Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang
menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara
cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada
obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa
dicegah dengan vaksin.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal
dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan),
V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak
sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah
terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan
gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada
penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal
dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit
yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua
sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang
telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan
orang yang tidak terinfeksi HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa
mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini
termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular
dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat

1
penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya
penyakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.

2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat
dari HIV/AIDS,

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertiaan
HIV atau ’Human Immunodeficiency Virus’,
HIV adalah virus yang menyerang dan merusak kekebalan tubuh pada manusia,
sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal
dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan),
V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak
sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah
terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan
gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu:
A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh),D = Deficiency
(kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat
terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling
sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang
langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan
sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV
atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab
itu dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun

3
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini
menyerang dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh
menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik inilah yang dapat
menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun
setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap KS
mempunyai kesempatan hidup lebih lama dibandingkan orang yang terkena
infeksi oportunistik. Akan tetapi belum ada seorang pun yang diketahui benar-
benar sembuh dari AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu
terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes
darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka
telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk
lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu
orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab
penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.
B. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan
sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit
AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini.
Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan
adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin
merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus
menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan
menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-
helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu
peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan
berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh

4
yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi
yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang
berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi
infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih
lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem
kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya. Biasanya kita memiliki lebih
banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika
sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua
banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini
kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper.
Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel
penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel
penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper,
kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini
mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara
menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya.
Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain.
Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebut
retrovirus.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf
pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal
mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali
jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk
mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak
menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat
risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang

5
sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak
menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan
HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang
cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada
akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-
sel Limfosit (sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya
infeksi sehingga daya tahan tubuh penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh
berbagai penyakit

C. Penularan HIV/AIDS
Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV seperti
yang sudah dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS, yaitu :
A. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV terutama
terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu
difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan
agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yakni :
hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri
sendiri), kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam
melakukan hubungan seksual perlu dipergunakan kondom secara benar,
mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan
seksual di luar nikah.
B. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan dengan cara
memastikan bahwa darah dan produk-produknya yang dipakai untuk transfusi
tidak tercemar virus HIV, jangan menerima donor darah dari orang yang
berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik,
alat cukur, alat tusuk untuk tindik yang bersih dan suci hama.
C. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata
mengidap virus HIV/AIDS disarankan untuk tidak hamil

6
d. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang Tercemar Bila hendak
menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum
tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-
benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan mencucinya
dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih. Caranya,
sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal ini
dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10 tahun sesudah
infeksi.
HIV/AIDS tidak menular kecuali :
-melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA
-melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)
-melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom
-menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum
bekas
-dari Wanita ODHA melalui kelahiran
-dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.
(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan
Vagina dan ASI)
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak
menjamin bebas HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV,
ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV
kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian
tertular atau tidak.
Virus HIV Tidak Menular Melalui :
-Keringat, Air liur
-Makanan,Flu/influenza
-Berpelukan
-Makan dengan perabot yang sama

7
-Bersalaman
-Mandi bersama
-Digigit nyamuk
-Memakai toilet bersama
-Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
- Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.

.HIV dan Tubuh manusia Belum ada obat membasmi HIV

HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat hidup dalam tubuh manusia
* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati
* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain
* HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus lainnya
* Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih
tertentu yang disebut sel T4 (CD4 = Sel Thelper)
* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan
terutama dalam: darah, air mani, cairan vagina
* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan
* HIV tidak dapat menembus kulit utuh.

D. TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV/AIDS


Gejala-gejala utama AIDS.
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah
seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan
waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang
disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang
menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila
seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri
dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat
dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita

8
membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya
akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode
jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus
HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia
sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-
orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi
tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi
oportunistik umum didapati pada penderita AIDS HIV mempengaruhi hampir
semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker
seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang
disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti
demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar,
kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik
tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan
terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
E. Pencegahan HIV/AIDS
Bagi yang belum terinfeksi
Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau mengobati HIV
AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan pencegahan HIV
terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses
penularan merupakan kunci dari pencegahannya. Disini saya sampaikan tindakan-
tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV
AIDS.

Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda


belum terinfeksi HIV AIDS. Yaitu :

9
 Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS
dan bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan
tindakan pencegahan
 Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan
sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi
HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV AIDS patner seks sangatlah
penting.
 Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV
AIDS adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan
orang yang memiliki status HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering
terjadi pada IDU ( injection drug user).
 Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat,
penggunaan kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah
penularan HIV AIDS melalui seks.
 Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh
National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan
khitan memiliki resiko 53 % lebih kecil daripada mereka yang tidak
melakukan sirkumsisi.
 Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko
tinggi, sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human
Immunodeficiency Virus. Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan
mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”,
yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi
tersebut. Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda
telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.
Menjadi HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena
AIDS. Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit
selama bertahun-tahun. Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut
secara perlahan-lahan merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh
anda rusak, berbagai virus, parasit, jamur, dan bakteria yang biasanya tidak
mengakibatkan masalah dapat membuat anda sangat sakit. Inilah yang disebut
“infeksi oportunistik”.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun
terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan
melalui hubungan seks bebas.

B. Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih
pasangan hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV /
AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada
janin dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik
secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

 Maulanusantara.files.wordpress.com
 Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
 Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin.
Microbiol. Rev. 11: 614-627
 Google.com

13

Anda mungkin juga menyukai