Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia, biasanya ikan dibagi menjadi ikan
tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft)
hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan
air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus dan ikan duyung, yang sebenarnya
tidak tergolong sebagai ikan.
Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air
tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga
beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt
Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk dipelihara
untuk dipamerkan dalam akuarium.
Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan
krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan.
Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga sering disebut
sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100
juta ton.
Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan
penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai
spesies ikan. Pada tanggal 15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies
ikan laut yang berukuran besar telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga
jumlahnya kurang dari 10% jumlah yang ada pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal
tersebut menyarankan pengurangan penangkapan ikan secara drastis dan reservasi habitat
laut di seluruh dunia. Dengan demikian pada makalah ini akan dibahas mengenai pisces

1
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang ingin dibahas dalam makalah ini, diantaranya
ialah:
1. Apakah pengertian dari Pisces?
2. Apa sajakah ciri-ciri umum Pisces?
3. Bagaimanakah struktur tubuh Pisces?
4. Bagaimanakah reproduksi Pisces?
5. Apa sajakah klsifikasi Pisces?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pisces.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri umum Pisces.
3. Untuk mengetahui struktur tubuh Pisces.
4. Untuk mengetahui reproduksi Pisces.
5. Untuk mengetahui klsifikasi Pisces.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pisces
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang (operculum) dan
siripnya serta bergantunga pada air tempatnya tinggal sebagai medium kehidupannya.
Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air
yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata sekitar 50.000 jenis hewan,
ikan merupakan kelompok dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar 25.988 jenis.
Jenis ikan yang ada di bumi sebagian besarnya ada dilaut karena perairan laut (air asin)
lebih besar daripada air tawar. Cabang ilmu biologi yang mempelajari ikan secara ilmiah
dengan penekanan pada taksonomi dan aspek lainnya disebut Ikhtologi atau Ichthyology.
Evolusi ikan dari zaman ke zaman dapat dilihat pada gambar berikut.

3
B. Ciri-ciri Umum Pisces
Ikan merupakan hewan vertebrata atau bertulang belakang. Hampir semua jenis
ikan memiliki beberapa ciri umum. Jika ada yang lebih spesifik semua tergantung kepada
jenis ikannya. Ciri umumnya adalah:
 Memiliki sirip untuk bergerak (sirip dada, punggung, perut, anal, ekor)
 Berkembang biak secara bertelur
 Memiliki endoskeleton
 Bernapas dengan insang
 Memiliki sisik yang licin dan berlendir
 Merupakan hewan poikiloterm
 Peredaran darahnya tertutup tunggal
 Morfologinya terdiri dari kepala,dada,badan dan ekor
 Geraknya dengan berenang di dalam air menggunakan sisik, gurat sisi, sirip dan
ekor.
 Hidup di air tawar maupun air asin (laut).

C. Struktur Tubuh Pisces


Struktur tubuh ikan umumnya adalah bagian kepala yang mengandung otak dan
organ-organ sensorik dengan 10 saraf cranial yang memiliki gurat sisi untuk merasakan
tekanan air, batang dengan dinding otot yang mengelilingi sebuah rongga yang berisi
organ internal dan otot ekor post-anal. Ikan merupakan hewan yang memerlukan reflek
bergerak yang memadai untuk menghindari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu
ikan dituntut untuk memiliki keseimbangan yang baik. Maka dari itu, otak kecil pada
ikan berkembang lebih pesat karena otak kecil merupakan pusat keseimbangan dan
pergerakannya.
Ikan juga umumnya memiliki kulit yang berguna untuk menutupi tubuh beserta
dengan sekresi kelenjar berlendir yang mengurangi gesekan tubuh ikan dengan air, juga
hampir seluruh jenis ikan memiliki sisik yang berhubungan dengan sekresi kelenjar
lender membentuk lapisan yang nyaris tahan air. Ikan juga memiliki sirip yang berguna
untuk menentukan arah dan posisi berenang.

4
Tidak lepas dari sistem pernafasannya, ikan menggunakan insang yang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Setiap insang terdiri
dari satu lengkung insang yang bertulang, sebaris sisir insang dan dua baris filament
insang lembut. Setiap filament insang memiliki banyak sekali pembuluh darah dan
filamen insang ini memiliki ruang permukaan yang besar untuk pertukanran gas. Bagian
terluar insang berhubungan dengan air sedangkan bagian dalamnya berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah.
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan
terdiri atas dua ruangan, atrium dan ventrikel terletak di belakang insang. Sinus venosus
adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di
ruang depan jantung. Diantara atrium dan ventrikel jantung, terdapat klep yang menjaga
aliran darah ikan tetap searah. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal
karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung.
Jadi darah hanya beredar melalui jantung dengan rute jantung, insang menuju seluruh
tubuh kemudian kembali ke jantung.
Berikut struktur ikan pada umumnya:

5
Secara jelas, struktur tubuh ikan yaitu:
 Integumen (kulit)
 Mulut
 Terdapat cekung hidung (fovea nasalis)
 Terdapat rongga mulut (cavum oris)
 Mata tidak memiliki kelopak
 Insang
 Memiliki jantung terdiri dari 2 ruang (atrium dan ventrikel)
 Memiliki ekor

D. Reproduksi Pisces
Reproduksi pisces terjadi secara seksual, memiliki organ kelamin jantan dan
betina. Fertilisasinya bisa terjadi secara eksternal maupun internal. Fertilisasi eksternal
yaitu dilakukan dengan cara gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum
fertilisasi. Fertilisasi ini dilakukan oleh hewan-hewan akuatik. Fertilisasi internal yaitu
dilakukan dengan cara sperma dimasukkan ke dalam alat reproduksi betina, selanjutnya
terjadi fertilisasi, setelah pembuahan telur membentuk membrane fertilisasi yang
menghalangi pemasukan sperma lainnya. Kadanng sperma itu hanya untuk mengaktivasi
telur. Fertilisasi ini dilakukan untuk adaptasi dengan kehidupan darat. Sebagian besar
betina dan jantan merupakan individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa family jantan
dan betinanya bisa terdapat pada satu individu sehingga mereka dapat melakukan
pembuahan sendiri (hemafrodit).

Alat Reproduksi Jantan dan Betina


6
Terdapat 3 (tiga) macam proses reproduksi pada kelas pisces yaitu ovipar, vivipar
dan ovovivipar. Sebagian besar ikan melakukan reproduksi ovipar yaitu pembuahan di
luar tubuh ikan betina dengan cara mengeluarkan telur dari dalam tubuh ikan betina dan
akan dibuahi oleh ikan jantan. Saat dibuahi, sel sperma akan masuk ke sel telur (oosit)
melalui lubang yang disebut mikrofil. Biasanya satu sel telur hanya dapat dimasuki oleh
satu selsperma. Oosit yang telah dibuahi disebut zigot. Contoh ikan yang bereproduksi
dengan cara ovipar adalah salmon, belut, ikan tuna, ikan mas.
Pada reproduksi secara vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina.
Perkembangan embroil di dalam tubuh betina dibantu oleh plasenta yang memberikan
nutrisi pada embrio. Pada reproduksi ovovivipar, perbedaanya adalah, embrio tidak
memperoleh nutrisi secara langsung dari induknya melainkan dari kuning telurnya dan
tubuh induknya berfungsi sebagai tempat perlindungan. Setiap embrio berkembang di
dalam telurnya masing-masing. Setelah cukup umur, telur akan pecaj di dalam tubuh
induknya dan anak akan keluar dari vagina indukbetinanya. Contoh ikan yang mengalami
reproduksi vivipar dan ovovivipar adalah ordo Lamniformes (ikan hiu). Anak yang
dihasilkan lebih sedikit dari yang bereproduksi secara ovipar.
Organ reproduksi ikan ada dua yaitu alat kelamin luar (lubang pengeluaran sel
telur) dan alat kelamin dalam (oviduk, ovarium). Pada ikan pembuahan secara eksternal,
betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun ovum yang tidak akan
berkembang jika tidak dibuahi lebih lanjut. Ovum tersebut dikeluarkan melalui kloka,
sehingga terjadi fertilisasi di dalam air. Telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-
bulatan kecil berwarna putih yang akan menetas dalam kurun waktu 24-40 jam.
Sedangkan pada ikan yang pembuahannya secara internal, seperti hiu dan pari, sel telur
tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian menuju oviduk untuk dibuahi dan selanjutnya
akan melekat pada uterus hewan betina.

E. Klasifikasi Pisces
Ikan memiliki banyak jenis yang diperkirakan mencapai 40.000 spesies. Untuk
memudahkan dalam pengenalannya maka spesies tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan cirri yang dimiliki. Dalam hal pengelompokan ikan terdapat perbedaan antar
para ahli taksonomi ikan. Sebagian ahli seperti Weber memasukkan ikan ke dalam satu

7
kelas Pisces, sementara yang lain memasukkan kedalam superkelas. Ikan dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kelas yaitu agnatha, chondrichthyes, dan osteichthyes (bony fish). Dari
ketiga klasifikasi tersebut, terbagi lagi kedalam beberapa macam, dapat dilihat pada
penjelasan berikut:
1. Chondrichthyes ( Ikan bertulang rawan)
Vertebrata kelas Chondrichthyes, hiu dan kerabatnya, disebutikan bertulang
rawan karena mereka memiliki endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari
tulang rawan dan bukan dari tulang keras. Namun demikian, pada sebagian
besarspesies, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiranberkalsium. Terdapat
sekitar 750 spesies yang masih hidupdalam kelas ini. Rahang dan sirip-berpasangan
berkembangdengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang palingbesar dan
paling beranekaragam terdiri dari hiu dan ikan pari.

Ikan Hiu Ikan Pari

 Ciri-ciri Chondrichthyes
a. Rangka tulang rawan; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah
karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan
leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka
bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya.
Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun
atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan
mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang
keras (Neil A. Campbell, 2003)

8
b. Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak;
c. Letak celah insang lateral dan ventral;
d. Mulut terletak pada sisi ventral;
e. Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak;
f. Sirip berpasangan;
g. Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas Chondrichtyes hanya
berfungsi untuk penciuman.
h. Jantung beruang dua.

 Morfologi
Morfologi pada kelas Chondichtyes dideskripsikan berdasarkan perwakilan kelas yaitu
ikan hiu. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal yang di gunakan untuk berenang, celah
insang lateral, terdapat spirakel di belakang mata, sirip terdiri atas sepasang sirip dada
(pectoral) dan sirip perut (pelvic), satu atau dua sirip punggung (dorsal), satu sirip
ekor, kadang-kadang terdapat sepasang sirip dubur (anal).

 Antatomi eksternal
a. Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Gigi
pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi
tersebut bisa diganti setiap waktu.
b. Kerangka Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan vertebrata
daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg terbuat dari tulang rawan dan jaringan
konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada kelas Chondrichthyes atau
ikan bertulang rawan.
c. Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan lengkungan
tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang berat
untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar.
d. Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu
jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi
kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya
e. Sistem Muskular Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan berfungsi
untuk menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang dibutuhkan untuk

9
berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip yang berpasangan, daerah
insang, dan struktur kepala.
 Anatomi Internal
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati
(tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki
kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ pertama
ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati hiu
berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari total
berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi
karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk
organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini
mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah
tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di
dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang
mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus
adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang
permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di
rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah
ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka
ke luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh
yang besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane halus yang mengkilat yang
disebut peritoneum, yang juga melapisi organ-organ.organ0organ yang ditopang
dari dinding middorsal selom oleh mesenterium tipis, juga salah satui bentuk
peritoneum. Septum transversal memisahkan selom dari rongga yang mengandung
jantung.
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar
pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang
tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang
merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang

10
kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus.
Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida
(garam) dari darah.
 Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring,
oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang
lebar dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini
tertanam di dalam daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh
barisan gigi baru dari belakang. Lidah yang rata menempel ke lantai mulut. Di
sisi faring yang lebar terdapat lubang yang mengarah ke celah insang dan
spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang
berbentuk J, yang berujung di otot sfringter sirkular, katuk polarik. Usus
mengikuti dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus. Di usus
terdapat sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang
menunda masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.
Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior
rongga tubuh. Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-
hijauan dan kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior
usus. Pankreas terdapat di antara lambung dan usus, salurannya bergabung
dengan usus tepat di bawah saluran empedu. Kelenjar rektal yang ramping,
fungsinya tidak diketahui, melekat di dorsal penghubung antara usus dan
kloaka.
 Sistem sirkulasi
Jantung terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung
perikardium; kantung tersebut terdiri atas: Sinus venosus, berdinding tipis yang
menerima darah dari berbagai vena, diikuti oleh Atrium; Ventrikel, berdinding
tebal; dan Konus arteriorus, dari sini darah melintas secara anterior ke aorta
ventral , dari aorta ini lima pasang arteri brankial aferen terdistribusi ke kapiler
insang untuk aerasi, empat pasang arteri brankial aferen kemudian
mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang dinding
middorsal selom.

11
Arteri utama terdiri atas:
 Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;
 Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
 Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
 Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang
usus;
 Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
 Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan organ
reproduksi; serta
 Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal
yang menyambung ke ekor.
Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke:
 Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain dari daerah posterior
melintas ke depan dalam
 Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung dan pada
 Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh
 Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior mengembalikan darah
dari daerah kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus besar yang
terhubung ke sinuis venosus. Darah dari saluran pencernaan mengalir dalam
 Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid seperti kapiler di hati
kemudian di kumpulkan di
 Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus. Darah melinta melalui
jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh, seperti pada cylostomata
serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua tidak mengandung
oksigen.
 Sistem respirasi
Sistem respirasiDengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke
dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui
celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran)
yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan

12
melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut
dalam air (Jasin, 1984).
 Sistem reproduksi
Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut
klasper (penjepit). Yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior
kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri, menembus selaput
ovarium, dan masuk kedalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke dalam
ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk itu
masing-masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang
sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang.
 Sistem saraf
Otak ikan hiu sudah lebih maju di banding lamprey.dari 2 sakus olfaktori di
bagian moncong, saluran olfaktori memanjang ke lobus olfaktori besar yang
melekat pada pasangan selebral hemisfer diencephalon.

 Klsifikasi Chondrichthyes
Kelompok satu ini juga terbagi ke dalam 2 sub kelas yaitu Elasmobranchii dan
Holocephali.
a. Elasmobranchii
Vertebra terdiri atas tulang rawan (dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi
osifikasi). Ikan ini mempunyai rahang. Jumlah insang dan celah insang berkisar
antara 5 - 7 pasang, yang setiap pasangnya mempunyai sekat pelat insang.
Lengkung insang berupa tulang rawan, yang di dalamnya terdapat arteri insang
dan saraf insang. Spirakel terletak di depan celah insang. Ikan mempunyai sirip
yang berpasangan. Terdapat sepasang nostril (dirhinous). Bersisik plakoid atau
tidak bersisik. Ikan jantan biasanya mempunyai alat penyalur sperma yang
dinamakan klasper (miksopterigium). Bentuk sirip ekor tidak simetris
(heteroserkal).
b. Holocephali
Ikan ini umum disebut ratfish karena ekornya yang ramping dan memanjang
serta kepala yang meruncing seperti tikus. Rahang atas menyatu dengan

13
kranium. Jumlah insang ada empat pasang dan celah insang satu pasang. Tanpa
sisik pada ikan dewasa. Tidak punya spirakel dan tidak ada kloaka. Ikan yang
jantan mempunyai alat penyalur sperma disebut tenakulum, yang terletak di
kepala bagian depan. Kelas Holocephali hanya terdiri atas satu ordo, yaitu
Chimaeriformes. Salah satu anggotanya ialah Chimaera monstrosa L.

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air
dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
b. Ciri umumnya adalah memiliki sirip untuk bergerak (sirip dada, punggung, perut,
anal,ekor), Berkembang biak secara bertelur Memiliki endoskeleton Bernapas dengan
insang, Memiliki sisik yang licin dan berlendir, Merupakan hewan poikiloterm,
Peredaran darahnya tertutup tunggal, morfologinya terdiri dari kepala,dada,badan dan
ekor, Geraknya dengan berenang di dalam air menggunakan sisik, gurat sisi, sirip dan
ekor, Hidup di air tawar maupun air asin (laut).
c. Struktur tubuh ikan umumnya adalah bagian kepala yang mengandung otak dan
organ-organ sensorik dengan 10 saraf cranial yang memiliki gurat sisi untuk
merasakan tekanan air, batang dengan dinding otot yang mengelilingi sebuah rongga
yang berisi organ internal dan otot ekor post-anal
d. Reproduksi pisces terjadi secara seksual, memiliki organ kelamin jantan dan betina.
Fertilisasinya bisa terjadi secara eksternal maupun internal.
e. Pisces dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelas yaitu ikan tanpa rahang (kelas Agnatha),
ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes), dan sisanya tergolong ikan bertulang
keras (kelas Osteichthyes).Dan dari ketiga kelas tersebut masing-masing akan dibagi
lagi super kelasnya.

2. Saran
Pembahasan untuk materi ini diperlukan pemahaman yang dalam dan juga
diperlukan banyak referensi, karena masih banyak berbagai informasi yang selalu
mengalami pembaruan dan belum dikemukakan. Namun penyusun tetap berharap dengan
adanya makalah ini dapat menjadi salah satu refrensi mengenai kelas pisces.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Muhammad. 2010. Sistem Saraf Pada ikan. Diakses dari


http://azizmuh.wordpress.com/materi/sistem-saraf-pada-ikan/ . Pada tanggal 2 Maret
2018 pukul 19.00 Wita

Bratowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Devita, 2011. Pisces. Diakses dari http://devia.site90.net/pisces.htm. Pada tanggal 3 Maret 2018
pukul 15.00 Wita

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Maulana, Puri. 2012. Makalah Pisces. Diakses dari


http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/kelas-pisces-ikan-pengertian-ciri-ciri-
reproduksi-contoh.html. Pada tanggal 4 Maret 2018 pukul 17.00 Wita.

Naniu, Sulaeman. 2010. Klasifikasi Pisces Dan Struktur Tubuh. Diakses dari
http://sulemannaniu.blogspot.com/2012/11/pisces_12.html. Pada tanggal 3 Maret 2018
pukul 16.00 Wita.

Paizal, Yusuf. 2012. Makalah biologi tentang pisces. Diakses dari http://yusup-
paizal.blogspot.com/2011/03/makalah-biologi-tentang-pisces.html. Pada tanggal 2 Maret
2018 pukul 13.00 Wita.

Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Jogjakarta: Jurusan Biologi FMPA UNY

Zalehah. 2012. Makalah Pisces. Diakses dari http://makalahpisces-zaleha-s.blogspot.com/. Pada


tanggal 2 Maret 2018 Wita.

16

Anda mungkin juga menyukai