ANIMALIA
1. MATERI PEMBELAJARAN
Hewan merupakan organisme atau makhluk hidup yang dapat dijumpai pada berbagai tempat,
baik air maupun daratan, daerah tropis maupun subtropis. Ada yang mandiri dan ada yang
menumpang pada organisme lain sebagai parasit, ada yang memakan tumbuhan, memangsa
hewan, dan ada yang memakan keduanya.
Kingdom Animalia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok hewan tidak bertulang belakang
(Invertebrata) dan kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata).
A. INVERTEBRATA
Invertebrata merupakan kelompok hewan tidak bertulang belakang. Invertebrata merupakan
kelompok hewan yang jumlahnya besar, terdiri atas beberapa filum, yaitu Porifera,
Coelenterata, platyhelminthes, nemathelminhtes, Annelida, Mollusca, Artropoda, dan
Echinodermata.
a. Calcarea, rangka terdiri atas rangka dari zat kapur/ CaCO3, hidup soliter dan
berkoloni. Contoh: Leucosolenia sp, Schypa sp, Cerantia sp, Sycon gelatinosum.
b. Hexatinellida, spikula tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang, memiliki bentuk
seperti gelas atau piala. Contoh; hyalonema, pheronema, euplectella suberea.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
c. Demospongia, tubuh terdiri atas serabut atau benang spongin tanpa skeleton. Tipe
saluran air leukon, umumnya berarna cerah. Contoh: Suberit sp, Cliona sp,
Spongilla lacustris, Chondrilla sp.
a. Askon, tipe ini adalah tipe paling sederhana.bentuk porifera seperti jambangan bunga.
Air yang masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol lalu keluar
melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki cabang maupun lekuk-lekuk.
Contoh : Leucosolenia sp.
b. Sikon, tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui saluran
yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui oskulum. Tipe ini dimiliki oleh
Scypha
c. Leukon (ragon), tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium
menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini barulah
mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum
a. Jenis spongia sp digunakan sebagai lat penggosok untuk mandi karena spikula tersusun
atas bahan serabut yang lunak.
b. Sebagai konsumen yang berperan mempertahankan keseimbangan bahan organik di
perairan.
Klasifikasi Coelenterata:
a. Hydrozoa, hidup di laut, berkoloni, soliter. Bila berkoloni tubuh berbentuk polip dan
mit\rip tumbuhan. Contoh: Hydra sp.
b. Schypozoa, fase dominan medusa. Bentuk seperti parasut atau payung yang melayang
di laut. Contoh: Aurelia aurita.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
3. Filum Platyhelminhes
Merupakan kelompok cacing dengan struktur tubuh paling sederhana. Tubuh pipih. Lunak,
simetris bilatreral, hermaprodit. Triploblastis, sistem pencernaan berupa rongga
gastrovaskuler, dan tidak memiliki rongga tubuh. Sistem saraf tangga tali.
Klasifikasi:
a. Turbellaria, umumnya hidup bebas, hanya beberapa yang parasit. Tubuh tipis seperti
daun, tidak bersegmen, memiliki bulu getar, intestinum bercabang. Contoh: Planaria
b. Trematoda, parasit pada vertebrata. Tubuh tertutup oleh lapisan kutikula, memiliki
alat penghisap/ sucker. Contoh: fasciola hepatica/ cacing hati. Hidup dewasa di dalam
hati manusia dan hewan ternak seperti sapi, babi dan kerbau. Tubuh 2-5 cm dengan
penghisap mengelilingi mulut atau di dekat perut. Pembiakan seksual dengan
pembuahan silang atau hermaprodit. Fasciola hepatica memiliki siklus hidup mulai
dari tubuh inangnya. Dalam tubuh inang, cacing dewasa memproduksi sperma dan
ovum dan melakuka pembuahan. Telur yang dibuahi keluar bersama feses dan bila
jatuh di tempat yang sesuai menetas menjadi mirasidium. Mirasidium berenang di
perairan dan bila menemukan siput air, mirasidium masuk ke tubuh siput dan
berkembang menjadi sporokista dan berkembang menjadi redia. Redia menjadi
serkaria dan membentuk ekor untuk keluar dari tubuh siput untuk menjadi
metaserkaria. Metaserkaria menempel pada tumbuhan air dan membungkus diri
dengan kista hingga termakan oleh hewan untuk siap masuk kedalam saluran
pencernaan dan menembus hati untuk menjadi dewasa.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
c. Cestoda, mempunyai tubuh pipih panjang menyerupai pita. Tubuh dapat dibedakan
menjadi kepala/koleks dan ruas tubuh yang dikenal dengan strobilus. Strobilus
terdiri ats rangkaian segmen yang disebut proglottid. Hidup pada usus babi atau sapi.
Contoh: Taenia saginata (sapi) dan Taenia solium (babi).
4. Filum Nemathelminthes
Berbentuk seperti benang dan hidup sebagai endoparasit pada hewan, tumbuhan atau
hidup bebasa pada air dan tanah.Tubu simetris bilateral dan triploblastik. Tubuh tertutupi
kutikula. Organ pencernaan makanan lengkap, memanjang dari mulut di ujung anterior
hingga anus. Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi esophagus, berkelamin
terpisahCaing jantan berukuran lebih kecil dibandingkan hewan betina, fertilisasi internal,
belum memiliki peredaran darah. Contoh: Ascaris lumbricoides/ cacing perut, Wuchereria
brancofti/ cacing filaria.
Cacing Perut (Ascaris lumbricoides) dapat mencapai panjang 49 cm hidup parasit di usus
halus manusia. Dalam usus, caing ini membentuk enzim yang menghambat produksi
enzim pencernaan.
5. Filum Annelida
Annelida merupakan cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau
gelang. Annelida memiliki rongga sebenarnya dengan tubuh dititupi kutikula nonkitin dan
dilengkapi dengan setae. Alat eksresi berupa nefridium. Hermaprodit dan sistem sirkulasi
tertutup, belum mempunyai pernafasan khusus, sistem saraf tangga tali.
a. Polychaeta, annelida laut, tubuh bersegmen dan dilengkapi oleh parapodium. Contoh
cacing wawo (Lysidicea oele) dan cacing palolo (Pololo viridis).
b. Oligochaeta, memiliki beberapa seta pada segmen tubuh, bentuk silindris dan hidup di
air tawar atau darat.memiliki kepala yang disebut prostomium, namun tidak
dilengkapi dengan mata, tentakel dan parapodia. Contoh: cacing tanah (Pheretima).
c. Hirudinea, hidup di air laut, tawar, dan tempat lembab. Tubuh pipih dorsoventral,
memiliki 1 prostomium dan 32 segmen tubuh. Contoh: Lintah (Hirudo medicinalis).
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
6. Filum Mollusca
Merupakan hewan lunak, tubuh simetris bilateral, triploblastik, tidak bersegmen. Tubuh
dilindungi mantel yang menghasilkan sekret berupa eksoskeleton yang dikenal dengan
cangkang. Saluran pencernaan lengkap dengan mulut dilindungi oleh gigi parut/ radula.
Respirasi dengan insang, paru-paru, atau melalui epidermis.
Klasifikasi
a. Amphineura, hewan dengan tubuh simetris bilateral, memiliki keping cangkang yang
merupakan eksoskeleton. Terdapat insang pada rongga mantel, hidup di laut,
menempel pada batuan. Contoh: Chiton, Nephillina
b. Gastropoda, menggunakan perut sebagai kaki. Hidup di laut, air tawar, maupun
daratan. Contoh: bekicot (Achatina fulica).
c. Scaphopoda, hidup di laut pada pantai berlumpur, tubuh simetris bilateral, dilindungi
oleh cangkang tubular yang terbuka pada kedua ujungnya. Memiliki kaki kecil untuk
menggali liang. Pada kepala memiliki beberapa tentakel, tidak memiliki insang.
Contoh: Dentalium sp.
d. Cephalopoda, merupakan kelas mollusca yang sudah maju, mempunyai endoskeleton,
eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Simetris bilateral, pada kepala terdapat lengan
yang memiliki sucker/ penghisap. Tubuh terdapat kepala, leher, dan badan.
Cephalopoda dapat bergerak dengan cepat dengan cara menyemprotkan air melalui
sifon hingga tubuh terdorong ke depan. Pada bagian kepala cephalopoda terdapat
delapan atau sepuluh kaki yang telah mengalami modifikasi menjadi lengan/ tentakel.
Pada gurita tentakel dilengkapi dengan alat penghisap. Pada bagian kanan dan kiri
terdapat sirip sebagai alat pendayung untuk bergerak kedepan dan kebelakang.
Sistem pencernaan cukup kompleks yang terdiri atas rongga mulut, kelenjar ludsah,
faring, laring, esophagus, usus, dan anus. Sistem peredaran darah ganda dan alat
eksresi nefridia. Sistem saraf terdiri atas tujuh ganglion yang terdapat pada kepala.
Jenis kelamin terpisah. Contoh cephalopoda: cumi-cumi (Loligo indica), gurita
(Octopus), Nautilus pompilus.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
Memiliki kaki yang pipih, dengan insang berupa lembaran berlapis-lapis dan terdapat
dua belahan cangkang. Cangkang pada bivalvia dibentuk lapisan mantel yang terdiri
atas 3 lapisan: periostrakum yang terbuat dari kitin, prismatic dari CaCO3, dan
nakreas yang tersusun atas butir CaCO3 halus yang mengkilat jika terkena cahaya.
Antara cangkok dan mantel terkadang dapat dimasuki benda asing seperti pasir yang
menjadi inti untuk pembentukan lapisan mutiara. Jenis tiram yang dapat
menghasilkan butiran mutiara misalnya; Pinctada margaritifera yang terdapat di
Indonesia bagian timur.
7. Filum Artropoda
Merupakan kelompok hewan yang memiliki kaki beruas-ruas, merupakan filum terbesar
pada kingdom animalia. Artropoda ditemukan dimana-mana, seperti di darat, air, tanah
dan parasit pada hewan dan tumbuhan. Arthropoda memiliki tiga lapisan tubuh, selomata,
dan tubub derta kaki beruas-ruas. Tubuh simetris bilateral terdiri atas kepala, dada, dan
abdomen. Tubuh dibungkus oleh kitin yang berfungsi sebagai eksoskeleton. Pada bagian
tertentu tidak diselapiti oleh kitin. Sehingga dapat digerakkan. Pada waktu tertentu
Arthropoda dapat mengalami pergantian kulit/ eksdisis/ molting.
Sistem pencernaan makanan pada Arthropoda sempurna, dimulai dari mulut yang
dilengkapi dengan rahang hingga berakhir pada anus. Sistem peredaran darah terbuka
dengan kaungan hemosianin pada darah. Pernafasan dilakukan oleh sistem trakea, dan
eksresi dilakukan oleh pembuluh malpigi yang bermuara ke usus. Umumnya reproduksi
dikakukan secara seksual, namun beberapa diantaranya ada yang mampu melakukan
partenogenesis. Sistem saraf tangga tali.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
Klasifikasi Phylum Arthropoda
Kriteria Kelas
Tubuh Sefalotorak, Kepala, dada, Sefalotorak, Kepala dan Kepala dan badan
abdomen perut abdomen badan yang memanjang agak
bentuknya gepeng
silindris
Kaki Sepasang Tiga pasang Empat Setiap ruas dua Setiap ruas
pada setiap pada dada pasang pada pasang kaki sepasang kaki
ruas sefalotorak
Sayap Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Gambar
Khusus pada kelas Insekta terjadi proses metamorfosis, atau proses perubahan bentuk
menuju proses kedewasaan, yang dibedakan menjadi tiga kelompok:
a. Sebagai sumber makanan yang mengandung protein dan komoditi ekspor, contoh:
udang, kepiting.
b. Membantu penyebukan tanaman, contohnya; kupu-kupu, dan tawon.
c. Menghasilkan madu, contohnya lebah madu.
d. Menghasilkan benang sutra, contohnya ulat sutra.
e. Parasit pada manusia, hewan, dan tanaman bududaya, contohnya: tungau/ caplak
f. Parasit pada tikus yang dapat menularkan penyakit pes, contohnya hewan dari
kelompok Acarina.
g. Mencemari air dan merusak kayu bangunan, contohnya: barnakel/ Crustacea,
Helmintheris sp.
h. Merusak tanaman budidaya, contohnya belalang, kumbang, ulat.
i. Sebagai vektor dari berbagai penyakit pada manusia: malaria (Anopheles), demam
berdarah (Aedes sp), elephantiasis (Culex sp), Diare (Musca domestica).
8. Filum Echinodermata
Merupakan kelompok hewan berkulit duri, yang terdiri dari lempengan zat kapur dengan
duri-duri kecil pada permukaannya, triploblastik selomata, pada saat dewasa simetris
radial, larva simetris bilateral. Echinodermata merupakan hewan pemakan sampah
sehingga lingkungan laut menjadi bersih. Pergerakan dilakukan dengan sistem
ambulakral. Sistem pencernaan sederhana, beberapa diantaranya tidak memiliki anus.
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
Memiliki sistem saluran air yang terdiri atas madreporit, saluran batu, saluran cincin,
saluran radial, saluran lateral, kaki ambulakral, dan gelembung otot/ ampula.
Klasifikasi Echinodermata:
B. CHORDATA/ VERTEBRATA
Filum Chordata dibagi menjadi 4 subfilum
a. Subfilum Hemichordata. Ciri-ciri umum: bentuk tubuh seperti cacing dengan bagian
tubuh menjadi proboscis-leher-dan badan, hidup di laut, notochord pendek, mempunyai
celah insang, sistem reproduksi secara seksual, fertilisasi internal. Contoh: Saccoglossus sp.
b. Subfilum Urochordata. Ciri-ciri: tubuh pendek dan tebal, hidup di laut, notocord
menghilang saat perkembangan, hermaprodit, reproduksi seksual denagn tunas. Contoh:
Molgula sp.
c. Subfilum Cephalochordata. Ciri-ciri: bentuk tubuh seperti ikan, tanpa sirip, pipih, dan
memanjang, hidup di laut, notokord berkembang baik, sistem reproduksi secara seksual,
fertilisasi eksternal. Contoh: Amphioxus sp.
d. Subfilum Vertebrata. Ciri-ciri umum: tubuh simetris bilateral, terdiri atas kepala, leher,
badan, dan ekor, meskipun ada yang tidak berleher dan berekor. Notokord terdapat pada
masa perkembangan embrio.
Vertebrata memiliki beberapa kelas :
1). Kelas Pisces. Pisces hidup di air dengan struktur sebagai berikut:
a). Mempunyai sirip punggung, dada, ekor, dada, perut, anal dan ekor untuk
membantu dan menjaga keseimbangan tubuh.
b). Mempunyai gurat sisi untuk mngetahui tekanan air sehingga dapat menempatkan
diri di dasar atau permukaan air.
c). Mempunyai gelembung renang yang memudahkannya naik turun dalam air
d). Mempunyai kulit bersisik yang licin karena berlendir. Lendir membantu
gerakannya dalam air.
a). Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), terjadi fertilisasi internal, contoh : ikan hiu
dan ikan pari.
b). Osteoichtyes (ikan bertulang sejati), terjadi fertilisasi eksternal, contoh: ikan mas,
ikan sepat, dan ikan bandeng.
a). Poikiloterm
d). Memiliki fase larva yang hidup di air, setelah mengalam,i metamorfosis berubah
menjadi katak dewasa didarat.
g). Contoh: katak hijau (Rana pipiens), katak darat (Bufo terestris), dan salamander
(Schtyosis glutinosus).
Susy Novianti, Bahan Ajar Animalia
3). Kelas Reptilia.
a). Poikiloterm
c). Tubuh berkulit tebal, tidak berlendir, sedikit mengandung kelenjar, dan bersisik.
f). Alat kelamin hewan terpisah, fertilisasi internal dengan alat kopulasi berupa
hemipenis.
a). Squamata, dengan 2 subordo: Lacertilia (bangsa kadal), dengan empat tungkai.
Contoh: kadal (Mabouya sp), bunglon (Draco sp), dan komodo (Varanus
komodoensis). Ophidia (bangsa ular), tidak mempunyai tungkai, rahang atas dan
rahang bawah tidak mempunyai sendi. Contoh: piton (Phyton reticulatus), kobra
(Naja naja), dan ular sanca hijau (Chondrophyton viridis).
b). Testudinata (bangsa kura-kura dan penyu), tubuh terlindungi karapaks di bagian
atas dan plastron di bagian bawah, tidak mempunyai gigi, rahangnya dilapisi zat
tanduk. Contoh: kura-kura air tawar (Chelydra serpentia) dan penyu hijua
(Chelonia mydas).
c). Crocodilia (bangsa buaya), mempunyai kulit tebal, rahang kuat, pada lubang hidung
dan telinga terdapat klep yang dapat menutup ketika berada dalam air. Contoh:
buaya muara (Crocodilus porosus).
b). Alat gerak berupa empat tungkai, tungkai depan mengalami modifiokasi menjadi
sayap.
f). Fertilisasi secara internal, hewan jantan memiliki penis dan hewan betina
mempunyai satu ovarium.
g). Homoiterm/ endoterm, yaitu menhgasilkan panas sendiri dalam jumlah cukup.
a). Archaeornithes, mempunyai gigi di kedua rahang, ekor berbulu dan berukuran
panjang. Semua anggota telah punah. Contoh Archaeopteryx dan Archaeornis.
b). Neonithes, memiliki sternum sempurna, ekor berbulu, dan berukuran pendek.
Terbagi menjadi 2 kelompok: Paleognathae, merupakan burung yang tidak dapat
terbang (Ordo Sphenisciliformes: pinguin), (Ordo casuariformes:kasuari), (Ordo
Apterygiformis: kiwi) dan Neognathae, merupakan burung yang dapat terbang
(Ordo Galliformes,), (Ordo Passeriformes: kutilang), (Ordo Anseriformes: itik),
(Ordo Coraciformes).
a). Homoitermal.
d). Rodentia, mammalia pengerat, gigi serinya seperti pahat dan tumbuh terus
dari akarnya. Contoh: kelinci, tikus, marmut, landak, dan tupai.
e). Chiroptera, mammalia yang dapat terbang. Contoh: kelelawar dan kalong.
f). Pholidota, mammalia tidak bergigi. Tubuh terbungkus sisik dari zat tanduk dan
rambut. Terdapat lidah kecil dan panjang untuk menangkap semut sebagai
makanannya. Contoh: trenggiling (manis javanicus).
g). Carnivora, mammalia pemakan daging, mempunyai gigi kuat dan taring besar
dan tajam. Contoh: kucing, harimau, anjing.
k). Ungulata, hewan berkuku: Genap (artiodactyla). Contoh: unta, jerapah, kijang,
domba, sapi, kambing, kerbau. Ganjil (perrisodactyla). Contoh; kuda, tapir, badak,
kuda nil.