Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN

JUDUL MAKALAH

BUDIDAYA, GULMA DAN PENGENDALIANNYA “MELATI PUTIH


(jasminum sambac) SEBAGAI PUSPA BANGSA INDONESIA YANG HARUS
DILESTARIKAN

Disusun Oleh:

Yudani Alamsyah H. 20150220148 Angkatan 2015


Fariqul Asrofi 20140220152 Angkatan 2015
Nana Dwiyani 20140220154 Angkatan 2015
Unggun Herninda S. 20150220165 Angkatan 2015
Ahmad Eko Putranto 20150220174 Angkatan 2015

PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016

i
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.4 Kegunaan ....................................................................................................... 1

BAB 2. PEMBAHASAN (MATERI) ..................................................................... 2

2.1 Budidaya Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac) .................................. 2

2.2 Gulma Melati Putih (Jasminum sambac) dan cara mengendalikannya......... 5

BAB 3. PENUTUP ................................................................................................. 8

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melati Putih atau Melati Air (Jasminum sambac) merupakan tanaman
bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan
genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae).
Melati memiliki sekitar 200 spesies di seluruh dunia. Melati adalah tanaman
bunga yang berasal dari daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia, Australia
dan Oseania.
Melati memiliki wangi yang harum dan disukai oleh banyak kalangan
mulai anak-anak hingga orang dewasa. Tidak hanya memberikan keindahan saja,
namun lebih dari pada itu melati juga memberikan manfaat. Manfaat ini
digunakan sebagai obat tradisional dimulai dari mengobati stress, menjauhkan
kanker, mengurangi berat badan, mengobati flu, sesak nafas bahkan bisa
menghilangkan jerawat.
Indonesia yang penuh dengan tradisi juga menempatkan melati sebagai
salah satu yang berharga. Hal ini dibuktikan oleh ditetapkannya Melati Putih
sebagai puspa bangsa, salah satu dari tiga bunga nasional Indonesia (Kepres
Nomor 4 Tahun 1993). Tidak hanya itu, eratnya berbagai tradisi di nusantara yang
berkaitan dengan bunga melati tidak terlepas dari makna filosofis bunga melati
yang melambangkan kesederhanaan. Kesederhanaan yang ditunjukkan adalah
dapat tumbuh dengan mudah tanpa membutuhkan perawatan yang rumit dan
berbunga sepanjang tahun.
Keindahan, manfaat dan keterkaitan dengan tradisi di Indonesia
mengharuskan kita terus melestarikan bunga melati. Oleh sebab itu perlu untuk
mengetahui cara budidaya yang benar mulai dari penyiapan lahan, penyiapan bibit,
penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan juga pasca panen dari tanaman
melati putih. Tidak hanya itu, perlu pula untuk mengetahui gulma-gulma yang
dapat merusak melati putih beserta cara mengendalikannya.

1.4 Kegunaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah “Melati Putih (Jasminum
sambac) sebagai puspa bangsa Indonesia yang harus dilestarikan” ini adalah:

1. Mengetahui cara budidaya tanaman Melati Putih (Jasminum sambac).


2. Mengetahui gulma-gulma yang terdapat pada Melati Putih (Jasminum
sambac) dan cara mengendalikannya.
2

BAB 2. PEMBAHASAN (MATERI)

2.1 Budidaya Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac)


Pembudidayaan tanaman melati dimulai dari pembibitan, pengolahan
media tanam, penanaman, dan pemanenan.
a. Penyiapan Lahan.
Untuk media pertumbuhannya, tanaman bunga melati sangat cocok
ditanam pada jenis tanah latosol dan andosol. Tanah latosol adalah
tanah yang banyak mengandung zat besi dan alluminium. Jenis tanah
ini memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah karena sudah sangat
tua.
Tanah ini disebut juga sebagai tanah merah. Sedangkan tanah
andosol adalah tanah yang berasal dari lereng-lereng gunung api.
Media tanaman yang ideal adalah yang banyak mengandung bahan
organik dan memiliki sistem drainase yang baik. Derajat keasaman
tanah yang paling ideal untuk pertumbuhannya adalah tanah dengan
pH 5-7. Tanaman melati tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan
antara 112-119 mm/bulan atau dengan kuantitas hujan selama 6-9 hari
hujan setiap bulannya.
Berikut pengolahan lahan untuk budidaya tanaman melati:
- Bersihkan lokasi kebun melati dari rumput liar atau gulma.
- Olah tanah dengan cara di cangkul atau dibajak sedalam 30-40
cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angina selama 15
hari.
- Membuat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm
dengan jarak antar bedeng 40-60 dan panjang di sesuaikan
dengan kondisi lahan.
- Penyiapan Bibit.

b. Untuk penyemaian bibit, tancapkan tiap stek pada media semai sekitar
10 hingga 15 cm dari panjang batang stek, kemudian tutup permukaan
wadah penyemaian dengan plastik bening agar udara tetap lembab.
Media penyemaian dapat menggunakan campuran tanah atau pasir
bersih dalam wadah pot besar atau polybag hingga mencapai tinggi 20
hingga 30 cm. Dasar wadah penyemaian harus diberi lubang-lubang
kecil untuk pembuangan air yang berlebihan. Untuk pemeliharaannya,
siram penyemaian/pembibitan dengan air bersih hingga basah, secara
berkelanjutan dengan frekuensi 1 – 2 kali sehari.
Usahakan bibit stek mendapatkan cukup sinar matahari di pagi hari.
Bila telah berakar cukup kuat atau saat telah berumur 1 – 23 bulan,
pindahkan penyemaian ke dalam lahan atau media yang lebih besar
3

dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk organik dengan
perbandingan 1:1:1. Pemeliharaan tidak hanya dilakukan dengan
pemupukan dan penyiraman, namun perawatan dan perlindungan
terhadap hama juga dibutuhkan. Pestisida dengan dosis rendah dapat
diberikan mulai dari saat bibit berumur 3 bulan.

c. Penanaman.
Bibit semai yang telah siap dan cukup kuat akan dipindahkan ke dalam
lahan. Lahan atau lokasi penanaman harus terlebih dahulu bebas dari
gulma atau rumput liar, pepohonan juga batu-batu sehingga
pengelolaan tanah mudah dilakukan. Tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dengan dicangkul atau dibajak sedalam 30 – 40 cm dan
dibiarkan kering dengan angin selama sekitar 15 hari. Setelah tanah
siap, bedengan dibuat dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 30-40 cm
dengan jarak antara bedeng adalah sekitar 40 – 60 cm dengan panjang
yang disesuaikan dengan panjang lahan.
Untuk mengkondisikan tanah sesuai dengan media ideal
pertumbuhan melati, pengapuran dapat dilakukan pada tanah dengan
tingkat keasaman yang cukup tinggi (pH rendah), sehingga pH tanah
dapat ditingkatkan dan menambah unsur-unsur kalsium dan
magnesium. Pengapuran dapat dilakukan dengan kapur kalsit (CaCO3),
dolomit (CaMg(CO3)2), kapur bakar (Quick lime, CaO) atau kapur
hidrat (Slakked lime, Ca(OH)2).
Pemupukan media tanam dapat menggunakan pupuk kandang yang
dicampurkan hingga merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang
dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Lubang tanam
dibuat dengan ukuran sekitar 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar
lubang 100 – 150 cm. Tiap lubang ditanami dengan satu bibit melati.
Untuk mempermudah dan memaksimalkan pertumbuhan, media tanam
dapat disiapkan pada musim kemarau atau 1-2 bulan sebelum musim
hujan.

d. Pemeliharaan Tanaman.
Perawatan dilakukan dengan penyiraman dan pemupukan. Untuk
mengoptimalkan pertumbuhannya, tanaman perlu disiram setiap hari
terutama pada awal pertumbuhan. Siram hingga tanaman cukup basah.
Penyiraman terutama sangat dibutuhkan pada masa awal pertumbuhan.
Pengairan dilakukan secara kontinyu hingga 1 bulan pertumbuhan
tanaman melati pada lahan, pada pagi dan sore hari.
Pemupukan dapat dilakukan secara rutin tiap tiga bulan dan lebih
diutamakan ketika melakukan pemangkasan, saat tanaman berbunga
dan ketika tanaman sedang kurang sehat. Jenis pupuk yang dapat
4

digunakan antara lain adalah pupuk urea, TSP , dan KCl dengan dosis
yang disesuaikan dengan anjuran. Pemupukan dapat dilakukan dengan
cara memendam pupuk dalam tanah dengan kedalaman antara 10 – 15
cm di sekeliling tanaman. Pemberian pupuk dapat meningkatkan
produksi melati terutama bila menggunakan pupuk yang kaya akan
unsur fosfat (P).
Pemeliharaan dengan penyulaman dilakukan juga untuk mengganti
tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal dengan bibit baru.
Teknik penanaman untuk penyulaman sama dengan teknik penanaman
awal ketika memindahkan bibit semai ke media tanam. Penyulaman
sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 1 bulan setelah
pemindahan bibit semai ke media tanam sehingga pertumbuhan semua
tanaman dapat diseragamkan. Hindari cuaca terlalu panas dan suhu
yang terlalu tinggi saat penyulaman. Lakukan di pagi atau sore hari.
Penyiangan terhadap gulma dan rumput-rumput liar harus secara
rutin dilakukan, agar tanaman tidak perlu bersaing dengan tanaman-
tanaman gulma dalam mendapatkan nutrisi dari tanah dan sinar
matahari, sehingga pertumbuhan setiap tanaman melati dapat lebih
maksimal.

e. Pmanenan.
Untuk menentukan apakah bunga telah dapat dipanen, dapat dilihat
dari beberapa ciri fisik bunga. Salah satunya ditandai oleh ukuran
kuntum bunga yang sudah besar dan masih kuncup atau setengah
mekar. Tanaman melati berbunga pada usia tanaman 7-12 bulan.
Pemanenan dapat dilakukan hingga tanaman berumur 5 – 10 tahun dan
dapat dilakukan pada sepanjang tahun selama berkali-kali. Pemanenan
dilakukan dengan memetik bunga, sebaiknya dilakukan pad apagi atau
sore hari saat matahari tidak terlalu terik dan cuaca tidak terlalu panas.
Hasil panen tertinggi biasanya dicapai pada 1 – 2 minggu awal,
kemudian akan menurun dan meningkat kembali 2 bulan kemudian.
Setiap tahun, masa berbunga tanaman melati dapat berlangsung hingga
3 bulan.
Setelah dipetik atau dipanen, untuk mempertahankan bunga tetap
segar dan tidak cepat layu, bunga dapat dihamparkan pada wadah
beralas plastik dan disimpan pada suhu dingin antara 0 – 5ºC.

f. Pascapanen
Tanaman melati selain digunakan sebagai tanaman hias taman atau
tanaman pot, juga digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik,
pewangi teh, serta obat tradisional. Disamping itu digunakan pula
sebagai bunga rampai, rangkaian atau roncean. Pascapanen bertujuan
5

untuk mendapatkan kualitas bunga melati yang sesuai dengan


permintaan pasar atau konsumen. Prosedur pascapanen secara tepat di
perlukan untuk menjada kesegaran bunga melati, berikut adalah
prosedur pascapanen:
- Menghindari bunga melati yang sudah dipanen berada ditempat
terbuka, untuk menghindari bunga melati menjadi cepat layu.
- Sortasi dan grading dilakukan secara bersamaan yaitu dirumah
pengumpul. Sortasi dilakukan dengan cara bunga melati
dihamparkan kemudian dilakukan pemisahan bunga mekar,
daun, dan bila tajuk bunga dilepas.
- Grading dilakukan untuk menggolongkan ukuran kuntum
bunga, biasanya dilakukan untuk ekspor. Untuk melati jenis J
sambac untuk ekspor memiliki standar panjang kuntum lebih
dari 120mm, diameter kuntum lebih dari 7,5 mm dengan berat
tiap 100 kuntum lebih dari 15 gram.
- Pendinginan awal (pre cooling) dengan melakukan perendaman
air es.
- Pengemasan dilakukan dengan membungkus menggunakan
plastic sebagai primer dan Styrofoam kemasan sekundernya.
Cara mengemas (es-melati yang dikemas dengan plastic-es-
elitu yang di kemas plastic dan seterusnya dengan yang paling
atas es)

g. Pascapanen.
Tanaman melati selain digunakan sebagai tanaman hias taman atau
tanaman pot, juga digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik,
pewangi teh, serta obat tradisional. Disamping itu digunakan pula
sebagai bunga rampai, rangkaian atau roncean

2.2 Gulma Melati Putih (Jasminum sambac) dan cara mengendalikannya


a. Alang-alang ( Imperata cyliindrica)
Alang alang adalah salah satu gulma perennial yang memiliki sistem perakaran
(rhizoid) meluas dengan tinggi tanaman maksimal 100 cm. Alang-alang selalu
menjadi gulma penting bagi hampir semua tanaman budidaya. Tingkat
penyebaran, perkembangan, dan daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan
keberadaan alang-alang di lahan budidaya sering menyebabkan penurunan
produktivitas tanaman. Alang-alang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
1. Kerajaan : Plantae
2. Divisi : Magnoliophyta
3. Kelas : Liliopsida
4. Ordo : Poales
5. Famili : Poaceae
6. Genus : Imperata
6

7. Species : I. cylindrica
Alang-alang dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui rhizoma dan
secara generatif melalui pembungaan dan biji. Rhizome dapat melakukan
penetrasi hingga diameter 15 sd 40 cm, sedangkan akar yang tumbuh vertikal
dapat mencapai kedalaman antara 60 sd 150 cm. rhizzoma berwarna putih ,
beruas pendek, berwarna putih, sukulen, dan berasa manis karena memiliki
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Gulma ini tumbuh hingga ketinggian
tak kurang dari 1 meter. Daun alang-alang tumbuh tegak dengan pelepah daun
yang memiliki permukaan yang halus serta tulang daun utama berwarna
keputihan. Alang-alang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat karena
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lingkungan.

alang-alang memang tergolong gulma yang sangat sulit dikendalikan.Hal ini


karena alang-alang dapat beregenerasi dengan cepat melalui stolon dan bijinya.
Alang-alang pun memiliki ketahanan hidup yang tinggi pada kondisi lingkungan
yang beragam. Kendati demikian, pertumbuhan alang-alang akan terhambat dan
berangsur-angsur terkendalikan melalui perlakuan naungan yang gelap. Naungan
diperoleh dengan penanaman pohon penaung yang dapat tumbuh cepat dengan
daya naung tinggi seperti leucaena glauca.

b. jawan (Echinochloa cruss-galli)


Gulma jawan (Echinochloa cruss-galli) adalah salah satu gulma yang bersifat
kosmopolit dan mampu berasosiasi dengan beberapa tanaman budidaya. Gulma
ini terdapat hampir diseluruh negera-negara tropis hingga sub-tropis yang terletak
antara lintang 15 derajat LS hingga 15 derajat LU. Dalam ilmu tumbuhan, gulma
jawan memiliki sistem klasifikasi sebagai berikut:
1. Divisi : Spermatophyta
2. Kelas : Monocotiledonae
3. Ordo : Graminales
4. Famili : Gramineae
5. Genus : Echinochloa
6. Spesies: Echinochloa cruss-galli

Gulma jawan ini berbatang tegak dan bertandan (5 sd 10 tandan) kemudian


merunduk sepanjang 5 sd 21 cm, akar serabut tumbuh pada pangkal batang
sedangkan buahnya (kariopsis) berbentuk lonjong dengan tebal dan panjang antara
2 sd 3,5 mm. Biji yang telah tua berwarna coklat sapai hitam dengan bagian
bawah tumpul.

Gulma jawan sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya, Suhu


optimal untuk pertumbuhannya antara 20 sd 30 derajat Celcius, sedangkan untuk
perkembangan biji antara 13 sd 30 derajat Celcius. Pada kapasitas lapang, biji
gulma ini berkecambah hingga 70 sd 90 % dari total jumlahnya. Gulma jawan
efektif dikendalikan dengan aplikasi herbisida seperti 2,4-D dengan dosis 0,8 sd 1
l per ha, serta herbisida MCPA dengan dosis 1,5 l per ha pada 2 minggu setelah
7

tanam, sedangkan untuk mengendalikan atau mencegah perkecambahan biji


gulma, selama tiga bulan dapat diaplikasikan feramida.

c. Cynodon Dactylon (Rumput Grinting)


Batang: langsing, sedikit pipih, yang tua dengan rongga kecil.
Daun: daun sempit kerapkali jelas 2 baris. Lidah sangat pendek. Helaian
daun bentuk garis, tepi kasar, hijau kebiuran, berambut atau gundul, 2.5 – 15 kali
0.2 – 0.7 cm. Bulir 3 – 9, mengumpul, panjang 1.5 – 6 cm. Poros bulir berlunas.
Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas, menghadap ke satu sisi,
menutup satu dengan yang lain secara genting, duduk, ellips memanjang, panjang
kurang lebih 2 mm, kerapkali keungu-unguan. Sekam 1 – 2 yang terbawah tetap
tinggal. Jumlah benang sari 3, tangkai putik 2, kepala putik ungu, muncul di
tengah-tengah anak bulir. Bunga tegak, seperti tandan. Bijinya membulat telur,
kuning sampai kemerahan. Taksonomi RumputGrinting adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
SuperDivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon

Habitatnya Cynodon dactylon adalah tumbuh paling bagus pada suhu di atas
24 °C. Jenis initoleran terhadap kekeringan. Tumbuh paling baik pada
tanahberdrainase baik tetapi toleran terhadap banjir yang berkepanjangan. Toleran
terhadap kisaran pH tanah yang luas, tetapi pH optimal adalahdi atas 5.5. Juga
toleran terhadap kesuburan tanah yang rendah tetapitidak toleran terhadap
naungan.
Pencegahan dengan cara Tindakan preventif:
1. Menanam benih bebas dari biji gulma
2. Menggunakan pupuk kandang yang bebas gulma
3. Menggunakan alat panen yang bersih dan bebas gulma
4. Memberantas gulma yang tumbuh dan menyebar di sekitar daera irigasi dan
areal tanam
8

BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pembudidayaan tanaman melati dimulai dari pembibitan, pengolahan
media tanam, penanaman, perawatan dan pemeliharaan serta pengendalian
hama dan penyakit serta pemanenan.
Contoh Organisme penggaggu tanaman (Gulma) yang menyerang
tanaman melati antara lain Alang-alang, jawan dan rumput grinting
9

DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, R. (1997). Usaha Tani Melati. Jakarta: Kanisus.

Setyawati, A. (n.d.). Budidaya Tanaman Melati (Jasminup spp). Iptek


Hortikultura, 4.

id.wikipedia.org/wiki/melati_putih

http://www.plantamor.com/index.php?plant=726

http://alamendah.org/2011/02/12/bunga-melati-lambang-kesucian-nan-sederhana

Anda mungkin juga menyukai