Anda di halaman 1dari 12

BIOEDUKASI ISSN: 1693-2654

1Volume 4, Nomor 2 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis


Agustus 2011
Halaman 1-12
Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata (P3ZI)
Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

Adun Rusyana a, Nuryani Y. Rustaman b


a
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Email: adunrusyana@gmail.com
b
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Email: nuryani_rustaman@yahoo.com
Diterima 07 Juni 2011, disetujui 21 Juli 2011

ABSTRACT- A study deals with critical thinking based model for Invertebrate Zoology
instruction conducted in Biology Education of Teachers Training College was aimed to
improve critical thinking of the biology prospective teachers. This study employed
research and development design. This study was intended to mainly provide the
prospective teachers with: a developed model of critical thinking based instructial
program, and its evaluation. The study resulted in a model of critical thinking-based
instructional program used for teaching Invertebrate Zoology. The proposed model has it
strength in improving students’ both deductive and inductive thinking skills. In addition,
this model is also effective to improve critical thinking in the teaching practice of certain
subject covering structural morphology and anatomy. Yet, the developed model has it
limitation in terms of enhancing/promoting students’/trainees’of making assumptions and
arguments.

Key Words: instructional program of Invertebrate Zoology, critical thinking skill, model
of teaching

pembelajaran yang cenderung dilaksana-


Pendahuluan
kan secara konvensional. Faktor lain
Ilmu sains memiliki peran yang
yang dapat menyebabkan rendahnya
penting dalam mengembangkan ilmu
mutu pendidikan sains adalah kurang
pengetahuan dan teknologi, sehingga
dikembangkannya keterampilan berpikir
pengembangannya tidak boleh diabaikan.
kritis di sekolah dasar sampai dengan
Namun demikian pendidikan sains
perguruan tinggi (Schafersman, 1991;
cenderung kurang berkembang dengan
Klimoviene, 2006; Castle, 2006 ; Ewie,
baik (Anonim, 2009). Rendahnya kuali-
2010) yang disebabkan karena kompe-
tas pendidikan sains tersebut mengaki-
tensi guru dalam bidang tersebut masih
batkan rendahnya penguasaan materi IPA
kurang (Hashim, 2010).
yang diduga disebabkan karena masalah
Di Indonesia, keterampilan
dalam pembelajaran IPA. Menurut
berpikir kritis belum dikembangkan dan
Wartono (1996), beberapa permasalahan
menjadi agenda utama dalam mening-
permasalahan dalam pembelajaran IPA
katkan mutu pendidikan sains. Di Negara
diantaranya guru yang kurang dapat
maju keterampilan berpikir kritis justru
mengajak siswa menemukan konsep dan
dijadikan dasar meningkatkan mutu
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 2

pendidikan sains bahkan dijadikan (30%), klasifikasi tumbuhan (32%) dan


outcome pendidikan (Reed, 1998). Hal kesulitan tertinggi pada klasifikasi hewan
tersebut disebabkan beberapa nilai positif invertebrata (38%). (2) Sebagian besar
yang muncul dari berpikir kritis misalnya mahasiswa calon guru biologi memiliki
kemampuan membuat pertanyaan dan kemampuan rendah dalam menggolong-
jawaban yang baik, mengefektifkan golongkan berdasarkan adanya persa-
proses pembelajaran dan dapat mening- maan dan perbedaan ciri (rata-rata
katkan kemampuan berkomunikasi, rasa 24,5%) dan menentukan hubungan
ingin tahu serta membentuk kemampuan perkerabatan (rata-rata 25 %). (3) Kete-
kerja sama. Dalam Rustaman (2002), rampilan berpikir para mahasiswa calon
minimnya perangkat soal yang mengukur guru biologi berkategori A (berskor 2)
pencapaian hasil belajar sains dalam hal (Rusyana, 2009). Menurut Piaw (2004),
berpikir menjadi salah satu penyebab jika keterampilan berpikir berskor 2,
kurang diberdayakannya pengembangan maka mereka termasuk tingkatan
proses berpikir dalam pendidikan sains. superior berpikir kreatif. Seseorang yang
Berbagai upaya meningkatan memiliki superior berpikir kreatif men-
mutu pendidikan IPA di negara kita telah gindikasikan bahwa dia memerlukan
banyak dilakukan. Upaya tersebut antara kerja keras untuk bisa memiliki keteram-
lain sebagai dengan peningkatan mutu pilan berpikir kritis. Ditemukan pula
tenaga pengajar (melalui program pendi- bahwa keterampilan berpikir kritis maha-
dikan, pelatihan, seminar, lokakarya, dan siswa calon guru biologi masih rendah,
MGMP) dan pembangunan Upaya-upaya yaitu: kemampuan berasumsi 47%,
tersebut ternyata belum menghasilkan kemampuan berpikir deduktif 47%, dan
perubahan nyata, terutama dalam hal berargumen 20% (Rusyana, 2009).
kemampuan berpikir siswa (Liliasari, Lemahnya kemampuan para
1996). mahasiswa calon guru biologi dalam
Berdasarkan kajian pendahuluan menggolong-golongkan dan menentukan
yang dilakukan tahun 2009 di Kabupaten hubungan kekerabatan, serta rendahnya
Ciamis Jawa Barat, ditemukan berbagai kemampuan berpikir kritis, menjadi isu
kendala dalam pembelajaran pendidikan penting kajian akademik yang harus
biologi. Kendala-kendala tersebut antara segera dilakukan oleh pembina mata
lain sebagai berikut. (1) Para guru biologi kuliah terkait di Lembaga Pendidikan
di SMA dan SMP mengalami kesulitan Tenaga Kependidikan (LPTK). Upaya
dalam mengajarkan materi genetika tersebut sangat penting karena berpikir
3 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

kritis merupakan alat untuk menumbuh- pakan adaptasi dari 10 tahap penelitian
kan gagasan yang original, meningkatkan pengembangan yang dikemukakan oleh
rasa ingin tahu, meningkatkan fleksibili- Gall, et al. (2003), yaitu: (1) tahap
tas, dan meningkatkan kemampuan pendahuluan, terdiri atas: studi pendahu-
mengidentifikasi hubungan antar konsep luan, kajian teoritis dan validasi oleh
atau gagasan sehingga sangat membantu penimbang ahli (expert judgment), (2)
para guru dalam mendesain program uji coba dalam skala kecil (uji coba draf
pembelajaran (Lombard & Grosser, program perkuliahan yang dikembang-
2008; cf.Lombard & Grosser, 2004; da- kan, meliputi: draf satuan acara perkulia-
lam Meintjes, & Groser, 2010). han, bahan ajar teori dan praktikum,
instrumen tes keterampilan berpikir
Metode Penelitian
kritis), dan (3) uji coba dalam skala lebih
Objek penelitian adalah mahasis-
luas (uji draf program perkuliahan yang
wa calon guru biologi Program Studi
telah direvisi berdasarkan hasil uji coba
Pendidikan Biologi Fakulas Keguruan
skala kecil). Tahap 2 dan 3 disebut tahap
dan Ilmu Pendidikan salah satu PTS di
pengembangan program perkuliahan.
Priangan Timur. Objek uji coba skala
Hasil uji coba skla lebih luas menghasil-
kecil draf program perkuliahan yang
kan program hipotetik perkuliahan
dikembangkan adalah mahasiswa calon
Zoologi Invertebrata yang dikembang-
guru biologi yang telah lulus mata kuliah
kan.
Zoologi Invertebrata (n=20), sedangkan
Tahap pendahuluan bertujuan
objek uji coba skala lebih luas draf revisi
untuk menyusun draf program perkulia-
program perkuliahan adalah mahasiswa
han yang dikembangkan yang didukung
calon guru biologi yang sedang menem-
oleh kajian empirik dan teoritis. Kajian
puh perkuliahan Zoologi Invetebrata
empirik berfungsi untuk menjelaskan
(n= 34). Metode yang digunakan dalam
beberapa alasan, mengapa peneliti memi-
penelitian ini adalah penelitian pengem-
lih mata kuliah Zoologi Invertebrata
bangan. Metode penelitian pengemban-
sebagai wahana untuk mengembangkan
gan merupakan model pengembangan
keterampilan berpikir kritis. Kajian
teoritis yang menggambarkan kerangka
pustaka bertujuan untuk: (1) mencari
berpikir yang didasarkan pada teori-teori
landasan teoritis bagaimana menyusun
yang relevan dan didukung oleh data
draf program perkuliahan Zoologi
empirik. Penelitian ini dirancang dalam
Invertebrata berbasis keterampilan berpi-
tiga tahap. Ketiga tahap tersebut meru-
kir kritis (meliputi: satuan acara perku-
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 4

liahan, bahan ajar teori, petunjuk prakti- kecukupan waktu pretest dan posttest;
kum, syntak model pembelajaran, rubrik dan (9) kecukupan waktu tatap muka
dan instrumen tes berbasis keterampilan secara keseluruhan. Informasi yang dipe-
berpikir kritis). Draf program perkulia- roleh (1-9) digunakan untuk memperbai-
han yang telah disusun berdasarkan ki: (1) draf bahan ajar teori dan prakti-
kajian empirik dan teoritik kemudian kum perkuliahan, dan (2) draf satuan
divalidasi oleh penimbang ahli (expert acara perkuliahan. Prosentase terbesar
judgment) untuk direvisi. dan negatif dijadikan dasar perbaikan
Pada tahap uji coba skala kecil, pada ketiga draf tersebut. Tes tertulis
data dikumpulkan melalui wawancara digunakan untuk memperoleh informasi
dan tes tertulis. Wawancara digunakan tentang: (1) daya pembeda, (2) tingkat
untuk memperoleh masukan atau saran kesukaran, (3) pengecoh, dan reliabilitas
tentang: (1) draf satuan acara perkulia- tes. Data hasil tes tertulis diolah dengan
han, dan (2) draf bahan ajar teori dan menggunakan program anates (Karno,
praktikum. Informasi yang diperlukan 1996), dan hasilnya dijadikan pedoman
dari draf bahan ajar teori dan praktikum dalam menentukan item soal yang dapat
adalah tanggapan mahasiswa terhadap: diterima, diperbaiki, dan diganti. Selain
(1) ketepatan pengelompokan filum dari itu, uji coba skla kecil diperlukan
dalam setiap unit, (2) kejelasan kompe- untuk mengetahui reliabilitas tes kete-
tensi dasar, kompetensi standar, indikator rampilan berpikir kritis.
dan petunjuk pembelajaran, (3) keruntu- Pada tahap uji coba dalam skala
tutan dalam pemaparan materi kuliah, lebih luas, data yang dikumpulkan
kesesuaian antara ilustrasi dengan adalah: (1) data validitas tes, (2) data
pemaparan materi, (4) kesesuaian materi pretest, posttes, dan data gain, dan (3)
praktikum dengan materi pembelajaran data tanggapan mahasiswa calon guru
dalam setiap unit, (5) keruntutan petun- biologi terhadap draf revisi program
juk praktikum, dan (6) kejelasan format perkuliahan yang dikembangkan. Data
yang harus diisi oleh mahasiswa sebagai dikumpulkan per unit, dan digabungkan
hasil pengamatan. Sedangkan informasi menjadi data rata-rata pretest, posttest,
yang diperlukan untuk draf satuan acara dan data gain dalam satu unit perkuliahan
perkuliahan adalah tanggapan mahasiswa zoologi invertebrata. Data pretest, dan
calon guru Biologi terhadap: (7) kecuku- posttest dari setiap unit, diolah dengan
pan waktu pembahasan teori dan pelak- menggunakan uji normalisasi gain (Ng)
sanaan praktikum dalam setiap unit; (8) dan dihitung dengan menggunakan
5 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

rumus dari Meltzer (2002). Data normali- Pembahasan


sasi gain (Ng) ditransformasi menjadi Beberapa fakta empiris dan kajian
data persentase gain ternormalisasi (%g). teoritis yang ditemukan dan mendukung
Rumus persentase gain ternomalisasi terhadap pentingnya penelitian pengem-
(%g) merupakan modifikasi dari rumus bangan program perkuliahan Zoologi
yang diturunkan oleh Hake (Savinainem Invertebrata berbasis keterampilan
& Scott, 2002). Data (3) yang dikumpul- berpikir kritis adalah: (1) klasifikasi
kan (melalui 26 item), meliputi tangga- hewan Invertebrata merupakan materi
pan terhadap: (a) persiapan, (b) perenca- tersulit yang dialami oleh guru-guru
naan, dan (c) pelaksanaan, dan (d) SMP/SMA, rendahnya kemampuan
evaluasi program perkuliahan yang mahasiswa calon guru biologi dalam
dikembangkan. Data (3) dikumpulkan menggolong-golongkan berdasarkan
melalui angket dengan skala lima adanya persamaan dan perbedaan ciri
(5=sangat setuju, 4=setuju, 3=kurang (rata-rata 24,5%) dan menentukan
setuju, 2=tidak setuju, 1=sangat tidak hubungan kekerabatan (rata-rata 25 %),
setuju). Data-data tersebut ditabulasi, serta masih rendahnya keterampilan
jumlah skor masing-masing item dihi- berpikir kritis calon mahasiswa guru
tung, kemudian dikategorisasi menjadi biologi (Rusyana, 2009), (2) prinsip
item sangat setuju, setuju, kurang setuju, dasar materi pembelajaran Zoologi Inver-
tidak setuju, dan item sangat tidak setuju tebrata adalah mempelajari tentang
berdasarkan ketentuan Tabel 1. adanya persamaan/ perbedaan, dan
menentukan hirarki takson berdasarkan
Tabel 1. Rentang Skor dan Kategori persamaan/perbedaan (Sukmawati, 2010;
Data (3)
No Rentang Jumlah Skor Kategori
Iskandar, 2005). Berdasarkan kajian
1 X > (Xi + 1,8 Si) Sagat Setuju teoritis dan validasi penimbang diperoleh
X>130,26
2 (Xi+0,6Si) < X ≤(Xi+1,8Si) Setuju draf program perkuliahan yang dikem-
104,42< X ≤130,26
3 (Xi-0,6Si) < X ≤(Xi+0,6Si) Kurang Setuju bangkan, yaitu meliputi: (1) draf silabi
80,58< X ≤104,42
4 (Xi-1,8Si) < X ≤(Xi-0,6Si) Tidak Setuju perkuliahan, (2) draf bahan ajar (teori
55,74< X ≤80,58
5 X ≤(Xi-1,8Si) Sangat Tidak dan praktikum), (3) draf rubrik dan kisi-
55,74 Setuju
Keterangan: kisi tes keterampilan berpikir kritis.
Xi = ½ (skor ideal maksimum+ skor minimum)
Si = 1/6 (skor ideal maksimum-skor minimum) Draf program perkuliahan yang
dikembangkan sebagai hasil dari kajian
pustaka dan hasil validasi penimbang ahli
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 6

(expert judgemen) adalah sebagai Metode diskusi terdiri atas dua tahap,
berikut. yaitu tahap satu (membangun kategori)
1) Draf Satuan Acara Perkuliahan Zoo- dan tahap dua (tukar pikiran), sedangkan
logi Invertebrata metode praktikum terdiri atas tahap tiga
Satuan acara perkuliahan (hasil (menemukan masalah) dan tahap empat
kajian teoritik) terdiri atas empat bagian, (menarik kesimpulan).
yaitu: (1) jumlah tatap muka, (2) alokasi 2) Draf Bahan Ajar Perkuliahan
pre test dan post test, dan (3) tahap- Draf bahan ajar (teori dan prakti-
tahap pembelajaran. Jumlah tatap muka kum) disusun menjadi empat unit. Unit-
keseluruhan 12 kali pertemuan (perte- unit tersebut adalah: (1) unit satu terdiri
muan pertama digunakan memberikan dari Filum Protozoa, Filum Porifera, dan
penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar Filum Coelenterta, (2) unit dua terdiri
klasifikasi Zoologi Invertebrata, penge- atas Filum Platyhelminthes, Filum
lompokan materi/unit, petunjuk penggu- Nemathelminthes, dan Filum Annelida.,
naan bahan ajar teori/praktikum, latihan (3) unit tiga terdiri atas Filum Mollusca
pengelompokan hewan berdasarkan dan Filum Echinodermata, dan unit
persamaan dan perbedaan ciri, penyusu- empat terdiri atas Filum Arthropoda.
nan tabel kladistik dan kladogram, serta Pengelompokan unit-unit tersebut dimak-
tahapan proses pembelajaran, pertemuan sudkan untuk memudahkan mahasiswa
kedua sampai dengan pertemuan ke 12 calon guru biologi dalam membuat suatu
digunakan untuk pembahasan teori/ hirarki (urutan yang sistematik berdasar-
praktikum dengan alokasi waktu kan ciri-ciri morfologi).
2sks/1sks. Pre test dan post test diberi- Rubrik dan Kisi-kisi Instrumen
kan pada awal dan akhir unit materi Tes Keterampilan Berpikir Kritis
dengan alokasi waktu 15 menit. Metode Rubrik instrumen tes keterampi-
yang digunakan dalam pembahasan teori lan berpikir kritis dijelaskan pada Tabel
adalah metode diskusi dan praktikum. 2.

Tabel 2. Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis (Diadaptasi dari Piaw, 2004)


No Sub Tes Deskripsi
1 Inferensi Tes diawali dengan beberapa pernyataan tentang karak-teristik umum dari
membuat deduksi kelas/filum, testee diminta untuk menyebutkan persamaan & perbedaan
dan menilai deduksi; ciri dari spesies yang termasuk ke dalam kelas atau filum yang sama;
membuat induksi Tes diawali dengan pernyataan tentang ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh
dan menilai beberapa spesies, testee diminta menyebutkan ciri-ciri umum sehingga
induksi; beberapa spesies tersebut dimasukkan ke dalam kelas/filum yg berbeda;
7 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

2 Asumsi (mengiden-tifikasi dan Tes diawali dengan tabel karakteristik umum dari filum /sub fi-
memberi alasan tentang asum- lum/kelas/sub kelas/ordo/sub ordo, testee diminta untuk memberikan ala-
si yang benar san sehingga asumsi yang dinyatakan dalam soal benar

3 Integrasi Masalah (Problem Interpretasi


Integration) Tes diawali dengan beberapa pernyataan/tabel, testee diminta untuk me-
(bertindak berdasar-kan pema- milih pernyataan yang paling benar berdasarkan tabel tersebut.
haman untuk memvalidasi se- Evaluasi argumen
buah pernyataan) Tes diawali dengan beberapa pernyataan/ tabel, testee diminta untuk me-
milih argumen yang paling benar berdasarkan pernyataan/tabel tersebut.

Kisi-kisi instrumen tes keterampi- menyatakan bahwa teori dan praktikum


lan berpikir kritis dan kreatif dijelaskan sudah sesuai, (6) 100% responden
pada Tabel 3. menyatakan petunjuk praktikum sudah
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes runtun. Pertanyaan yang dijawab negatif
Keterampilan Berpikir Kritis (Unit 1-4)
No
adalah: (1) 30 % responden menyatakan
No Sub Tes
Soal
tentang perlunya penjelasan ulang
1 Inferensi (5 soal) 1-5
a. membuat deduksi dan menilai deduksi; tentang pengisian tabel kladisik dan
b. membuat induksi dan menilai induksi.
2 Asumsi (3 soal) 6-8 kladogram, (2) 70 % responden menya-
mengidentifikasi dan memberikan alasan
tentang asumsi yang benar takan waktu pelaksanaan pembahasan
3 Integrasi Masalah (Problem Integration) 9-16
(8 soal) teori dan praktikum tidak cukup (perlu
bertindak berdasarkan pemahaman untuk
memvalidasi satu pernyataan tambahan waktu), (3) 80 % responden
Hasil Uji Coba Skala Kecil
menyatakan alokasi waktu pretest dan
Berdasarkan hasil wawancara
posttest tidak cukup (perlu tambahan
(n=20), enam item pertanyaan dijawab
waktu), (4) 90 % responden menyatakan
positif (tidak perlu perbaikan) dan tiga
waktu tatap muka tidak cukup (perlu
item pertanyaan dinyatakan negatif (perlu
penambahan tatap muka menjadi 16 kali
diperbaiki). Keenam pertanyaan yang
pertemuan).
dijawab positif adalah: (1) 98 % respon-
Berdasarkan hasil pengolahan
den menyatakan pengelompokan filum/
data (n=20) dengan menggunakan pro-
unit sudah tepat, (2) 95 % responden
gram anates (Karno, 1996) dari 64 butir
menyatakan kompetensi dasar, standar,
soal yang diuji coba diputuskan bahwa:
dan indikator pembelajaran, serta petun-
34 (53 %) butir soal diterima, 21 (33%)
juk pembelajaran dapat dipahami, (3) 99
butir soal direvisi, dan 9 (14%) butir soal
% responden menyatakan materi yang
diganti. Keputusan butir soal yang
dipaparkan sudah runtun, (4) 100 %
diterima, direvisi, dan butir soal yang
responden menyatakan materi praktikum
harus diganti dari setiap unit tes dije-
dengan pembahasan materi ketika kuliah/
laskan pada Tabel 4.
unit sudah sesuai, (5) 100 % responden
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 8

Tabel 4. Rekapitulasi Keputusan Butir Soal Hasil Uji-coba Skala Kecil


No Keputusan/ Tes Unit/Nomor Soal Jumlah
Butir Soal 1 2 3 4 (%)
1 Diterima 3,4,5,7,9, 1,5,6,7,9,11, 1,4,7,11, 2,3,5,6,7,10,11, 12,13,14,15,16 34(53%)
14, 15,16 13 13,15, 16
2 Direvisi 1,2,10,11,12 3,8,10,12,14, 5,6,8,9,12,14 1,4,9 21(33%)
15,16
3 Diganti 6,8,13 2,4 2,3,10 8 9(14%)
Jumlah 64(100%)

Selain itu, diperoleh reliabilitas tes dari setiap unit dijelaskan pada Tabel
tes unit 1 (0,237), unit 2 (0,620), unit 3 5.
(0,248), dan unit 4 (0,417). Reliabilitas
Tabel 5. Rekapitulasi Reliabilitas Tes/Unit
No Statistik Unit1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Rata-rata
1 Objek (n) 20 20 20 20
2 Rata-rata skor 6,750 7,850 7,66 6,650
3 Simpangan Baku 2,3592 3,0136 2,1126 2,5189
4 Korelasi XY 0,134 0,450 0,142 0,417
5 Reliabilitas Tes 0,237 0,620 0,248 0,589 0,4235

Uji coba skala luas menghasilkan gain ternormalisasi (%g), dan (3) data
tiga data, yaitu: (1) validitas tes kete- tanggapan mahasiswa calon guru Biologi
rampilan berpikir kritis/unit, (2) data terhadap program perkuliahan yang
gain/unit, data ini kemudian diolah dikembangkan. Data validitas tes/unit
menjadi data normalisasi gain (Ng) dan dijelaskan pada Tabel 6, sedangkan data
ditransformasi menjadi data prosentasi Ng dan %g dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 6. Validitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis /Unit


Nilai r/ Kriteria/Kategori Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4
r hitung 0,45 0,79 0,41 0,66
r tabel (α=5%) 0,339
Kriteria Valid valid valid valid
Kategori sedang tinggi sedang tinggi
r rata-rata 0,58 (sedang)

Tabel 7. Rekapitulasi Ng dan %g/Unit


Ng/Unit Rata-rata
Keterampilan Berpikir Kritis
1 2 3 4 Ng %g
Inferensi(deduktif/induktif) 0,78 0,39 0,41 0,30 0,47 47 %
Asumsi 0,30 0,3 0,38 0,19 0,293 29,3%
Integrasi Masalah (Berargumentasi) 0,20 0,33 0,30 0,36 0,298 29,8%
Rata-rata 0,427 0,37 0,35 0,52 0,433 43,3%

Berdasarkan tanggapan maha- (item 2, 7, 12, 14, 15, 16, 17, 18, dan 20)
siswa calon guru Biologi, ditemukan harus direvisi, karena berdasarkan keten-
bahwa dari 26 item program yang tuan Tabel 1 item-item tersebut berkate-
dikembangkan terdapat delapan item
9 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

gori setuju sedangkan item lainnya tes unit 1-4 adalah 0,42, sehingga reliabi-
berkategori sangat setuju. litas tes keterampilan berpikir kritis
Uji coba skala kecil dan uji coba secara keseluruhan berkategori sedang.
skala luas pada prinsipnya bertujuan Hasil uji coba skala luas (n=32)
untuk mengembangkan draf awal memberikan informasi bahwa semua tes
program perkuliahan yang telah disusun keterampilan berpikir kritis (hasil revisi
berdasarkan kajian teoritik. Hasil Uji uji coba skla kecil)/unit valid secara sig-
coba skala kecil (n=20), memberikan nifikan (α=5%), yaitu: unit 1 (r=0,45, ber-
data empirik tentang perlunya revisi pada kategori sedang), unit 2 (r=0,79, berkate-
beberapa bagian yaitu: (1) penjelasan gori tinggi), unit 3 (r=0,41, berkategori
tentang pengisian tabel kladistik dan sedang), dan unit 4 (r=0,66, berkategori
kladogram, (2) waktu tatap muka, pem- tinggi), sehingga rata-rata validitas tes
bahasan teori/praktikum, dan waktu tes secara keseluruhan berkategori sedang
(perlu ditambah), 21 (33%) butir soal (r=0,58). Berdasarkan hasil perhitungan
direvisi, dan 9 (14%) butir soal diganti. normalisasi gain (Ng) diperoleh: Ng
Revisi (1) dengan memberikan tambahan masing-masing unit (unit 1= 0,353; unit
tabel pemandu (tabel kosong tetapi 2= 0,355; unit 3= 0,347; unit 4= 0,52)
jumlah karakteristiknya sudah disesuai- dan rata-rata Ng= 0,393). Data-data
kan) dan bagan kladogram kosong yang tersebut menunjukan bahwa program
harus dilengkapi oleh mahasiswa. Revisi perkuliahan yang dikembangkan ber-
(2) dengan menambah waktu tatap muka dampak positif terhadap peningkatan
(dari 12 kali tatap muka menjadi 16 kali kemampuan penguasaan materi Zoologi
tatap muka), menambah waktu pre tes/ Invertebrata dengan tingkat pengaruh
post test dari 15 menit menjadi 30. berkategori sedang (Ng=0,393). Penga-
Instrumen tes yang harus direvisi terdiri ruh program perkuliahan yang dikem-
atas item tes yang option pengecohnya bangkan terhadap penguasaan materi
(distractor) tidak berfungsi dan item soal pembelajaran secara berurut mulai dari
yang diganti dikarenakan item soal terse- yang paling besar adalah: unit 4 (Ng=
but terlalu sulit/terlalu mudah. Selain dari 0,52), unit 2 (Ng= 0,355), unit 1 (Ng=
itu juga uji coba skla kecil menunjukkan 0,353 dan unit 3 (Ng= 0,347). Besarnya
reliabilitas tes unit 1 (0,237; berkategori pengaruh program perkulihan yang
rendah), unit 2 (0,620; berkategori ting- dikembangkan terhadap peningkatan
gi), unit 3 (0,248), dan unit 4 (0,589; keterampilan berpikir kritis ternyata
berkategori cukup). Rata-rata reliabilitas bertalian dengan kerunutan pembahasan
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 10

materi pembelajaran, semakin berurut gan kategori sedang (%g= 35%).


semakin besar Ng. Ng unit 3 menduduki Program perkuliahan yang dikembang-
kedudukan terakhir karena unit 3 mem- kan ternyata memberikan dampak yang
bahas tentang Filum Mollusca dan Filum paling besar terhadap peningkatan kete-
Echinodermata yang memiliki struktur rampilan berpikir inferensi (berpikir
morfologi/anatomi yang kurang berkaitan deduktif/induktif), sedangkan kemam-
dan susah diurutkan, kecuali struktur puan berargumentasi dan berasumsi pen-
morfologi/anatomi dari masing-masing garuhnya kecil sekali. Beberapa bagian
kelas. Ng unit 4 menduduki urutan yang yang harus direvisi sebagai hasil uji coba
paling besar, karena unit 4 membahas skala luas adalah: (1) uraian materi yang
Filum Arthropoda yang memiliki spesies harus disesuaikan dengan SK, KD, dan
terbanyak dan berdasarkan urutan indikator, (2) petunjuk praktikum, (3)
perkembangan struktur morfologi dan syntak pembelajaran pada saat pembaha-
anatomi relatif mudah diurutkan. Hasil- san materi, (4) kegiatan praktikum (kese-
hasil perhitungan di atas dapat dijadikan suaian/keterpaduan materi praktikum
dasar bahwa penyajian materi pembelaja- dengan pembahasan teori, media prakti-
ran yang sistematik turut serta dalam kum, waktu praktikum), (5) waktu
menentukan keberhasilan program perku- tes/unit).
liahan yang dikembangkan. Keterampilan
Kesimpulan
berpikir yang diukur adalah keterampilan
1. Berdasarkan hasil kajian pustaka, vali-
berpikir kritis Keterampilan berpikir
dasi penimbang ahli, uji-coba (skala kecil
kritis meliputi: (1) inferens (berpikir
dan sekala lebih luas) diperoleh karakte-
deduktif/induktif), (2) Asumsi, dan (3)
ristik program perkuliahan yang dikem-
Integrasi Masalah (berargumentasi).
bangkan sebagai berikut; 2. Hasil belajar
Berdasarkan hasil perhitungan persentase
yang diharapkan adalah mahasiswa calon
gain ternomalisasi diperoleh data berikut:
guru biologi dapat menyusun tabel
(1) inferensi (47%), (2) asumsi (29%),
kladistik dan kladogram sesuai dengan
(3) integrasi masalah (berargumentasi)
takson yang sedang dipelajari; 3. Tingkah
(30%), (4) rata-rata keterampilan berpikir
laku yang diharapkan adalah mahasiswa
kritis 35%. Data tersebut menunjukkan
calon guru biologi memiliki keterampilan
bahwa program perkuliahan yang dikem-
berpikir kritis (inferensi, asumsi, integra-
bangkan memberi pengaruh positif terha-
si masalah); 4. Pembelajaran berpusat
dap peningkatan keterampilan berpikir
pada mahasiswa, peran dosen berubah
kritis mahasiswa calon guru biologi den-
11 Adun Rusyana – Perkuliahan Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

dari pemberi informasi menjadi pemberi maupun tukar pikiran dengan kelompok
intruksi; 5. Proses belajar mengajar ber- yang lain.
langsung dalam dua tahap, yaitu: pemba- P3ZI unggul dalam mening-
hasan materi, dan kegiatan praktikum katkan keterampilan berpikir deduk-
(kedua tahap tersebut dilaksanakan seca- tif/induktif (Ng=0,47), sedangkan dalam
ra terintegrasi dan berkesinambungan); 6. meningkatkan keterampilan berpikir be-
Memiliki syntax model pembelajaran rasumsi (Ng=0,293) dan berargumentasi
yang sistematik, yaitu: a. Fase satu: For- (Ng= 0, 298) lemah.
mulasi, dalam fase ini mahasiswa calon
Daftar Pustaka
guru biologi mengetahui apa yang harus Anonim (2009). Program Revitalisasi
dipelajari dan dikerjakan ketika sedang Pendidikan MIPA. Jakarta:
Ditjen. P.T. Depdiknas.
membahas teori dan praktikum (dalam Castle, A. (2006). “Assesment of the
hal ini hand-out perkuliahan dan pedo- Critical Thinking Skill of Student
Radiographers” Radiography. 12:
man praktikum disusun per unit dan di- 88-95.
lengkapi petunjuk yang sistematik); b. Ewie, Charles Owu (2010). “Developing
Critical Thinking Skill of Preser-
Fase dua: Membangun kategori (building vice Teacher in Ghana”. Aca-
category), dalam fase ini mahasiswa ca- demic Leadership The Online
Journal . 8(4): 2-10.
lon guru biologi menyusun tabel persa- Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R.
maan, perbedaan, karakteristik umum; (2003). Educational Research an
Introduc-tion. Seventh Edition.
dan tabel kladistik dari takson yang se- Washington D.C.: Pearson
dang dipelajari (kegiatan ini dilaksanakan Education Inc.
Hadi, S. (2011). Statistika I. Yogyakarta:
pada saat pembahasan teori dan kegiatan Fakultas Psikologi UGM.
praktikum); c. Fase tiga: Belajar mene- Hashim, Rosnani (2010). “Investigation
on The Teaching of Crotocal and
mukan solusi dari masalah (problem Creative Thinking in Malaysia”.
based learning), dalam fase ini mahasis- Jurnal Pendidikan Islam, 10 (1).
Iskandar, Dj.T. (2005). Biosistematik,
wa calon guru biologi secara berkelom- Senter Perkembangan Biologi
pok mendiskusikan dan menyusun kla- [Online].
http://v4.its.ac.id/berita.php?nome
dogram dengan cara menganalisis tabel r=1519 [ diakses 22 Juni 2011].
kladistik dari setiap unit yang dipelajari; Klimoviene, G.U.J & Barzdziukiene, R.
(2006). “Developing Critical
d. Fase empat: Menarik kesimpulan, da- Thinking Through Cooperative
lam fase ini mahasiswa calon guru biolo- Learning” Studi about Language.
9: 77-84.
gi, menyimpulkan dan melaporkan kla- Liliasari. (1996). Beberapa Pola Berpikir
dogram dari setiap unit berdasarkan hasil dalam Pembentukan Pengetahuan
Kimia oleh Siswa. Disertasi
tukar pikiran baik dalam kelompok,
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 1-12 12

Doktor pada PPS IKIP Bandung: dan Ilmu Pengetahuan Alam


tidak diterbitkan. Universitas Pendidikan Indoesia
Meintjes, H.& Groser, M (2010). Tanggal 17 Oktober 2002. Ban-
“Creative Thinking in Prospective dung: UPI).
Teachers: The Status Quo and the Rusyana, A. (2009). Analisis Keterampi-
Impact of Contextual Factors”. lan Berpikir Kreatif dan Kritis
South African Journal of Educa- Mahasiswa Program Studi
tion. 30 (3) Pendidikan Biologi FKIP
Paul, R.W. (1995). “How to Prepare Unigal, Makalah. Tidak Diter-
Students for a rapidly Changing bitkan.
World”. Schafersman, S.D. (1991). An Introduc-
http://www.criticalthinking.org.1 tion to Critical Thinking.
9/08/2008 http://www.freeinquiry.com/critic
Reed, J.H. (1998). Effect of a Model for al-thinking.html.1/09/2008
Critical Thinking on Student Sukmawati, F. (2010). Paleontologi.
Achievement in Primary Source Social Network.
Document Analysis and Interpre- http://blog.uns.ac.id/members/suk
tation, Argumentative Reasoning, manotes/blogs/recent-posts.
Critical Thinking Dispositions, [22/06/2011
and History Content in a Com- Tola, B. (2006). Sekitar Ujian Nasional.
munity College History Course. Jakarta: Puspendik.
Dissertation. Wartono. (1996). Pengembangan Model
http://www.criticalthinking.org.1 Pembelajaran Inkuiri Akrab
8/08/2008 Lingkungan untuk Mengembang-
Rustaman, N.Y. (2002). Pandangan kan Keterampilan Berpikir dan
Biologi terhadap Proses Berpikir Meningkatkan Prestasi Belajar
dan Implikasinya dalam Pendidi- Siswa dalam Bidang Sains di Se-
kan Sains (Pidato Pengukuhan kolah Dasar. (Disertasi Doktor
Jabatan Guru Besar Tetap dalam pada PPs IKIP Bandung: tidak di-
Ilmu Pendidikan Biologi pada terbitkan)
Fakultas Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai