Anda di halaman 1dari 18

Materi Pembelajaran BAB Animalia Kelas X

Animalia
Ciri-ciri umum hewan (Animalia) adalah sebagai berikut:
• multiseluler,
• heterotrof,
• eukariotik,
• tidak berdinding sel,
• tidak berklorofil,
• hidup di darat maupun di air.
Terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang
mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk
menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu
akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan
luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya
membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf,
sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan
kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang
dinamakan diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata.
Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk
lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang
menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan
yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan
hewan ini adalah Plathyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh,
yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk
rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi
lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata
dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena
mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan,
yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Hewan yang digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu
tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae).
Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak
sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan vertebrata. Dengan dasar inilah
hewan-hewan ini dianggap primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal dari
kehidupan yang telah mengalami sedikit perubahan.

1
Avertebrata/Invertebrata
Kelompok Avertebrata terdiri atas filum-filum berikut:
A. Filum Porifera
1) Ciri-ciri Porifera
Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan ferre
yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu contoh
Avertebrata.Berdasarkan asal katanya, Porifera ini merupakan kelompok hewan
yang mempunyai pori.
2) Struktur tubuh
Bentuk tubuh hewan ini beraneka ragam. Ada yang berbentuk seperti tabung,
jambangan, piala, terompet, dan ada pula yang seperti tumbuhan, yaitu
bercabang-cabang. Jadi, sebagian besar berbentuk asimetrik. Tubuhnya
kebanyakan berwarna abu-abu, ada juga yang berwarna merah, kuning, biru,
dan hitam. Beberapa di antaranya mempunyai rongga tubuh yang tunggal,
adapun lainnya mempunyai jaring-jaring rongga tubuh yang rumit. Ada yang
mempunyai rangka keras serupa dengan kaca atau seperti kulit Molusca, ada
yang mempunyai rangka dengan bahan liat serupa bahan tanduk pada sapi.
Pada bagian tengah tubuhnya terdapat ruagan yang disebut spongocoel. Pada
ujung atas ruangan tersebut terdapat lubang besar tempat keluar nya air yang
disebut oskulum.

3) Cara perkembanganbiakan Porifera


Cara Porifera berkembang biak, yaitu secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup dari
dinding tubuhnya ke arah luar. Kuncup yang terbentuk dilepaskan dan akan
tumbuh menjadi Porifera baru atau dapat pula tetap melekat membentuk suatu
koloni. Pembentukan kuncup ini dapat terjadi bila kondisi kurang
menguntungkan, yaitu bila keadaan kering atau keadaan dingin.
Pada Porifera air tawar akan terbentuk gemmulae atau plasma benih yang
merupakan kumpulan sel-sel di dalam mesenkim yang terbungkus kuat dan
tebal. Jika induknya mati, maka gemmulae akan tumbuh menjadi kuncup dan
menjadi Porifera baru.
Reproduksi Porifera secara seksual, yaitu dengan pembentukan arkeosit yang
mengandung sperma dan ovum. Jika terjadi penyatuan sperma dan ovum yang
berada di mesoglea, maka akan terbentuk zigot. Zigot ini akan berkembang
menjadi larva bersilia, kemudian berenang meninggalkan induknya dan akan
menempel pada suatu dasar dan hidup sebagai individu baru. Karena dalam
satu tubuh menghasilkan dua sel kelamin, maka Porifera ini bersifat
hemaprodit, perlu diingat pembuahan ini terjadi dari sperma yang berasal dari
jenis induk Porifera yang lain, jadi tidak berasal dari induk yang sama.
4) Klasifikasi porifera
a) Kelas Calcarea, golongan Porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari
zat kapur. Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Misalnya, Scypha
gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
b) Kelas Hexactinellida, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat
kersik/silikat. Hidupnya di laut yang dalam, misalnya Pheronema sp.,
Euplectella, Regadrella sp.
c) Kelas Demospongiae, kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat
kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan
tidak mempunyai skeleton. Hidup dilaut yang dangkal, mempunyai jumlah

2
anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi),
Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.

B. Filum Coelenterata
Nama Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelos yang berarti rongga dan
enteron yang berarti usus sehingga coelenterata berarti hewan yang memiliki rongga.
Rongga tersebut digunakan sebagai ususnya dan sebuah mulut sebagai alat untuk
menelan mangsanya, serta tentakel sebagai alat penangkap mangsanya. Jadi, bila
dibandingkan dengan Porifera, Coelenterata jauh lebih kompleks.
1) Ciri-ciri coelenterata
Tubuh hewan tersebut tidak jauh berbeda seperti kantung dengan beberapa
tentakel di sekitar mulut. Pada permukaan tentakel, terdapat sel beracun
(knidoblast) yang mengandung sel penyengat kecil (nematosis) yang dapat
digunakan untuk melumpuhkan mangsa sehingga dia dapat mempertahankan
dirinya. Penyengat ini dapat melumpuhkan organisme kecil, besar, bahkan
manusia. Tentakel dengan penyengat inilah yang merupakan ciri utama dari
filum ini.

2) Tipe coelenterata
a. Fase Polip
Daur hidup Coelenterata mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase
polip hidupnya menempel di batuan perairan. Terlihat pada Gambar 8.11
(a) bentuknya seperti silinder dengan ujung yang satu terdapat mulut yang
dikelilingi tentakel dan ujung lain buntu untuk melekatkan diri. Polip ini
umumnya hidup secara soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang
membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak dapat bergerak bebas.
Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa macam bentuk
menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip
yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa disebut
gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip
disebut polimorfisme.
b. Pada fase medusa,
Coelenterata hidup melayang-layang di perairan. Bentuk tubuhnya tampak
seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian tepi yang melingkar,
tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian tengah permukaan
bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lainnya seperti bunga mawar dan
mendapat julukan “mawar laut”. Fungsi dari medusa adalah untuk
berkembang biak secara seksual, jadi pada fase medusa ini akan
menghasilkan sperma dan ovum. Tidak semua Coelenterata mempunyai
bentuk polip dan medusa, ada yang hanya mempunyai bentuk polip saja.

3
3) Perkembangbiakan Coelenterata
Untuk memperbanyak diri, Coelenterata berkembang biak secara aseksual
dengan membentuk kuncup/tunas yang menempel pada hewan induknya, yaitu
pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian
terlepas sehingga dapat menjadi individu baru. Ada juga yang tetap melekat
pada induknya dan induknya tetap membentuk kuncup yang lain sehingga
terbentuklah koloni. Selain secara aseksual, Coelenterata dapat juga
berkembang biak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel telur
yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air dan
akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot
yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebut planula. Zigot
ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi
perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang cocok, maka akan
tumbuh membentuk individu baru.

4) Klasifikasi Coelenterata
a. Hydrozoa
1. Hydra
Berdasarkan pengamatan dapat kita lihat bentuk Hydra seperti
kantung, berongga, dan tidak bersekat. Hidupnya secara soliter di air
tawar. Makanannya berupa hewan-hewan kecil misalnya jentik
nyamuk, udang, kerang. Hydra bereproduksi secara aseksual dan
seksual.
2. Obelia
Merupakan jenis Coelenterata yang hidup di air laut dan hidup secara
berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin.
Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi
untuk makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa
dan dapat menghasilkan alat reproduksi.
3. Physalia
Mempunyai bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni
polip yaitu ada polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi
(gonazoid) dan polip untuk menangkap mangsa (daktilozid).
b. Scyphozoa
Ubur-ubur mempunyai ukuran yang besar dan berbentuk medusa, hewan
ini sering terdampar di pantai. Schyphozoa memiliki bentuk dominan
sebegai medusa. Hati-hati lagi jika menyentuh ubur-ubur karena

4
tentakelnya mengandung sel penyengat dan mengeluarkan racun yang
sangat gatal, jika tidak tahan kulit akan melepuh.
c. Anthozoa
Berdasarkan asal katanya, Anthozoa memiliki arti bunga, sering disebut
sebagai mawar laut, bentuknya sangat indah. Hewan ini sebenarnya
mempunyai tentakel. Termasuk jenis hewan ini adalah anemon laut dan
hewan karang. Kebanyakan hidup secara berkoloni yang membentuk
rumah dari kapur yang sering dinamakan “karang”.

C. Filum Platyhelminthes
Platy = pipih, helminthes = cacing.
1) Ciri-ciri Platyhelminthes
• Tidak memiliki rongga tubuh (selom): hewan aselomata.
• Sistem pencernaan: mulut, faring, dan usus (tanpa anus).
• Tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).
• Hidup bebas dan parasit.
• Habitat: air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembap.
• Reproduksi aseksual: membelah tubunya (fragmentasi).
• Reproduksi seksual: penyatuan sperma dan sel telur.
2) Klasifikasi Platyhelminthes
a. Turbellaria (cacing berambut getar)
• Memiliki tubuh bersilia dengan ukuran 15-18 mm.
• Silia: untuk pergerakan.
• Pergerakan silia menyerupai nyala api (sel api).
Contoh: Dugesia, Planaria.

b. Trematoda (cacing isap)


• Memiliki alat pengisap: untuk menempel pada tubuh inang.
• Umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal dan pembuluh
darah vertebrata.
Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati), Opisthorchis sinensis (cacing hati
Cina), Schistosoma japonicum dan Paragonimus westermani.
c. Cestoda (cacing pita)
• Disebut cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.
• Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior
(skoleks), leher (strobilus) dan rangkaian proglotid.
• Memiliki alat pengisap dan kait (rostelum): untuk melekat pada organ
tubuh inangnya.
• Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang
utama bersama dengan tinja.
Contoh: Taenia saginata dan Taenia solium.

5
D. Filum Nemathelminthes
Nema = benang, helminthes = cacing.
Ciri-ciri Nemathelminthes, antara lain:
• Memiliki rongga tubuh semu (pseudoselomata).
• Dilapisi kutikula untuk melindungi diri.
• Sistem pencernaan lengkap (mulut, faring, usus dan anus).
• Tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi.
• Klasifikasi: Nematoda dan Nematopora.
Contoh kelas Nematoda:
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut): penyebab penyakit askariasis (cacingan).
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang): hidup parasit dengan menyerap darah
dan cairan tubuh pada usus halus manusia.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi): hidup di usus besar manusia.
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut): penyakit kaki gajah (elefantiasis).
e. Trichinella spiralis : menyebabkan penyakit trikhinosis (berupa kerusakan otot).

E. Filum Annelida
Annulus = cincin.
1) Ciri-ciri filum Annelida
• Annelida/cacing gelang: cacing dengan tubuh bersegmen.
• Antara satu segmen dengan segmen lainnya terdapat sekat: septa.
• Hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan
selomata).
• Organ ekskresi Annelida:
a. Nefridia: organ ekskresi yang terdiri dari saluran.
b. Nefrostom: corong bersilia dalam tubuh.
c. Nefrotor: pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
• Sistem pencernaan: mulut, faring, esofagus, usus dan anus.
2) Klasifikasi filum Annelida (3 kelas):
a. Polychaeta
Poly = banyak, chaetae = rambut kaku.
• Annelida berambut banyak.
• Bagian tubuh: kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus.
• Memiliki sepasang struktur seperti dayung: parapodia.
• Setiap parapodium memiliki beberapa rambut kaku: seta
Contoh: cacing kipas (Sabellastarte indica), Nereis virens, Marphysa
sanguine, Eunice viridis (cacing palolo) dan Lysidice oele (cacing wawo).

6
b. Oligochaeta
Oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku.
• Annelida berambut sedikit.
• Tidak memiliki parapodia, tapi memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.
Contoh: cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia
(Pheretima), cacing merah (Tubifex) dan cacing tanah raksasa Australia
(Digaster longmani).
c. Hirudinea
• Tidak memiliki parapodia, tapi memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.
• Tubuh pipih dengan ujung anterior dan posterior merucing
• Ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.
Contoh: Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).

F. Filum Mollusca
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak, tidak bersegmen, dan umumnya
mempunyai cangkang untuk melindungi tubuhnya. Habitat di laut, air tawar, dan di
darat. Organ-organ dalam dibungkus oleh mantel yang terbuat dari suatu jaringan
khusus, dan umumnya dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat
menghasilkan cangkang.
1) Ciri dan sifat Mollusca
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung,
usus, dan anus. Sistem respirasi dilakukan dengan insang, kecuali Gastropoda
yang hidup di darat bernapas dengan menggunakan mantel yang berubah
fungsi menjadi paru-paru.
Sistem ekskresi dilakukan melalui nefridium. Sistem peredaran darahnya
terbuka, mempunyai jantung dan pembuuh darah. Darah dapat mengangkut
zat-zat makanan, zat sisa metabolisme, dan oksigen.
Sistem gerak menggunakan kaki yang berotot. Sistem reproduksi jenis kelamin
jantan dan betina biasanya terpisah, tetapi ada yang hermaprodit.

7
2) Klasifikasi Mollusca
Menurut bentuk dan kedudukan kakinya, Mollusca dapat dibedakan atas 3
kelas, yaitu Pelecypoda/Lamellibranchiata/Bivalvia, Chepalopoda, dan
Gastropoda.
a. Pelecypoda/Lamellibranchiata/Bivalvia
Disebut Pelecypoda karena mempunyai kaki berbentuk pipih, dinamakan
Lamellibranchiata karena mempunyai insang tersusun dalam lempeng-
lempeng atau berlapis-lapis, dijuluki Bivalvia karena mempunyai 2 buah
cangkang.
Hewan ini hidup di laut dan air tawar dengan bentuk tubuh simetris
bilateral. Cangkang tersusun atas 3 lapisan, yang berturut-turut dari luar
ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Periostrakum (lapisan tanduk), tipis dan gelap.
2. Lapisan prismatik berbentuk prisma, tebal dan terdiri dari kristal
CaCO3.
3. Lapisan nakreas (lapisan mutiara), tersusun dari kristal CaCO3, tetapi
berbeda dengan lapisan prismatik.
Contoh: tiram mutiara, remis, Chima sp.
b. Cephalopoda
Chepalopoda berarti berkaki di kepala. Hewan ini hidup di laut, dan
umumnya tidak mempunyai cangkang. Sistem saraf Chepalopoda
berkembang dengan sangat baik. Mata merupakan alat indera yang
berkembang paling baik, dan mirip dengan mata vertebrata pada
umumnya.
Pada Chepalopoda, umumnya terdapat sel-sel pembawa warna atau
kromatofora, sehingga mampu mengubah warna tubuhnya. Kebanyakan
hewan ini juga mempunyai kantung tinta sebagai mekanisme pertahanan
diri.
Contoh:
1. Loligo sp. (cumi-cumi)
2. Octopus sp. (gurita)
3. Nautilus sp.
c. Gastropoda
Gastropoda berarti berkaki perut sebab menggunakan perut sebagai kaki.
Habitat hewan ini di laut, di air tawar, dan di darat. Cangkang Gastropoda
berbentuk kerucut yang mengalami pemutaran, dan umumnya memutar ke
kanan. Mempunyai lidah parut yang berguna untuk memotong
makanannya, dan bersifat hermaprodit.
Contoh: Achatina fulica (bekicot), Conus sp., Limnaea sp.

8
G. Filum Arthropoda
1) Ciri-ciri Arthropoda
Arthropoda merupakan hewan yang tubuhnya bersegmen (beruas-ruas) yang
umumnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks), dan perut
(abdomen). Bentuk tubuh simetris bilateral dan telah mempunyai rongga tubuh
(selom) yang sesungguhnya.
Tubuh dilindungi oleh rangka luar (eksoskeleton) dari bahan kitin. Umumnya
mengalami metamorfosis (perubahan bentuk), dan pergantian kulit yang disebut
eksdisis.
2) Klasifikasi Arthropoda
Arthropoda dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Insecta (serangga)
Hidup di semua tempat, kecuali di laut. Tubuh terdiri atas 3 bagian, yaitu
kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Kaki ada 3 pasang, yang
tiap pasang terletak pada tiap ruas dada.
Dalam perkembangan hidupnya, serangga mengalami metamorfosis.
Metamorfosis dibedakan menjadi 2, yaitu:
• Metamorfosis sempurna (holometabola)
Telur – larva – pupa (kepompong) – imago (dewasa)
Contoh : kupu-kupu, lalat, nyamuk.
• Metamorfosis tak sempurna (hemimetabola)
Telur – nimfa – imago (dewasa)
Contoh : belalang, jangkrik, kecoa.
Klasifikasi serangga:
1. Apterygota (tidak bersayap)
Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku)
2. Pterygota (bersayap)
a) Exopterygota (sayap merupakan tonjolan luar)
Exopterygota mempunyai beberapa ordo, diantaranya:
• Isoptera/Archiptera (bersayap sama)
• Orthoptera (bersayap lurus)
• Hemiptera (bersayap tak sama)
• Homoptera (bersayap sama)
b) Endopterygota (sayap berkembang dari penonjolan ke dalam)
Endopterygota mempunyai beberapa ordo, diantaranya:
• Neuroptera (bersayap jala)
• Coleoptera (bersayap tebal, seperti tameng)
• Diptera (bersayap dua)
• Lepidoptera (bersayap sisik, golongan kupu-kupu)
• Hymenoptera (bersayap selaput)
• Siphonoptera (tidak bersayap, golongan pinjal)
• Phthiptera (tidak bersayap, hidup parasit)

b. Crustscea (udang-udangan)
Tubuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu sefalotoraks (persatuan antara
kepala dan dada) dan abdomen (perut). Memiliki kaki 5 pasang, terdapat
pada hampir semua ruas tubuh. Crustacea mempunyai 2 pasang antena, 1
pasang mandibula yang berguna untuk menggigit dan mengunyah
makanan, dan 2 pasang maksila untuk memegang mangsa.
Klasifikasi Crustacea:
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Entomostraca terdiri dari 4 ordo, yaitu:
• Branchiopoda, contoh: Notostraca sp.
• Ostracoda, contoh: Eucypris sp.

9
• Copepoda, contoh: Cyclops sp.
• Cirripedia, contoh: Bernacle (teritip).
2. Malacostraca (udang tingkat tinggi)
• Isopoda, contoh: penggerek kayu
• Stomatopoda, contoh: udang pengko
• Decapoda, contoh: kepiting, rahungan.

c. Arachnida (laba-laba)
Tubuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu sefalotoraks dan abdomen.
Mempunyai 4 pasang kaki yang terletak pada sefalotoraks. Hewan ini
mempunyai 2 pasang alat mulut, yaitu sepasang kelisera yang berupa catut
yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa, dan sepasang pedipalpus
yang berbentuk seperti gunting, berfungsi untuk memegang mangsanya.
Klasifikasi Arachnida:
Arachnida terbagi menjadi beberapa ordo, yaitu:
1. Scorpionida, contoh: kalajengking
2. Arachneida, contoh: laba-laba
3. Acarina (golongan caplak dan tungau), contoh: Rhipichepalus
sunguincus (caplak anjing), Sarcoptes scabiei (penyebab penyakit
kudis).

d. Myriapoda (lipan)
Tubuh terbagi menjadi banyak ruas atau segmen yang sama, terdiri dari 10
sampai 200 segmen atau bahkan lebih. Kepala jelas terlihat dengan
sepasang antena. Dada tidak ada atau tidak dapat dibedakan dengan perut
(abdomen). Kaki terdapat pada hampir semua ruas tubuh.
Berdasarkan jumlah pasang kaki, Myriapoda terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:
1. Chilopoda, sepasang kaki pada setiap ruas tubuh, contoh: lipan.
2. Diplopoda, dua pasang kaki pada setiap ruas tubuh, contoh: kaki
seribu.

H. Filum Echinodermata
Echinodermata adalah hewan berkulit duri. Tubuhnya mempunyai rangka dalam
yang terdiri atas lempeng-lempeng zat kapur.
1) Ciri-ciri Echinodermata
• Habitat di laut;
• Mempunyai saluran pencernaan yang lengkap;
• Respirasi dan ekskresi berlangsung melalui papula;

10
• Tidak mempunyai sistem peredaran darah;
• Bergerak menggunakan kaki ambulakral;
• Sistem saraf paling maju diantara invertebrata, terdiri atas cincin saraf yang
mengelilingi kerongkongan dengan cabang-cabang menuju ke setiap lengan.
2) Klasifikasi Echinodermata
Echinodermata terdiri atas 5 kelas, yaitu:
a. Asteroidea (bintang laut)
Mempunyai lengan berjumlah 5 atau kelipatannya. Duri berbentuk catut,
disebut pediselaria, yang berfungsi membersihkan tubuh dari benda asing.
Contoh: Culcita sp., Linckia laevigata (bintang laut biru).
b. Echinoidea (landak laut)
Tidak mempunyai lengan. Mempunyai kaki-kaki ambulakral pendek yang
terdapat diantara duri-duri yang panjang.
Contoh: Diadema saxatile, Colobocentrotus atratus, Echinithrix sp.
c. Ophiuroidea (bintang ular laut)
Mempunyai lengan yang panjang dan lentur sebanyak 5 atau kelipatannya.
Contoh: Ophionereis sp.
d. Crinoidea (lilia laut atau bakung laut)
Kelas yang paling primitif. Mempunyai bentuk tubuh seperti tumbuhan.
Contoh: Holopus sp., Antedon sp.
e. Holothuroidea (tripang)
Bentuk tubuh memanjang, tidak mempunyai lengan dan pediselaria.
Memiliki daya regenerasi yang tinggi.
Contoh: Holothuria scabra, Holothuria atra.

Vertebrata
Vertebrata merupakan subfilum Chordata yang berderajat paling tinggi. Vertebrata
mempunyai 5 (lima) kelas dan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Untuk
memahaminya, perhatikan tabel berikut:

No. Ciri-ciri Pisces Ampibi Reptil Aves Mammalia


1. Habitat air air tawar dan darat darat darat
darat
2. Struktur tubuh bersisik tubuh tubuh tertutup tubuh tubuh
tubuh berlendir kulit & berbulu berambut
bersisik
3. Sistem mulut- mulut-faring- mulut-faring- mulut-faring- mulut-
pencernaan lidah(tidak esofagus- esofagus- esofagus- faring-
bergerak)- ventrikulus- ventrikulus- ventrikulus- esofagus-
rahang-faring- usus halus- usus halus- usus halus- lambung-
esofagus- usus besar- usus besar- usus besar- usus halus-
lambung- kloaka. kloaka. kloaka. usus besar-
lubang rectum-
urogenital. anus.
4. Sistem umunya kulit, paru- paru-paru, paru-paru hidung-
respirasi insang paru, apisan faring, dan laring-
paru-paru : rongga mulut. kloaka trachea-
Neoceratodus paru-paru
5. Sistem porus/lubang sepasang sepasang sepasang sepasang
ekskresi urogenital ginjal ginjal ginjal ginjal
6. Sistem gonad jantan : fertilisasi fertilisasi fertilisasi
reproduksi berpasangan, sepasang testis internal internal, intenal
fertilisasi betina : menggunakan betina :
eksternal sepasang organ kopulasi memiliki
ovarium satu ovarium
dan oviduk.

11
7. Contoh ikan mas katak Buaya merpati sapi
ikan mujaer kodok kura-kura cendrawasih monyet
ikan nila kadal kakaktua harimau
8. Peranan sebagai sebagai sebagai hewan sumber sebagian
sumber makanan, peliharaan dan makanan, sebagai
makanan, bahan hewan langka hewan sumber
hewan penelitian langka, makanan,
peliharaan. hewan hewan
peliharaan langka,
hewan
peliharaan.

Supra-Kelas Pisces (Ikan)


Semua jenis ikan berasal dari daerah perairan, baik air tawar dan air asin. Tubuh ikan
berbentuk ramping dilengkapi dengan sirip untuk bergerak di air, tubuh bagian luarnya
ditutupi sisik dan berlendir, bernapas dengan menggunakan insang untuk mengambil
oksigen yang terlarut dalam air, berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan
terjadi di luar tubuh. Karena jantung ikan hanya memiliki satu ventrikel sehinga
berdarah dingin dan suhu tubuhnya dapat berubah-ubah tergantung suhu luarnya.
Dari semua jenis ikan yang ada sekarang, ikan dapat digolongkan menjadi tiga kelas
yaitu kelas Agnatha, kelas Condrichthyes, dan kelas Osteichthyes,
a. Kelas Agnatha
Agnatha berasal dari bahasa Yunani, yaitu a yang berarti tidak dan gnathos yang
berarti rahang. Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas agnatha memiliki cirri-
ciri tidak berahang, siripnya tidak berpaasangan, rangka tubuhnya tersusun atas
tulang rawan serta jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Contohnya ikan
lamprey (Petromyzon sp.)

b. Kelas Condrichthyes
Condrichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu condros yang berarti tulang rawan
dan ichthyes yang berarti ikan. Semua jenis ikan termasuk dalam kelas
Condrichthyes memiliki tulang rawan, mulut dan lubang hidungnya ventral. Celah-
celah pharyngeal yang terlihat dari luar berjumlah 5 atau lebih dan jantungnya
hanya memiliki satu ventrikel. Contoh ikan hiu dan ikan pari.

c. Kelas Osteichthyes
Ostechthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berarti tulang dan
ichthyes yang berarti ikan. Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas
Ostechthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral,
celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya
memiliki satu ventrikel. Contohnya, ikan gurame, ikan lele dan ikan bandeng.

12
Kelas Amfibia
Amfibia (amfibi) merupakan hewan yang tempat hidupnya bisa didarat dan diair. Contoh
hewan amfibi yaitu, katak. Katak memiliki kulit tak bersisik yang selalu basah dan
berlendir, alat pernapasannya berupa paru-paru, rongga mulut , dan kulit. Jantungnya
hanya memiliki satu ventrikel dan alat geraknya berupa kaki. Jenis hewan ini
berkembangbiak dengan bertelurdan pembuahannya terjadi diluar tubuh. Karena
telurkatak tidak memiliki kulit yang keras, sehingga jika bertelur selalu diletakkan
didalam air atau di tempat becek.

Kelas Reptilia
Kelas Reptilia memiliki kulit bersisik ygna terbuat dari zat tanduk yang berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri khas reptil:
1. Anggota tubuh berjari lima;
2. Bernapas dengan paru-paru;
3. Jantung beruang tiga atau empat;
4. Berdarah dingin (poikiloterm);
5. Vertilisasi internal;
6. Ovivar.
Habitat : darat dan perairan
Kelas reptil terbagi atas tiga ordo:
a. Chelonia atau Testudiines (kelompok kura kura)
Chelonia adalah reftilia yang memiliki cangkang, bagina atas disebut karapaks dan
bagian bawah disebut plastorn. Cangkakng berfungsi sebagai pelindung.
Habitat: perairan laut dan air tawar
Contoh: Penyu hijau (Chelonia mydas) hidup di laut
Kura kura papua (Chelodina novaeguineae) hidup di darat
b. Squamata atau Lepidosauria (kelompok ular dan kadal)
Squamata terbagi atas kelompok kadal dan ular.
Kadal adalah reftil yang memiliki kulit bersisik, kebanyakan berkaki empat dan
memiliki ekor.
Contoh hewan kadal: bunglon, komodo, kadal kebun dan cicak
Ular adalah reftil yang tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Tulang rahang
ular bersambungan secar longgar sehingga memungkinkan menelan mangsa yang
lebih besar dari tubuhnya. Ular yang berbisa memilki sepasang gig berlubang dan
tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangasanya.

13
Contoh ular: ular kobra, ular sendok , ular sanca
c. Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempang tulang
yagn disebut skuta sebagai pelindung.
Contoh: buaya muara.

Kelas Aves
Untuk memahami kelas Aves (burung), perhatikan ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Tubuh ditutupi oleh bulu, kecuali pada kaki dan jari, bersisik;
2. Alat indera (penglihatan) berkembang sangat baik;
3. Berdarah panas (homoioterm);
4. Mukut bermodifikasi menjadi paruh;
5. Alat pernapasan berupa paru-paru dan pundi-pundi hawa;
6. Ovivar.
Klasifikasi kelas Aves
Pengklasifikasian burung didasarkan pada bentuk paruh, ukuran paruh, dan ukuran
cakar/kaki. Beberapa ordo diantaranya adalah:
a. Casuariformes. Contoh: burung kasuari dari pulau Seram (Casuarius galeatus).
b. Columbiformes. Contoh: merpati (Columba livia), tekukur (Streptopelia sp.).
c. Falconiformes. Contoh: elang dan rajawali.
d. Psitaciformes. Contoh: nuri dan parkit.
e. Galliformes. Contoh: ayam, merak, dan maleo.
f. Passeriformes. Contoh: kenari, gelatik, dan beo.

Kelas Mammalia
Kata mamalia berasal dari bahasa latin mammae yang berarti putting susu. Jadi
mamalia berarti hewan yang menyusui anaknya.
1) Ciri-cir kelas Mammalia
• Tubuh ditutupi oleh rambut;
• Pada jenis betina terdapat kelenjar susu;
• Berdarah panas (homoioterm);
• Bernapas dengan paru-paru;
• Pembuahan internal, vivipar.
2) Klasifikasi kelas Mammalia
Mamalia dikelompokan pada 16 ordo, yaitu:
a. Monotremata, mamalia primitif bersifat ovipar (bertelur). Contoh: Echidna sp.,
Platypus sp. (hewan paruh bebek).
b. Marsupialia, hewan berkantung. Contoh: kanguru, oposum, koala.
c. Insectivora, hewan pemakan serangga. Contoh: landak, celurut.
d. Chiroptera, mamlia bersayap. Contoh: kelelawar, kalong.
e. Edentata, tidak mempunyai gigi, kulit tertutup sisik. Contoh: armadilo.
f. Pholidota, tidak mempunyai gigi, kulit termodifikasi menjadi sisik. Contoh:
trenggiling (Manis javanicus).
g. Tubulidentata, memiliki sedikit gigi, ujung jari bercakar. Contoh: aardvark.
h. Rodentia, hewan mengerat. Contoh: marmut, tupai.
i. Lagomorpha, golongan kelinci. Contoh: kelinci.
j. Cetacea, golongan paus. Contoh: paus, lumba-lumba.
k. Sirenia, sebangsa duyung (siren). Contoh: duyung.

14
l. Carnivora, mamalia pemakan daging. Contoh: singa, harimau, kucing, beruang,
serigala.
m. Proboscidea, mamalia berbelalai. Contoh: gajah, tapir.
n. Perisodactyla, mamalia berkuku gasal. Contoh: kuda, keledai, badak.
o. Artiodactyla, mamalia berkuku genap. Contoh: kerbau, sapi, domba.
p. Primata, mamalia yang paling tinggi derajatnya. Memiliki pandangan mata
stereoskopis. Contoh: kera, tarsius, simpanse, orang utan, gorila, manusia.

Peranan Kingdom Animalia


1. Peranan filum Porifera
• Spongia dan Hippospongia digunakan sebagai spons mandi;
• Zat kimia yang dikeluarkan memiliki potensi untuk mengobati kanker kulit;
• Kerugiannya suka melekat pada tiram sehingga menurunkan kualitas;
• Porifera mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan “bioaktif”.
Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.
2. Peranan filum Coelenterata
a. Sebagai komponen utama pembentuk terumbu karang.
Fungsi terumbu karang:
• tempat hidup berbagi jenis tumbuhan dan hewan laut;
• sebagai obyek wisata bawah laut;
• sebagai penahan ombak/mencegah pengikisan pantai.
b. Sebagai sumber makanan dan bahan kosmetik, misal ubur-ubur (Aurelia aurita)
c. Sebagai hiasan pada akuarium, misal anemon laut (Metridium sp.) dan gelang
(Euplexaura antipathes/akar bahar)
3. Peranan filum Platyhelminthes
• Planaria sebagai makanan ikan
• Cacing hati parasit pada sapi (Fasciola hepatica)
• Cacing hati parasit pada manusia (cina) (Opisthorchis sinensis)
• Cacing darah (Schistosoma japonicum)
• Taenia saginata (parasit pada sapi)
• Taenia solium (parasit pada babi)
4. Peranan filum Nemathelminthes
• Ascaris lumbricoides parasit pada usus halus manusia
• Ascaris megalocephala parasit pada usus halus kuda
• Ascaris suilae parasit pada usu halus babi
• Cacing tambang (Ancylostoma duodenale) Parasit penyebab anemia
• Cacing kremi (Oxyuris vermicularis) autoinfeksi Parasit pada usus besar
• Cacing Rambut/Filaria (Wuchereria bancrofti) elefantisiasis parasit penyebab kaki
gajah
• Cacing Otot - Trichinella spiralis (menyebabkan kerusakan otot)
5. Peranan filum Annelida
• Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan
tanah, membantu aerasi tanah, serta membantu pembentukkan humus. Selain
itu, dapat menjadi umpan ikan saat memancing
• Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu
dijadikan sebagai makanan

15
• Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan
darah.
• Cacing sutra untuk makanan ikan hias, baik dalam keadaan hidup maupun
kering
6. Peranan filum Mollusca
• Beberapa jenis kerang merupakan sumber protein hewani
• Kerang mutiara yang dapat ditemukan di Srilangka, India, Jepang, Indonesia,
dan Autralia menghasilkan mutiara yang dapat dijadikan sebagai perhiasan
• Mollusca yang bercangkang indah dapat dijadikan sebagai perhiasan dan
cinderamata
• Beberapa jenis siput merugikan karena bersifat merusak dan merupakan hospes
perantara cacing hati
• Teredo navalis menggerek kayu galangan kapal
7. Peranan filum Echinodermata
1) Peran yang menguntungkan:
• sebagai sumber bahan pangan; teripang bisa dibuat sop atau kerupuk, telur
dari landak laut, babi laut maupun bintang laut dapat dimakan oleh
penduduk di Pantai Pasifik
• sebagai pupuk, kerangka kering dari Echinodermata yang telah ditumbuk
halus, mengandung kalsium dan nitrogen yang tinggi.
• pembersih lingkungan pantai, karena makanan Echinodermata antara lain
hewan-hewan yang mati, sisa organik maupun kotoran hewan lainnya.
2) Peran yang merugikan:
• merusak struktur populasi hewan lain, karena bintang laut makanannya
berupa ikan termasuk kerang-kerangan dan tiram mutiara.
8. Peranan filum Arthropoda
1) Peran yang menguntungkan:
a) Crustacea:
• sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi
• sebagai zooplankton yaitu menjadi sumber makanan ikan
b) Arachnoidea: pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama
c) Myriapoda: membantu memecah bahan-bahan organic untuk membentuk
humus
d) Insecta:
• Bahan obat-obatan tradisional, seperti madu yang dihasilkan lebah
madu (Apis cerana, Apis mellifera, Apis indica)
• Bahan pembuat benang sutra, yaitu kokon yang dihasilkan ulat sutra
(Bombyx mori)
• Membantu proses penyerbukan (golongan kupu-kupu dan lebah)
• Predator terhadap hama-hama tanaman pertanian
• Membantu menguraikan sampah-sampah organik
• Di bidang ekologi, Insekta merupakan salah satu mata rantai makanan
yang sangat penting
• Dapat dijadikan sumber makanan (laron, gangsir, dan larva lebah)
2) Peran yang merugikan:
a) Crustacea :
• Merusak galangan kapal (Isopoda)
• Parasit pada ikan dan kura-kura (Cirripedia dan Copepoda)
• Merusak saluran irigasi (Ketam)
b) Arachnoidea
• Sarcoptes scabei, menyebabkan penyakit kudis pada manusia
• Psoroptes equi kudis pada ternak (domba, kelinci, kuda)
• Otodectes cynotis tungau kudis telinga (kucing dan anjing)
• Kalajengking dan beberapa jenis laba-laba merupakan gangguan karena
sengatannya
c) Insecta
• Parasit pada manusia (kutu kepala dan kutu busuk)
• Pembawa bibit penyakit (nyamuk,lalat,kecoa)
• Hama dan merusak tanaman budidaya (belalang, kumbang kelapa,
wereng, walang sangit, dan jenis2 ulat)
• Perusak bahan bangunan, contoh rayap, kumbang kayu
• Merusak bahan makanan yang disimpan (kumbang beras)

16
9. Peranan subfilum Vertebrata
a. Peranan kelas Pisces
1) Peran yang menguntungkan:
• Sumber makanan langsung maupun olahan
• Mendorong berdirinya pabrik-pabrik pengawetan, pengolahan, dan
pengalengan ikan
• Ikan sebagai bahan praktikum atau penelitian demi perkembangan dan
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
• Usaha tempat rekreasi dengan tempat pemancingan
• Sebagai sumber mata pencaharian, misalnya dengan bududaya ikan di
kolam, tambak, pemijahan ikan hias di akuarium
2) Peran yang merugikan:
• Ikan pari memikiki racun pada ekornya
• Ikan cucut sering merusak jaring para nelayan
• Beberapa ikan besar juga memakan ikan atau Crustacea sehingga
merugikan manusia
b. Peranan kelas Amfibia
• Dimanfaatkan di bidang kedokteran untuk diambil racunnya sebagai
“penguat denyut jantung”. Contoh racun Bufotallin dan Bufotenin dari katak
Bufo marinus
• Untuk tes kehamilan, contoh Bufo melanostictus
• Keperluan praktikum zoologi
• Katak membantu membinasakan nyamuk
• Jenis Urodela (Megalobatrachus maximus) disukai orang Jepang, dan jenis
Rana sp. Disukai orang Cina dan Jepang sebagai makanan
• Di bidang pertanian dan peternakan, Amfibia berperan sebagai natural
biological control (pengendalian hayati ilmiah) terutama terhadap populasi
serangga di alam yang memungkinkan “meledak” sebagai hama.
c. Peranan kelas Reptilia
• Sebagai predator alami, contohnya ular memakan tikus, bengkarung
memakan serangga
• Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur
penyu
• Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan untuk bahan obat-obatan.
d. Peranan kelas Aves
• Daging dan telur menjadi sumber protein hewani
• Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue
• Sebagai bahan industri, contohnya shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat
dari bulu pluma, sedangkan selimut, bantal, kasur dibuat dari plumula
(misal buku itik, ayam dan angsa)
• Membuka lapangan kerja, misalnya dengan beternak ayam, itik, angsa,
merpati, parkit, walet
• Burung dilatih dan dilombakan, misalnya merpati pos dapat mengantar
surat, burung perkutut untuk lomba suara
• Untuk kesenangan, misalnya untuk dinikmati suaranya, keindahan bulunya,
tingkah lakunya, dilatih menirukan manusia
• Sebagai predator alami. Burung-burung insekta juga berperan dalam
“pengendalian hayati alami”
• Di bidang sains digunakan untuk bahan praktikum
e. Peranan kelas Mammalia
1) Peran yang menguntungkan:
• Sumber protein hewani, misalnya daging sapi, kelinci, dan kambing
• Diambil susunya, misalnya susu sapi, susu kuda, susu kambing
• Sebagai bahan pakaian dari kulit yang disamak atau dari rambutnya,
misalnya lembu, kambing, paus, domba, rubah, kelinci
• Sumber bahan bakar, misalnya minyak dan lemak paus dan anjing laut
• Untuk transportasi, misalnya kuda, unta, keledai, gajah, kerbau, lembu
• Dilatih sebagai penjaga rumah, misalnya anjing, kucing, kera
• Untuk berburu serta memetik buah kelapa, misalnya anjing dan kera
• Membantu polisis dalam penyelidikan kasus kriminalitas, misalnya
anjing pelacak

17
• Untuk pertunjukan, misalnya sepak bola gajah, permainan matador
banteng, atraksi lumba-lumba dan lutung
• Sebagai bahan penelitian dan praktikum, misalnya kelinci dan tikus
• Untuk kerjainan tangan dari tulang, tanduk, dan kulit
2) Peran yang merugikan:
• Memangsa ternak
• Memakan buah-buahan
• Menjadi perantara penyebaran berbagai jenis penyakit.

18

Anda mungkin juga menyukai