Anda di halaman 1dari 21

NAMA: MARIA DENSIANA WULA

NIM: 2019280567

TUGAS : ZOOLOGI INVERTEBRATA


Filum Porifera (Campbell, et al., 1999)
1. Tubuhnya sangat sederhana, mirip suatu kantung yang berpori atau berlubang-lubang (Air akan disedot melalui
pori-pori ke dalam rongga tengah (spongoesol), yang kemudian akan mengalir keluar spons itu melalui suatu lubang
yang lebih besar yang disebut oskulum-Gambar/vido)
Hewan Parazoa
• Filum Porifera (Campbell, et al., 1999)
2. Pada lapisan dalam oskulum terdapat koanosit berflagela (sel-sel kolar). Flagel pada koanosit akan menyebabkan
adanya arus air(flagela yang berdenyutlah yang akan menyapu banyak air, masuk ke dalam tubuh spons), colar akan
menjerat partikel makanan dan koanosit akan memfagositosis makan . Terdapat kemiripan antara sel-sel koanosit dan
sel-sel koanofalelata (Protista berkoloni) dari filum prostista

a. sel-sel kolar: Bagian dalam rongga tubuh Porifera dilapisi jaringan yang terdiri atas sel-sel berflagel yang disebut sel
kolar. Sel kolar menyaring partikel-partikel makanan, seperti alga dan sisa-sisa bahan-bahan organik dari air. Dengan
cara inilah, sel kolar menyuplai makanan untuk dirinya sendiri dan sel-sel lainnya.

3. Pada tiap koanosit terdapat flagel dan terdiri dari beberapa juluran lainnya yang dilapisi mucus. Partikel makanan yang
masuk akan terjerat dalam mucus. Partikel yang terjerat di dalam mucus, difagositosis, dan dicerna dalam koanosit
dan amobosit yang bersebelahan dengan koanosit
4. Hewan sesil/menempel
5. Tidak memiliki saraf atau otot tetapi masing-masing sel dapat mengindera dan bereaksi terhadap perubahan
lingkungan
6. Tinggi spons berkisar dari 1 cm sampai 2 cm
lanjuttan
7. Umumnya hidup di laut (dari 9000 spesies spons yang hidup, hanya 100 spesies yang hidup di air tawar, sisanya
hidup di laut)
8. Pemakan suspensi (makan dengan cara memfilter), yaitu hewan yang mengumpulkan partikel makan melalui air
yang lewat melalui alat penjerat (sel-sel kolar yang terdapat pada permukaan dinding spongoesol)
a. Spons merupakan hewan pemakan suspensi, dimana mereka mendapatkan makanan dari partikel tersuspensi dalam air
yang melewati tubuhnya. Air dapat bergerak melewati pori-pori hingga mencapai rongga sentral yang disebut spongocoel,
kemudian keluar melalui bukaan besar yang disebut oskulum
Lanjutan
9. Tubuh spons terdiri dari dua lapisan. Kedua lapisan dipisahkan oleh suatu daerah
yang bergelatin yang disebut mesofil. Pada area mesofil, tersebar sel-sel amoebosit
yang dinamai berdasarakan penggunaan pseudopodia.
Lapisan luar terdiri atas sel-sel epidermal yang tersusun rapat. Arus masuk melalui
porosit (Gambar). Porosit berbentuk seperti donat memanjang, merentang
sepanjang dinding tubuh.
lanjuttan

• 10. Amoebosit mengambil makan dari air dan dari koanosit,


mencerna dan membawa nutrien ke sel lain
• 11. Amoebosit membentuk serat rangka yang keras di dalam mesofil
(pada beberapa kelompok spons, serat-serat itu merupakan spikula
atau duri)
• 12. Sebagian besar spons adalah hermafrodit. Gamet muncul dari
koanosit atau amoebosit.
Lanjutan
13. Telur atau gamet betina berada dalam mesofil dan sel sperma dibawa oleh spons
melalui arus air. Pembuahan terjadi di dalam mesohil, di mana zigot akan berkembang
menjadi larva berflagela dan mampu berenang, yang akan menyebar dari induknya (fase
….). Setelah menempel pada suatu substrat yang cocok , larva akan berkembang menjadi
suatu spons dewasa yang menempel diam dan memilki koanosit internal.
14. Pembuahan silang terjadi akibat beberapa sperma yang tertarik masuk ke dalam
individu yang berdekatan.
15. Spons mampu melakukan regenerasi ekstensif, yaitu pergantian bagian-bagian tubuh
yang hilang.
16. Spons melakukan regenerasi bukan hanya untuk perbaikan tetapi juga untuk
berproduksi secara aseksual dari fragmen yang terpotong dari spons induk.
Regenerasi porifera
• Porifera dapat beregenerasi dari fragmen yang terputus oleh arus atau
predator, meskipun ini hanya bekerja jika fragmen termasuk jenis sel
yang tepat. Beberapa spesies berkembang biak dengan tunas dan yang
lainnya dengan menghasilkan gemmula. Gemmula dihasilkan beberapa
spons laut dan banyak spesies air tawar dalam jumlah besar ketika
sekarat. Gemmula berbentuk bola mirip kista, dibuat dengan
membungkus cangkang spongin, sering diperkuat dengan spikula, di
sekitar kluster sel mirip amuba khusus yang disebut archeocytes yang
penuh dengan nutrisi.
Kelas-kelas Filum Porifera
Klasifikasi Filum Porifera
Calcarea
Calcarea adalah porifera yang mengadung spikula berupa kalsium karbonat (CaCO3). Calcarea memiliki ciri sebagai berikut:
Habitat di laut, Bersifat soliter atau berkoloni, Endoskeleton berupa spikula berkapur yang tersusun atas kalsium karbonat ,Simetri secara radial,
Berbentuk silinder. Contoh Sycon, Leucosolenia

Hexactinellida
Hexactinellida merupakan porifera yang memiliki spikula berupa silikat/zat kresik sehingga terlihat seperti kaca. Hexactinellida memiliki
ciri sebagai berikut:
Habitat laut dalam,Bersifat soliter atau menyendiri,Endoskeleton berupa spikula silika berpotongan enam.Simetri secara radial,
Berbentuk silinder.
Contoh: Euplectella , Hyalonemma
Lanjuttan:
demospongia
• Demospongia adalah porifera yang memiliki sikula dari zat kresik (silikat) atau dan
serabut spongin. Ciri demospongia sebagai berikut:
• Habitat sebagian besar laut dan sebagian adalah air tawar
• Endoskeleton berupa Spikula silika atau serat sepon atau keduanya atau tidak sama
sekali
• Spikula adalah monaxon atau tetraxon tetapi tidak pernah di-ray
• Simetri asimetris.
• Bentuk tubuh tidak teratur
• Sistem saluran leuconoid
• Tidak memiliki spongosol
• Contoh:   Spongilla .
Hewan Radiata
• Filum Cnidaria (hidra, ubur-ubur, anemon laut, dan karang) memilki simetri radial, rongga gastrovaskular dan cnidosit
1. Tidak memiliki mesoderm dan memilki konstruksi yang relatif sederhana
2. Bangun dasar tubuh Cnidaria adalah kantung dengan kompatemen tengah untuk pencernaan, yaitu rongga
gastrovaskular
3. Suatu bukaan pada rongga gastrovaskular berfungsi sebagai mulut dan anus
4. Bangun dasar tubuh memilki dua variasi: polip yang sesil dan medusa yang mengambang
Bangun Tubuh Cnidaria
Keterangan:
Adhesive pad: Bantalan pengisap
Mesoglea:
Tentacular bulb: bonggol tentakel

Sumber Gambar: Hickman JR, C.P, Roberts, L.S., Larson,


A. 2011. Integrated Pinciples of Zoology. Eleventh
Edition.
1. Kelas Hydrozoa
Contoh: Obelia
Ciri-ciri:
1. Kebanyakan mengalami pergiliran antara bentuk polip dan medusa, cth: siklus Obelia
2. Kebankan dalam bentuk polip daripada bentuk medusa
3. Pada spesies Hydra hanya mempunya bentuk polip (pada kondisiyang menguntungkan Hydra bereproduksi secara
aseksual melalui pertunasan; pembentukan tonjolan yang terlepas dari induk Dan hidup secara independen. Ketika
kondisi memburuk, Hidra dapat bereproduksi secara seksual,membentuk zigot resisten yang tetap doman hingga
keadaan membaik)

2. Kelas Scypozoa
Contoh: Ubur-ubur
Ciri-ciri:
4. Medusa adalah tahap yang mendominasi siklus hidup kelas scypoza
5. Medusa umumnya hidup diantara planton sebagai ubur-ubur
6. Kebanyakan scypozoa hidup di hidup di pesisir pantai mengalami tahap sebagai polip kecil selama siklus hidupnya
7. Umunya medusa yang hidup di laut terbuka umumnya tidak memiliki tahap polip
Siklus Hidup Hidrozoan
Siklus Hidup Craspecusta

Bangun dasar Polip mempunyai 3 metode aseksual


1. Pertunasan menghasilkan individu baru
2. Membentuk planula tak bersilia, seperti larva
(frustules);dapat bergerak dan membangun polip baru
3. Menghasilkan tunas medusa, yang berkembang
menjadi individu medusa baru yang dapat melakukan
reproduksi seksual
Siklus Hidup Aurelia
3 Kelas Cubozoa(Kubus atau
hewan kotak)
Contoh: Tawon Laut
Ciri-ciri
1. Mempunyai tahap medusa
berbentuk kotak
2. Mempunyai mata kompleks
yang tertanam di tepian
medusa
3. Tergolong perenang yang
kuat sehingga lebih jarang
terdampar di pesisir
4. Kubozoa yang hidup di
lautan tropis, seringkali
dilengkapi dengan knidosit
yang sangat beracun
5. Contoh Tawon laut yang
hidup di lepas pantai
Australia Utara memiliki
sengatan yang sangat
mematikan
4. Kelas Anthozoa(Anthos: Bunga, Hewan Bunga)
Contoh: Anemon Laut dan Koral
Ciri-ciri:
1. Hanya terdapat sebagai polip
2. Hidup soliter atau membentuk koloni
3. Banyak spesies menyekresikan rangka eksternal yang keras dari kalsium
karbonat
4. Setiap generasi polip membangun rangkanya di atas sisa-sisa rangka dari
generasi sebelumnya, membentuk “batuk karang” dengan bentuk yang
khas bagi setiap spesies
5. Rangka itulah yang biasa dianggap sebagai koral

Anda mungkin juga menyukai