tubuh dengan pulsasi
yang berirama. Alat eksresi terdiri atas ginjal, terletak dekat jantung. Ureter
yang merupakan saluran dari ginjal yang terletak di sisi sepanjang rektum
dan bermuara dekat anus (Kastawi, 2005).
3) Jawaban pertanyaan (kang Zamzam) “Pada saat kapan ketika bekicot lebih
menunjukkan karakter betina/jantan dan akan seperti apa?”
Menurut Syamsuri (2004) pembuahan (fertilisasi) terjadi di dalam tubuh
betina. Walaupun termasuk hewan hermafrodit namun ada juga yang
berfungsi sebagai betina jika menghasilkan ovum, dan berfungsi sebagai
jantan jika menghasilkan sperma. Setelah terjadi fertilisasi, hewan betina
megeluarkan telur yang sudah dibuahi.
b. Babylonia spirata
1) Pengamatan Morfologi
Tubuh keong macan terdiri atas empat bagian utama, yaitu kepala,
kaki, isi perut dan mantel. Pada kepala terdapat dua mata, dua tentakel, sebuah
mulut dan sebuah sifon. Mantel merupakan arsitek pembentuk struktur
cangkang dan pola warnanya Kepala keong macan memiliki radula. Kaki
keong macan berukuran besar dan berbentuk pipih, berfungsi untuk menyerap
dan melekat. Keong macan mengalami torsi, yaitu peristiwa dimana cangkang
serta tubuh di belakang kepala memutar 180o berlawan dengan arah jarum
jam. Tubuh di belakang kepala terdiri atas visceral, mantel dan rongga mantel.
Peristiwa ini dimulai pada waktu stadia veligar sampai kepala dan kaki
kembali lagi pada posisi semula.
Bagian cangkang keong macan yang tertua adalah apex. Letak apex
berada dipuncak, berbentuk kerucut dan berjumlah satu buah. Sumbu kerucut
disebut dengan columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung-
gelung di atasnya disebut spire. Diantara bibir dalam dan gelung besar
terdapat umbilicus berupa celah sempit dan dalam (Kartajaya, 2011).
c. Conus sp.
1) Pengamatan Morfologi
Conus umumnya memiliki cangkang yang ditutupi oleh lapisan berupa
jaringan tipis disebut periostracum. Conus memiliki berbagai macam pola
cangkang dan warna yang menarik. Determinasi Conus umumnya didasarkan
pada morfologi dan warna pada cangkangnya. Namun penggunaan
karakteristik cangkang ini kadang memiliki beberapa kesulitan apabila
berhubungan dengan wilayah dimana Conus itu ada, selain itu sering terdapat
variasi intra-spesies diantara Conus yang ada. Proses identifikasi spesies dan
kebiasaan pakannya juga dilakukan dengan studi molekuler untuk mengetahui
sistematik dan evolusi dari jenis Conus yang ada. Identifikasi Conus dan
kebanyakan gastropoda dapat pula dilakukan dengan mengamati organ yang
disebut radula. Bentuk dan struktur dari radula seringkali unik pada tiap-tiap
spesies dan struktur ini umum digunakan sebagai sumber data dalam
pengamatan mengenai sistematik Mollusca. Kaki terletak di sepanjang ventral
tubuhnya dan berlendir seperti pada gastropoda umumnya (Masrur, 2011).
d. Cypraea sp.
1) Pengamatan Morfologi
Morfologi Cypraea sama seperti anggota tubuh Gastropoda lainnya,
yaitu empat bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel. Kepala
terdapat dua mata, dua tentakel, sebuah mulut dan sebuah siphon. Mantel
merupakan pembentuk struktur cangkang termasuk corak dan warnanya.
Cangkang sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat dan sisanya terdiri dari
fosfat, bahan organik, conchiolin dan air. Cangkang gastropoda secara umu
berbentuk spiral dan bulat. Struktur cangkang yang berbentuk agak kasar
dibagian luar dinamakan lapisan prismatik. Sel-sel mantel lainnya mengolah
matrik organik dari protein conchiolin yang bila direkatkan dengan kristal
kalsium di sebelah dalam cangkang akan membentuk suatu lapisan nakre atau
lapisan mutiara.
Pada Genus Cypreaea, cangkang bagian luarnya yang mengkilap
dikarenakan mantelnya yang keluar ke atas permukaan cangkang dan
menyelimutinya dari dua arah, yaitu dari sisi kiri dan kanan. Mantel Cypraea
memiliki tonjolan-tonjolan di seluruh permukaannya yang membuatnya mirip
seperti spons. Jika lapisan mantel ini disentuh, Cypraea akan menarik diri dan
menyembunyikan tubuh lunaknya di dalam cangkang. Hal ini merupakan
salah satu fungsi berupa proses kamuflase dan merupakan salah satu
pertahanan diri dari predator (Aidi, 2011).
e. Dentalium sp.
1) Pengamatan Morfologi
Mereka berukuran kecil, hidup dalam pasir atau lumpur, terpendam di bawah
permukaan dan umumnya disebut keong gigi. Mereka sering terdampar
di pantai. Bentuk cangkangnya seperti gigi ular yang tipis dan panjang.
Cangkangnya sering meruncing dari ujung depan ke ujung belakang,
karenanya disebut cangkang gading (tusk shell). Cangkangnya agak melengkung
dan bagian dalamnya berongga. Kedua ujungnya terbuka, yang satu lebih besar
dari pada yang lainnya. Hewan ini primitif dan tidak mempunyai jantung,
insang, mata atau tentakel. Tetapi punya cangkang, radula dan mantel untuk
pembentukan cangkang.. Tubuh ramping, memanjang dorsoventral, diselubungi
oleh mantel. Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5 cm. Ada yang hanya 4 mm, tapi
ada pula yang panjangnya 25 cm. Memiliki cangkang. Cangkangnya terbuka pada
kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya berwarna putih atau
kekuningan. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia disebut captula
dengan ujung yang menjulur, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap
mikroflora dan mikrofauna, Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar,
berfungsi untuk menggali di pasir (Kasjian, 2009).
f. Crucibulum sp.
1) Pengamatan Morfologi
Hewan ini terkenal dengan sebutan “Cup and Saucer snails” karena
cangkok siput ini memiliki bentuk seperti piala. Putaran cangkok nya bisa ada
yang ke kanan atau ke kiri dengan warna cangkok ada yang kekuning-
kuningan ataupun sedikit kecoklat-coklatan. Alat respirasi dengan
menggunakan rongga mantel nya yang terdapat pada bagian tubuhnya.
Memiliki alat untuk bergerak dengan perut nya (Gastro) yang memiliki
kelenjar berlendir untuk berjalan.
g. Oliva carneola
1) Pengamatan Morfologi
Memiliki cangkok berbentuk silinder dengan garis melengkung,
berwarna kekuningan, dan ditutupi dengan tanda keunguan atau coklat, yang
sering menyatu. Ini kadang-kadang (tidak selalu), hanya berwarna kekuningan
polos atau ruang seluruhnya dan hampir tanpa tanda-tanda. Margin sutural
tubuh whorl ditandai dengan bintik-bintik atau garis-garis pendek warna
cokelat dan lebih gelap, yang juga terlihat pada whorls yang selalu meliputi
puncak menara pada tubuh Oliva. Memiliki columella dengan kalus putih dan
diketahui memiliki bantalan sekitar 15-18 lirae melintang. Ini terlihat lebih
jelas dalam beberapa bagian tubuh yang lain, dan empat dari mereka yang
memilikinya pada ujung ulir tersebut, paling atas membentuk margin kalus,
yang hampir putih atau agak berwarna pucat dengan anterior berwarna
kemerahan serta memiliki panjang 21 dm atau bahkan 10 mm (Brigman,
1909).
h. Telescopium sp.
1) Pengamatan Morfologi
Cangkang hewan ini berbentuk kerucut, panjang, ramping dan agak
mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat
keunguan dan coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi dengan
garis-garis spiral yang sangat rapat dan mempunyai jalur-jalur yang
melengkung ke dalam. Panjang cangkang berkisar antara 7.5-11 cm .Ukuran
panjang cangkang yang ditemukan di daerah hutan manggrove mencapai 9,3
cm dan pada tambak ikan hanya berukuran 8,8 cm. Perbedaan ukuran yang di
temukan pada tiap-tiap habitat di sebabkan karena ketersediaan pakan di
daerah hutan mangrove lebih baik dari pada di tambak-tambak ikan, juga
karena faktor lingkungan (Rahman, 2011).
i. Turritela sp.
1) Pengamatan Morfologi
Turritella sp. memperlihatkan bentuk tubuh turreted (meninggi) dan
menyudut pada kamarnya. Turritella adalah siput laut berukuran sedang dan
memiliki operculum, yang termasuk ke dalam Gastropoda laut dan termasuk
kedalam familia turritellidae. Spesies ini memiliki cangkang dengan alur
melingkar, dimana secara keseluruhan pada dasarnya memiliki bentuk dari
suatu kerucut yang memanjang. Turritella berasal dari bahasa latin yang
berarti turritus “yang mempunyai menara” atau “menjulang” dengan akhiran
dimunitive-ella. Sama seperti gastropoda pada umumnya menggunakan kaki
dengan perutnya dan terdapat kelenjar berlendir untuk memudahkan ia
berjalan (Fegaira, 2012).
j. Strombus urceus
1) Pengamatan Morfologi
Berdasarkan pengamatan kelompok, siput ini memiliki bentuk cangkang
yang unik dengan arah lingkar ke kanan. Memiliki tonjolan pada apeks
cangkangnya dengan warna lebih terang dibanding bagian cangkok yang lain.
Siput ini hidup dilaut dengan ukuran bermacam-macam dan biasanya
digunakan sebagai hiasan apabila ditemukan tanpa tubuh lendir nya. Rongga
mantel digunakan untuk melakukan respirasi.
k. Tonna variegate
1) Pengamatan Morfologi
Berdasarkan pengamatan kelompok yang kami lakukan siput ini dikenal
dengan siput laut besar karena memiliki ukuran yang cukup besar dengan
bentuk cangkok yang berbeda dari gastropoda pada umumnya karena memiliki
bentuk seperti sirip pada ikan pada salah satu bagian cangkok nya. Dengan
karangan yang tidak sama besar dan memiliki kelenjar lendir untuk bergerak
pada kaki nya.
l. Vaginula sp.
1) Pengamatan Morfologi
Hewan ini merupakan salah satu gastropoda yang tidak memiliki
cangkang/cangkok pada bagian dorsal tubuhnya. Karena itu hewan ini
disebut sebagai siput telanjang. Struktur tubuhnya sama seperti pada
gastropoda umumnya yaitu memiliki tubuh yang berlendir dengan mulut
terletak di anterior dan kaki merupakan bagian yang menonjol pada
tubuhnya dengan memiliki kelenjar berlendir untuk memudahkan
pergerakan.
m. Thais sp.
1) Pengamatan Morfologi
Hewan ini memiliki tonjolan kecil yang melingkar sampai apeks
pada cangkang nya dengan warna merah kecoklatan. Terdapat pula bintik-
bintik putih pada cangkang dengan kaki dibagian ventral tubuhnya.
Memiliki aperture dengan warna yang lebih terang dibandingkan dengan
warna cangkangnya. Memiliki arah lingkar ke kanan.
n. Bursa rubeta
1) Pengamatan Morfologi
Bentuk cangkang pada hewan ini seperti terompet namun lebih kecil.
Dengan tonjolan-tonjolan yang berwarna kemerahan yang mengelilingi
sepanjang lingkar cangkang nya. Tonjolan ini terlihat memiliki ukuran yang
berbeda-beda sampai pada apeks nya. Memiliki kaki seperti pada gastropoda
umumnya yaitu pada bagian ventral tubuhnya terdapat tonjolan yang
memiliki kelenjar lendir untuk memudahkan dalam pergerakan. Arah
lingkar cangkang nya ke arah kiri. Dengan warna aperture cangkang nya
berwarna kehitaman dan terlihat lebih gelap dibanding warna karangannya.

F. JawabanPertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species yang anda
temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban:
Persamaan yang dimiliki oleh setiap species yaitu memiliki tubuh yang lunak,
tubuhnya bercangkang dan memiliki mantel, memiliki tubuh simetri bilateral.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut
sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawaban:
Perbedaan antara Anadara indica (classis: Bivalvia), Achantina fulica (classis:
Gastropoda), dan Loligo sp. (classis: Cephalopoda) adalah: Spesies Anadara indica
dan Achantina fulica keduanya memilki cangkok, namun pada Anadara indica
memiliki dua cangkok yang setangkup atau terdiri dari dua bagian yang disatukan
oleh suatu sendi yang elastis yang disebut hinge, sedangkan pada gastropoda
memiliki cangkok yang berkatup satu (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin,
berjalan menggunakan kaki yang terletak berdekatan dengan perut. Pada Loligo sp.
struktur kaki terletak berdekatan dengan kepala sehingga dimasukkan pada kelas
Cephalopoda.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
Classis Ciri Khas
- Menggunakan perut sebagai alat gerak
atau kakinya, kaki lebar dan pipih pada
bagian ventral tubuhnya. Cangkang
Gastropoda
berbentuk kerucut dan berputar ke
arah kanan. Memiliki tentakel, mata dan
kepala.
Kaki berbentuk pipih seperti kapak,
Bivalvia memiliki 2 cangkang, tidak
memiliki tentakel, mata dan kepala.
Struktur kaki berada di dekat kepala,
Cephalopoda memiliki kantung tinta, siphon, tentakel
dan kepala.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari anggota Annelida yang anda temukan:
Jawaban:
Manfaat dari phyllum Mollusca diantaranya: Loligo sp., Achantina sp., Oestrea sp.,
Mytylus sp. dan Sephia sp. merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi
selain enak rasanya, cangkang dari berbagai Mollusca dijadikan bahan industri dan
hiasan karena memiliki warna yang indah, mutiara yaitu permata yang dihasilkan
sejenis kerang dan merupakan komoditas ekspor non migas yang cukup penting
terutama bagi Indonesia. Selain itu, phyllum Mollusca juga dapat memberikan
kerugian diantaranya: Teredo navalis, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan
kapal, Lymnea javanica berperan sebagai inang perantara cacing Fasciola hepatica.
5. Dari Teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai phyllum
Mollusca, lengkapilah tabel berikut ini:
Phyllum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Syaraf Reproduksi
Mollusca Alat pencernaan Ekskresi Respirasi Sistem saraf Umumnya
komplit, mulut pada dengan mantel, dengan tiga berumah dua,
memiliki radula Phyllum satu atau pasang ganglia pada beberapa
(lidah bergigi), Mollusca banyak insang (cerebral di species berumah
sering memiliki berupa (ctenidia), atas mulut, satu tetapi tidak
bentuk U, anus nephridia, paru-paru yang pedal di bagian dapat melakukan
terbuka ke satu, enam terletak dalam kaki, dan pembuahan
rongga excurrent atau satu rongga mantel, visceral di sendiri
siphon pada pasang. atau melalui bagian tubuh) (protandri),
rongga mantel, epidermis. dihubungkan memiliki bentuk
memiliki oleh tali saraf larva atau tidak
kelenjar penghubung ada.
pencernaan yang longitudinal
besar, kadang- dan transversal
kadang memiliki serta sel-sel
kelenjar ludah. saraf.

G. Kesimpulan
1. Keanekaragaman hewan-hewan Mollusca yang telah diamati diantaranya:
Chaetopluera sp. (Chiton), Loligo sp., Nautilus sp., Achantia fulica, Limax
maximus, Mytilus sp.
2. Hewan-hewan Mollusca termasuk hewan multiseluler, memiliki bentuk tubuh
simetri bilateral, lunak, triploblastik. Sebagian besar mempunyai cangkok dari zat
kapur, mantel dan rongga mantel. Hidup di laut, air tawar atau darat.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hewan-hewan Mollusca
terbagi ke dalam empat classis yang didasari oleh tipe kaki, posisi kaki, dan tipe
cangkang. Keempat classis tersebut yaitu Polyplacophora, Gastropoda, Bivalvia,
dan Cephalopoda.
4. Classis yang pertama yaitu Polyplacophora memiliki keeping/lempeng dari zat
kapur yang terdapat pada bagian dorsal tubuhnya yang berjumlah delapan. Classis
yang kedua yaitu Gastropoda memiliki cangkok yang beraneka ragam bentuk dan
warnanya, bagian yang dianggap sebagai kaki merupakan bagian yang paling
menonjol pada hewan ini. Classis yang ketiga yaitu Bivalvia memiliki sepasang
cangkok yang disatukan oleh otot sehingga membentuk tonjolan yang disebut
umbo, letaknya kea rah anterior tubuh, memiliki insang berbentuk lembaran dan
kaki pipih seperti kapak. Classis keempat yaitu Cephalopoda umumnya tidak
bercangkok kecuali Nautilus. Anggota geraknya terdapat di daerah kepala.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Bridgman, F. G. (1909). Description of a new species of Oliva from the Andaman Islands.
London: Proceedings of the Malacological Society of London.

Campbell, Reece, Michael. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hala,Y. (2007). Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.

Jutje, S. (2006). Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Kastawi, Y. (2005). Zoologi Invertebrata. Malang: UM Press.

Romimohtarto, J. (2009). Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta:
Djambatan .

Suwignyo, S. (2005). Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syamsuri, I. (2004). Biologi untuk SMA. Malang: Erlangga.

Syulasmi, A., Sriyati, S., Peristiwati. (2011). Petunjuk Praktikum Zoologi Invertebrata.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:
Adhi, D. (2011). [Online]. Tersedia di: http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20
April 2014.

Ahira, A. (2013). Serba-serbi Gurita. [Online]. Tersedia di:


www.anneahira.com/gurita.htm. Diakses pada tanggal 15 April 2014.

Aidi. (2011). Morfologi Cypraea sp. [Online]. Tersedia di:


http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/morfologi-cypraea-sp.html. Diakses
pada tanggal 16 April 2014.
Fegaira. (2012). Turritella, Placonthuria, Periglypta. [Online]. Tersedia di :
http://www.scribd.com/doc/72153953/turitella-placothuria-periglypta. Diakses pada
tanggal 16 April 2014.

Hamzah. (2013). Cumi-cumi. [Online]. Tersedia di: http://hamzahankgis.wordpress.com.


Diakses pada tanggal 15 April 2014.

Kartajaya. (2011). Keong Macan. [Online]. Tersedia di:


http://ikanmania25.blogspot.com/2011/01/keong-macan.html. Diakses pada tanggal
16 April 2014.

Masrur, Muhammad. (2011). Conus sp.. [Online]. Tersedia di:


http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1148469329&&&1036008555&&131
1215300&muha067&1240205738 . Diakses pada tanggal 16 April 2014.

Nurkartika, D. (2014). Zoologi Invertebrata Filum Molusca Spesies Sepia sp. [Online].
Tersedia di: http://mynewbluebubble.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 April
2014.

Prasetijo, B. (2011). Taksonomi Telescopium. [Online]. Tersedia di: http://smart-


pustaka.blogspot.com/2011/03/taksonomi.html. Diakses pada tanggal 16 April
2014.

Rahman. (2011). Tugas Biologi Laut tentang Filum Mollusca. [Online]. Tersedia di:
http://rahman-pelu.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 16 April 2014.

Sumber Gambar:
Gambar E.2.2 Chaetopleura sp.: http://www.jaxshells.org/chist.jpg. [1838].

Gambar E.3.2 Loligo vulgaris: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Loligo_vulgaris.jpg.


[2009].

Gambar E.3.6 Nautilus sp.: http://lcn.brain.riken.jp/photos032.html. [2007].


Gambar E.3.8 Octopus sp.: http://www.scielo.br/scielo.php. [2007].

Gambar E.3.10 Sephia sp.: http://www.natgeocreative.com/photography/1145408. [2005].

Gambar E.4.2 Babylonia spirata: http://anggafabanyo.blogspot.com/2011/12/karakterisasi-


keong-macan-babylonia.html?m=1. [11 Maret 2011].

Gambar E.4.4 Turritella sp.:


http://www.thefossilforum.com/index.php?/gallery/image/24230-turritella-sp-
lamarck-1799/. [25 Desember 2012].

Gambar E.4.6 Telescopium sp.: http://cester20.wordpress.com/2012/01/01/kerang-bakau-


telescopium-telescopium/. [2011].

Gambar E.4.8 Conus ebracus: http://pw1.netcom.com/~ejpower/sacone/conepgsa22.htm.


[2011].

Gambar E.4.10 Oliva carneol:


http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=208376. [20 Januari
2010].

Gambar E.4.12 Cypraea sp.: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Cypraea_tigris. [2008].

Gambar E.4.14 Crucibulum sp:


http://commons.m.wikimedia.org/wiki/Category:Crucibulum_(gastropod). [2005].

Gambar E.4.16 Strombus urceus: http://www.google.com/search?q=strombus+urceus.


[2009].

Gambar E.4.18 Achantina sp.: http://petsnails.proboards.com/thread/2478/achatina-


sp?page=1#post-27832. [7 Desember 2006].

Gambar E.4.20 Dentalium sp.:


http://species-identification.org/species.php?species_group=mollusca&id=648.
[2007].
Gambar E.4.22 Tonna variegata:
http://www.femorale.com.br/shellphotos/detail.asp?species=Tonna+variegata+(Lam
arck%2C+1822. [2011].

Gambar E.4.24 Vaginula sp.: http://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/kingdom-


animalia/mollusca/. [2010].

Gambar E.4.26 Polinices sp.: http://www.conchsoc.org/node/3607. [13 Juli 2011].

Gambar E.4.28 Bursa rubeta: http://www.superstock.com/stock-photos-images/1566-


1288673. [2008].

Gambar E.4.30 Thais sp.: http://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Thais_sp..jpg. [26


Desember 2008].

Gambar E.5.2 Gafrarium difaricatum


http://www.conchology.be/images/Label/580000web/587186.jpg . [2010].

Gambar E.5.4 Gafrarium dispar: http://www.nmr-


pics.nl/Veneridae_new/album/slides/Gafrarium%20dispar.jpg. [2010].

Gambar E.5.6 Ostrea virginica:


http://www.elrincondelmalacologo.com/Web%20fotos%20marinos%20no%20gaste
ropodos/Fotos%20coleccion/Ostreidae/Crassostrea%20virginica.jpg. [2010].

Gambar E.5.8 Epicodakia divergens:


http://www.conchology.be/images/Label/620000web/625603.jpg. [2010].

Gambar E.5.10 Barbatia decussata:


http://hocvienquany.vn/Web_SVBien/Data/AnhBanTin/2013.8.16.55.890.image020
.jpg. [2010].

Gambar E.5.12 Pinna muricata:


http://www.elrincondelmalacologo.com/Web%20fotos%20marinos%20no%20gaste
ropodos/Fotos%20coleccion/Pinnidae/Pinna%20muricata.jpg. [2010].
Gambar E.5.14 Semele crenulata: http://images.marinespecies.org/resized/69806_semele-
crenulata.jpg. [2010].

Gambar E.5.16 Trachycardium rugosum: http://www.biolib.cz/IMG/GAL/156443.jpg.


[2010].

Gambar E.5.18 Trachycardium subrugosum:


http://www.sealifebase.fisheries.ubc.ca/images/species/Trrug_u0.gif. [2010].

Gambar E.5.20 Mytillus sp.:


http://www.yhshells.com/images/201010/goods_img/1528_P_1285895784764.JPG.
[2010].

Anda mungkin juga menyukai